Sisem Indra (mata Dan Kulit).docx

  • Uploaded by: Dola Nanda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sisem Indra (mata Dan Kulit).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,177
  • Pages: 41
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima rangsangan tertentu. Yang masing masing organ memiliki reseptor. Reseptor adalah alat penerima informasi reseptor dibagi berdasarkan jenis rangsangan yang ia terima seperti penerima rangsangan cahaya, rangsangan bau, rangsangan suara, rangsangan fisik seperti tekanan,sentuhan. Berikut salah satu contoh organ pengindraan yaitu Mata adalah organ indra yang kompleks, pada mata terdapat reseptor khusus cahaya yang disebut foto reseptor. Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ fisus) terdiri dari organ okuli asesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial ke 2), timbul dari selsel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus. Sedangkan

Kulit

merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Kulit seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena faktor genetis dan herediter, faktor yang terjadi di dalam kandungan, maupun dari faktor luar lingkungan dan kosmetik). Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75m². Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan anatomi dan fisiologi kulit meliputi struktur dan fungsi kulit, fisiologi dan biokimia kulit, fungsi biologik kulit, proses pigmentasi kulit, dan proses penuaan pada kulit B. Tujuan 1. Untuk mengetahui anatomifisiologi mata 2. Utnuk mengetahui anatomi fisiologi kulit

1

BAB II PEMBAHASAN

I.

Pengertian Kulit Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan

melindungi permukaan tubuh. Kulit disebut juga integumen atau kutis, tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan jaringan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Kulit mempunyai susunanan serabut saraf yang teranyam secara halus, berfungsi merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ yang paling luas sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya maahari, mikroorganisme, dan menjaga keseimbangan tubuh dengan lingkungan. Kulit merupakan indikator untuk memperoleh kesan umum, dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit misalnya pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan. Suhu kulit meningkat dengan adanya kelainan pada kulit atau gangguan psikis (misalnya : stres, ketakutan, atau marah) yang menyebabkan perubahan pada kulit.

1.1 Struktur dan Fungsi Kulit 1.1.2 Bagian-bagian Kulit Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis (kulit ari), dermis atau korium (kulit jangat), dan jaringan subkutan atau subkutis.

1.1.3 Epidermis (Kulit Ari) Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada bagian tubuh. Bagian yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan. Sedangkan 2

lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Pada epidermis, terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan, yakni: a.

Lapisan Tanduk (Stratum corneum), merupakan lapisan yang paling atas. Terdiri atas sel-sel mati yang mengelupas dan banyak mengandung keratin yang melindunginya. Lapisan ini secara terus-menerus melepaskan sel-sel kulit yang mati.

b.

Lapisan Jernih (Stratum lucidum), disebut juga ”lapisan barrier”. Terletak tepat di bawah stratum corneum. Merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti. Protoplasmanya berubah menjadi protein (eleidin). Biasanya terdapat pada kulit tebal seperti telapak kaki dan telapak tangan.

c.

Lapisan Granular (Stratum granulosum), tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

d.

Lapisan Malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer), memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.

e.

Lapisan Basal (Stratum germinativum) adalah lapisan terbawah epidermis yang hanya tersusun oleh satu lapis sel-sel basal. Di dalam stratum germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya.

1.1.4 Dermis Merupakan bagian yang paling penting di kulit dan sering dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau 3

kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Dermis terdiri dua lapisan, yaitu: a. Lapisan papiler (Pars papilare), merupakan bagian yang menonjol ke epidermis, tipis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. b. Lapisan retikuler (Pars retikulare), merupakan bagian yang menonjol ke subkutan, tebal, terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas), serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang banyak terdapat pada pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.

1.1.5 Subkutan atau Subkutis (hipodermis) Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbedabeda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai

darah ke dermis

untuk regenerasi.

Fungsi

dari

Subkutis/hipodermis adalah melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, dan kontrol bentuk tubuh.

1.2 Fungsi Kulit Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Pelindung atau proteksi. 2) Epidermis, terutama lapisan tanduk, berguna untuk menutupi jaringan- jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. 3) Penerima rangsang. 4) Pengatur panas atau thermoregulasi. 1.3 Keratinasi Keratinisasi adalah proses dimana sel-sel di epidermis menjadi dewasa. Ketika dewasa, sel-sel ini bergerak ke atas melalui lapisan epidermis dan secara bertahap kehilangan tubuh sel sehingga menyisakan keratin yang keras (stratum korneum) 4

pada lapisan luar dari kulit. Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Keratinisasi ini dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang b saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor.

1.3.2 Susunan Kimia Kulit dan Keratin Struktur kimia dan sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi berikut: 1) Protein 27% 2) Lemak 2% 3) Garam mineral 0,5% 4) Air dan bahan-bahan larut air 70,5%

Protein terpenting adalah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan keratin.Sel pada lapisan stratum corneum tersusun oleh keratin yang berasal dari protein, juga merupakan penyusun utama rambut dan kuku manusia.

5

1.3.3 Susunan Pokok Kimia Protein Keratin Setiap molekul protein tersusun oleh gabungan molekul asam amino, yaitu senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH) membentuk suatu gugus amida (-CONH-). Keratin terbangun dari kelompok-kelompok yang bersifat asam dan basa. Kelompok asam amino keratin saling berhubungan membentuk rantai yang panjang dan terjadi dalam bentuk alfa yang tertekuk atau beta yang terentang. Rantai tersebut berhubungan satu sama lain melalui 4 macam ikatan yaitu ikatan amida, ikatan garam, ikatan hidrogen, dan ikatan.

