Short Case Katarak.docx

  • Uploaded by: Nyimas Shafira
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Short Case Katarak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,412
  • Pages: 9
i

Short Case KATARAK SENILIS IMATUR OD + KATARAK SENILIS MATUR OS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh: Nyimas Shafira Nur Mutmainnah 04054821820132

Pembimbing: dr.H. E. Iskandar, Sp.M (K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2019

ii

HALAMAN PENGESAHAN Judul Katarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS

Oleh: Nyimas Shafira Nur Mutmainnah 04054821820132 Bedsite Teaching ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 21 Maret 2019 s.d 25 April 2019 Palembang,

Maret 2019

dr. H. E. Iskandar, Sp. M (K)

ii

1. Identitas Pasien Nama

: Ny. SBS

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. DS II Jejawi

Tanggal Pemeriksaan

:21 Maret 2019

2. Anamnesis (Autoanamnesis) a. Keluhan Utama Pandangan mata kiri seperti melihat asap sejak 3 bulan yang lalu. b. Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien mengeluh pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu pada mata kiri. Kabur dirasakan semakin lama semakin bertambah. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien merasa mata kiri semakin kabur dan pandangan mata kiri seperti melihat asap. Keluhan juga mulai dirasakan pada mata kanan, namun tidak sekabur mata kanan. Penglihatan kabur dirasakan terus menerus sepanjang hari, saat melihat dekat maupun jauh sehingga pasien sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien mengaku sering merasa silau (+) ketika melihat, terutama melihat lampu sehingga lebih nyaman jika melihat pada sore hari atau di tempat yang gelap. Mata merah (-), mata berair (-). Keluhan melihat seperti di dalam terowongan (-), pandangan ganda (-), nyeri (-), gatal (-), keluar kotoran mata (-), melihat pelangi disekitar sumber cahaya (-).Pasien belum berobat sebelumnya, kemudian pasien berobat ke poliklinis RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang.

c. Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat memakai kacamata baca (+) • Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-) • Riwayat trauma pada mata (-)

• Riwayat alergi (-) • Riwayat konsumsi obat dalam waktu lama (-) • Riwayat DM (-) • Riwayat operasi (-) • Riwayat hipertensi (-) d. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)

3.

Pemeriksaan Fisik

a.

Status Generalis

Keadaan umum

: tampak baik

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup

Frekuensi napas

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,5o C

Status gizi

: gizi baik

b.

Status Oftalmologis Okuli Dekstra

Okuli Sinistra

Visus

6/12 PH 6/7.5

1/300

Tekanan intraocular

P = N+0

P = N+0

Ortoforia

KBM GBM

Palpebra

Tenang

Tenang

Konjungtiva

Tenang

Tenang

Kornea

Jernih

Jernih

BMD

Sedang

Sedang

Iris

Gambaran baik

Gambaran baik

Pupil

Bulat, Central, Refleks Cahaya (+), diameter 3 mm

Bulat, Central, Refleks cahaya (+), diameter 3 mm

Lensa

Keruh, ST (+)

Keruh, ST (-)

SegmenPosterior Refleks Fundus

RFOD (+)

RFOS (-)

Papil

Sulit dinilai

Tidak tembus

Makula

Sulit dinilai

Tidak tembus

Retina

Sulit dinilai

Tidak tembus

4. 

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan slit lamp



Pro Pemeriksaan USG



Pro Pemeriksaan Biometri



Pro Pemeriksaan laboratorium



Pro Rontgen Thoraks

5.

Diagnosis Banding



Katarak Senilis Matur OD + Katarak Senilis Imatur OS



Katarak Senilis hipermatur OD + Katarak Senilis Imatur OS

6.

Diagnosis Kerja Katarak Senilis Imatur OS + Katarak Senilis Matur OD

7.

Tatalaksana KIE  Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan mata kabur pada pasien disebabkan oleh katarak yang timbul dipengaruhi oleh faktor usia.

 Menjelaskan rencana terapi yang akan dilakukan yaitu akan dilakukan terapi pembedahan berupa ektraksi lensa dan akan dipasang lensa baru. Rujuk Dokter Spesialis Mata

8.



