Sistim Ekskresi Pada Manusia

  • Uploaded by: I Gede Gegiranang Wiryadi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistim Ekskresi Pada Manusia as PDF for free.

More details

  • Words: 2,749
  • Pages: 10
Tugas biologi

KELOMPOK ANELIDA GEGIRANANG WIRYADI ( AYU SRININGSIH ( YUNI ERMAWATI ( ERNI ROLIS AENTI ( SOMANTARI YULIANA (

) ) ) ) )

SMA N 2 AMLAPURA 2007/2008

SISTEM EKSKRESI Setiap makhluk hidup melakukan metabolisme untuk mendapatkan energi untuk kebutuhannya. Disamping energi yang dihasilkan, juga ada sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh

tubuhnya. Sisa tersebut haruslah dikeluarkan agar tidak terjadi sesuatu yang mengganggu aktifitas makhluk yang bersangkutan. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme disebut ekkresi. Jadi ekresi adalah proses pengluaran zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dan di keluarkan bersama urine, keringat dan udara pernapasan.

SISTIM EKSKRESI PADA MANUSIA Sistem ekskresi pada manusia meliputi alat-alat ekskresi, diantaranya berupa ginjal,kulit,paruparu dan hati organ tersebut mengluarkan air, NH2,urea dan asam urat,kulit mengeluarkan air,urea dan garam tertentu dalam keringat, paru-paru mengluarkan gas CO2 dan H2O, hati mengluarkan zat warna empedu.

Gbr. Alat ekskresi pada manusia.

A. GINJAL 1. Struktur ginjal Ginjal terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar atau korteks dan lapisan dalam atau medula. Di dalam ginjal terdapat satuan struktural dan pungsional terkecil yang disebut NEFRON. Nefron terdiri atas badan malpighi, yang tersusun oleh 6 lomeruhes dan kapsula (simpai) Bawman, tubulus kontortus proksimal, lengkung heule, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektius. Semua bagian nefron terdapat di korteks ginjal, kecuali lengkung heule di medula ginjal. Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: a. korteks (bagian luar) b. medulla (sumsum ginjal) c. pelvis renalis (rongga ginjal). Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Gbr. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra. 2. Proses Permbentukan Urine Proses pembentukan urine meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal

a. Proses Penyaringan (Filtrasi) proses filtrasi terjadi dalam badan malphigi, yaitu pada gomelorus dan kapsula Bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glamerulus di saring oleh kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebul fitrat glomerulus / urine primer. Proses filtrasi ini terjadi karena tekanan darah akibat pengembangan dan pengerutan artiriole aferen yang menuju dan meninggalkan glumerulus. b. Proses Penyerapan Kembali (Reabsorpsi) urine primer yang terbentuk masih banyak mengandung zat yang berguna bagi tubuh. Di dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna direabrorpsi oleh darah dari pembuluh yang menglilingi tubulus. Sebaliknya darah melepaskan zat sampah yang diangkut menuju tubulus. Zat-zat yang duserap kembali meliputi : Air, gukosa, asam amino, ion-ion Na2+, sedangkan urea hanya diserap sebagian. Hasil reabsorsi berupa urine sekunder / Filtrasi tubulus yang didalamnya mengandung garam, air, urea, dan pigmen empedu. Pigmen empedu ini berfungsi memberi warna dan bau pada urine. c. Augmentasi Urine sekunder yang terbentuk pada proses reabsorpsiakan masuk ke dalam tubulus kolektivus. Pada tubulus ini, pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna dan menyerap kelebihan air. Pada fase ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga terbentuk urine yang sesungguhnya. Dari tubulus kolektivus selanjutnya urine sesungguhnya ini dibawa ke peluis rendis kemudian mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus (Urine Primer) Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus (Urine Sekunder) Tubulus Kontortus Distal U R I N E.

reabsorbsi di Tubulus augmentasi di Proses pembentukan urine

Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya urine, antara lain: - zat-zat Dioritika. Kopi, teh, dan alkohol merupan merupakan zat diurit yang mampu menghambat reabsorpsi Na+ sehingga konsentrasi Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ..postenor meningkat dan reabsorpsi air terhambat dan volume urine meningkat. Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes Insipidus. - Jumlah cairan yang diminum (Balans cairan). Jika kitatidak minum sehari, konsentrasi darah menjadi rendah. Ini akan merangsang hormon ADH yang dapat meningkatkan reabsorpsi air ginjal sehingga volume urine menurun. - Jumlah garam yang masuk. - Suhu. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan respirasi, cepatnya respirasi menyebabkan volume urine menurun. 3.

