Sistem Pernapasan Pada Hewan.docx

  • Uploaded by: Novi Indriani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Pernapasan Pada Hewan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,433
  • Pages: 18
SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN KONSEP DASAR BIOLOGI DAN IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa) Dosen Pengampu : Drs. Hery Kresnadi, M.Pd

Kelas 2 A PPAPK-PT Kelompok 2 : 1. DEWI SEPTIANINGSIH 2. JOICE ANGELA 3. LAMBERTA DESWANTI 4. MAYA SARI 5. NOVI INDRIANI 6. JUSTEN SEFTIAN 7. VIONITA SHERLY SAILANA 8. WULAN SUCI

F1082181015 F1082181033 F1082181005 F1082181035 F1082181017 F1082151016 F1082181023 F1082181025

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PERNAPASAN PADA HEWAN Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, tentu anda mengetahui bahwa bernafas merupakan suatu proses yang sangat penting dan fundamental dalam keberlangsungan hidup hewan. Sistem pernapasan biasa dijabarkan dengan proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh sehingga akan dihasilkan energi, karbondioksida, dan juga uap air. Walaupun inti dari sistem pernapasan pada hewan itu secara umum sama, namun tentu terdapat berbagai perbedaan cara bernafas dari satu spesies hewan dengan spesies hewan yang lainnya. Pernapasan pada hewan tingkat rendah berlangsung secara difusi. Mekanisme pernapasan pada hewan bergantung pada sifat lingkungannya. Hewan darat memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan sistem pernapasan hewan air. Respirasi pada protozoa terjadi dengan cara aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan oksigen yang masuk ke dalam tubuh secara difusi dan osmosis melalui selurut permukaan tubuh. Respirasi anaerob terjadi pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul sederhana tanpa menggunakan oksigen. Pernapasan pada hewan ada yang dilakukan secara difusi yaitu langsung melalui selsel permukaan tubuh. Ada pula hewan yang melakukan pernapasan dengan alat-alat khusus seperti insang, kulit, trakea, dan paru-paru. Berikut ini adalah macam-macam proses respirasi hewan. 1.

Sistem Pernapasan pada Protozoa (Bersel Satu) Kelompok hewan pertama yang akan dibahas adalah kelompok hewan bersel satu atau yang biasa disebut juga dengan hewan protozoa. Protozoa adalah hewan bersel satu dan tidak memiliki alat pernapasan khusus. Pernapasan dilakukan dengan proses masuk dan keluarnya oksigen dan karbon dioksida melalui permukaan sel secara difusi. Yang termasuk ke dalam hewan bersel datu ini adalah bakteri semacam Amoeba sp dan Paramaecium. Dengan menggunakan O2 untuk keperluan oksidasi, kadar O2 di dalam tubuhnya berkurang, sedangkan kadar CO2 bertambah. Hal ini mengakibakan terjadinya perbedaan kadar oksigen di luar dan di dalam sel. Selanjutnya, oksigen berdifusi masuk ke dalam sel. Demikian juga, apabila kadar CO2 di luar sel tetap, sedangkan kadar CO2 di dalam sel bertambah, CO2 di dalam sel berdifusi ke luar sel.

Bagaimana

hewan

bersel

satu

melakukan sistem respirasi? Hewan

yang

tergabung

dalam

kelompok hewan bersel satu ini belum memiliki organ pernapasan di dalam tubuh mereka, sehingga proses respirasi

hewan

bersel

satu

ini

mengandalkan keluar masuknya udara melalui membran sel di kulit mereka. Biasanya sistem pernapasannya mengandalkan keluar masuknya udara secara difusi, dimana ketika hewan bersel satu bernapas, konsentrasi oksigen di dalam sel semakin berkurang, sementara konsentrasi sisa metabolisme-nya yang berupa karbondioksida justru akan semakin meningkat. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar oksigen di dalam dan juga di luar sel, dimana konsentrasi oksigen akan menjadi lebih tinggi di luar sle daripada di dalam sel, dan hal inilah yang menyebabkan oksigen masuk ke dalam sel secara difusi. Disisi lain, meningkatnya konsentrasi sisa metabolisme yang berupa karbondioksida di dalam sel membuat kadar karbondioksida di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan dengan di luar sel, sehingga karbondioksida akan berdifusi keluar sel. 2.

Sistem Pernapasan pada Invertebrata (Tidak Memiliki Tulang Belakang)

2.1.

