Sistem Cerna Bumil.docx

  • Uploaded by: Heri Permana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Cerna Bumil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,689
  • Pages: 15
Latar Belakang Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual ini adalah akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus (saluran gastrointestinal) menurun sehingga seluruh traktus digestivus berkurang. Saliva adalah pengeluaran air liur secara berlebihan daripada normal, bila terlampau banyak dapat menjadi patologi. Saliva meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus sehingga makanan akan lebih lama berada dalam saluran gastrointestinal. Ini mungkin merupakan akibat jumlah progesterone besar yang terdapat selama kehamilan. Selain itu juga, uterus yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. B. Tujuan · Untuk mengetahui perubahan fisiologi dan adaptasi sistem pencernaan pada wanita hamil · ·

Untuk mengetahui gangguan-gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil Untuk menambah wawasan pembaca

BAB II TINJAUAN TEORI

A.

Pengertian sistem Gastrointestinal Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesterone mengganggu

keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan menigkatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestine. Karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang membesar. Sebagai akibat perubahan-perubahan posisi organ visera ini, penemuan fisik pada penyakit tertentu dapat berubah. Apendiks, misalnya biasanya bergeser ke arah atas dan agak ke lateral saat uterus membesar dan seringkali dapat mencapai pinggang kanan. Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter dikerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membalik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit. Saliva meningkat dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada di dalam saluran makanan. Reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness). Sistem pencernaan dengan pengaruh hormone estrogen asam lambung meningkat yang menyebabkan hipersalivasi, darah lambung terasa panas, morning sickness dan terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pengaruh hormone progesterone menyebabkan gerakan usus menurun dan terjadi obstipasi.

Hemoroid cukup sering pada kehamilan. Kelainan ini sebagian besar disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus. Pirosis, umumnya pada kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke esofagus bagian bawah, posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini.

A. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan Trimester 1 Pada bulan-bulan awal kehamilan 1/3 dari wanita hamil mengalami mual dam muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi karena lebih banyak feses terdapat dalam usus. Lebih banyak air diserap dan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa kehamilan. Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam. Selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat tegang. Trimester 2 Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap zat iritan. Esofagus dan lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot intestine dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung menurun. Regulasi esofagus. Liver peningkatan hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan gejala gatal-gatal (pruritus gravidum). Trimester 3 Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera ringan saja, misalnya oleh sikat gigi.

B. Adaptasi pada wanita hamil Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga sering muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan biasanya sering terjadi pada pagi hari , ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Adaptasi wanita hamil dengan makan teratur. Kalau tidak berselera makan makanan berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting perut tidak kosong dan selalu diisi. Biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah trimester 1 dan tidak membahayakan kehamilan.

C. Gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil 1. ·

MULUT

Gingivitis dan Epulis

Gusi lunak membengkak, dan hiperemis, karena gusi mudah berdarah, terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak dijaga dapat terjadi peradangan mulut. Pencegahannya dengan memelihara kebersihan mulut dan menggunakan obat kumurkumur. ·

Karies Gigi Gigi yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan yang berkurang, sehingga kalsium menjadi berkurang. Pencegahannya segera konsultasi ke dokter. 2.

·

ESOFAGUS DAN LAMBUNG

Pirosis Wanita mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada. Hal ini di sebabkan regurgitasi asam lambung yang asam kebawah bagian esofagus. Keluhan ini akan hilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua. Penanganan dilakukan dengan tidak makan sekaligus banyak, dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Tidur dengan posisi setengah duduk. Penderita di beri obat-obat antasida.

