Sistem Panca Indera (mata Dan Telinga).pptx

  • Uploaded by: Fitri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Panca Indera (mata Dan Telinga).pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,885
  • Pages: 21
Chapter VII (H00-H59) Diseases Of The Eye and Adnexa

Chapter VIII (H60-H95) Diseases Of The Ear and Mastoid Process

Praktikum General Coding Sistem Pancaindra

Gangguan pada Mata • Banyak gangguan mata yang terjadi adalah gangguan minor, namun demikian sebagian bisa saja menjurus ke komplikasi yang serius bila tidak ditangani dengan baik • Defek-2 Kongenital  Strabismus (squint or malalignment of the eye) seringnya adalah gangguan kongenital (ada sejak bayi dilahirkan).  Cataract (opacity of the lens of the eye) bisa timbul pada bayi, yang penyebabnya adalah infeksi rubella bumil pada saat2 kehamilan trimester pertama.  Nystagmus (rapid uncontrolled movement in the eye) = gerak cepat bola mata yang tak terkontrol bisa kongenital.  Retinoblastoma: tumor malignant dari retina mata yang muncul pada usia kanak-2, bisa menyerang satu atau kedua mata.  Albinism (Absence of pigment) = mata albino  Abnormalities of development of the cornea & retina = Pertumbuhan kornea dan retina yang abnormal

Gangguan pada Mata (Lanjutan-1) • Infeksi  Conjunctivitis (Konjungtivitis) adalah infeksi mata yang paling umum, jarang sampai menggangu pengelihatan. Pada stadium akhir konjungtivitis yang diterlantarkan, sebagai contoh: trachoma of severe bacterial conjunctivitis  bisa menimbulkan komplikasi sampai mengganggu pengelihatan.  Infeksi kornea >> lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi pengelihatan kabur, perforation (luka robek /tembus) cornea.  Endophthalmitis (Infeksi pada mata bagian dalam) bisa memerlukan operasi pengangkatan seluruh bola mata, seringnya timbul akibat penetrating injury (luka tusuk), setelah terjadi severe ulceration (luka terbuka yang memborok), bisa juga walau jarang, akibat operasi besar mata, atau akibat infeksi di bagian lain tubuh. (Ulcer bisa landai bisa dalam akibat destruksi jaringan permukaan)

Gangguan pada Mata (Lanjutan-2) • Gangguan suplai aliran darah Akibat penyempitan rongga pembuluh, sumbatan, inflamasi ataupun keadaan abnormal lain-2 dari pembuluh darah di retina, ini dapat menimbulkan kehilangan pengelihatan partial ataupun total. • Tumor Malignant melanoma dari lapisan choroid mata (lapisan bagian tengah mata) adalah site malignant tumor primer mata. Gangguan ini bisa timbul tanpa gejala yang nampak pada pemeriksaan rutin atau bisa saja menimbulkan penurunan pengelihatan. • Gangguan Nutrisi Berbagai defisiensi vitamin (khususnya Vit. A) bisa berdampak pada mata:  Xerophthalmia: kering pada kornea dan konjungtiva mata.  Buta senja (Night blindness), atau keratomalacia (kornea melunak dan destruksi serta kehilangan total pengelihatan)

Gangguan pada Mata (Lanjutan-3) • Gangguan autoimun pada mata Uveitis (Inflamasi jaringan uvea mata, choroid dan/atau ciliary body) yang apabila bukan akibat infeksi, memiliki akibat dasar autoimun (defense mechanism of the body attact its own tissues). Ini seringnya ditemukan pada pasien ankylosing spondylitis (cripping and deforming arthritis of the spine) & sarcoidosis. • Degeneration  Macular degeneration of the retina adalah umum terjadi pada manula, ini mengakibatkan pengurangan ketajaman pengelihatan walaupun ketajaman pengelihatan periferal tetap ada.  Cataract adalah kekeruhan pada sebagian atau keseluruhan lensa mata. Umumnya terjadi pada lansia, sebab dan kondisi tepatnya belum diketahui, diakui sebagai proses degenerasi lansia. • Gangguan lain2: Glaucoma (tekanan bola mata meningkat) bisa terjadi dengan berbagai bentuk, bila tidak diterapi dengan segera  kebutaan permanent.