Sistem Pernapasan pada Porifera Pada porifera, air yang membawa oksigen masuk melalui pori-pori tubuh (ostium) lalu masuk ke koanosit secara difusi. Di dalam mitokondria pada sel koanosit, oksigen digunakan untuk mengurai molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbon dioksida. Karbon dioksida dibawa keluar oleh air melalui spongosoel lalu menuju oskulum dalam mitokondria sel koanosit.

2.2.

Sistem Pernapasan pada Moluska

Hewan anggota filum moluska terdiri dari dua kelompok yaitu moluska darat dan moluska air. Moluska darat seperti bekicot, bernapas dengan paru-paru. Sedangkan moluska air seperti kerang bernapas dengan insang. 2.3.

Sistem Pernapasan pada Arthropoda Filum arthropoda terdiri dari 4 kelas yaitu crustacea, myriapoda, arachnida, dan insekta. Crustacea (udang dan kepiting) bernapas dengan insang, myriapoda (lipan dan luwing) bernapas dengan trakea, arachnida (laba-laba dan kalajengking) bernapas dengan paru-paru buku, dan insekta (serangga) bernapas dengan trakea.

2.4.

Sistem Pernapasan pada Coelenterata Coelenterata tersusun atas dua lapisan sel yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Coelenterata memiliki alat bantu pernapasan yaitu berupa lekukan jaringan yang disebut sifonoglifa.

2.5.

Sistem Pernapasan pada Echinodermata Hewan-hewan echinodernata seperti bintang laut, landak laut, dan mentimun laut hidup di air laut. Echinodermata bernapas dengan insang kulit.

2.6.

Sistem Pernapasan pada Cacing Cacing tidak memiliki alat pernapasan khusus. Sehingga oksigen harus berdifusi melalui kulit untuk masuk ke dalam kapiler darah. Karbon dioksida juga keluar melalui kulit. Proses pernapasan semacam ini disebut pernapasan integumenter. Cacing memiliki permukaan yang licin supaya tetap lembap sehingga memudahkan terjadi pertukaran gas.

Bagaimana cacing melakukan sistem respirasinya? Kulit cacing pada umumnya memiliki banyak kapiler darah dan juga kelenjar lendir yang secara kontinu akan selalu menghasilkan lendir. Lendir yang dihasilkan ini memiliki manfaat untuk menjaga kulit cacing agar tetap basah sehingga oksigen akan mudah berdifusi melalui permukaan kulit cacing. Oksigen yang masuk ke dalam tubuh cacing melalui proses difusi ini akan berikatan dengan hemoglobin di dalam plasma darah sehingga membentuk oksihemoglobin, yang kemudian siap diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Zat sisa pembakaran yang berupa karbohidrat dan juga uap air kemudian akan keluar melalui permukaan kulit cacing melalui proses difusi.

3.

Sistem Pernapasan pada Vertebrata (Memiliki Tulang Belakang) 3.1.

Sistem Pernapasan pada Ikan (Pisces) Ikan memiliki alat pernapasan berupa insang. Insang digunakan dikarenakan ikan hidup di dalam air. Insang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala. Namun, terdapat ikan dipnoi yan bernapas dengan menggunakan paruparu. Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang disebut labirin yang berfungsi untuk menyimpan udara, sehingga

ikan tersebut dapat hidup di air yang kekurangan oksigen. Insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan alat transportasi garam-garam. Pertukaran gas secara efisien terjadi ketika air mengalir melalui lembaran insang dan darah yang berada di permukaan insang mengalir dengan arah yang berlawanan (countercurrent). Dengan cara demikian, sekitar 80— 90% oksigen sangat efisien masuk ke aliran darah. Pada ikan bertulang keras, misalnya ikan mas, insang dilindungi oleh tutup insang. Sebaliknya, ikan bertulang rawan, misalnya hiu. tidak memiliki tutup insang. Sebagian besar jenis ikan memiliki organ gelembung renang yang mempunyai dua macam fungsi, yaitu untuk mengatur berat tubuh agar dapat naik turun di dalam air dan sebagai tempat cadangan oksigen.Beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, ikan lele, ikan betok, dan ikan gurami, mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin adalah lipatanlipatan yang tidak teratur sebagai perluasan rongga insang untuk menyimpan udara. Dengan memiliki labirin, ikan dapat hidup di dalam air yang berkadar oksigen rendah, misalnya pada lingkungan berlumpur. Ada juga beberapa jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya, ikan paru-paru australia (Neoceratodus sp.), ikan paru-paru afrika (Protopterus sp.), dan ikan paru-paru amerika selatan (Lepidosiren sp.). Ikan ini memiliki sebuah atau sepasang gelembung udara yang digunakan sebagai paru-paru, disebut pulmosis.