1.3.4 Empat Tipe Ikatan dalam Keratin 1) Ikatan amida/peptida (-CO-NH-) yang menghubungkan masing-masing amino ke rantai polipeptida. Hubungan ini dapat diputuskan oleh suatu larutan konsentrasi tinggi asam atau basa keras dalam air. Enzim-enzim tertentu dapatmemutuskan ikatan amida tersebut dan biasa digunakan dalam preparat 2) Ikatan garam (misal: -COO- + NH3-), berperan penting dalam menghubungkan rantai keratin. Rantai ini paling jelas terlihat dalam suatu lingkungan asam lemah (pH sekitar 4), dan tidak terlihat pada lingkungan alkalis atau asam kuat. Hal ini dikarenakan dalam keadaan alkalis atau asam kuat, keratin akan membengkak dan kehilangan daya tahan mekanis dan kimianya. Pembengkakan dan pelunakan keratin ini dimanfaatkan dalam sejumlah preparat kosmetik seperti sabun dan krim cukur. 3) Ikatan hidrogen (-CO...NH- atau –CO...HO-) melekatkan rantai keratin dalam posisi tertekuk. Pembengkakan oleh air memperlemah ikatan hidrogen dan larutan jenuh garam-garam tertentu akan merusak ikatan tersebut. 4) Ikatan disulfida (-S-S-) berperan dalam proses saling ikat rantai-rantai keratin. Dalam dunia kosmetik, sulfida (terutama thioglikolat) digunakan untuk memutuskan ikatan disulfida keratin rambut dalam proses pengeritingan rambut secara dingin (cold wave) dan dalam krim-krim penghilang rambut.

6

Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu: 1) Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 9597% air dan mengandung beberapa mineral. Kelenjar ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai kulit kepala. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2 juta, menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuknya langsing, bergulung-gulung, dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya. 2) Kelenjar keringat apokrin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di daerah-daerah ketiak, puting susu, daerah kelamin, dan menghasilkan cairan yang agak kental serta berbau khas pada setiap orang. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.

1.4 Kelenjar Sebesea dan Sebum Kelenjar sebasea merupakan kelenjar mikrokopis pada kulit yang memiliki bentuk kantong-kantong yang mengeluarkan suatu hal yang bersifat minyak atau lilin yang disebut sebum. Kelenjar sebasea atau kelenjar minyak menghasilkan minyak kulit (sebum) yang berguna untuk meminyaki kulit dan rambut agar tidak kering. Kelenjar sebasea terletak lebih dekat ke permukaan kulit dan bermuara pada saluran folikel rambut bersama kelenjar keringat apokrin di beberapa tempat. Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut yang berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan. oleh adanya melanin. Sifat sekresinya adalah holokrin, yang artinya mensekresikan bersama- sama dengan sel- sel yang dilepaskan dari dindingnya. Kelenjar sebasea terdapat diseluruh kulit, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada umumnya satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar sebasea yang bermuara ke saluran folikel rambut, tetapi ada juga yang dikelilingi oleh 4-5 kelenjar sebasea. 7

Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea yang ditemukan pada area kulit tidak berambut

Lokasi

Nama

Kelopak mata

Kelenjar meibom

Putting

Kelenjar mentgomory

Genital

Kelenjar Tyson

Epitelium Oral

Fordyce's spots

Pada kulit kepala, kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar sebaseanya telah membesar, sedangkan folikelnya mengecil. Pada kulit badan, jika produksi minyak dari kelenjar sebasea berlebihan, maka akan terjadi kulit yang berminyak yang sehingga memudahkan timbulnhya jerawat. Berikut gambar kelenjar Sebasea;

8

1.5 Pembuluh Darah Mekanisme suplai darah di kulit terdiri atas arteri dan vena yang berasal jaringan bawah kulit dan naik ke atas menuju kelenjar dan akar rambut. Suplai darah ke kulit merupakan sumber suplai nutrisi serta alat transportasi untuk bahan lainnya bagi kulit, seperti oksigen, hormon, dan enzim.

Berikut gambar letak pembuluh darah pada kulit;

Pembuluh darah memiliki fungsi yaitu : a. Untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan dermis. b. Mengatur suhu tubuh.

Suplai darah ke kulit memang penting, tetapi kulit juga ditentukan oleh factorfactor yang lain untuk hidup, misalnya glikolisis yang memberikan energy pembentukan kerati, sekresi sebum, sekresi keringat, dan proses- proses biologi lain, seperti pemecahan glukosa menjadi asam nukleat dengan riboflavin dan nicotinamide sebagai factor bagi enzim- enzim yang terlibat di dalam proses itu.

1.6 Limfe dan Saraf Kelenjar limfe merupakan sistem yang sangat esensial bagi tubuh karena berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Sistem ini terbentuk dari kumpulan cairan dalam jaringan, dimulai di sekitar kapiler, kelenjar dan folikel rambut yang berupa kapiler cairan limfe, dan berhubungan dengan pembuluh-pembuluh sub kapiler yang lebih besar. Sirkulasi cairan limfe berjalan sejajar dengan sistem saluran dan akhirnya mendampingi sistem pembuluh darah balik dekat jantung. Dinding pembuluh limfe 9