·

Ulkus Peptikum Merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress). Ulkus dapat disebabkan oleh gastritis kronik yang diindikasi oleh Helicobacter pylori dan penyakit ulkus peptikum. Dapat terjadi juga akibat penggunaan aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lain. Sekresi asam juga penting yang menjelaskan efektivitas temporer obat antisekresim.Selama kehamilan, sekresi lambung berkurang, motilitas menurun, dan terjadi pengikatan mucus yang cukup besar (Hytten, 1991). Karena itu tidak mengherankan bahwa penyakit ulkus peptikum jarang dijumpai pada kehamilan

·

Hiperemesis Gravidarum Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan muntah. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut. Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk mengeluarkan zat yang merugikan. Muntah dapat disebabkan karena makan atau menelan zat iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak. Muntah bisa terjadi selama kehamilan, terutama pada mingu-mingu pertama dan pada pagi hari. Banyak obat-obatan, termasuk obat anti kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin, dapat menyebabkan mual dan muntah. Penyumbatan mekanis pada usus akan menyebabkan muntah karena makanan dan cairan berbalik arah dari sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat menyebabkan muntah. Masalah psikis juga dapat menyebabkan mual dan muntah (muntah psikogenik). Gejala berupa mual, muntah kering dan salivasi yang berlebihan sering terjadi sesaat sebelum terjadinya muntah. Meskipun penderita umumnya merasa tidak enak badan selagi muntah, tetapi setelah terjadinya muntah akan timbul rasa nyaman. 3.

·

USUS HALUS DAN USUS BESAR

Apendisitis Peradangan pada usus buntu (apendiks). Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun. Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah. Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : - masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal – terbentuknya abses – pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan – masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal. Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah.

Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam mencapai 37,8 o38,8° C. Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Pengeluaran asam lambung yg meningkat atau hormone HCG dan pengaruh hormone estrogen dan progesteron serta reflux esophagus mengakibatkan : hipersalivasi (pengeluaran air liur secara berlebihan), daerah lambung terasa panas, terjadinya mual (nausea), emesis gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit kepala di pagi hari (morning sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari hormone estrogen), menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. Seperti yang disebutkan di atas, bahwa banyak sekali terdapat perubahan anatomi dan fisiologi system pencernaan dalam kehamilan yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal semua itu merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-gangguan selama masa kehamilan.

PENCERNAN PD JANIN

Minggu ke-10 Konsepsi (Minggu ke-12 HPHT) Glukosa atau gula sudah diserap secara aktif. Berat janin di minggu ini antara 8-14 g, sedangkan panjang dari puncak kepala hingga bokong sekitar 61 mm. Dalam 3 minggu terakhir ukuran janin meningkat 2 kali lipat. Pada dasar otak janin, kelenjar hipofisis mulai memproduksi hormon-hormon, di antaranya hormon petumbuhan, kortikotropin (ACTH), prolaktin, luteinizing hormone (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH). Kelenjar pituitary juga sudah mulai menghasilkan hormon. Sistem saraf telah berkembang lebih jauh. Daerah anterior fontanelle (ubun-ubun besar) sangat lebar sehingga otak masih memiliki ruang cukup luas untuk berkembang. Di minggu ini pula semua struktur dasar yang sudah terbentuk akan terus tumbuh dan berkembang. Masing-masing jari tangan dan jari kaki sudah saling terpisah. Rambut dan kuku pun terus tumbuh. Tulang bertambah kuat sesuai dengan ketersediaan kalsium