Bagaimana ikan ini melakukan sistem respirasi?

Ikan melakukan sistem pernapasan dengan membuka dan menutup mulutnya sembari bergantian membuka dan menutup insangnya. Pada waktu mulut ikan terbuka, air tentu saja akan masuk ke dalam rongga mulut ikan dan pada waktu ini, biasanya ikan ini akan menutup. hal ini akan membuat oksigen yang terlarut dalam air akan masuk secara difusi ke dalam pembuluh kapiler yang terdapat pada insang. Pada waktu mulut ikan tertutup, maka insang akan membuka yang akan menyebabkan air beserta karbondioksida keluar melalui lembaranlembaran insang. Fase inspirasi dari pernapasan ikan adalah pada saat air masuk melalui rongga mulut. Pada awalnya celah mulut pada ikan menutup, namun dikarenakan penutup insang menyamping dan celah belakangnya tertutup selaput, maka rongga mulut akan membesar. Keadaan ini akan membuat tekanan dalam rongga mulut akan lebih kecil daripada tekanan di luar,sehingga rongga mulut ikan akan terbuka dan air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi dari pernapasan ikan adalah proses pengikatan oksigen dan air sekaligus pelepasan karbondioksida. Nah, setelah rongga mulut ikan penuh terisi oleh air, celah mulut akan tertutup dan insang akan terbuka. Kemudian karena insang akan terbuka maka air akan didorong melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler insang akan mengeluarkan karbondioksida dan mengikat oksigen dan air. 3.2.

Sistem Pernapasan pada Amfibi Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Amfibi dapat hidup di air dan darat. Sehingga alat pernapasannya berupa paru-paru, kulit, dan insang. Katak pada waktu masih larva bernapas dengan insang luar. Pada masa berudu terbentuk insang dalam. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit.

Paru-paru pada katak berupa dua kantung berdinding tipis dan elastis yang banyak mengandung kapiler darah, serta terletak dalam rongga badan. Paru-paru berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang yang disebut glotis. Kedua kantung paru-paru tersebut saling berhubungan dengan bronkus pendek. Bagaimana hewan amfibi melakukan sistem respirasi? Pertama, perlu diketahui bahwa pada katak dewasa, terdapat 2 buah kantung berdinding tipis dan juga elastis yang banyak mengandung kapiler darah dan kedua kantung paru-paru ini biasanya saling berhubungan dengan bronkus. Saat bernapas, terjadi proses penambahan udara ketika otot rahang bawah katak sedang mengendur sedangkan otot yang dinamakan sterno hiodiesus mengalami kontraksi sehingga udara dapat masuk ke rongga mulut. Setelah melalui rongga mulut, maka udara akan masuk menuju paruparu dan akan terjadi proses pertukaran gas disana. Pada saat fase ekspirasi, maka otot hiodiesus dan otot perut akan mengalami kontraksi sehingga volume rongga perut mengecil dan udara pun dapat keluar dari paru-paru. 3.3.

Sistem Pernapasan pada Reptil Sistem pernapasan pada hewan reptil biasanya berupa paru-paru dan juga cederung mirip dengan aves dengan saluran pernapasan yang terdiri dari lubang hidung, bronkus, dan juga paru-paru. Nah, hewan yang termasuk reptil ini merupakan hewan seperti kadal, buaya, dan kura-kura.

Reptil memiliki alat pernapasan berupa paru-paru. Paru-paru reptil dikelilingi oleh rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Reptil memiliki kulit yang bersisik atu kering sehingga sulit ditembus oleh air. Hal ini menyebabkan cairan yang hilang melalui kulit sangat sedikit sehingga reptil mampu bertahan hidup pada habitat yang kering.

Bagaimana reptil melakukan sistem respirasi? Secara umum, sebenarnya proses respirasi dari hewan reptil ketika melakukan fase inspirasi dan ekspirasi sungguhlah identik dengan proses pernapasan yang terjadi pada hewan mamalia. Saat fase inspirasi, tulang rusuk akan terangkat dan merenggang sehingga volume rongga dada pun pastinya akan semakin besar. Membesarnya volume rongga dada ini akan membuat udara luar masuk ke paru-paru. Saat fase ekspirasi, tulang rusuk akan melemas dan melakukan relaksasi sehingga volume rongga dada pun pastinya akan semakin kecil. Hal ini akan membuat udara yang berada di paru-paru keluar menuju saluran pernapasan. Khusus hewan reptil yang juga dapat hidup di air semisal buaya, maka akan terdapat katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongan mereka sehingga ketika buaya menyelam ke dalam air, air tersebut tidak dapat memasuki saluran pernapasan ataupun sistem pencernaan buaya. Pada kura-kura, proses pernapasan yang dilakukan oleh paru-paru akan dibantu oleh semacam lapisan kulit tipis, dengan banyak kapiler darah disekitar kloaka.