Gangguan pada Mata (Lanjutan-4) • Retinal detachment: pada gangguan ini retina terangkat dari jaringan ikat bawahnya. • Ametropia: istilah umum yang berarti ada refractive error (eror dalam memfokus gambar/bayangan)  myopia = rabun jauh  hyperopia = rabun dekat  astigmatism atau anisometropia: gangguan penglihatan yang diakibatkan cacat pada kelengkungan lensa atau kornea yang berakibat pandangan terdistorsi atau kabur.  presbiopia = mata tua >> kehilangan kemampuan secara bertahap untuk fokus pada objek jarak dekat, terkait penambahan usia (bagian proses penuaan tubuh secara alami).  amblyopia: pengelihatan satu mata kurang tanpa ada abnormalitas struktur, umumnya akibat strabismus.

Investigasi Mata • Struktur transparan mata memudahkan pemeriksaan. • Banyak proses-2 penyakit yang berpengaruh pada mata dapat dilihat langsung dengan ophthalmoscope atau slit-lamp. • Photography retina dan angiography fluorescein bisa digunakan untuk mempelajari aliran/pembuluh darah di dalam mata. • Pemeriksaan mata dimulai pada bagian luar mata, kelopak dan jaringan kulit sekitarnya. Gerak mata juga perlu diperiksa (pada strabismus). Pemeriksaan visus dengan Bagan Snellen’s, disusul pemeriksaan luas medan pengelihatan. Pemeriksaan terhadap buta warna (Ischihara). Tonometry untuk pemeriksaan glaukoma. Pemeriksaan mata dilakukan untuk menentukan kausa gangguan pengelihatan atau adanya simtoma lain-2, serta untuk memastikan apakah seorang perlu memakai kacamata. Gangguan mata galucoma pada stadium dini bisa saja tanpa gejala, dan hanya bisa ditemukan melalui pemeriksaan khusus,

BAB VII PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-H59) • Excludes: Kondisi tertentu bermula pada periode perinatal (P00-P96) Penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99) Komplikasi kehamilan, persalinan-kelahiran dan masa nifas (O00-O99) Malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitias kromosomal (Q00-Q99) Penyakit endokrin, nutirional dan metabolik (E00-E90) Cedera, keracunan dan konsekuensi lain tertentu akibat sebab-2 luar (S00-S98) Neoplasms (C00-D48) Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis dan laboratoris, NEC (R00-R99)

KEKHUSUSAN BAB VII • Bab terbagi dalam sebelas blok: H00-H06 Gangguan kelopak, sistem lakrimal dan orbit mata H10-H13 Gangguan konjungtiva H15-H22 Gangguan sklera, kornea, iris dan ciliary body H25-H28 Gangguan lensa mata H30-H36 Gangguan lapisan choroid dan retina H40-H42 Glaucoma H43-H45 Gangguan vitreous body dan bola mata H46-H48 Gangguan saraf opticus dan visual pathways H49-H52 Gangguan otot okular, gerak binokuler, akomodasi dan refraksi H53-H54 Gangguan Visus dan kebutaan H55-H59 Gangguan lain mata dan adneksa Code ber*: H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*, H48*, H58*

Hal Yang Perlu Diperhatikan • Apabila memilih code H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*, H48*, H58* maka harus dilengkapi dengan nomor kode berdagger (+) • Conjunctivitis banyak sebabnya, bisa pakai * bisa tidak • Keratitis bisa akibat penyakit infeksi bisa bukan. • Cataract mata dibedakan antara yang senil dan sebab lain. • Glaucoma juga dibedakan antara yang primer, dan yang sebab lain. • Trabismus paralitik dibedakan jenis saraf gerak mata yang terkena • Gangguan pengelihatan meliputi buta senja yang bukan akibat defisiensi vit. A (E50.5) • Buta dan pengelihatan kurang terkelompok ke H50. Perhatikan rincian keterangan pada tingkat digit ke-4nya