Pro ekstraksi lensa OS + IOL



Pro Resep Kacamata pascaekstraksi lensa

Prognosis • Okuli Dextra o Quo ad vitam

: bonam

o Quo ad functionam

: dubia ad bonam



Okuli Sinistra

o Quo ad vitam

: bonam

o Quo ad functionam

: dubia ad bonam

ANALISIS KASUS

Seorang perempuan 55 tahun, datang ke poli mata RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan keluhan utama pandangan mata kiri seperti melihat asap sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan diikuti dengan penglihatan pada mata kiri kabur yang sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Kabur juga dirasakan pada mata kanan, namun tidak sekabur mata kiri. Pandangan kabur dirasakan terus menerus sepanjang hari, saat melihat dekat ataupun jauh, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Padangan kabur terasa semakin parah sejak 3 bulan yang lalu. Kedua mata tidak merah, tidak berair, tidak gatal, tidak nyeri, tidak ada penglihatan ganda, tidak ada pandangan seperti melihat pelangi atau terowongan. Pasien mengatakan lebih jelas melihat jika berada ditempat yang redup. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum tampak baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Respiratory rate 20x/menit, suhu 36,50c, status gizi baik. Pada pemeriksaan oftalmologi mata kanan ditemukan visus 6/12 pinhole 6/7.5. Lensa tampak keruh dan shadow test (+), reflek fundus okuli desktra (+), papil, makula, dan retina ODS sulit dinilai. Pada pemeriksaan oftalmologi mata kiri ditemukan visus 1/300. Lensa tampak keruh dan shadow test (-), reflek fundus okuli sinistra (-), papil, makula, dan retina ODS tidak tembus dengan pemeriksaan funduskopi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung dianosis kasus ini adalah pemeriksaan slit lamp, USG orbita, dan pemeriksaan biometri. Dari anamnesis, didapatkan mata tidak merah dan pandangan kabur yang onsetnya perlahan. Dari gejala yang dikeluhkan tersebut didapatkan petunjuk yaitu mata tenang visus turun perlahan, dengan kemungkinan diagnosis banding berupa katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronik, dan retinopati. Menyingkirkan satu per satu diagnosis banding tersebut dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologi. Pasien mendeskripsikan pandangan sepertiberkabut, dan merasa cahaya/lampu menjadi lebih silau dari sebelum-sebelumnya. Ini merupakan gejala penurunan visus dan glare yang terdapat pada katarak.

Pada pasien ini kemungkinan glaukoma kronik dapat disingkirkan dari tidak adanya keluhan mata seperti melihat pelangi bila melihat lampu (halo) dan pandangan seperti melihat terowongan, tidak ada nyeri pada mata yang disertai mual dan muntah. Pada pemeriksaan tonometri juga tidak didapatkan peningkatan tekanan intraokuler. Kemungkinan diagnosis retinopati diabetes dan retinopati hipertensi dapat disingkirkan karena tidak adanya riwayat diabetes dan hipertensi. Selain itu, untuk penegakan diagnosis pasti harus dilihat segmen posterior pasien. Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG Orbita untuk menilai segmen posteriornya. Dari uraian di atas, maka diagnosis yang paling mungkin adalah katarak. Hal ini ditegakkan dari keluhan penglihatan yang semakin lama semakin kabur, penderita merasa pandangan seperti berasap atau berkabut, penglihatan silau pada siang hari sehingga penglihatan pada malam harilebih jelas daripada siang hari. Selain itu, dengan pemeriksaan oftalmologis didapatkan adanya kekeruhan lensa yang menjadi pertimbangan penegakkan diagnosis katarak. Katarak pada pasien ini adalah katarak senilis, yaitu merupakan kekeruhan pada lensa yang terjadi pada usia tua yaitu lebih dari 50 tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan oftalmologi mata kanan didapatkan kekeruhan pada lensa dengan Shadow Test (+),hal ini menunjukkan masih ada bayangan iris terhadap lensa, dan menunjukkan lensa yang keruh masih sebagian. Pada katarak imatur lensa yang keruh hanya sebagian dan belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada mata kiri didapatkan kekeruhan pada lensa dengan Shadow Test (-), ini menunjukkan kekeruhan telah mengenai seluruh lensa sehingga katarak pada mata kiri adalah katarak matur. Sehingga dapat disimpulkan diagnosis pada pasien ini adalah katarak senilis imatur OD dan kadarak senilis matur OS. Untuk menentukan morfologi katarak dengan lebih pasti, maka perlu dilakukan pemeriksaan slit lamp. Tatalaksana

yang

dilakukan

pada

pasien

yaitu

pertama

kita

menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab dari kedua mata yang kabur adalah katarak, kemudian menjelaskan penatalaksanaan lebih lanjut yang akan dilakukan dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Selain itu, pasien juga

diberikan edukasi bahwa katarak karena faktor penuaan tidak dapat dicegah, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung sinar UV dengan kacamata, olahraga, dan sebagainya. Pada penderita direncanakan terapi pro ekstraksi lensa + pemasangan Intra Ocular Lens (IOL) . Pada pasien ini sudah diindikasikan untuk dilakukan terapi pembedahan karena visus tersebut sudah mengganggu pasien dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya. Tindakan ini selain untuk tujuan terapeutik, yaitu memperbaiki visus, juga untuk tujuan diagnostik, yaitu melihat segmen posterior. Prognosis keadaan vital pasien ini umumnya baik karena katarak senilis merupakan penyakit mata yang tidak mengancam kehidupan, yaitu merupakan penyakit degeneratif akibat suatu proses penuaan. Jika belum terdapat kerusakan di retina, maka prognosis fungsi penglihatan pada pasien ini juga baik karena jika pasien dioperasi maka dapat meningkatkan visus, namun perlu dilakukan pemeriksaan segmen posterior untuk menilai fungsi retina,. Penderita katarak memiliki risiko terjadi komplikasi antara lain: glaukoma sekunder, uveitis, subluksasi lensa dan dislokasi lensa. Untuk menghindari komplikasi tersebut, penderita diharapkan dapat kontrol secara teratur.

Related Documents


More Documents from "Odi Yuventius"