3.4.

Sistem Pernapasan pada Burung (Aves) Hewan yang termasuk ke dalam spesies aves ini diantaranya adalah hewan unggas semacam berbagai jenis burung. Secara umum, hewan aves memiliki alat pernapasan yang terdiri dari: o

2 pasang lubang hidung.

o

Trakea atau yang biasa juga disebut batang tenggorok.

o

Faring yang akan menghubungkan rongga mulut dengan trakea. di bagian bawah trakea terdapat pula alat suara yang di sebut dengan nama Siring. udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput suara di dalamnya sehingga menghasilkan bunyi.

o

Sepasang paru-paru yang dihubungkan dengan pundi-pundi uadara. Kantung udara berfungsi sebagai alat pernapasan pada saat terbang,

membantu memperbesar ruang siring sehingga memperkeras suara, mengatur berat jenis tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Umumnya pada burung yang dapat terbang memiliki alat bantu pernapasan yang berupa pundi-pundi udara, memiliki 9 buah pundi-pundi udara, yang mana Kesembilan pundi-pundi udara tersebut adalah sebagai berikut ini : 1) Sepasang pundi-pundi udara di leher; 2) Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian depan; 3) Sepasang pundi-pundi udara di perut; 4) Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian belakang; 5) Sebuah pundi-pundi udara diantara tulang selangka yang bercabangcabang membentuk pundi-pundi udara antartulang selangka. Fungsi dari pundi-pundi udara pada burung adalah untuk membantu pernapasan pada saat terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras suara yang di hasilkan oleh siring.

Pundi-pundi udara dapat mengatur berat jenis tubuh burung, Caranya adalah dengan mengisi atau mengosongkan pundi-pundi udara.Pundi-pundi udara yang berisi udara menyebabkan berat jenis tubuh Secara keseluruhan menurun sehingga membantu dan memudahkan burung untuk terbang. Sebaliknya, apabilah pundi-pundi udara kosong, berat jenis tubuhnya akan naik.

Mekanisme pernapasan burung terbagi menjadi dua macam. Yaitu saat terbang dan saat istirahat.

a)

Ketika hewan aves sedang terbang: Pada saat hewan aves sedang terbang, maka proses pengambilan oksigen melalui hidung tentu saja akan terhambat karena selama terbang, terjadi kontraksi pada otot dada yang menyebabkan udara akan sulit masuk ke dalam paru-paru. Oleh karena alasan diataslah, pada waktu terbang, hewan aves ini memanfaatkan cadangan udara yang terdapat pada pundi-pundi udara dan udara ini dapat masuk ke paru-paru. Fase inspirasi saat terbang terjadi pada waktu sayap diangkat. Pada saat sayap terangkat, kantung udara pada pangkal lengan mengembang, sehingga udara masuk ke kantung udara perut. Kemudian, udara dialirkan ke paru-paru dan sebagian masuk ke dalam kantung udara, sehingga darah dapat mengambil oksigen dari paru-paru.

Fase ekspirasi saat terbang terjadi pada waktu sayap diturunkan. Pada saat sayap diturunkan, kantung udara pada pangkal lengan mengempis, sehingga kantung udara dada mengembang dan mendorong udara keluar, sehingga terjadi pergantian udara. b)

Ketika hewan aves sedang tidak terbang: Fase inspirasi saat istirahat terjadi dengan diawalinya pergerakan tulang rusuk ke depan sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal tersebut menyebabkan udara dapat masuk ke paru-paru. Sebagian udara yang kaya oksigen ini akan diambil paru-paru dan sebagian lagi akan masuk ke kantung udara belakang. Udara yang miskin oksigen akan masuk ke kantung udara depan. Fase ekspirasi saat istirahat terjadi saat rongga dada mengecil dan diikuti mengecilnya paru-paru, sehingga udara di dalam kantung udara akan dikeluarkan melalui paru-paru.

3.5.