Gangguan Pada Telinga • Telinga rentan menerima berbagai gangguan, sebagian gangguan dapat berakhir dengan ketulian. • Vertigo (dizziness), sekeliling terasa berputar disertai gangguan keseimbangan badan, yang diakibatkan penyakit telinga tidak terlalu umum, namun vertigo bisa akibat gangguan telinga bagian dalam. • Gangguan-2 kongenital  Saluran telinga luar tumbuh sangat sempit (ini jarang terjadi),  Kadang tulang-2 kecil di dalam telinga tengah derfomitas atau bahkan tidak terbentuk.  Kadang daun telinga tidak tumbuh atau distorsi.  Rubella yang menyerang bumil pada trimester pertama bisa menimbulkan kerusakan serius pada aparatur pendengaran janin dan bayi lahir dalam keadaan tuli.

Gangguan pada telinga (Lanjutan-1) • Infeksi Infeksi adalah gangguan umum pada telinga. Infeksi dapat timbul di saluran telinga luar menimbulkan otitis eksternal atau menyerang telinga tengah menimbulkan otitis media yang sering menimbulkan perforasi dari membrane tympani. Efusi persistent telingan tengah akibat infeksi adalah yang paling umum mengakibatkan kesulitan pendengaran pada kanak-2. Infeksi telinga tengah bisa meluas menimbulkan mastoiditis, abses otak. Sekarang infeksi-2 ini jarang ditemukan akibat antibiotika yang berkembang demikian pesat. Infeksi virus telinga bagian dalam bisa menimbulkan labyrinthitis disertai vertigo berat dan atau kehilangan pendengaran yang mendadak.

Gangguan pada telinga (Lanjutan-2) • Injury (Cedera) Bentuk daun telinga mirip bunga kol, ini seringnya akibat cedera berulang daun telinga. Cedera telingan luar, dan luka perforasi (tembus) bisa akibat tertusuk korek telinga (cotton-bud) atau akibat pukulan keras pada telinga, atau akibat suara bising keras. Pajanan suara bising/keras untuk jangka waktu panjang (lama,berulang-ulang) mirip juga akibat suara ledakan bisa menimbulkan tinnitus sampai tuli. Perubahan tekanan terkait terbang tinggi atau penyelam scuba bisa menimbulkan kerusakan ringan genderang dan rasa sakit. • Obstruksi Obstruksi saluran telinga umum disebakan adanya kotoran telinga yang kering, bisa juga akibat otitis eksterna. Pada kanak-2 sering kemasukkan benda asing (biji-2-an, cotton-bud dsb.)

Gangguan pada telinga (Lanjutan-3) • Tumor  Tumor telinga jarang ditemukan, kadang ada karsinoma sel basal (Rodent ulcer) atau karsinoma skuamus sel yang menyerang daun telinga. Karsinoma sel skuamus bisa juga menyerang saluran telinga,  Kanker telinga tengah dan telinga dalam sangat jarang.  Neuroma akustik (Acoustic neuroma) adalah tumor benign saraf akustik (pendengaran) dengan petumbuhannya lambat dapat menekan struktur bagian dalam telinga sehingga  tuli, tinitius dan gangguan keseimbangan. • Degerasi Ketulian pada manula/lansia adalah akibat:  Presbycusis  deteriorasi sel rambut di bagian cochlea telinga.

Gangguan pada telinga (Lanjutan-4) • Keracunan /Obat-obatan Telinga bagian dalam sangat sensitif terhadap kerusakan akibat obat-obat tertentu. Yang paling utama adalah kelompok: - amino-glucoside - antibiotika (gentamycine.streomycin dll.) Obat-obat tersebut bisa menimbulkan kerusakan pada sel rambut cholea, terutama bila obat terkait harus diberikan dengan dosis tinggi dan jangka waktu lama (adanya gangguan ginjal  ini akan menghambat ekskresi obat ke luar tubuh). Obat-obat lain yang juga mengganggu fungsi telinga adalah kinine (quinine) aspirin dan diuretic (furosemide), ethacrynic acid dan bumetanide.