Gangguan pada Ginjal a. Nefritis Adalah kerusakan ginjal pada glomelurus akibat infeksi kuman yang dapat menyebabkan uremia da edema. b. Glukosuria Penyakit yang ditujukan oleh adanya glukosa pada urine, yaitu kadar glukosa dalam darah meningkat akibat kekurangan insulin. c. Albuminuria Penyakit yang ditujukan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. d. Hidronefosis Adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat di alirkan keluar akibat adanya penyempitan ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal. e. Ketosis Ditemukannya keton dalam urine, hal ini terjadi pada orang yang diet karbohidrat. f. Hematuria Ditemukannya eritrosit dalam urine, akibat peradangan organ urinaria. g. Batu Ginjal Ditemukannya suatu endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kantung kemih ini diakibatkan penderita terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan air yang sedikit. h. Polioria Kelainan urine yang dikeluarkan tubuh amat banyak dan encer. i. Oligourta Urine yang dihasilkan sedikit kadang bahkan tidak sama sekali hal ini disebabkan kerusakan ginjal ter total j. Inkontinensia Keluarnya air kencing yang tidak terduga.

B. KULIT Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Pada orang dewasa tebal kulit basa mencapai 0,01cm sampai 0,5 cm. Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Fungsi kulit antara lain: 1. Pelindung tubuh dari kerusakan fisik seperti gesekan, panas atau zat kimia 2. Mengatur suhu tubuh agar tubuh tidak banyak kehilangan air 3. Mengekkresikan zat-zat sisa metabolisme dalam bentuk keringat 4. Menerima rangsang dari luar, karena didalam kulit terdapat saraf perasa dingin (korpuskula klausse), saraf perasa tekanan (korpuskula paccini), dan saraf perasa panas (korpuskula ruffini)

5. Tempat menyimpan cadangan makanan

Gbr. Struktur kulit.

Struktur kulit dan fungsinya 1. Lapisan epidermis Pada lapisan epidermis terdapat beberapa lapisan, yaitu: a. Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas. Terdapat di permukaan kulit, tersusun dari sel-sel yang bersifat keras dan tahan dari air. Pada tempat-tempat tertentu lapisan mengalami penebalan, misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki. Fungsi dari lapisan ini adalah sebagai pelindung sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit. b. Stratum lusidum. Lapisan berwarna kuning, terletak setelah stratum korneum. c. Stratum granulosum yang mengandung pigmen. Merupakan lapisan kulit berpigmen. Berfungsi untuk mengganti sel-sel di lapisan stratum korneum yang rusak. Lapian ini berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan malphigi, pada stratum granulosum terjadi akumulasi kratin yang menyebabkan sel-sel pada lapisan ini kehilangan nukleus yang akhirnya mati. d. Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.merupakan lapisan basal yang sel-selnya aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin, pigmen ini yang nantinya akan menentukan warna kulit. Melanin dapat melindungi jaringan agar terhindar dari sinar ultraviolet. 2. Lapisan dermis Terletak di bawah lapisan epidermis, lebih tebal dari lapisan epidermis. Terdapat bagianbagian pada lapisanini, antara lain: a. Pembuluh darah. Pembuluh darah isini berfungsi untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke lapisan epidermis dan lapisan dermis. Selain itu juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh. b. Folikel rambut. Merupakan kantung yang mengelilingi akar rambut. Dari forikel akan tumbuh rambut yang berwarna hitam, warna hitam disebabkan karena adanya melanin. c. Kelenjar minyak (glandula sabacea). Berfungsi menghasikan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut. Selain itu juga berfungsi untuk melundungi kulit dari bakteri. Pada kulit yang terdapat jaringan lemak (jaringan adipose), dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan. d. Kelenjar keringat (glandula sudorifera). Kelenjar keringat pada kulit berfungsi berbentuk seperti pembuluh yang mengembung, tersusun dari sel-sel yang berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpan di dalam pembuluh. Kelenjar ini mengalami desakan ke parmukaan kulit dan jika mendapat rangsangan dari lauar ataupun dalam tubuh akan mengeluarkan keringat. Kelenjar miyang menghasilkan minyak yang penting untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut, sedangkan kelenjar keringat terdapat di selurh permukaan tubuh dan jumlahnya 25 juta. Permukaan tubuh yang paling sedikit terdapat kelenjar keringat adalah telapak tangan, ujung jari dan kulit muka. Aktivitas kelenjar keringat bekerja di