Sistem Pernapasan pada Mamalia Proses sistem pernapasan hewan mamalia secara umum sama persis dengan sistem respirasi dari manusia. Hewan yang termasuk dalam hewan mamalia merupakan hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan dan menyusui anaknya seperti misalnya kucing, anjing, sapi, dan lain-lain.

Bagaimana mamalia melakukan sistem respirasi? Secara umum, proses pernapasan hewan mamalia ini sama persis dengan manusia, dimana melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-paru.

Pada waktu hewan mamalia menarik nafas, maka secara otomatis otot diafragma akan berkontraksi. Nah, karena otot diafragma berkontraksi, maka otot-otot tulang rusuk juga akan berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Mengembangnya rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke dalam paru-paru dan membuat paru-paru mengembang. Proses ini dinamakan dengan fase inspirasi pernapasan dada. Selanjutnya terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan dada yang ditandai oleh pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan oleh melemasnya otot diafragma dan otot tulang rusuk dan juga dibantu oleh kontaksi dari otot perut. Melemasnya otot diafragma membuat otot diafragma ini akan melengkung

keatas,

sedangkan

tulang

rusuk

akan

menurun

yang

mengakibatkan rongga dada mengecil dan tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan membuat udara akan keluar dari paru-paru melalui sistem pernapasan. 3.6.

Sistem Pernapasan pada Insekta Hewan yang tergolong dalam insekta atau yang biasa disebut dengan serangga ini biasanya akan bernapas dengan alat pernapasan yang dinamakan trakea. Trakea ini memiliki struktur bercabang-cabang yang menembus struktur jaringan tubuh dan biasa disebut dengan trakeol. Trakea ini akan berakhir pada sebuah lubang kecil yang biasa disebut spirakel. Nah, spirakel ini merupakan suatu tempat yang memfasilitasi keluar masuknya udara pernapasan pada insekta. Pada belalang misalnya yang memiliki sepuluh pasang spirakel , dua pasang spirakel terletak di bagian dada dan delapan pasang lainya terletak di sisi samping perut. Spirakel tersebut dilindungi oleh bulu yang membantu menepiskan debu dan benda-benda asing lain dan udara sebelum masuk ke trakea. Spirakel memiliki katup yang dapat membuka dan menutup.

Bagaimana hewan insekta melakukan sistem respirasi? Secara umum, sistem pernapasan pada serangga ini terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase inspirasi, fase pertukaran gas, dan fase ekspirasi. Fase inspirasi ini biasanya memakan waktu seperempat detik, pada saat spirakel membuka. Pada fase ini, otot pada kerangka luar suatu serangga akan mengendur dan tubuhnya mengembang, sehingga udara luar dapat masuk melalui spirakel menuju trakeol sampai ke sel-sel tubuh. Fase pertukaran gas memerlukan waktu sekitar satu detik, spirakel daerah dada ataupun perut menutup. Di dalam trakeol akan terjadi proses pertukaran gas dengan sel-sel tubuh, dimana oksigen akan berdifusi dari spirakel ke sel-sel tubuh dan karbondioksida akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke spirakel. Fase ekspirasi memerlukan waktu sekitar satu detik, spirakel daerah perut terbuka selama kurang lebih sepertiga detik. Pada fase ekspirasi, otot kerangka luar pada serangga akan berkontraksi sehingga karbondioksida akan menuju ke trakea dan akan keluar melalui spirakel. Serangga yang hidup di AIR rnempunyai alat pernapasan yang berupa insang trakea. Insang trakea merupakan alat pernapasan yang berbentuk tabung, berdinding tipis dengan banyak trakeol, dan memiliki permukaan luas. Perrnukaan yang luas akan meningkatkan proses difusi oksigen dan dalam air menuju sistem trakea.

Larva nyamuk yang hidup di air mempunyai tabung pernapasan yang dapat dijulurkan ke permukaan air. Tabung tersebut berhubungan dengan sistem trakea dalam tubuhnya. Beberapa serangga air dewasa, misalnya kumbang air, memiliki cadangan udara yang tersimpan di bawah sayapnya. Kumbang air berenang ke permukaan air untuk bernapas. Sebagian udara yang diisap akan disimpan untuk digunakan pada waktu berada di dalam air. Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak dapat mengikat oksigen. Oleh karena itu, darah serangga tidak berwarna merah. Setelah masuk ke dalam trakea, oksigen menuju ke trakeol, kemudian masuk ke dalam sel-sel tubuh secara difusi. Karbon dioksida yang merupakan sisa dan pernapasan, dikeluarkan juga rnelalui sistem trakea yang bermuara pada spirakel. 3.7.

