. Di Indonesia terdapat bebrapa spesies tungau yang dapat menjadi vector penyakit demam semak, yaitu Leptotrombidium deliense, Leptotrombidium arenicola, Leptotrombidium fletcheri dan Leptotrombidium scuttelare.Laporan ditemukan nya Leptotrombidium akamushi masih di ragukan kebenarannya, karena secara morfologis sukar di bedakan dari Leptotrombidium fletcheri. Leptotrombidium deliense merupakan vector utama, terdapat hampir di segala macam habitat dan hospesnyapun paling banyak macamnya.Leptotrombidium arenicoladi temukan di daerah Ancol, Jakarta, habitat berupa semak beralang – alang.Leptotrombidium scutellare hospes utamanya burung, oleh karena itu jarang di temukan pada hewan yang berjalan di atas tanah.Sebagai reservoir untuk Rickettsia tsutsugamushi adalah tikus rumah dan tikus ladang. Secara klinis gejala penyakitnya menyerupai tifus epidemic.Sering ditemukan adanya limfositosis dan limfadenopati.Satu sampai dua minggu setelah gigitan larva infeksius, timbul demam, menggigil dan sakit kepala hebat.Dalam beberapa hari selanjutnya, timbul kelainan di kulit dan pneumonitis. Demam query (Q fever) Demam query disebabkan oleh Coxiella buernetiiyang termasuk keluarga Rickettsiaceae. Dibedakan dari Rickettsia lainnya, karena tahan hidup diluar sel hospes, penularan pada manusia lewat inhalasi partikel infeksius dan bukan lewat gigitan serangga, gejala penyakit yang ditimbulkannya berupa pneumonitis tanpa kelainan kulit, dan tidak menyebabkan timbulnya antibody terhadap Proteus strain OX. Binatang percobaan yang kebal terhadap coxiella tidak kebal terhadap infeksi Rickettsia lainnya. Dengan demikian penyebab demam query termasuk dalam genus tersendiri. Binatang ternak yang terkena infeksi coxiella, sekresi hidung dan ludahnya mengandung kuman, demikian juga dengan plasenta dan cairan amnionnya yang pada waktu binatang sedang melahirkan dapat menyebarkan kuman kebenda – benda di sekitarnya. Kuman ini dapat tetap hidup dan tahan lama dalam sekresi dan ekskresi yang telah mongering, dalam wol, air ataupun dalam susu. Pada suhu 700C kuman dapat bertahan selama beberapa menit, dalam formaldehid 0,5% dapat bertahan selama 48 jam, sedangkan dalam fenol 0,4% dapat bertahan selama beberapa hari. Menurut penelitian di Australia, tikus berkantung (bandicoot) merupakan reservoir alam, sedangkan sengkenit (tick) dapat bertindak sebagai vector.Sapi dan domba merupakan hospes incidental yang biasanya terkena infeksi lewat gigitan sengkenit. Sapi yang terkena infeksi dapat menyebarkan kuman lewat air susu yang dikeluarkannya. Kebanyakan kumannya telah dimatikan pada waktu pasteurisasi. Penyakit yang ditimbulkan coxiella pada manusia berlangsung secara mendadak, demam dan menggigil tanpa kelaian kulit.Yang sering penyakitnya berupa pneumonitas yang menyerupai pneumonia atipik.Jika terjadi endocarditis subakut oleh kuman ini, dapat berakibat fatal.Penyakit ini terutama dapat di jumpai pada para petugas penyembelihan hewan atau pada