dalam tubuh. Organ genital juga sudah dapat dilihat dengan jelas. Sistem pencernaan sekarang mampu melakukan kontraksi untuk mendorong makanan melewati usus besar. Saluran pencernaan sudah bisa menyerap glukosa atau gula secara aktif. Di minggu ini janin mengapung-apung dalam rahim ibu yang nyaman. Dia bisa bergerak bebas; sekali waktu meregangkan lengan dan kaki sementara lain waktu melompat-lompat. Janin melatih lengan dan kakinya bergerak dengan lentur dalam ruang yang sebagian besar berisi cairan. Janin menggerakkan tangan ke depan dan ke belakang atau menendang-nendangkan kakinya ke atas dan ke bawah. PERUBAHAN KULIT Berat badan ibu hamil umumnya mengalami kenaikan beberapa kg. Akan tetapi ibu hamil bisa saja mengalami penurunan berat badan beberapa kg lantaran masih mengalami gangguan mual-muntah di pagi hari. Pada usia kehamilan ini, kenaikan berat badan sekitar 1,8-3,6 kg. Sementara, rata-rata kenaikan berat badan sepanjang kehamilan berkisar antara 11,4-15,9 kg. Pada akhir minggu ini, ukuran rahim jadi terlalu besar untuk tetap tinggal seluruhnya dalam panggul. Ibu dapat merasakan rahim berada tepat di atas tulang kemaluan (simfisis pubis). Di minggu ini pula jumlah cairan ketuban bertambah sekitar 50 ml. Mayoritas ibu hamil sudah merasa lebih nyaman dibanding waktu-waktu sebelumnya karena keluhan morning sickness sudah mereda dan ukuran tubuh belum terlalu besar. Selain perut, bagian tubuh lain juga ikut membesar, terutama payudara yang sedikit bengkak untuk beberapa waktu. Perubahan pada kulit dapat juga terjadi. Pada banyak ibu hamil, garis tengah kulit perut terlihat lebih gelap akibat terpigmentasi warna hitam kecokelatan, membentuk garis vertikal yang disebut linea nigra. Kadang bercak cokelat tak teratur dengan ukuran yang bervariasi terlihat pula di wajah dan leher. Bercak ini dinamakan chloasma atau mask of pregnancy yang umumnya akan hilang setelah persalinan. Kulit ibu pun mengalami perubahan vaskuler yang berbentuk benjolan kecil warna merah dengan cabang yang meluas ke luar. Ini paling banyak muncul di wajah, leher, dada dan lengan. Telapak tangan juga terlihat lebih merah. Namun tak perlu khawatir

karena gejala-gejala tersebut bersifat sementara dan menghilang segera setelah persalinan. Kelainan-kelainan tersebut tak lain diakibatkan oleh kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan.

Mungkin kita bertanya-tanya bagaimana sebenarnya cara janin mendapat makanan selama berada di dalam kandungan? Terlebih karena bayi tidak bisa makan dari mulut dan belum bisa bernafas dari hidung? Semua itu tidak lepas dari peran serta plasenta yang dikenal juga dengan sebutan ari-ari. Beberapa adat di Indonesia bahkan sangat mengagungkan ari-ari hingga dianggap sebagai saudara kembar dari si bayi. Walau demikian, apapun pendapat orang mengenai placenta, tidak bisa dipungkiri bahwa plasenta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan seorang bayi di dalam kandungan ibunya.

Kehamilan Kehamilan bisa terjadi karena adanya pembuahan pada telur dari sperma laki-laki. Setelah telur dibuahi, telur akan membelah menjadi sel-sel yang kemudian akan berkembang menjadi Zigot. Selanjutnya, Zigotakan membentuk Blastocyst kemudian menjadi Embrio dan akhirnya menjadi Janin. Semua proses tersebut terjadi pada trisemester pertama kehamilan. Pada awal perkembangannya sel-sel membutuhkan oksigen dan nutrisi yang semuanya akan didapatkan melalui plasenta dan dialirkan melalui tali pusat.