Sistem Pernapasan pada Arachnida (Kalajengking dan Laba-Laba) Hewan

yang

tergolong

arachnida

biasanya

akan

bernapas

menggunakan alat pernapasan yang biasa disebut paru-paru buku jika sedang hidup di darat, dan juga insang buku jika sedang hidup di air. Paru-paru ini terletak di sisi tubuh bagian bawah. biasanya, paru-paru buku beripa dua buah kantong, yang masing-masing terdiri dari lipatan serupa lembaran daun yang berjumblah lima belas sampai dua puluh lembar. Lipatan tersebut terbentuk dari lapisan epitel permukaan tubuh yang melekuk ke arah dalam dan membentuk helaian-helaian dalam suatu rongga. Setiap helaian itu berhubungan dengan udara luar rnelalui lubang spirakel. Melalui lipatan-lipatan itu, darah mengalir di dalam paru-paru buku. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar di dalam ruang-ruang di antara lipatan-lipatan sehingga berhubungan langsung dengan darah. Hewan yang termasuk ke dalam golongan arachnida merupakan labalaba dan juga kalajengking.

Bagaimana arachnida melakukan sistem respirasi? Masing-masing paru-paru buku yang dimiliki oleh arachnida ini memiliki sejenis lembaran-lembaran tipis yang tersusun sejajar dan biasa disebut juga lamela. Selain itu, paru-paru buku pada arachnida juga memiliki spirakel yang merupakan tempat keluar masuknya udara dari luar dan dalam tubuh arachnida. Keluar masuknya udara pada arachnida dipengaruhi oleh gerakan otot seperti halnya yang terjadi pada proses inspirasi dan ekspirasi hewan mamalia yang menggunakan paru-paru karena sistem pernapasan dengan menggunakan paruparu buku dan juga insang buku prosesnya akan sama dengan proses pernapasan pada mamalia karena memang baik paru-paru buku dan insang buku memiliki fungsi yang identik dengan paru-paru. 3.8.

Sistem Pernapasan pada Crustacea (Udang-Udangan) Hewan yang tergolong ke dalam kelompok crustacea ini merupakan hewan yang bernapas dengan menggunakan insang, sama dengan ikan. Hewan yang termasuk ke dalam crustacea merupakan udang, lobster, dan juga kepiting.

Pada umumnya, masing-masing terdapat di rongga atau kamar

insang. Kamar-kamar insang terletak di antara branchiostegit (pelindung insang) dan dinding badan. Di permukaan insang banyak terdapat pembuluh darah dengan membran yang tipis. Oleh karena itu. proses pemasukan oksigen dari lingkungan ke darah dan pengeluaran karbon dioksida dan darah ke lingkungan yang berlangsung secara difusi, dapat terjadi dengan cepat dan efisien.

Keadaan insang hewan kelas udang-udangan bergantung kepada jenis dan habitatnya. Pada umumnya, bila kemampuan hidup di darat makin meningkat, insang mengalami penyusutan. Kepiting yang hidup di daerah pasang surut terbawah mempunyai 26 insang, hewan yang hidup di daerah Iebih dekat dengan daratan mempunyai 18 insang, sedangkan yang hidup di pantai mempunyai 12 insang. Jenis udang-udang lain yang dapat hidup di air dan darat mempunyai rongga insang dengan banyak pembuluh darah. Pada kepiting darat, pertukaran udara terjadi dalam rongga insang. Insang menonjol ke dalam rongga insang yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Bagaimana crustacea melakukan sistem respirasi? Pada umumnya, insang yang terdapat pada crustacea ini terletak pada kamarkamar insang yang terletak diantara branchiostegit atau yang biasa disebut sebagai pelindung insang dan juga dinding badan. Pada insang yang terdapat pada hewan crustacea, biasanya juga terdapat suatu pembuluh darah dengan membran yang tipis.Nah, pembuluh darah dengan membran yang tipis ini akan sangat bermanfaat untuk pertikaran gas secara difusi, dimana proses pemasukan oksigen dari udara luar ke darah dan juga pengeluaran karbondioksida dari darah ke udara luar dapat berjalan secara cepat dan juga efisien.

DAFTAR PUSTAKA

http://genggaminternet.com/sistem-pernapasan-pada-hewan/ https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-pernapasan-pada-hewan http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/01/sistem-pernapasan-pada-hewan-materi.html?m=1

Related Documents


More Documents from "Vera Yuniar"