1
SISTEM EKONOMI ISLAM Kelompok 3 : 1. Ahmad Sucipto (M0518002) 2. Ryan Aditya Adhi (M0518050) 3. Senpa Purbojati (M0518056) 4. Umar Sani (M0518064)
2
LANDASAN TEOLOGI EKONOMI ISLAM
3
Teologi Ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan hubungannya dengan manusia.
Ekonomi Islam Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan tauhid.
4
Teologi Ekonomi Islam
Konsep tauhid yang menjadi dasar ekonomi ini disebut teologi ekonomi Islam. Dalam teologi ekonomi islam, mengajarkan dua pokok utama : 1. Allah menyediakan sumber daya alam sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2. Manusia yang berperan sebagai khalifah, dapat memanfaatkan sumber daya yang banyak itu untuk kebutuhan hidupnya.
“
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim (14): 34).
6
Teologi Ekonomi Islam
Dengan banyaknya sumber daya yang tersedia manusia sebagai khalifah di Bumi tidak boleh boros dan serakah dalam menggunakannya. Karena itu, dalam memanfaatkan sumber daya, harus efisien dan memikirkan kepentingan generasi mendatang serta memperhatikan lingkungan.
7
Teologi Ekonomi Islam
Dalam ajaran agama Islam, semua yang dimiliki manusia di dunia ini adalah amanat yang harus diemban sesuai dengan tujuan Allah dalam menciptakannya. Semua harta, anak keturunan dan segala jenis aset kepemilikan di dunia ini hanyalah titipan amanat yang harus dijalankan dengan penuh ketakwaan.
8
Teologi Ekonomi Islam
Meskipun manusia hanyalah pemegang amanah, hal ini tidak berarti bahwa Islam menghapuskan kepemilikan pribadi. Islam tetap mangakui kepemilikan pribadi, tetapi tidak bersifat absolut (hakiki), karena pemilik sebenarnya adalah Allah SWT. Manusia hanyalah pemilik relatif.
“
Jadi, harta kekayaan dan segala dunia seisinya itu bukanlah tujuan dalam syari’at Islam. Ia hanyalah bagian dari sarana untuk dapat meningkatkan derajat ketakwaan dan keshalehan di sisi Allah sebagai bekal di akhirat kelak.
10
AJARAN ISLAM TENTANG KESEIMBANGAN SOSIAL EKONOMI UMAT
11
Keseimbangan Sosial Ekonomi Umat
Kepemilikikan apapun di dunia ini hanyalah cobaan dari Allah Swt. Bagi hamba-Nya, masalah kehartabendaan dan aset-aset yang bersifat ekonomis terjadi kesenjangan satu sama lain. Kesenjangan penghasilan rezeki dan mata pencaharian di kalangan manusia merupaka sunatatullah (kenyataan kehidupan) yang tidak bisa dipungkuri.
“
“Sesungguhnya Allah Swt. Mewajibkan kepada orang-orang muslim yang kaya untuk menafkahkan hartanya dengan kadar yang memadai bagi orang-orang muslim yang fakir. Sungguh orang-orang fakir sekali-kali tidak akan lapar dan bertelanjang kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya. Ketahuilah, sesungguhnya Allah Swt. Akan menghisab mereka dengan hisab keras dan menyiksa mereka dengan siksaan yang perih.” (HR. Thabrani)
“
Seruan Rasullah Saw. Itu didasarkan atas firman Allah Swt. Dalam AlQur’an surat Adz-Dzariyat: 19. “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang misikin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat: 19.)
“
Lebih tegas lagi, Rasullah Saw. Menebar ancaman bagi orang kaya atas pengaduan kaum miskin kelak di akhirat. Rasulullah Saw. Bersabda: “Pada Hari kiamat, celakalah orang-orang yang kaya yang berada di tengah-tengah orang miskin. Mereka (orang-orang yang fakir) berkata: wahai Tuhan kami, mereka (orang-orang kaya) menzalimi hak-hak kami yang diwajibkan atas mereka untuk kami. Kemudian Allah berfirman: Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sungguh Aku akan medekati kalian dan akan menjauhi mereka. Rasulullah membaca ayat: Pada harta mereka terdapat hak-hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak memperoleh bagian.” (QS. Adz-Dzariyat: 19.)
15
Keseimbangan Sosial Ekonomi Umat
Dari ayat dan hadis yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa sejak semula syariat islam telah memberikan upaya preventif atas kesenjangan dan bagaimana melakukan terapi atas masalah sosial ekonomi tersebut. Melalui syariat Islam, kesimbangan social antara kelompok masyarakat itu harus diciptakan. Dengan bangunan tauhid dan pemahaman yang menyeluruh tentang nilai dan misi kehidupan, keseimbangan itu akan lebih mungkin didekati.