Proses Pembentukan Plasenta Plasenta dalam dunia medis disebut sebagai “organ sementara” yang terdiri atas selaput dan pembuluh darah. Plasenta menghubungkan ibu dan janin untuk mensuplai zat hara, oksigen, dan makanan. Awal mula terbentuknya plasenta dimulai dari pembentukan blastocyst yaitu sebuah sel berongga yang berbentuk seperti bola dan kemudian menempel di rahim ibu. Bagian dalam sel blastocyst tersebut akan menjadi embrio, dan lapisan luarnya akan berisi darah. Selama kurang lebih 21 hari, plasenta akan terus berkembang dan menjadi penghubung utama antara embrio dan ibu. Plasenta akan menjadi jembatan pertukaran nutrisi, oksigen, limbah atau sisa buangan. Karbondioksida atau CO2 yang bersumber dari bayi akan dibawa oleh sel-sel darah melalui tali pusat menuju plasenta untuk diproses dan dibersihkan, kemudian dikembalikan kepada ibu dalam bentuk darah bersih. Dengan kata lain, plasenta merupakan bagian penting dari janin karena tanpa plasenta janin tidak bisa membersihkan darahnya sendiri.

Tali Pusat Tali pusat bentuknya melingkar-lingkar seperti spiral, sangat panjang dan cukup lentur sehingga memungkinkan bayi untuk bergerak secara bebas dan mencegahnya dari terputusnya pasokan nutrisi. Tali pusat terdiri atas 1 vena dan 2 arteri. 2 arteri yang berada di tali pusat akan berfungsi untuk memompa dan menerima oksigen serta nutrisi dari ibu. Sedangkan vena akan membawa darah yang mengandung oksigen dari plasenta ke atrium kanan jantung janin. Proses janin makan dimulai dari, saat Ibu mengkonsumsi makanan, sistem pencernaan di dalam tubuhnya akan mengelompokkan makanan-makanan tersebut dan membagi-baginya menjadi partikel-partikel kecil dan kemudian diserap oleh tubuh. Nutrisi akan mengalir melalui darah plasenta dan kemudian diteruskan kepada janin. Panjang tali pusat rata-rata sekitar 60 cm hingga 70 cm. Tali pusat terdiri atas matrix yang terbuat dari protein dan karbohidrat dan dikenal dengan istilah Jelly Wharton.

SISTEM URIN (GINJAL) Pengantar Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti: renin-angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif (vit.D). Ginjal berbentuk seperti buah kacang buncis pada beberapa spesies hewan Mammalia. Paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renalis. Bagian ginjal yang membentuk cekungan disebut hilum. Pada hilum terdapat bundel saraf, arteri renalis, vena renalis, dan ureter. Ginjal dapat dibedakan menjadi bagian korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya coklat agak terang dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Pada korteks renalis banyak dijumpai corpusculum renalis Malphigi, capsula Bowmani yang terpulas gelap, sedangkan pada medulla banyak dijumpai loop of Henle. Suplai Darah Ginjal Ginjal mendapatkan suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjadi arteri renalis, →