mudah ditembus oleh bakteri. Sistem saraf kulit berkaitan dengan fungsi kulit sebagai reseptor sentuhan, rasa kulit, dan suhu. Kulit kaya akan sel saraf sensoris kutaneus dan tempat bermuara ujung sel- sel saraf spinal (sistem saraf tepi) dan cranial (sistem saraf pusat) ujung sel saraf sensoris perifer ditemukan dalam jumlah yang banyak di lapisan epidermis yang berbeda, tetapi letaknya selalu dibawah lapisan Lengerhans (stratum granalusom). Ujung sel saraf paling banyak berada di dermis dan hypo-dermis yang dihasilkan beberapa korpuskel taktil seperti : 1. Korpuskel meisnerr merupakan saraf perasa nyeri. 2. Ujung saraf Krause merupakan saraf pearsa dingin. 3. Korpuskel Pacini merupakan saraf tekanan kuat. 4. Korpuskul Ruffini merupakan saraf perasa panas. 5. Ujung sekeliling rambut merupakan saraf perasa tekanan kuat. 6. Ujung saraf tanpa selaput merupakan saraf perasa nyeri. 7. Lempeng merkel merupakan saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan. (Trembly, 1978)

syaraf

10

1.7 Fisiologi dan Biokimia Kulit 1.7.1 Pernafasan Kulit Kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Namun, respirasi kulit sangatlah lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung dari lingkungan luar (udara). Begitu pula dengan karbondioksida yang dikeluarkan, lebih banyak melalui aliran darah dibandingkan dengan yang diembuskan langsung ke udara. (Tremblay, 1978). Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5% dari yang dilakukan oleh paru- paru, dan kulit hanya membutuhkan 7% dari kebutuhan oksigen tubuh (4% untuk epidermis dan 3% untuk dermis), pernafasan kulit tetap merupakan proses fisiologis kulit yang penting (Philip Adams, 1949). Menurut Burton (1959), pengambilan oksigen dari udara oleh kulit sangat berguna bahkan sangat penting (paul Blum) bagi metabolism di dalam sel- sel kulit. Penyerapan oksigen merupakan suatu proses yang penting, namun pengeluaran atau pembuatan CO2 tidak kalah pentingnya, karena jika CO2 menumpuk di dalam kulit maka akan menghambat pembelahan (regenerasi) selsel kulit. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2 dari kulit tergantung dari banyak factor di luar maupun didalam kulit, seperti: a. Temperature udara b. Komposisi gas di sekitar kulit c. Kelembaban udara d. Kecepatan aliran darah ke kulit e. Tekanan gas di dalam darah kulit f. Dilatasi pembuluh darah kulit g. Penyakit-penyakit kulit h. Usia i. Keadaan vitamin dan hormone di kulitPerubahan bahan dalam proses metabolism sel kulit, pemakaian bahan kimia pada kulit dan lain- lain

11

1.7.2 Mantel Asam Kulit Marchionini (1929) menemuka bahwa startum corneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel asam kulit” (sauremantel). Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5 sehingga bersifat asam lemah. Gambar letak asam mantel kulit.

Pada

hari

dilahirkan, berada Setelah

pertama pH

di

titik

bayi

kulitnya netral

umurnya

7.

berapa

minggu, angka pH itu turun menuju ke agak asam. Lapisan “mantel asam” kulit terbentuk dari kombinasi asam- asam karboksilat organic (asam laktat, asam pirolidon karboksilat, asam urokanat, dan lain- lain) yang membentuk garam dengan ion- ion natrium, kalium, ammonium, dan lain- lain, serta dari hasil ekskresi kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan asam amino dari reruntuhan keratin sel kulit yang sudah mati di permukaan kulit. 1.7.3 Fungsi “Mantel Asam Kulit” Ada tiga fungsi pokok “Mantel Asam Kulit” yaitu : a. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. b. Membunuh dengan sifat asamnya atau sedikit menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membehayakan kulit. Mantel kulit memiliki bahan-bahannya yang dapat mencegah adanya bakteri yang masuk, terutama pada susunan asam-asamnya. Terdapat bahan yang bersifat asam tetapi kurang daya disenfektannya dan ada bahan- bahan yang tidak begitu asam tetapi kuat daya disemnfektannya. Bahan- bahan yang membentuk “mantel asam” kulit seperti tersebut di atas adalah bahan- bahan yang begitu asam tetapi kuat daya disenfektannya. Bahan-bahan tersebut juga memiliki daya penyangga (buffer) yang kuat, baik terhadap senyawa yang bersifat alkalis maypun yang bersifat asam. pH keduanya dicoba untuk didekatkan ke pH fisiologos kulit, yaitu antara 4,5 – 6,5. Tentu saja 12

semkain alkalis atau semakin asam bahan yang mengenai kulit, semakin sulit untuk menetralisir dan kulit akan menjadi lelah karenanya. Kulit menjadi kering, pecah- pecah, sensitif, dan mudah terkena infeksi. Oleh karena itu PH kosmetik harus sama dengan atau sedekat mungkin dengan PH fisiologisnya “mantel asam kulit” yaitu antara 4,5 – 6,5. 1.8 Patofisiologi 1.8.1 Pengertian penyakit kulit Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang kulit permukaan tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit kulit umumnya adalah penyakit infeksi yang terjadi pada orang-orang segala umur.

1.8.2 Macam-macam Penyakit Kulit 1. Eksim Eksim/dermatitis

adalah

istilah

kedokteran untuk kelainan kulit yg mana kulit

tampak

meradang

dan

iritasi.

Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yg paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Eksim juga dapat muncul akibat alergi. Gangguan ini disebut eksim bila sudah menimbulkan bekas yang hitam, tebal, gatal, dan sering kali kambuh. Gejala yang dirasakan penderita eksim sebagai berikut. 1. Rasa gatal yang berlebihan pada kulit. 2. Kulit memerah, bersisik dan pecah-pecah. 3. Timbul gelembung-gelembung kecil mengandung air atau nanah.

