Sgd 1 Lbm 1.docx

  • Uploaded by: penizubaedi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sgd 1 Lbm 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,831
  • Pages: 11
LBM 1 Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif terhadap penyebaran penyakit menular. Setelah mendapatkan imunisasi, diharapkan tubuh dapat membetuk sistem imun adaptif terhadap antigen tertentu. Imunisasi dapat diberikan secara oral (misalnya imunisasi polio), intramuskuler (imunisasi DPT, Hepatitis B, dll) maupun secara intradermal (imunisasi BCG). Sebagian besar imunisasi perlu diulang setiap beberapa periode, misalnya imunisasi polio yang diberikan sejak bayi berusia 0 bulan dan diulang pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Namun ada juga yang diberikan cukup 1 kali, misalnya BCG. Beberapa jam setelah imunisasi, terkadang tubuh menjadi demam, serta muncul reaksi inflamasi didaerah sekitar lokasi penyuntikan STEP 1 Adaptive: imun yang bersifat spesifik, system imun yang di dapat dan memiliki memori Antigen: suatu zat yg dapat merangsang antibodi,seperti zat asing. Zat asing dari luar tubuh yang memunculkan respon imun. -

-

-

Imunisasi: proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. System imun adaptif: disebut juga system imun acquired/spesifik dimana system imun ini mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya Antigen: zat (misalnya protein atau toksin) yang dapat merangsang pembentukan antibodi jika diinjeksikan ke dalam tubuh Oral: bersangkutan dengan mulut, melalui mulut (tentang pemberian obat), berkaitan dengan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh udara yang seluruhnya melewati mulut, bersangkutan dengan wicara lisan yang dipertentangkan dengan tulisan Intramuskuler: dalam pembuluh darah, injeksi ke dalam otot tubuh. Injeksi ini diabsorbsi lebih cepat daripada injeksi subkutaneus karena suplai darah yang lebih besar ke otot tubuh. Imunisasi DPT: salah satu vaksinasi yang wajib diberikan kepada balita. Penyakit difteri, pertusis, dan tetanus Intradermal: keadaan di dalam atau di antara lapisan kulit, suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit Imunisasi BCG: Bacille Calmette-Guérin (BCG) adalah vaksin untuk tuberkulosis yang dibuat dari baksil tuberkulosis (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Polio: disebut juga poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan nyeri atau merusak saraf motorik, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot (ketidakmampuan untuk menggerakan tungkai atau bagian tubuh lain).

-

Inflamasi: reaksi tubuh terhadap mikroorganisme dan benda asing yang ditandai oleh panas, bengkak, nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh; proses yang diasosiasikan dengan pembersihan dan perbaikan jaringan yang rusak

STEP 2 : Sistem imun : 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

Apa jenis-jenis sistem imun? Bagaimana mekanisme sistem imun? Apa saja fungsi sistem imun? Apa saja factor yang dapat menghambat sistem imun? Apakah perbedaan imun spesifik dan non spesifik? Apa saja organ limfoid yang berperam dalam respon sistem imun? Apa saja lini pertama dalam sistem imun? Bagaimana cara meminimalkan kerusakan jaringan pada sistem imun?

Komponen dan antigen : 5. 6. 7. 8.

Apa saja macam-macam antigen? Bagaimana cara sistem imun mengeliminasi antigen? Apa saja komponen sistem imun yang menghambat antigen? Bagaimana antigen dapat melewati lini pertama sistem imun?

Innate dan adaptive : 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apa klasifikasi dari sistem imun innate? Bagaimana mekanisme respon innate? Bagaimana hubungan antara respon imun innate dan adaptive? Apa saja factor yang berpengaruh dalam sistem innate? Apakah Perbedaan humoral dan selular? Bagaimana respon imun dalam mengeliminasi antigen (adaptive dan innate) ?

STEP 3 : Imunisasi 1. Apa yang dimaksud imunisasi dan apa fungsinya serta manfaatnya?