arteri interlobaris → arteri arcuata → arteri interlobularis → arteriole aferen → glomerulus → arteriole eferen → kapiler juxta glomerulare → peritubuler → vena interlobularis → vena arcuata → vena interlobularis → vena renalis. Arteriole afferen Pada arteriole aferen dekat dengan badan Malphigi terdapat sel-sel juxtaglomeruler yang merupakan modifikasi otot polos befungsi menghasilkan enzim renin. Enzim renin berfungsi mengaktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I, selanjutnya angiotensin I oleh converting enzim diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II berfungsi merangsang sekresi hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na dan klorida pada tubulus kontortus distal. Nefron Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam pembentukan urin yang dinamakan nefron (nephron). Tiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yang dinamakan korpuskula renalis atau badan malphigi, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. Korpuskula renalis Korpuskula renalis terdiri atas glomelurus dan dikelilingi oleh kapsula Bowmann. Glomeruli Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler yang ruwet yang merupakan cabang dari arteriole aferen. Pada permukaan luar kapiler glomeruli menempel sel berbentuk spesifik dan memiliki penjuluran-penjuluran yang disebut podosit (sel kaki). Antara sel-sel endotel kapiler dan podosit membentuk strukrur Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Ekskresi 2 kontinyu yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Podosit berfungsi membantu filtrasi cairan darah menjadi cairan ultra filtrat (urin primer). Cairan ultra filtrat ditampung di dalam ruang urin yaitu ruang antara kapiler dengan dinding kapsula Bowmani dan selanjutnya mengalir menuju tubulus contortus proksimal. Komposisi kimia cairan ultra filtrat hampir sama dengan plasma darah. Capsula Bowman Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis gepeng. Ruang kapsuler berfungsi menampung urine primer (ultra filtrat). Sel podosit, sel epitel kapsula Bowman yang mengalami spesialisasi untuk filtrasi cairan darah. Oleh karena itu komposisi cairan ultra filtrat hampir sama dengan plasma darah kecuali tidak mengandung protein plasma. Sel Mesangial Pada sel-sel endotel dan lamina basalis kapiler glomerulus terdapat sel mesangial yang berperan sebagai makrofage. Tubulus Kontortus Proksimal Tubulus kontortus proksimal kebanyakan terdapat di bagian korteks ginjal. Mukosa tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel-sel epitel kubus selapis, apeks sel menghadap lumen tubulus dan memiliki banyak mikrovili (brush border). Sel epitel tubulus contortus proksimal berfungsi untuk reabsorpsi. Lengkung Henle (loop of Henle) Lengkung Henle berbentuk seperti huruf U terdiri atas segmen tipis dan diikuti segmen tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke dalam lumen. Cairan urin ketika berada dalam loop of Henle bersifat hipotonik, tetapi setelah melewati loop of Henle urin menjadi bersifat hipertonik. Hal ini dikarenakan bagian descenden loop of Henle sangat permeabel terhadap pergerakan air, Na+ , dan Cl- , sedangkan bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan sangat aktif untuk transpor klorida bertanggung jawab terhadap hipertonisitas cairan interstitial daerah medulla. Sebagai akibat kehilangan Na dan Cl filtrat yang mencapai tubulus contortus distal bersifat hipertonik. Tubulus Kontortus Distalis Tubulus contortus distalis tersusun atas sel-sel epithelium berbentuk kuboid, sitoplasma pucat, nuklei tampak lebih banyak, tidak ada brush border. ADH disekresikan oleh kelenjar hipofise posterior. Apabila masukan air tinggi, maka sekresi ADH dihambat sehingga dinding tubulus contortus distal dan tubulus koligen tidak permeabel terhadap air akibatnya air tidak direabsioprsi dan urin menjadi hipotonik dalam jumlah besar akan tetapi ion-ion untuk keseimbangan osmotic tetap ditahan. Sebaliknya apabila air minum sedikit atau kehilangan air yang banyak karena perkeringatan tubulus contortus distal permeabel terhadap air dan air direabsorpsi sehingga urin hipertonik. Hormon aldosteron yang disekresikan oleh korteks adrenal berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na. Sebaliknya mempermudah ekskresi ion kalium

Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Ekskresi 3 dan hidrogen. Penyakit Addison merupakan akibat dari kehilangan natrium secara berlebihan dalam urin. Tubulus Koligens Urin berjalan dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus papilaris Bellini. Tubulus koligens dibatasi oleh epitel kubis. Peristiwa penting pada tubulus koligens adalah mekanisme pemekatan atau pengenceran urin yang diatur oleh hormon antidiuretik (ADH). Dinding tubulus distal dan tubulus koligens sangat permeabel terhadap air bila terdapat ADH dan sebaliknya. Tubulus Kolektivus Tubulus kolektivus dari Bellini merupakan tersusun atas sel-sel epithelium columnair, sitoplasma jernih, nukleus spheris. Aparatus Jukstaglomerulus Tunika media ateriol aferen yang terletak didekat korpuskula malphigi mengalami modifikasi seperti sel-sel epiteloid bukan otot polos yang disebut sel jukstaglomelurus. Sel-sel jukstaglomelurus menghasilkan enzim renin. Renin bekerja pada protein plasma yang dinamakan angiotensinogen yang kemudian diubah menjadi angiotensin I. Selanjutnya zat ini oleh converting enzyme yang diduga terdapat dalam paru-paru, diubah menjadi angiotensi II. Angiotensi II merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Penurunan kadar ion natrium merangsang pengeluaran renin yang akan mempercepat sekresi aldosteron. Akibatnya resorbsi natrium yang akan menghambat ekskresi renin. Kelebihan natrium dalam darah akan menekan sekresi renin yang mengakibatkan penghambatan pembentukan aldosteron yang akan meningkatkan kosentrasi natrium urin. Jadi apparatus jukstaglomelurus mempunyai peranan homeostatic dalam mengawasi keseimbangan ion natrium. Macula Densa Macula densa merupakan bagian dari tubulus kontortus distalis yang melalui daerah di muka kapsula Bowmani terdiri atas sel-sel yang nampak meninggi, nuklei berderet rapat dan berbentuk spheris. Macula densa berfungsi untuk reseptor tekanan osmotic (osmoreseptor). Pembentukan urin Proses pembentukan urin meliputi: 1. filtrasi glomeruler 2. reabsopsi tubuler, dan 3. sekresi tubuler. Ekskresi oleh ginjal memiliki peranan untuk: 1. Memelihara keseimbangan air 2. Memelihara keseimbangan elektrolit 3. Memelihara pH darah. 4. Mengeluarkan sisa-sisa limbah metabolisme yang merupakan racun bagi tubuh organisme. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Ekskresi 4 Saluran urin Saluran yang dilewati oleh darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal hingga akhir sebagai berikut: glomerulus → kapsula Bowman → tubulus convulatus proksimal → loop of Henle → tubulus convulatus distal → tubulus koligen → tubulus collectivus → kaliks minor → kaliks mayor → pelvis renalis → ureter → vesica urinaria → urethra. Ureter Pada bagian superfisial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti payung (sisi atas lebih lebar dari sisi bawah) dan sel-sel lapisan bawah berbentuk polygonal. Tunica mucosa ureter membentuk lipatanlipatan longitudinal dengan epithelium transisional. Lamina propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Tunica muscularis tersusun atas stratum longitudinale, stratum circulare. Tunica serosa tersusun atas jaringan ikat longgar, tipis, jaringan lemak. Lamina propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Vesica Urinaria Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya ke ureter. Kaliks, pelvis, ureter dan kantung kemih memiliki struktur histology yang ahmpir sama. Mukosa terdiri atas epitel transisional dan facet sel berfungsi sebagai barier osmotic antar urin dan cairan jaringan. Lamina propria terdiri atas otot polos. Histofisiologi Ginjal Ginjal mengatur komposisi kimia cairan lingkungan interna melalui proses filtrasi, reabsorsi, dan sekresi. Filtrasi barlangsung dalam glomerulus, dimana ultra filtrate plasma darah dibentuk. Pada tubulus kontortus proksimal terjadi reabsorbsi zat-zat yang berguna bagi metabolisme tubuh untuk mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga memindahkan hasil-hasil sisa metaboisme dari darah ke lumen tubulus untuk dikeluarkan dalam urin. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan cara ini, organisme mengatur keseimbangan air dalam tubuh dan tekanan osmotik. Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125