Tangan, kaki, lipatan paha dan telinga adalah bagian tubuh yang paling sering terkena eksim. Eksim terbagi menjadi dua, yaitu eksim kering dan basah. Pada eksim basah, juga akan terasa panas dan dingin yang berlebihan pada kulit. Eksim disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, 13

daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangangan iklim, bahkan gangguan emosi.

2. Bisul (Furunkel) Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan,

tampak

memerah,

yang

akan

membesar. Benjolan ini berisi nanah, dan terasa panas dan berdenyut. Bisul bisa tumbuh di semua bagian tubuh. Namun lebih banyak tumbuh pada bagian tubuh yang lembab, seperti, lipatan paha, sela bokong, sekitar leher dan ketiak, dan juga kepala. Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokusaureus pada kulit melalui

folikel

rambut,

kelenjar

minyak,

kelenjar

keringat,

kemudian

menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia. 3. Campak (Rubella) Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

(peradangan

selaput

ikat

mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan golongan terjadi

karena

infeksi

Paramyxovirus. karena

menghirup

virus

Penularan percikan

campak infeksi ludah

penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

14

Tanda dan gejala campak muncul setelah satu minggu sampai dua minggu setelah terpapar virus., yang meliputi : 1. Demam 2. Batuk kering 3. Sakit tenggorokan 4. Ingusan 5. Peradangan mata (konjungtivitis) 6. Bintik-bintik pada kulit

4. Kudis (Skabies) Kudis

adalah

penyakit

yang

disebabkan oleh parasit tungau yang gatal yaitu sarcoptesscabieivarhominis. Kulit terjangkit kudis lebih banyak terjadi di daerah kumuh dan tidak menjaga kebersihan tubuh. Gejala kudis adalah adanya rasa gatal yang begitu hebat pada malam hari, terutama di selasela jari kaki, tangan, di bawah ketiak, alat kelamin, pinggang dan lain-lain. Kudis sangat gampang menular pada orang lain, secara tidak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tentu saja melalui sentuhan kulit terkena kudis dengan kulit orang lain. Secara tidak langsung bisa menular melalui handuk atau pakaian yang dipakai secara bergantian dengan penderita kudis.

5. Kurap Kurap terjadi karena jamur, biasanya yang menjadi gejalanya adalah kulit menjadi tebal dan pada kulit timbul lingkaran-lingkaran yang semakin jelas, bersisik, lembab dan berair dan terasa gatal. Kemudian pada lingkaran-lingkaran akan timbul bercak-bercak putih. Kurap timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala.

15

6. Jerawat Jerawat

sebagai

salah

satu

penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri yang tumbuh di kulit dan menghubungkan

pori-pori

dengan

kelenjar minyak di bawah kulit. Jerawat dapat berkembang jika pengobatan tidak dilakukan di tahap awal kemunculannya. Jerawat tidak hanya tumbuh di wajah, namun juga bisa tumbuh di bagian tubuh lain terutama punggung.

7. Cacar Air (Frambusia) Disebabkan oleh virus Trypanosoma, berupa berbintil-bintil

ranuim,

sangat

menular

(droppletinfection) melalui udara, pakaian dll. Untuk menghindari

penularan dan serangan

penyakit ini yaitu bisa dengan cara menjaga kebersihan, hindari kontak langsung dengan penderita.

8. Infeksi Jamur Penyakit kulit seperti panu yang ditandai dengan bercak pada kulit, gatal pada saat berkeringat kudis, jamur candida dan sejenisnya adalah disebabkan oleh infeksi jamur. Meski tidak berbahaya

penyakit

kulit

ini

bisa

sangat

mengganggu jika pertumbuhannya sudah meluas seperti gatal dan perih. 9. Kusta Disebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler serangan

obligat. pada

saraf

Diawali tepi,

dengan berlanjut

menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang dan testis. 16

Kusta merupakan penyakit infeksi kronis. Tanda penyakit kusta diantaranya bercak putih kemerahan pada kulit, mati rasa (otot, tangan, kaki dan mata) saraf tepi menebal.

10. Lepra Gejala awalnya kulit terasa mengkerut dan jika sudah akut kuman akan memakan kulit dan daging penderita.

1.9 Pencegahan Penyakit Kulit 1. Menjaga kebersihan lingkungan 2. Hindari kontak langsung dengan penderita penyakit kulit menular baik dari sentuhan langsung ataupun melalui perantara pakaian. 3. Menjaga kebersihan kulit 4. Lakukan Vaksinasi (imunisasi) untuk mencegah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus.

1.10 Pengobatan Pada Penyakit Kulit Dalam pengobatannya terdapat dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan secara medis dan pengobatan secara tradisional. Di bawah ini akan di terangkan berbagai macam obat tradisional yang sering di gunakan masyarakat untuk pengobatan penyakit kulit yang di antaranya : 1.

Kudis, gatal-gatal Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat gatal kemudian dibalut.

2.

Borok, luka atau kutil Olesi

dengan

getah

buah

jambu

monyet

atau

jambu

mete

(anarcadiumoccidentale L) selama beberapa hari sampai luka mengering. Untuk kutil, petiklah 5 lembar daun dewa, tumbuk daun hingga halus. Lumurkan daun

17

yang telah halus padatempat yang berkutil, buatlah sampai merekat, biarkan satu hari dan lepaskan esok harinya.

3.