Merupakan proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut. Manfaat: - Imunisasi bagi bayi bagus untuk menghindari penyakit infeksi berbahaya sehingga si bayi bisa tumbuh sehat. - Dapat menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan, hilangnya nyawa seseorang yang disebabkan oleh penyakit infeksi, dan mencegah penyakit epidemi pada generasi mendatang. - Menekan pengeluaran atau menghemat biaya kesehatan. 2. Bagaimana macam-macam cara pemberian imunisasi? Cara pemberian vaksin/imunisasi selalu tertera pada label vaksin, maka harus dibaca dengan baik. Vaksin harus diberikan pada tempat yang dapat memberikan respons imun optimal dan memberikan kerusakan minimal terhadap jaringan sekitar, pembuluh darah maupun persarafan. - Suntikan subkutan tidak mengganggu sistem neurovaskular, biasanya diberikan untuk vaksin hidup dan vaksin yang menghasilkan imunogenisitas yang tinggi apabila diberikan secara subkutan. Vaksin yang seharusnya diberikan intramuskular (misalnya Hepatitis B) akan menurun imunogenisitasnya apablia diberikan subkutan. Suntikan subkutan pada bayi diberikan pada paha atas bagian anterolateral atau daerah deltoid untuk anak besar. Jarum yang dipergunakan berukuran 5/8-3/4 inci yaitu jarum ukuran 23-25. Kulit dan jaringan di bawahnya dicubit tebal perlahan dengan mempergunakan jempol dan jari telunjuk sehingga terangkat dari otot, kemudian jarum ditusukkan pada lipatan kulit tersebut dengan kemiringan kira-kira 45 derajat. - Suntikan intramuskular secara umum direkomendasikan pada vaksin yang berisi ajuvan, apabila diberikan secara subkutan atau intradermal dapat menyebabkan iritasi pada kulit setempat, menimbulkan indurasi, kulit menjadi pucat, reaksi inflamasi, dan pembentukan granuloma, Pemilihan tempat dan ukuran jarum harus mempertimbangkan volume vaksin, tebal jaringan subkutan, dan tebal otot. M.quadricep pada anterolateral tungkai atas dan M.deltoideus merupakan pilihan untuk suntikan intramuskular, dengan mempergunakan jarum nomor 22-25. Menurut pedoman WHO, pada suntikan intramuskular, jarum harus masuk 5/8 inci atau 16 mm sedangkan FDA menganjurkan kedalaman 7/8-1 inci atau 22-25 mm. - Suntikan intradermal diberikan pada BCG dan kadang-kadang pada vaksin rabies dan tifoid, pada lengan atas atau daerah volar. Ukuran jarum 3/8-3/4 inci atau jarum nomor 25-27. Untuk vaksin oral, apabila dalam 10 menit anak muntah sebaiknya pemberian vaksin diulang; tetapi bila kemudian muntah lagi ulangan diberikan pada keesokan harinya. 3. Apa perbedaan vaksinasi dengan imunisasi? Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. 4. Mengapa bayi perlu diimunisasi?

Sebab bayi sangat rentan terhadap penyakit karena di dalam tubuhnya belum terbentuk sistem kekebalan yang kuat. Dengan melakukan imunisasi pada bayi, berarti melindungi bayi dari berbagai penyakit. 5. Apa saja macam-macam imunisasi? a) Imunisasi dasar - Usia 0 bulan: 1 dosis hepatitis B - Usia 1 bulan: 1 dosis BCG dan polio - Usia 2 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio - Usia 3 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio - Usia 4 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio - Usia 9 bulan: 1 dosis campak/MR b) Imunisasi lanjutan - Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan campak/MR - Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT - Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td *) imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu, DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan, DPT 2 pada umur 3-5 bulan dan DPT 3 pada umur 4-6 bulan. Ulangan selanjutnya (DPT 4) diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7 tahun. Sejak tahun 1998, DT 5 dapat diberikan pada kegiatan imunisasi di sekolah dasar (BIAS). Ulangan DT 6 diberikan pada 12 tahun, mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur >10 tahun. Sebaiknya ulangan DT 6 pada umur 12 tahun diberikan dT (adult dose), tetapi di Indonesia dT belum ada di pasaran. Dosis DPT/ DT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan Sistem imun : 1. Apa jenis-jenis sistem imun?