16
SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT
17
Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Setiap sistem ekonomi bekerja menurut prinsip dan motif ekonomi yang sama, yaitu: Setiap orang akan berusaha mencapai hasil sebesarbesarnya dengan tenaga atau ongkos yang sekecil-kecilnya dalam waktu sesingkat-singkatnya
“ Sistem ekonomi islam terikat pada syaratsyarat moral dan sosial.
19
Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat
Jika ajaran islam dilaksanakan dalam kegiatan ekonomi, pemakaian motif laba atau untung tidak akan membawa manusia pada individualisme yang ekstrem yang hanya mengingat kepentingan masarakat. Sebaliknya, karena tidak melupakan aturan-aturan moral dan sosial, kegiatan ekonomi tidak mungkin dijalankan di bawah pimpinan negara saja dengan melupakan kepentingan diri sendiri.
20
Syarat mengolah sumber daya 1.
Tidak melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS. Al-A’raf:31).
2.
Hasilnya tidak boleh ditimbun tanpa dimanfaatkan untuk kepentingan sesama manusia (QS. At-Taubah:34).
3.
Tidak boleh dilakukan dengan cara yang bathil, antara lain
• • • • 4.
Penipuan (QS. An-Nahl:94). Melanggar janji atau sumpah (QS. An-Nahl:94). Mencuri (QS. At-Taubah:38). Melakukan perbuatan lain yang bertujuan mengambil hak orang lain tanpa izin.
Ingat kepada fakir miskin, karna dalam sebagian kekayaan atau harta kita adalah hak mereka (QS. Al-Ma’arij:24-25).
“ Apa yang ada di langit dan di bumi itu disediakan Allah Swt. untuk keperluan manusia (QS. Luqman: 20).
22
Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena itu adalah perintah Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105: “Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu”.
23
NILAI-NILAI DASAR EKONOMI ISLAM
24
Nilai Dasar Kepemilikan a. Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi, melainkan kemampuan untuk memanfaatkannya.
b. Lama kepemilikan manusia atas suatu benda terbatas pada lamanya manusia itu hidup di dunia.
c. Sumber-sumber daya alam yang menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum atau negara
25
Nilai Dasar Keseimbangan Nilai dasar ini mempengaruhi berbagai aspek tingkah laku ekonomi seorang muslim. Asas keseimbangan ini, misalnya dapat terwujud dalam kesederhanaan, hemat, dan menjauhi pemborosan (QS. Al-Furqan: 67 dan ArRahman: 9).
26
Nilai Dasar Keadilan Kata adil adalah kata terbanyak yang disebut dalam AlQur’an (lebih dari seribu kali) setelah perkataan Allah Swt. dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam Islam keadilan adalah titik tolak sekaligus proses dan tujuan semua tindakan manusia.
27
Nilai Dasar Kebebasan Di dalam sistem ekonomi Islam, Dalam Islam masalah kebebasan ekonomi adalah tiang pertama dalam dalam struktur pasar Islam. Kebebasan didasarkan atas ajaranajaran fundamental Islam atau dengan kata lain nilai dasar kebebasan ini merupakan konsekuensi logis, dari ajaran tauhid dimana dengan pernyataan tidak ada Tuhan selain Allah, artinya manusia terlepas dari ikatan perbudakan baik oleh alam maupun oleh manusia sendiri.
28
Nilai Dasar Kebersamaan Dalam sistem ekonomi Islam adalah prinsip tauhid yang di bawa islam yang mengajarkan tiada Tuhan selain Allah. Memiliki persamaan antara manusia bahwa setiap manusia adalah bersumber dari satu yaitu : Allah Swt. Dengan kata lain di dalam islam tidak ada perbedaan sosial atas warna kulit maupun keadaan fisik, mereka adalah sama semua milik Allah Swt.
29
Jadi dengan konsep kebersamaan yang di bawa islam telah menciptakan konsep baru dalam sistem demokrasi, yang tidak sama dengan demokrasi barat. Bila demokrasi barat hanya mengaitkan konsep persamaan tersebut hanya di depan hukum. Tetapi di dalam islam manusia sama di depan Tuhan. Jadi, arti demokrasi di dalam islam tidaklah hanya bernuansa insaninyah (kemanusiaan) tetapi juga bernuansa ilahiyyah (ketuhanan).
30
TERIMAKASIH. Ada Pertanyaan?