ml filtrat per menit, 125 ml diabsorsi dan yang 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks sebagai urin. Setiap 24 jam dibentuk sekitar 1500 ml urin. Filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah dimana gayagaya yang melawan tekanan hidrostatik yaitu: 1. tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg) 2. tekanan cairan yang terdapat dalam bagian tubulus nefron (10 mm Hg) 3. tekanan interstitial di dalam parenkim ginjal (10 mm Hg), yang bekerja pada kapsul Bowman yang diteruskan ke cairan kapsuler. Tekanan hidrostatik adalah 75 mm Hg dan jumlah total gaya-gaya yang melawannya adalah 50 mm Hg, sehingga gaya filtrasi yang dihasilkan kira-kira 25 mm Hg. Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Ekskresi 5 Kandung Kemih dan Saluran Urin Kandung kemih dan saluran urin menyimpan urin yang dibentuk dalam ginjal dan mengalirkan keluar. Kaliks, pelvis, ureter, dan kandung kemih mempunyai struktur dasar histologis yang sama. Dinding ureter lambat laun menjadi lebih tebal bila makin mendekati kandung kemih. Mukosa organ-organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propria organ-organ ini terdapat selubung otot polos yang padat dan bergelombang. Uretra Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh. 1. Uretra pria terdiri atas 4 bagian yaitu: pars prostatika, pars membranasea, pars bulbaris, dan pars pendulosa. 2. Uretra wanita merupakan tabung yang panjangnya 4 – 5 cm, dibatasi oleh epitel berlapis gepeng dengan daerah-daerah dengan epitel toraks berlapis semu. Bagian tengah uretra wanita dikelilingi oleh sfinkter eksternus yang terdiri atas otot lurik volunter.

RG Squad, pernahkah kamu memerhatikan kalau setelah makan, minum, dan berlari ada banyak zat yang dikeluarkan melalui tubuh? Kenapa ya? Ternyata alasannya, zat-zat tersebut merupakan sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh. Hal ini disebut dengan proses ekskresi yang tujuannya supaya tidak meracuni tubuh kita. Nah, sistem ekskresi pada manusia ada banyak, lho, melibatkan ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Sekarang, kita bahas tentang ginjal dahulu, ya!

Coba siapa yang tahu di mana letak ginjal? Yup, posisinya berada di kanan dan kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang (gambar a). Bentuknya seperti biji kacang merah (gambar b). Oh ya, ginjal di sebelah kiri letaknya lebih tinggi lho daripada di sebelah kanan. Keduanya berwarna merah, karena banyak darah yang masuk ke dalamnya. Wah, bagaimana caranya darah bisa masuk ke dalam ginjal ya? Nah, pertama-tama melalui pembuluh arteri besar dan akan keluar dari ginjal lewat vena besar. Ginjal pun terdiri dari tiga lapisan (gambar c). Bagian luar disebut kulit ginjal/korteks renalis, di bawahnya medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga ginjal/pelvis renalis yang berfungsi sebagai penampung urine

sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter. Selain itu, ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan nefron.

Apa itu nefron? Merupakan penyusun utama ginjal yang berperan penting dalam proses penyaringan darah. Bentuknya terdiri dari komponen penyaring/badan malpighi yang dilanjutkan oleh saluran-saluran/tubulus. Tiap badan malpighi itu mengandung gulungan kapiler darah yaitu glomerulus yang berada dalam kapsula bowman. Di sinilah, proses penyaringan darah dimulai. Agar kamu tidak bingung, perhatikan kembali gambar di atas ya. Badan malpighi kemudian melanjutkan salurannya ke medula renalis (bagian tengah ginjal) dan korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah:    

Tubulus proksimal Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula, menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal. Tubulus distal Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula

Setelah kamu mengetahui cara penyaringan, tahukah kamu bahwa urine yang dihasilkan ginjal harus melalui tiga tahapan? Pertama yaitu filtrasi, kedua reabsorpsi, dan ketiga augmentasi.

a. Tahap Filtrasi

Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke glomerulus, tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui poripori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas:      

Urobilin; Urea; Glukosa; Air; Asam amino; Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.

Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut urine primer. Tahapan pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. b. Tahap Reabsorpsi

Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi). Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang mengandung air, garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning pada urine). Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi. c. Tahap Augmentasi Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Kemudian disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara. Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh adanya tekanan akibat adanya sinyal yang

menunjukkan bahwa kandung kemih sudah penuh. Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat adanya sinyal penuh dalam kandung kemih. Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra.

Related Documents


More Documents from "tania jannah"