bawah pengaruh pusat pengaturan suhu di hipotalamus dengan enzim brandikin. Fungsi hepatolamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalui hipotalamus lebih rendah dari suhu normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan ragsangan ke kulit untuk mengurangi kecepatan hilangnya panas dengan cara mengurangi aliran darah melewati pembuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat. Dalam keadaan normal (beraktivitas biasa) tubuh kita menguluarkan keringat sebanyak 500cc per jam. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Aktivitas tubuh yang maeningkat menyebabkan keluarnya keringat lebih banyak. 2. Suhu lingkungan 3. Gunangan emosi 4. rangsangan sarafsimpati akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat.

Gangguan dan kelainan pada kulit 1. Jerawat. Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh aktivitas kelenjar lemak yang berlebihan, adanya gangguan pada proses pengelupasan kulit, serta adanya bakteri di permukaan kulit. 2. Eksim atau Dermatitis. Gangguan yang disebabkan oleh alergi, stres bawaan, ataupun kontak dengan penyebab iritasi. 3. Panu dan Kurap. Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di daerah lipatan –lipatan kulit yang dipicu oleh kelembaban. Gejala yang tampak pada gangguan kulit ini antara lain gatal-gatal, bersisik, berwarnaputih (panu) dan kemerahan (kurap). 4. Kusta. Kelainan pada kulti yang disebabkan Microbackterium leprae. Gejalanya biasanya terdapat benjolan-benjolan kecil berwarna merah muda atau eunguan pada kulit. Benjolan ini dapat menyebar berkelompok, hingga dapat mencapai ke mata dan hidung serta menyebabkan pendarahan.

Cara perawatan dan penjagaan kesehatan kulit. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menjaga kesegaran kulit dengan air. Olah raga yang cukup Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari Menghindari rokok Menghindari alkohol Menghindari stres

C. PARU-PARU Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga bergfungsi sebagai alat ekskresi, mengeluarkan zat sisa oksidasi. Proses pembakaran zat makanan dalam sel-sel tubuh disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi menghasilkan zat sisa berupa gas CO2 dan uap air (H2O) yang kemudian diangkut oleh darah dari jaringan ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan ke luar tubuh saat ekspirasi. Pada dasarnya CO2 diangkut dalam plasma darah dalam bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Proses berantai tersebut adalah sebagai berikut: 1. Darah pada alveolus paru-paru mengikat oksigen dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan 2. Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk selanjutnya dikeluarkan bersama H2O dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya sangat rumit tersebut dapat dituliskan seperti CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+ Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedangkan HCO- dikeluarka dari sel darah merah masuk ke dalam plasma darah kemudian kedudukan HCO3- digantikan oleh ion Cl- dari plasma darah.

D. HATI Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuhdan merupakan salah satu organ terpenting dalam ekskresi. Fungsi hati antara lain: 1. menyimpan gula dalam bentuk glikogen 2. menawarkan racun 3. tempat pembentukan dan pembongkaran protein dan sel darah merah(eritrosit). Sebagai alat ekskresi, hati mengeluarkan empedu, yaitu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6 ,mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen(zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverolin. Hati juga menghasilan enzim orginase yang Gbr. Hati manusia

berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Dalam sel-sel tubuh, organitin diubah menjadi asam amino sitrolin. Sitrolin juga berfungsi mengikat NH3 menjadi orginin yang hanya dapat dipecah dalam hati, sedangkan urea dan hati diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Dalam hati terdapat histiosit yang bertugas menangkap dan merombak eritrosit yang telah tua. Setiap detik, setiap detik tubuh memproduksi + 10 eritrosit dan sejumlah itu pula eritrosit dirombak oleh hati. Hemoglobin dari sel darah merah dirombak menjadi globin dan hemin yang mengandung zat besi, disimpan dalam hati dan kemudian dikembalikan kesumsum tulang. Globin dipakai kembali dalam metabolisme dan juga akan digunakan kembali untuk membentuk hemoglobin yang baru. Hemin akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang tersimpan dalam kantung empedu. Dari kantung empedu, zat ini akan dikeluarkan ke usus dan selanjutnya keluar

bersama feses. Bilirubin yang berwarna hijau kebiruan akan dioksidasi sehingga berwarna kuning kecoklatan, zat inilah yang memberi warna pada urine dan feses.

SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN Hewan Invertabrata 1. Protozoa. Misalnya pada Amoeba dan Paramaecium, belum memiliki alat khusus untuk ekskresi. Pada organisme ini CO2 dan urea dikeluarkan vakuola kontraktil yang bekerja sel pesiodik.

2. Porfera. Sama halnya dengan protozoa, porifera belum memiliki alat ekskresi yang khusus, sisa metabolisme dikeluarkan langsung secara difusi yaitu dari sel epidermis menuju lingkungan.

3. Coelentrata Coelentrata belum memmuliki alat ekskresi yang khusus, semua sisa metabolisme dikeluarkan secara difusi. 4. Platyhelmintes Alat ekskresi platyhelminthes seperti pada planaria berupa sel-sel berambut getar. Karena rambut getar tampak seperti api, maka selsel ini disebut sel api (flame sel) atau protonefrida. Sistem ekskresi pada planaria terdiri atas saluran ekskresi dan lubang ekskresi. Sel api terdapat di dalam jaringan tubuh dan berhubungan dengan saluran ekskresi. Kelebihan air dan zat sisa yang berbentuk cair yang ada pada jaringan tubuh akan dimasukkan ke dalam sel api. Dengan getaran silia yang terdapat pada sel api, zat sisa terdorong ke dalam saluran pertama, kemudian masuk ke saluran kedua yang lebih besar, dan pada akhirnya ke luar tubuh melalui lubang-lubang yang terdapat pada permukaan tubuhnya.

5. Annelida Alat ekskresi pada anelida disebut Nefridda, yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya yang jumlahnya sepasang. Nefridia dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut nefroston. Nefroston berfungsi untuk menarik dan mengambil cairan tubuh.

Cairan tubuh di tarik ke nefrostom oleh gerakan silia dan otot. Pada saat cairan tubuh mengalir melalui nefridium, zat yang diperlukan tubuh seperti air,zat makanan dan ionion diserap untuk diedarkan ke seluruh tubuhmelalui darah, sementara zat-zat sisanya seperti air, senyawa nitrogen (amonium dan ureum), dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan ditampung di kantung kemih dan akan. Zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui nefridior (lubang nefriolium), dan garam.

6. Insekta Ala t

ekskresi pada hewan berupa pembuluh malpighi, yaitu berbentuk buluh buluh halus berwarna kuning. Tubulus malpighi terletak diantara rusuk tengah dan usus belakang. Pembuluh malpighi berfungsi sebagai ginjal dan juga sebagai paru-paru dan mengeluarkan zat sisa berupa CO2. Zat-zt sisa metabolisme diserap dari cairan jaringanoleh tubuh malpighibagian ujung distal. Dari bagian ini cairan masuk ke bagian proksimal ke pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengadung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksoskleton (rangka luar)

7. Molusca Alat ekskresi moluska berupa ginjal ’nefridia’. Umumnya ginjal ini dihubungkan pada rongga perikardium.

Hewan Vertabrata 1. Pisces Alat ekskresi pada aves berupa sepasang ginjal. Opistonefros yang merupakan tipe ginjal primitif. Di dalam ginjal opistonefros tidak ada glomelurus(tidak ada filtrasi). Pada ginjal ini tubulus bagian anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan di bagian posterior. Mekanisme ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air asin atau laut. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insangserta mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sedangkan pada ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMD) yang memberi bau khas pada ikan laut, mengekskresikan ion-ion lewat insang serta mengeluarkan urine sedikit.

2. Amfhibia

Anggota amphibia misalnya katak, memiliki alat ekskresi berupa ginjal opistonefros. Pada katak betina saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal katak dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria.

3. Reptil Alat ekskresi pada reptilia, misalnya kadal berupa ginjal metonefros yang lebih maju dari pada ikan yang menggunakan ginjal opistonefros. Hasil ekskresi re[tilia berupa asam urat berbentuk pasta berwarna putih. Reptilia hanya menggunakan sedikti air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun.

4. Aves Aves mempunyai alat ekskresi berupa ginjal metonefros. Unggas tidak memiliki kantung kemih sehingga ginjal berhubungan ureter menuju kloaka. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolismenya sangat tinggi. Sampah yang mengandung nitrogen dibuang melalui kloaka dalam bentuk asam urat bercampur feses.

____------bond's------____

Related Documents


More Documents from "Dewi Tri A"

Him Pun An
June 2020 25
Pkm-p
June 2020 18
Sistem Saraf
June 2020 29
Drama, Bhs Bali
June 2020 23
Bhuwana Alit
June 2020 18