Bisul, eksim dan penyakit-penyakit kulit lainnya Helayan mahkota bunga teratai dibakar, akan menghasilkan abu yang juga berkhasiat sebagai obat. Abu ini bisa dimanfaatkan sebagai obat luar untuk menyembuhkan bisul, eksim dan penyakit-penyakit kulit lainnya.

Adapun pengobatan penyakit kulit yang sesuai dengan resep dokter diantaranya : 1) Metiprednisonaseponal,

biasanya

untuk

eksim

endogen

(dermatitis

atopik,

neurodermatitis. 2) Desonida, untuk eksim kontak, kaligata, psoriasis, dan dermatitis lainnya. 3) Salep Acyclovir, biasanya dioleskan pada bentol cacar air. Obat ini dapat mencegah penyebaran cacar ke area yang lebih luas. Obat ini dioleskan setiap 3 jam sekali. 4) Alkohol, biasanya digunakan saat luka yang sudah pecah, untuk membersihkan darah atau nanah pada area luka. 5) Garamycin, obat berupa salep yang dioleskan pada permukaan kulit yang terkena penyakit bisul.

1.11 Gangguan kebutuan dasar manusia indra perabaan 1.11.1 Diagnosa Keperawatan 2. Gangguan Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan cacar air. 3. Gangguan integritas kulit berhungungan dengan cacar air. 4. Risiko infeksi terjadi dengan infeksi kuman berhubungan dengan luka (bekas garukan).

18

1.11.1 Rencana Keperawatan

No. 1.

Perencanaan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Gangguan

Gangguan

peningkatan

peningkatan

suhu

tubuh suhu

Intervensi

Rasionalisasi

1. Berikan kompres 1) Pemberian hangat.

hangat

tubuh 2. Kolaborasi

berhubungan

teratasi

pada

dengan cacar air

tanggal

17

januari 2019

dengan

agar dokter

kompres dilakukan

panas

demam

sedikit

untuk

pemberian

obat

antipiretik 2) Kolaborasi

menurun.

berupa

dengan

dokter

paracetamol

atau

650

mg (kaplet).

dalam

pemberian

obat

antipiretik

berupa

paracetamol 650 mg agar mengoptimalkan penurunan

suhu

tubuh klien 2.

Gangguan

Gangguan

1) Pemberian cairan

pemenuhan

pemenuhan

berupa cairan RL

RL

cairan tubuh

cairan teratasi

20

melalui

pada

melalui infus.

tanggal

gtt/menit

17 Nop 2012.

1)

Pemberian cairan 20

gtt/menit infus

pemenuhan

agar cairan

elektrolit klien dapat terpenuhi.

3.

Gangguan

Gangguan

integritas kulit

integritas kulit

dengan

dokter antibiotik

untuk

teratasi

pada

dalam pemberian mengatasi

kerusakan

tanggal

17

Nopember 2012.

1) Kolaborasi

Pemberian

obat

obat berupa anti kulit destruksi lapisan biotik (kaplet)

kulit, dan juga untuk mengurangi

perasaan

gatal pada permukaan kulit

yang

terkena

penyakit.

19

4.

Potensial infeksi Infeksi

pada 1) Anjurkan

klien

Agar permukaan

yang

terjadi luka

untuk

dengan

infeksi dipermukaan

menggaruk

bercak atau terdapat

kuman

kulit

permukaan kulit

luka tidak terinfeksi

berhubungan

garukan

yang gatal.

oleh kuman yang ada

dengan

akibat

luka terjadi

(bekas garukan)

tidak

tidak

1)

kulit yang terdapat

tanda- 2) Jaga kebersihan

pada

tanda

infeksi

luka agar tetap

tidak bersih.

pada

tanggal

bersih

17 2012.

nopember

dan

kering.

yang

Menjaga

kebersihan luka agar

3) Kolaborasi dengan

2)

tangan

dokter

tetap

bersih

dan

kering supaya tidak

dalam

ada kuman yang bisa

permberian obat

menginfeksi

antibiotik berupa

pada permukaan kulit.

liquid.

3)

luka

Kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian antibiotik

obat berupa

liquid yang dioleskan pada permukaan kulit yang

luka

diperlukan

sangat karena

untuk menguragi rasa gatal

pada

daerah

luka dan juga sebagai obat

untuk

menghilangkan bercak-bercak

pada

kulit.

20

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Penglihatan Normal Susunan indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari: 1. Kedua mata (the eye). 2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan

mata

dengan

otak

dalam

otak

(thevisual pathway). 3. Pusat

penglihatan

(visuralkorteks).

Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata. 2.1 Pengertian Mata Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif). Bagian bola mata manusia yang bertadah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata (tempat bola mata). Saraf optikus atau urat saraf kraniel adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus. Saraf ini bergerak kebelakang secara media dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga kronium, menuju kiasma optikum. Saraf penglihatan memiliki 3 pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak.

2.2 Bagian-bagian Mata a) Alis Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.

21

b) Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.

c) Kelenjar Air Mata Kelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk mencaga bola mata agar tetap basah. Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih. d) Kelenjar Lakrima (Air mata) Kelenjar air mata (lakrima) berfungsi menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang

beguna

menjaga

kelembapan

mata,

membersihakan dan membunuh bibit penyakit yang masuk kedalam mata.mata dari debu.

e) Kelopak Mata Kelopak mata terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka dan menutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan. Selain itu juga untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.

22

f) Konjungtiva Konjungtiva konjungtiva adalah membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.