para peternak. Pada para penderita sakit akut, kuman coxiella dapat di temukan dalam dahak, air seni atau di dalam darah. Selain itu serum pada penderita diperiksa untuk mengetahui adanya kenaikan titer antibody. Demam parit (trench fever) Demam parit atau trench fever juga disebut demam lima hari, demam quintana atau demam tulang kering (shin bone fever). Disebabkan oleh Rochalimaea Quintana.Rochalimaea quintana berbeda dari Rickettsia lainnya, karena tidak dapat dibiakkan dalam binatang percobaan biasa, biakan sel ataupun dalam telur bertunas, tetapi dapat tumbuh dalam agar darahdalam suasana udara dengan kadar CO2 10%. Tidak dikenal adanya binatang sebagai reservoir.Penyakitnya ditularkan oleh kutu manusia lewat tinja yang dikeluarkannya. Kuman berkembang biak di dalam lumen usus dan bukan di dalam sel epitel usus. Siklus infeksi hanya terbatas pada kutu manusia.Kutu dapat dimanfaatkan untuk xenodiagnoses, yaitu kutu normal dibiarkan mengisap darah penderita, kemudian kuman penyebab penyakit dicari dalam jaringan kutu. Pada demam parit, demam menggigil berlangsung secara mendadak, hilang timbul dengan siklus 3-5 hari.Gejala lainnya berupa sakit kepala, malaise, nyeri otot dan nyeri tulang, terutama di daerah tulang kering.Kelainan kulit nampak pada masa demam.Penyakit ini pertama kali di temukan berjangkit di antara para pasukan tentara yang sedang bertempur dalam Perang Dunia I. Pemeriksaan laboratorium Pada Rickettsia selalu disertai dengan bacteremia pada stadium awal dari demamnya.Sebagai bahan pemeriksaan, darah seutuhnya diinokulasikan pada marmot, tikus atau telur bertunas. Pada marmot jantan akan dijumpai gejala-gejala yang khas, yaitu berupa demam, pembengkakan pada skrotum, nekrosis, perdarahan dan akhirnya binatang tersebut mati. Jika darah penderita baru diambil setelah minggu pertama sakit, maka inokulasi harus dikerjakan dengan bahan gerusan bekuan darah yang sedapat mungkin tidak mengandung serum, karena di dalam serum sudah terdapat antibody yang dapat mengurangi infektivitas kuman.Isolasi primer di dalam kantong kuning telur bertunas hasilnya kurang memuaskan.Pada tikus percobaan, kuman dapat ditemukan di dalam eksudat peritoneum. Biopsy kulit penderita Rocky Mountain spotted fever yang dikerjakan di antara hari keempat dan kedelapan setelah sakit, akan menunjukkan adanya Rickettsia jika dilakukan pemeriksaan imunofluoresensi. Selain itu serum penderita dapat diperiksa secara serologic dengan reaksi Weil Felix, imunofluoresensi atau komplemen fiksasi, Dua reaksi yang terakhir selalu positif pada semua jenis rickettsiosis.
Pengobatan
Tetrasiklin dan khloramfenikol merupakan obat pilihan.Sulfonamide merupakan kontraindikasi. Untuk mencegah relaps, pengobatan tetap diterus kan selama 3-5 hari setalah suhupenderita normal. Antibiotika menekan pertumbuhan kuman.Penyembuhan tergantung kepada mekanisme kekebalan penderita yang pada umumnya memerlukan waktu dua minggu untuk dapat mencapai suatu tingkat yang mampu menekan kuman. Jika pengobatan dimulai setelah hari keenam sakit , maka imunitasnya akan berkembang seperti dalam keadaan tanpa pengobatan dan tidak terjadi relaps. Sebaliknya jika antibiotika diberikan pada awal dari penyakitnya dan hanya diberikan dalam jangka pendek, maka mekanisme kekebalannya kurang cukup mendapat rangsangan.Relaps dapat dicegah dengan memberikan pengobatan yang cukup efektif selama lebih dari 10 hari. Pencegahan Untuk dapat melakukan pencegahan secara tepat, maka terlebih dahulu harus diketahui cara penularannya. Dapat terjadi inokulasi langsung pada mamalia, yaitu lewat gigitan arthropoda sewaktu mengisap darah.Dapat terjadi penularan pada arthropoda sewaktu mengisap darah mamalia yang telah terkena infeksi.Selain itu dapat juga terjadi penularan dari arthropoda ke arthropoda lewat telur yang telah terkena infeksi (transovarium).Hanya ada satu kekecualian yaitu pada Cixiella burnetii yang