Gangguan pada telinga (Lanjutan-5) • Gangguan-2 lain  Otosclerosis (Otoskelerosis) adalah suatu kondisi kongenital. Dasar dari satu tulang kecil yang ada di dalam telinga tengah menjadi kaku  tuli.  Menier’s disease: ada gejala tuli, vertigo dan tinnitus sebagai hasil akumulasi cairan di dalam labyrinth telinga bagian dalam. • Ear piercing Ini adalah tindik daun telinga. Tindakan sederhana, yang harus dipastikan adalah jangan menularkan penyakit infeksi menular melalui jarum tusuk yang dipakai berulang-ulang. (sekarang menggunakan alat khusus: ear-piercing gun. Penusuk yang ditembakkan terbuat dari emas atau berlapis emas agar tidak menimbulkan dermatitis. Selama 6 minggu penusuk dibersihkan secara regular dengan H2O2 atau alkohol, diputarputar agar lubang tidak menutup).

Investigasi Telinga • Pemeriksaan terdiri dari: 1. Pemeriksaan fungsi pendengaran dengan: - garpu tala - audiometrix hearing test menghasilkan tipe dan tingkatan gangguan pendengaran. 2. Pemeriksaan telinga bagian luar dan genderang tympani bisa dengan teknik otoscpoic dan microscopic. 3. Pemeriksaan fungsi mekanisme pengatur keseimbangan badan bisa dengan pengawasan nystagmus yang ditimbulkan dengan mengalirkan dengan lembut cairan suhu panas dan dingin ke dalam saluran telinga (Caloric test) Test ini bisa dipertegas dan direkam secara teknik electronystagmography.

BAB VIII Diseases of the Ear and Mastoid Excludes: Certain condition originating in the perinatal period (P00-P96) Certain infectious and parasitic diseases (A00-B99) Complication of pregnancy, delivery and puerperium (O00-O99) Congenital malformation, deformation and chromosomal abnormalities (Q00-Q99) Endocrine, nutritional and metabolic diseases (E00-E99) injury, poisoning and certain other consequences of external causes (S00-S98) Neoplasms (C00-D48) Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, NEC (R00-R99) Bab ini sangat sederhana, jumlah jenis penyakitnya juga tidak terlalu banyak.

Kekhususan BAB VIII • Bab VIII terbagi dalam empat blok: H60-H62 Diseases of external ear H65-H73 Diseases of middle ear and mastoid H80-H83 Diseases of inner ear5 H90-H95 Other disorders of ear • Code ber-asterisk: H62* Disorder of external ear in diseases classified elsewhere H67* Otitis media in diseases classified elsewhere H75* Other disorders of meddle ear and mastoid in diseases classified elsewhere H82* Vertiginous syndromes in diseases classified elsewhere H94* Other disorders of ear in diseases classified elsewhere

Soal Latihan BAB VII

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Katarak mata akibat NIDDM No: Hyphaema akibat trauma, jatuh dari fork-lift yang sedang bergerak No; Iridocyclitis akibat lensa No: Kornea keruh (opacity) No: Ablatio retinae dengan ruptur  see also … No: Trachoma mata kanan No: Buta senja akibat kurang vitamin A No: Exophthalmus pada struma tosik (toxic goitre) No: Blepharoconjunctivitis No: Juling mata kiri ke arah luar No:

Soal Latihan BAB VIII

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Bisul pada daun telinga kiri Otitis externa Infective otitis externa Otitis externa malignant Otitis media purulenta Genderang telinga (memb. Tympany) luka tembus (perforation, ruptur) akibat radang Otitis media post-campak Otogenik vertigo Pendengaran menurun akibat obat rifamicin Kotoran telinga menyumbat (wax, cerumen)

No: No: No: No: No: No: No: No: No: No:

Related Documents


More Documents from ""