2.3 Struktur Anatomi dan Fisiologi Mata Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu : 1) Lapisan luar, tunika fibrus yang merupakan lapisan penyangga. Terdiri atas sklera dan kornea. 2) Lapisan tengah, tunika vaskularis. Terdiri atas khoroid, badan siliaris dan iris. 3) Lapisan dalam, tunika neuralis. Terdiri atas retina.

23

a. Sclera Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sebagian besar sclera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sclera terdapat kornea. Sklera berfungsi untuk mempertahankan bentuk biji mata dan untuk melindungi bola mata dari kerusakan mekanis serta memungkinkan melekatnya otot.

b. Kornea Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebut konjungtiva. Kornea berfungsi untuk memungkinkan lewatnya cahaya dan merefleksikan cahaya.

c. Koroid Koroid merupakan lapisan membran tipis yang berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah berfungsi yang menyalurkan nutrisi ke retina, juga melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Pada bagian depan koroid, dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang disebut Iris. Koroid berfungsi untuk menyerap cahaya dan melindungi refleksi cahaya dalam mata.

24

d. Bilik anterior (kamera okuli anterior) Terletak antara kornea dan iris.

e. Iris Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris. Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya. Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.

f. Pupil Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina. Pupil berfungsi untuk mengatur banyaksedikitnya cahaya yang masuk.

g. Bilik posterior (kamera okuli posterior) Terletak diantara iris dan lensa. Bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.

h. Lensa Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersamadengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata. i. Aqueus humor Aquaeous humor atau cairan berair terdapat di balik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea, juga berfungsi menghasilkan cairan pada mata dan menyangga bentuk kantong depan bola mata. 25

j. Vitreus humor Badan Bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa Zat transparan seperti jeli (agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi bola mata dan membuat bola mata membulat. Fungsi viteous humor (badan bening humor) adalah untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina (selaput jala).

k. Badan Siliaris Merupakan otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata, dan biasanya melekat pada lensa melalui ligamen suspensior. Fungsinya adalah untuk mengatur cembung-pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan/pemfokusan cahaya.

l. Retina Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual). Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu: 1. Neuron Fotoreseptor 2. Neuron Bipolar 3. Neuron Ganglion Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat dibedakan menjadi rods (sel batang) dan cones (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmen rodospin yang dikhususkan untuk penglihatan hitamputih dalam cahaya redup, serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang. Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatu lekukan kecil pada makulalutea. Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina,bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh mata, jika jatuh pada bintik kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah menjadi 26

impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.

m. Saraf Optik (Saraf Mata) Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.

n. Otot-otot yang melekat pada mata 1) Muskulus rektus superior

: Menggerakkan mata ke bagian atas.

2) Muskulus rektus inferior

: Menggerakkan mata ke bagian bawah.

3) Mukulus rektus medial

: Menggerakkan mata ke bagian dalam.

4) Mukulus rektus lateral

: Menggerakkan mata ke bagian luar.

5) Muskulus oblikus superior

: Menggerakkan mata ke atas sisi luar.

6) Muskulus oblikus inferior

: Menggerakkan mata ke bawah sisi luar.

2.4 Proses Penglihatan Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. 27

2.5 Fotokimiawi Penglihatan Dalam bermacam-macam sel kerucut terdapat 3 tipe fotokimiawi yang menyebabkan sel kerucut memiliki kepekaan yg selektif terhadap warna. Fotokimiawi tersebut : 1) Pigmen peka warna biru 2) Pigmen peka warna hijau 3) Pigmen peka warna merah 2.6 Penglihatan Warna Menurut Teori Young-Helmholtz : Ada 3 tipe sel kerucut, dimana setiap kerucut ini dapat merespon secara rinci dan dibuat perincian lebih lanjut secara maksimal terhadap berbagai macam warna mekanisme daya lihat terhadap warna. Interpretasi cahaya monokromatik tertangkap oleh sel kerucut sesuai panjang gelombang. Seseorang dapat juga mempunyai sensasi warna kuning bila ada cahaya merah & cahaya hijau yang dipancarkan ke mata secara bersamaan merangsang sel kerucut merah & timbul sensasi warna kuning dan sel kerucut hijau walaupun sebenarnya tidak ada panjang gelombang yang sesuai dengan warna kuning. 2.7 Patofisiologi Mata 2.7.1

Kelainan Reflaksi Mata Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media pengelihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat didaerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Keadaan ini disebut ametropia yang dapat berupa miopia, hipermiopia, atau astigmatisma. Sebaliknya emetropia adalah keadaan dimana sinar yang sejajar atau jauh dibiaskan atau difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata melakukan akomodasi.

28

a) Miopia atau Rabun Jauh Miopi yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengah mata panjang. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan tergeser kebelakang dan diatur tepat jatuh di retina.

b) Hypermetropi atau Rabun Dekat Hypermetropi

yaitu

kelainan

mata

dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.

c) Astigmatisma Astigmatisma

adalah

mata

dengan

kekuatan pembiasan yang berbeda beda dalam dua bidang utama,biasanya tegak lurus satu sama lainnya. Kelainan ini di perbaiki dengan lensa silinder.

d) Resbiopia/Presbiopi Gangguan perubahan kecembungan lensa akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi akomodasi. Gangguan akomodasi ini terutama terlihat pada usia lanjut. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif.