ditularkan kepada manusia lewat debu. Pada umumnya pencegahan dapat dikerjakan dengan memutuskan rantaian infeksi, imunisasi atau dengan pemberian antibiotika. Rantaian infeksi dapat diputuskan dengan membasmi kutu dengan insektisida, membasmi tikus dengan racun, mendirikan bangunan yang tidak mudah untuk bersarangnya tikus, kebersihan lingkungan, mengenakan perlengkapan tertentu yang dapat mencegah gigitan arthropoda misalnya sepatu bot, celana panjang terusan dengan kaus kaki, minyak gosok antiserangga. Penularan Q fever lewat susu dapat dicegah dengan pemanasan pada 62,50C selama 30 menit atau dengan pemanasan pada 71,50C selama 15 sekon. Vaksinasi aktif dapat dikerjakan dengan menyuntikan antigen yang berasal dari kantung kuning telur bertunas atau dari biakan sel yang telah diolah dengan formalin. Vaksin yang demikian dibuat untuk tifus epidemic, Rocky mountain Spotted fever dan Q fever. Khloramfenikol dapat diberikan untuk pencegahan demam semak di daerah yang endemic.Obat diberikan secara oral 3 gram sekali satu minggu.Tetrasiklin juga dapat diberikan untuk pencegahan.
CHLAMYDIA ORDO: Chlamydiales FAMILI: Chlamydiaceae GENUS: Chlamydia Chlamydia juga dikenal sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Negatif Gram, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasite intrasel obligat. Meskipun ukurannya sangat kecil dan hanya dapat hidup intrasel, namun kuman ini bukan termasuk virus melainkan bakteri. Hal ini terbukti dari sifat-sifat berikut yang tidak terdapat pada virus, yaitu memiliki ribosom, RNA dan DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat, mempunyai ensim yang aktif pada metabolisme, membelah secara biner dan pertumbuhannya dapat dihambat oleh obat-obat antibakteri. Chlamydia tidak mampu membentuk sendiri senyawa fosfat berenersi tinggi.Enersi yang dibutuhkannya di ambil dari sel hospes, oleh karena itu kuman ini juga disebut sebagai parasite enersi. Siklus perkembangan Chlamydia berkembang melalui beberapa stadium.Mulai dengan badan elementer yang infeksius. Berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, mempunyai satu inti dan sejumlah ribosom yang diliputi oleh dinding sel yang terdiri dari beberapa lapis. Badan elementer masuk ke dalam sel dengan cara fagositosis. Di sekelilingnya terbentuk vakuola. Dalam waktu 8 jam badan elementer berkembang menjadi badan inisial yang berukuran 0,8-1,5 mikron. Bentuk ini juga disebut sebagai badan retikuler, isi sel kurang padat jika dibandingkan dengan badan elementer, kadar RNA 4x lebih banyak daripada DNA dan tidak bersifat infeksius. Empat jam berikutnya badan inisial membelah secara biner, memebentuk badan intermedier dan kemudian badan elementer. Badan intermedier merupakan bentuk transisi antara badan inisial dan badan elementer.Badan inisial, badan intermedier dan badan elementer terkumpul dalam vakuol di dalam sel, bentuk demikian disebut sebagai badan inklusi.Badan inklusi pada hakekatnya merupakan mikrokoloni kuman di dalam sel hospes.Di dalam sel hospes dapat terbentuk beberapa mikrokoloni kuman jika terjadi fagositosis terhadap lebih sari satu badan elementer. Pematangan badan ini sial menjadi badan elementer disertai dengan meningkatnya sintesis DNA dengan cepat sehingga kadar DNA dan RNA berimbang. Pada waktu sel hospes pecah, badan elementer tersebar keluar dan menimbulkan infeksi pada sel-sel hospes baru.Siklus perkembangan Chlamydia memakan waktu 24-48 jam.