sistem imun

non spesifik

fisik / mekanik

kulit

batuk

spesisfik

larutan

bersin

Seluler

Biokimia

Humoral

asam yang ada di lambung

sitokin dan komplemen

fagositosis

Sel NK

Humoral

selular

sel B

Sel T

ig G, Ig E, Ig M, Ig

Th 1, Th 2

Sel B : Berpoliferasi di hati Sel T : di timus akan melakukan seleksi agar tidak dapat menyerang jaringan – jaringan yang sehat. Sel NK : Turunan limfosit. Secara spontan dan spesifik sehingga dapat melisiskan. Mekanisme interferon : Jika ada virus yang masuk ke dalam tubuh  ada RLR sebagai reseptor yang mengenali pathogen dalam inti sel.  virus yang masuk akan masuk ke dala m inti sel agar dapat membelah  sel akan mengeluarkan interferon  sel-sel yang lain memiliki reseptor interferon akan menangkan interferon sel terserbut akan mengeluarkan enzim sehingga penghambat replikasi.  sel yang sudah terkena virus akan mati oleh sel NK. 2. Apa saja fungsi sistem imun? a. Melindungi tubuh dari invasi beberapa penyakit b. Menghilangkan jaringan dari sel yang mati / nekrosis c. Menghilangkan sel-sel abnormal d. Fungsi homeostatis e. Pengawasan : sebagai control - Disebut juga system imun acquired/spesifik dimana system imun ini mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. - Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh system imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, system tersebut disebut spesifik.

-

Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, system imun spesifik/adaptif dapat bekerja tanpa bantuan system imun nonspesifik. Terdiri dari: a. System imun spesifik/adaptif humoral Pemeran utamanya adalah limfosit B/sel B. Di sini sel B melepas antibody untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular b. System imun spesifik/adaptif selular Pemerannya adalah limfosit T/sel T. Di sini sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi

3. Apa saja factor yang dapat menghambat sistem imun? a. Kegagalan dalam mengenali antigen (struktur dan patogenitas bakteri) secara aktif (autoimun) b. Respon inadekuat terhadap pathogen c. Respon lebih dan tidak terkendali yang menyebabkan hipersensitivitas 4. Apa saja factor yang mempengaruhi terhadap sistem imun? a. Umur (bayi dan lansia lebih rentan terkena penyakit) b. Factor metabolism (kesalahan keseimbangan contohnya pasien diabetes) c. Genetic (MHC-Mayor histocompability complex) d. Lingkungan dan nutrisi (yang malnutrisi lebih mudah terkena penyakit) Factor yang menghambat: - Kegagalan dalam mengenali antigen (struktur dan patogenitas bakteri) secara aktif (autoimun) - Respon inadekuat terhadap pathogen - Respon lebih dan tidak terkendali yang menyebabkan hipersensitivitas

5.

Apakah perbedaan imun spesifik dan non spesifik? Perbedaan Non spesifik Waktu Menit/jam (Cepat) Resistensi Tidak berubah Pajanan Tidak perlu Molekul dan pola molecular Spesifitas berhubungan dengan patogen Pengertian

Langsung menyerang

Spesifik Hari (lambat) Berubah Perlu Mikroba yang sudah mensensitasi sebelumnya Menandai dengan antibody,khusus bakteri yang sudah pernah menyerang

Sel penting Molekul penting

Sel NK, fagosit, monosit/makrofag Lisozim , komplemen

Th, sel B Antibody, sitokrin

6. Apa saja organ dan peran limfoid yang berperam dalam respon sistem imun? Ada factor usia tidak? a. Primer : sumsum tulang (proliferasi sel B, sebagai homeostasis) dan timus (Proliferasi sel T) b. sekunder : lien (tempat respon imun utama pada pembersihan, fagosistosis) dan kelenjar getah bening ( meningkatkan limfosit, menyaring cairan intersisil) c. nodus limfe : tempat fagosistosis makrofag d. limfoid : sumsum tulang, limpa, timus, mukosa, pencernaan 7. Apa saja lini pertama dalam sistem imun? Mukosa : pertahanan pertama yang terkena pathogen Silia, selaput lendir : jika patoghen menyerang sistem pernafasan Kulit 8. Bagaimana cara meminimalkan kerusakan jaringan pada sistem imun?

Komponen dan antigen : 9. Apa saja macam-macam antigen?  Epitop (Determinan)

Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduki atau memacu pembetukan antibodi. a. Unideterminan univalen : hanya memiliki satu jenis determinan dan jumlahnya satu b. Unideterminan multivalen : hanya memiliki satu jenis determinan namun berjumlah lebih darisatu pada satu molekul c. Multideterminan univalen : memiliki dua atau lebih jenis determinnan namun hanya berjumlahsatu pada setiap jenis determinannya d. Multideterminan multivalen : memiliki dua atau lebih jenis determinan dan setiap jenisnyaberjumlah lebih dari satu 