29

2.7.2

Kelainan Pada Mata

1) Blefaritis Blefaritis adalah radang pada kelopak dan tepi kelopak mata. Disebabkan oleh infeksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsikelenjar meibom. Alergi dapat disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif, atau bahan kosmetik. Infeksi oleh bakteri disebabkan stafilokok, streptococcus alpha atau beta hemolyticus, pneumokok yang menyebabkan blefaritis seboroik. 2) Skleritis Skleritis

adalah

radang

kronis

granulomatosa pada sclera yang ditandai dengan destruksi kolagen, infiltrasi sel dan vaskulitis. Biasanya bilateral dan lebih sering terjadi pada wanita. Sebagian besar disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV yang berkaitan dengan penyakit sistemik.

3) Entropion Entropion

adalah

suatu

keadaan

melipatnya margo palpebra kearah dalam sehinggasilia akan tumbuh mengarah kedalam (trikiasis)

dan

kekonjungtifa

menyebabkan dan

kornea.

komplikasi Penyebabnya

adalah senilitas, kongonital, spasme, sikatriks, dan sebagainya.

30

4) Ektropion Ektropion adalah kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata mengarahkeluar sehingga bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar. Penyebabnya

adalah

kelainan

kongenital,

paralisis nervus fasialais, senil, spastic, dan sikatrik.

5) Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis

adalah

radang

konjungtiva yang bisebabkan oleh bakteri dan mudah menular. Penyebabnya yaitu stafilokok, streplokok,

corinebacterium

diphtheriae,

pseudomonas aeugenosa, neisseria gonorrhea, dan haemophilus influenza. 6) Konjungtivitis Viral Konjungtifitas

viral

adalah

radang

konjungtiva yang disebabkan virus. Biasanya disebabkan

Adenovirus,

Herpes

simpleks,

Herpes zoster, Klamidia, Newcastie, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya.

7) Konjungtivitis Alergi Konjungtivitis konjungtiva noninfeksi.

akibat

alergi reaksi

Disebabkan

adalah

radang

alergi

terhadap

oleh

reaksi

hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi antibody humoral terhadap allergen.

Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari sindrom steven jhonson, suatu penyakit eritema multiformal berat akibat reaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat obatan. Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi. 31

8) Konjungtivitis Sika Konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnnya permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan devisiensi komponen lemakair mata, kelenjar air mata musim, akibat penguapan berlebihan, atau karena parut kornea atau hilangnya mikrovili kornea. Bila terjadi bersama arthritisrheumatoid dan penyakit autoimun lain, disebut sebagai sindrom Sjogren.

9) Keratitis Adalah

peradangan

pada

kornea.

Etiologi : bakteri, jamur, virus, dan proses peradangan.

10) Urkus Kornia Adalah

hilangnya

sabagian

permukaan kornia akibat kematian jaringan kornia.

Etiologi

:

bakteri,

jamur,

acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensakontak) dan herpes simleks.

11) Endoftalmetis Adalah peradangan supuratif dalam bola mata. Penyebabnya adalah Infeksi kuman atau kuman jamur setelah terauma atau bedah, atau secara endogen akibat sepsis. Bakteri yang seringa menjadi penyebab adalah stafilokok, streptok, peneumokok, pseudomas, sedangkan jamur

yang

sering

menjadi

penyebab

aktinomises, asferginus dan sebagainya. 32

12) Glaukoma Akut Adalah penyakit mata yang disebabkan oleh

tekanan

intraokuler

yang

meningkat

mendadak sangat tinggi. Penyebabnya dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Biasanya menyerang pasien 40 th atau lebih.

13) Glaukoma Kronik Adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bolamata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen. Penyebabnya keturunan dalam keluarga , diabetes militus , arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, mitopia tinggi dan progresif dan lain-lain.

14) Katarak Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa

yang

dapat

terjadi

akibat

hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa , atau akibat kedua-keduanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.

Penyebabnya bermacam-macam. umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat terjadi secara kongentinal akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik dan gangguan perkembangan. Kelainan sistem metabolik seperti diabetes mellitus, galaktosomi dan sebagainya. Rokok dan minuman alkohol juga dapat menyebabkan katarak.

33

2.8 Diagnosa keperawatan

a) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera. b) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan – kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler. c) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan dan mengingat, keterbatasan kognitif. d) Nyeri berhubungan dengan trauma insisi. e) Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

No . 1.

Diagnosa

Perencanaan

Keperawata

Tujuan

n

Intervensi

Gangguan

Meningkatkan

persepsi

penglihatan dalam batas situasi

ketajaman

dan

sensori

individu,a mengenal gangguan

penglihatan,

penanganan

penglihatan

sensori

kemudian

awal

berhubungan

terhadap perubahan.

catat apakah

komplikasi

dengan

Kriteria Hasil :

satu atau dua

dapat

gangguan

a. Mengenal gangguan sensori

mata terlibat.

mengurangi

dan

ketajaman 1. Tentukan

Rasionalisasi

berkompensasi

1. Penemuan

penerimaan

dan berkompensasi terhadap

Observasi

resiko

sensori/status

perubahan.

tanda-tanda

kerusakan

disorientasi

lebih lanjut.

organ indera

b. Mengidentifikasi/memperba

iki potensial bahaya dalam 2. Orientasikan lingkungan.

2. Meningkatka

klien tehadap

n keamanan

lingkungan

mobilitas

3. Perhatikan tentang suram atau

dalam lingkungan. 3. Cahaya yang

penglihatan

kuat

kabur dan

menyebabkan 34

iritasi mata,

rasa tak

dimana dapat

nyaman

terjadi bila

setelah

menggunakan

penggunaan

tetes mata.

tetes mata

4. Letakkan

dilator

barang yang

4. Komunikasi

dibutuhkan/p

yang

osisi bel

disampaikan

pemanggil

dapat lebih

dalam

mudah

jangkauan/po

diterima

sisi yang

dengan jelas.

tidak dioperasi.