Komposisi kuman Chlanydia mempunyai dinding sel yang serupa dengan dingding sel kuman negatif Gram.Kadar zat lemak relatif tinggi, terutama berupa fosfolipid.Dalam dingding sel terdapat peptidoglikan yang mengandung asam muramat.Pembentukan dinding sel dapat dihambat oleh penisilin dan sikloserin. DNA pada badan elementer, terkumpul di dalam inti, sedangkan pada badan inesia, DNA terbesar di dalam sitoplasma.Enam puluh persen badan elementer berupa protein, dan paling sedikit terdiri dari 18 macam asam amino. Pewarnaan Dengan pewarnaan Giemsa, badan elementer terlihat berwarna ungu.Sedangkan badan inisial dan sitoplasma sel hospes berwarna biru. Dalam pewarnaan Gram Chlamydia bersifat negative Gram. Untuk indentifikasi kuman, hasil pewarna Giemsa jauh lebih penting daripada hasil pewarna Gram. Dengan pewarna Giemsa badan inklusi yang telah matang berupa masa padat di dalam sitoplasma berdekatan dengan inti sel hospes dan terlihat berwarna ungu tua, sedangkan dalam pewarnaan Lugol, badan inklusi Chlamydia trachomatis terlihat sebagai masa berwarna coklat, karena mengandung glikogen. Kemungkinan glikogen dihasilkan sendiri oleh kuman dan bukan oleh sel hospes, karena ternyata pembentukannya dihambat oleh penisilin.Pada umumnya Chlamydia yang menghasilkan glikogen jauh lebih peka terhadap sulfadiazin dan sikloserin daripada yang tidak.Hasil pewarnaan Lugol untuk mewarnai kuman dalam biakan sel, kepekaannya sangat kurang jika dibandingkan dengan hasil pewarnaan lainnya, karena glikogen hanya menyerap yodium dalam salah satu fase saja dari siklus perkembangan Chlamydia. Antigen kuman Chlamydia mempunyai dua jenis antigen, yaitu antigen grup dan antigen spesies.Kedua macam antigen ini terdapat di dalam dinding sel. Antigen grup berupa lipopolisakarida yang tahan panas, nukleasa dan proteinase, tetapi tidak tahan terhadap periodat (KJO4) dan lesitinase.Sebagian dari antigen grup dapat dipisahkan dengan deoksikholat. Antigen ini mengandung 2-keto-3 deoxyoctanoic acid seperti lipopolisakarida yang terdapat pada bakteri negative Gram. Antigen grup tidak dapat dipakai untuk identifikasi spesies atau strain Chlamydia. Antigen ini dapat ditentukan dengan tes pengikatan komplemen. Antigen spesies tetap dalam diding sel meskipun sebagian besar antigen grup telah dilepaskan dengan fluorocarbon atau deoksikholat. Antigen ini dapat dimurnikan dengan cara imunoadsorpsi, sebagian berupa protein yang dapat ditentukan dengan imunofluoresensi. Chlamydia trachomatisterdiri dari 14 macam imunotip. Imunotip A,B dan C merupakan penyebab konjungtivitis inklusi dan urethritis non spesifik, sedangkan imunotip LI, II dan III merupakan penyebab limfogranuloma venereum. Efek toksik kuman dengan serum anti spesifik, dapat digunakan untuk menentukan imunotip kuman.