Antigen berdasar spesifitas o Heteroantigen: dimiliki oleh banyak spesies o Xenoantigen: dimiliki oleh banyak spesies namun hanya spesies tertentu saja





o Alloantigen:dimiliki oleh individu dalam satu spesies saja o Antigen organ spesifik: hanya dimiliki oleh organ tertentu saja o Autoantigen: berasal dari tubuh sendiri Ketergantungan terhadapSel T o T independent o T dependent Sifat kimiawi o Hidrat arang o Lipid o Asam nukleat o Protein

10. Bagaimana cara sistem imun mengeliminasi antigen? Tahap fagositosis (eliminasi) :  Opsonin  Pengenalan  Pengikatan  Endositosis : mikroba masuk ke dalam reseptor, membrane mulai menutup  Fusi dengan kromosom : mikroba terperangkap didalam phagosome di pseudo…  Phagolisosom : phagosom dan lisosom menyatu.  Penghancuran dan pencernaan : dicerna dan dihancurkan 11. Apa saja komponen sistem imun yang menghambat antigen? 12. Bagaimana antigen dapat melewati lini pertama sistem imun? Innate dan adaptive : 13. Apa klasifikasi dari sistem imun innate? 14. Bagaimana mekanisme respon innate dan adaptive? 15. Bagaimana hubungan antara respon imun innate dan adaptive? 16. Apa saja factor yang berpengaruh dalam sistem innate? 17. Apakah Perbedaan humoral dan selular? 18. Bagaimana respon imun dalam mengeliminasi antigen (adaptive dan innate) ? Sebelum antigen masuk ke dalam tubuh ada lini pertama? Di kulit dan mukosa ada apa? Flora normal kah? Sbg barrier tubuh? Bagaimana cara antigen dapat dikenali oleh system imun berdasar struktur kimia? Pemrosesan dan presentasi (hasil) antigen?

Kapan respon imun adaptive muncul? Bagaimana munculnya kerusakan karena reaksi inflamasi? Mekanisme kerusakan jaringan

1. Apa saja organ yang memproduksi sistem imun? a. Sumsum tulang : menghasilkan limfosit b. Timus : pematangan limfosit c. Nodus limfa : penyaring mikroorganisme (makrofag, limfosit) d. Splen : membuang antigen dalam darah e. Tonsil : memerangi infeksi bagian atas faring f. Hati : mensintesis proten plasma -

Limfoid primer = sumsum tulang dan timus Limfoid sekunder = Nodus limfa, Lien , kelenjar getah bening, tonsil

Macam macam antigen ? Struktur Antigen Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Imunogen Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karenamembawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan memacu pembentukan antibodi (imunogenik) 2. Hapten Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul karier) yang diikat olehmolekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak berikatandengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik Sebut dan jelaskan macam-macam penyaakit autoimun ?

1.Penyakit autoimun menurut organ -Penyakit autoimun organ spesifik Contoh: organ yang terkena penyakit autoimun adalah kelenjar tiroid,lambung dan pangkreas.

-Penyakit autoimun non organ spesifikPenyakit autoimun non organ spesifik terjadi karena dibentuknya antibody terhadap autoantigen yang tersebar luas didalam tubuh msalnya anti DNA. 2.Penyakit autoimun menurut mekanisme -Penyakit autoimun melalui antibodi. 1.Anemia hemolitik autoimun(AHA). 2.Miastenia gravis Adalah penyakit kronis yang disebabkan gangguan dalam transmisineuromuskuler.timbulnya miastenia gravis berhubungan dengantimus,umumnya penderita ini menunjukkan timoma atau hipertrofitimus dan bila kelenjar timus diangkat, penyakit kadang-kadang dapatmenghilang.3. 3.tirotoksikosis(penyakit grave, hipertiroidism) ditimbulkan oleh produksi hormon tiroid(tiroxin) yang berlebihan.gambaran klinik dan patologinya adalah lemas, gelisah,keringat berlebihan, palpitasi, berat badan menurun dan tidak tahan panas(heat intolerance).4. 4.anemia pernisiosa ditimbulkan defek pematangan sel darah merah karena gangguanabsorbsi vitamin B12.dengan keluhan lemas, pucat, tidak nafsu makandan berat badan menurun.