2.

Resiko tinggi Menyatakan

pemahaman 1. Beri klien

1. Posisi

cedera

terhadap factor yang terlibat

posisi

menentukan

berhubungan

dalam kemungkinan cedera.

bersandar,

tingkat

dengan

Kriteria hasil :

kepala tinggi,

kenyamanan

kerusakan

a. Menunjukkan

perubahan

atau miring

pasien.

fungsi

perilaku, pola hidup untuk

ke sisi yang

2. Aktivitas

sensori

menurunkan

tak sakit

berlebih

penglihatan

dan untuk melindungi diri

sesuai

mampu

kehilangan

dari cedera.

keinginan

meningkatka

vitreus,

b. Mengubah

pandangan

sesuai

kabur,

untuk

perdarahan

keamanan.

intraokuler.

factorresiko

lingkungan 2. Diskusikan

dengan

indikasi

meningkatkan

apa

yang

terjadi tentang

n tekanan intra okuler mata 3. Visus mulai

kondisi paska

berkurang,

operasi, nyeri,

resiko cedera

pembatasan

semakin

aktifitas,

tinggi.

35

penampilan,

4. Pengumpulan

balutan mata.

Informasi

3. Batasi

dalam

aktifitas

pencegahan

seperti

komplikasi

menggerakan kepala

tiba-

tiba, menggaruk mata, membongkok . 4. Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi. 5. Minta

klien

membedakan antara ketidaknyama nan dan nyeri tajam

tiba-

tiba, Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan.

3.

Kurang

Klien

menunjukkan

1. Pantau

1. Penemuan 36

pengetahuan

pemahaman tentang kondisi,

informasi

dan

tentang

proses

tentang

penanganan

kondisi,

pengobatan.

kondisi

awal

prognosis,

Kriteria Hasil :

individu,

komplikasi

pengobatan

Melakukan dengan prosedur

prognosis,

dapat

berhubungan

benar dan menjelaskan alasan

tipe

mengurangi

dengan tidak tindakan.

prosedur,

resiko

mengenal

lensa.

kerusakan

sumber

penyakit

dan

2. Tekankan

lebih lanjut.

informasi,

pentingnya

kurang

evaluasi

dan

terpajan dan

perawatan

penanganan

mengingat,

rutin,

awal

keterbatasan

beritahu

komplikasi

kognitif.

untuk

dapat

melaporkan

mengurangi

penglihatan

resiko

berawan.

kerusakan

3. Identifikasi tanda/gejala

2. Penemuan

lebih lanjut. 3. Penemuan

memerlukan

dan

upaya

penanganan

evaluasi

awal

medis, misal

komplikasi

: nyeri tiba-

dapat

tiba

mengurangi

4. Anjurkan

resiko

klien

kerusakan

menghindari

lebih lanjut.

membaca,

4. Aktivitas-

berkedip,

aktivitas

mengangkat

tersebut dapat

berat,

meningkatkan

37

mengejan

tekanan intra

saat

okuler.

defekasi,

5. Tidur

membongko

terlentang

k pada

dapat

panggul, dll.

membantu

5. Anjurkan

4.

kondisi mata

klien tidur

agar

terlentang

nyaman.

Defisit

Tujuan : Klien lebih mampu 1. Beri

perawatan

memenuhi perawatan diri

lebih

1. Penemuan dan

instruksi

penanganan

kepada

awal

berhubungan

pasien atau

komplikasi

dengan

orang

dapat

kerusakan

terdekat

mengurangi

penglihatan.

mengenal

resiko

tanda atau-

kerusakan

gejala

lebih lanjut.

diri

yang

komplikasi

2. Pemakaian

yang harus

teknik

yang

dilaporkan

benar

akan

segera

mengurangi

kepada

resiko infeksi

dokter.

dan

2. Berikan

mata.

instruksi lisan

cedera

3. Sumber dan

daya

harus tersedia

tertulis

untuk layanan

untuk pasien

kesehatan,

dan

orang

pendampingan

yang berati

dan teman di

mengenal

rumah

38

teknik yang 4. Memungkinka benar

n

memberikan

yang

obat.

dalam

3. Evaluasi

tindakan aman

lingkungan.

Perlunya bantuan setelah pemulangan. 4. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.

39

BAB III PENUTUP A.

KESIMPULAN Sistem penginderaan manusia terdiri dari indra penglihatan, indra penciuman, indra

pendengaran, indra pengecapan dan indra peraba. Seluruh sistem indra yang terdapat dalam tubuh manusia mempunyai peranan sangat penting. Indra peraba misalnya yang organ yang berhubungan yaitu kulit, ada juga indra penglihaan yaitu Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif). Bagian bola mata manusia yang bertadah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalam orbita mata (tempat bola mata).

40

Daftar Pustaka Saif udin. 2006. Anatomi fisiologi. Jakarta : ECG Pearce, evelyn. 2008 . anatomi fisiologi untuk para medis. Jakarata :PT. Gramedia Djuanda A. 2007. “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed”. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tranggono, Retno Iswari. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta : Gramedia. http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html 3 Oktober 2012 pukul 15.47 WIB. http://fisiologikedokteran.wordpress.com/2009/12/23/fisiologi-kulit/ http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/fisiologi-kulit/ http://www.slideshare.net/guest36f60b/anatomi-kulit-presentation/download

41

Related Documents


More Documents from "arie ayu"