Chlamydia juga mempunyai hemaglutinin yang sangat labil yang dapat menggumpalkan sel darah merah ayam dan tikus.Efek hemaglutinasi dapat dihambat oleh antibody grup. Metabolisme dan Pertumbuhan Karena tidak memiliki sistem ensim penghasil energi sendiri, maka Clhamydia harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan intraseluler.Energi yang diperlukannya di ambil dari sel hospes, misalnya berupa ATP yang merupakan senyawa fosfat berenersi tinggi.chlamydia tahan terhadap fagositosis tidak terpengaruh oleh ensim lisosom dan dapat menghambat sintesis DNA sel hospes.Pada sel hospes terdapat tempat lekat tertentu untuk Chlamydia, jika bagian ini dihilangkan, maka kuman akan sukar masuk ke dalam sel. Chlamydia dapat berkembang di dalam biakan sel, misalnya sel HeLa atau sel McCoy. Dalam sel HeLa akan lebih mudah tumbuh jika ke dalam cairan perkemihan ditambahkan diethylaminoethyl (DEAE) dextran, sedangkan untuk sel McCoy dengan Co60 juga memudahkan tumbuhnya kuman di dalam sel. Inokulasi kuman ke dalam sel dapat dipermudah dengan cara sentrifugasi.cara isolasi Chlamydia dengan menggunakan biakan sel merupakan cara tercepat.chlamydia juga dapat berkembang biak di dalam kantong kuning telur bertunas yang telah berumur 6-8 hari. Cara isolasi yang terakhir memerlukan banyak waktu.Seperti halnya beberapa bakteri lainnya, Chlamydian juga dapat melakukan metabolisme endogen, tetapi hanya sampai batas-batas tertentu.Kuman juga dapat membentuk CO2 dari glukosa, piruvat atau glutamate, selain itu juga mempunyai ensim dihidrogenasa. Daya Tahan Kuman Aktivitasnya mudsah dihambat dengan pemanasan.Infektivitasnya hilang setelah dipanaskan pada suhu 600C selama 10 menit. Meskipun pada suhu 370C, jika dibiarkan selama 3-12 jam, maka sebagian aktivitasnya akan hilang. Dalam proses liofilisasi (freeze drying) sebagian besar infektivitasnya hilang, tetapi dalam keadaan ini kuman dapat bertahan bertahun-tahun. Dalam eter kuman hanya dapat bertahan 30 m3nit, sedangkan dalam fenol 0,5% masih dapat bertahan selama 24 jam. Antibitika dapat menghambat perkembangan chlamydia.Penisilin dan sikoloserin sebagai penghambat dinding sel dapat menyebabkan kelainan bentuk, tetapi untuk pemakaian di klinik terbukti tidak efektif.Tetrasiklin dan eritromisin sebagai penghambat sintesis protein, terbukti efektif baik baik untuk pemakaian di klinik ataupun di laboraturium.Aminoglikosida dan polimiksin kurang efektif untuk kuman ini. Hubungan kuman-hospes Dalam suatu infeksi Chlamydia, acap kali dapat dicapai keseimbangan antara kuman dan hospes, sehingga sebagai akibatnya kuman dapat menetap terus dalam hospes untuk waktu yang lama atau bahkan seumur hidup.Dalam tubuh hospes terbentuk antibody yang hanya memeberikan sedikit efek protektif. Pemeberian antibiotika yang cukup lama dapat membasmi kuman dalam tubuh hospes, namun pemberian pengobatan dalam waktu dini yang diberikan dalam dosis yang kurang kepada penderita yang telah lama sakit, dapat menekan penyakitnya, tetapi disamping itu
juga dapat memberikan kesempatan kepada kuman yang bersangkutan untuk terus menetap di dalam jaringan tubuh hospes. Imunisasi dengan kuman yang masih hidup atau yang telah diinaktifkan dapat mencegah kematian karena efek toksik, tetapi tidak dapat mencegah infeksi; hanya jika terjadi infeksi, gejala penyakit yang timbul menjadi lebih ringan. Klasifikasi Chlamydia dapat dibeda-bedakan atas dasar patogenitas dan jenis hospes yang di serangnya.Pembedaan antigen antara lain dapat di tentukan atas dasar reaksi antigen-antibodi dengan cara imunofluoresensi, netralisasi toksin dan sebagainya. Dua spesies yang terpenting adalah: 1. Chlamydia psittaci Membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar secara difus dan tidak mengandung glikogen .pada umumnya tahan terhadap sulfonamide. Dapat merupakan penyebab psittacosis pada manusia, ornitosis pada burung atau pneumonitis pada kucing. 2. Chlamydia trachomatis Membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat dan mengandung glikogen.Pada umumnya peka terhadap sulfonamide.Dapat menyebabkan pneumonitis pada tikus. Pada