-Penyakit autoimun menurut antigen antibody: 1.lupus eritematosus sistemik(SLE)2. 2Artritis rheumatoid 3.sicca complex penyakit inflamasi kromis yang menyerang kelenjar eksokrin. Organ sasaran adalah epitel duktus kelenjar lakrimal dan ludah.ciri dari penyakitini adalah mata kering(keratokonjungtiva sicca) dan kulit kering(xerostomia). 4.sindrom goodpasturede adalah penyakit paru dan ginjal yang jarang tetapi progresif. 5.demam reuma adalah gejala sisa nonsupuratif dari penyakit streptokok A, biasanya berupa faringitis yang berm anifestasi 2-4 minggu pasca infeksiakut.gambaran klinis yaitu artritis, karditis, chorea( gerakan tidakterkontrol, tidak teratur dari otot muka, lengan dan tungkai). 6. sindrom pasca perikardiotomi dan sindrom pasca infark miokard(penyakitdressler) berupa inflamasi akut yang terjadi sesudah terjadi kerusakan pada jaringan jantung. 7.skleroderma penyakit yang kronis, proresif, menimbulkan cacat. Cirinya ialah peningkatan endapan kolagen dikulit dan kadang diorgan internal. 8.trombositopenia idoplastik(TSI) ditimbulkan oleh antibodi yang merusak trombosit.gambaran klinisadalah perdarahan pada gusi dan saluran gastrointestinal dan kencing. 9. penyakit bulosa( vesikuler) penyakit kulit kronis yang terjadi karena dekstruksi jembatan-jembataninterselular(dermosom) yang menggangu kohesi epidermis.

3.Penyakit autoimun menurur reaksi selular 1.Sklerosis multipel adalah penyakit neuromuskuler yang sering menunjukkanrelaps dengan periode eksaserbasi dan remisi yang terjadi lebih sering padawanita dibanding pria. 2.Ensefalomielitis diseminasi akut(EMDA),dapat terjadi setelah diberikanvaksinasi( rabies, campak dan influenza) 3.Sindrom gullian barre( polineuritis idiopatik akut) 4.Goiter (pembesaran kelenjar tiroid) 4.Penyakit autoimun melalui mekanisme selular dan humoral 1.Diabetes melitus tipe I( insulin dependent diabetes melitus/IDDM,juvenileDM), terjadi akibat detruksi imunologik sel beta dari sel langerhans pangkreasyang memproduksi insulin. 2.Tiroiditis kronis( tiroiditis hashimoto) adalah penyakit tiroid yang terutamamengenai wanita pada usia 30-50 tahun. 3.Polimiositis-dermatomiositis merupakan penyakit inflamsi akut dan kronisdari otototot(polimiositis) yang sering mengenai kulit(dermatomiositis). Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Di Indonesia untuk bayi dan anak di bawah 3 tahun diberikan vaksin DPT-HB, sedangkan vaksin DT dan Td diberikan untuk anak sekolah dasar (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Keberhasilan imunisasi tergantung oleh beberapa faktor yaitu status imun penjamu, faktor genetik penjamu, dan kualitas serta kuantitas vaksin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi adalah kualitas vaksin yang digunakan. Penyimpanan dan transportasi vaksin harus memenuhi syarat rantai dingin vaksin yang baik untuk mempertahankan kualitas vaksin (Ranuh, et al., 2011). Kualitas vaksin yang rendah menyebabkan vaksin tidak poten sehingga tidak bisa memberikan perlindungan.

VAKSIN DPT Vaksin DPT merupakan jenis vaksin inaktif yang sensitif terhadap suhu beku. Paparan suhu beku dapat merusak vaksin DPT (Ranuh et.al., 2011). Vaksin yang rusak jika diberikan kepada sasaran tidak dapat menimbulkan kekebalan. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga rantai dingin vaksin karena setelah potensi vaksin hilang tidak dapat dipulihkan kembali (UNICEF, 2010). Penyimpangan dari ketentuan pengelolaan yang ditetapkan dapat mengakibatkan kerusakan vaksin dan dapat menurunkan atau menghilangkan potensi vaksin.

Related Documents

Sgd Lbm 1.docx
April 2020 40
Sgd 1 Lbm 1.docx
December 2019 45
Lbm 1 Sgd 1.docx
April 2020 33
Sgd 1 Lbm 1.docx
April 2020 40

More Documents from "penizubaedi"

Sgd 1 Lbm 1.docx
December 2019 45
Sgd 4 Lbm 1 Hema.docx
June 2020 30
Lbm 3 Sgd 1.docx
April 2020 42
Eksema.ppt
December 2019 17