Serangkai Makna Kemerdekaan untuk Sang Pengenyam Pendidikan
Assalamualaikum Sahabat Indonesia, Tahun demi Tahun kian terlewati tidak terasa beberapa hari lagi adalah Hari Kemerdekaan kita dengan umurnya yang telah Senja yaitu ke73 Tahun. Sungguh ini adalah Anugerah dari Yang Maha Kuasa untuk Indonesia, meskipun banyak hal-hal yang kita rasa belum Merdeka namun setidaknya kita aman berada di Indonesia. Menegok kepada Negara tetangga kita Palestine maupun Rohingya membuat kita harusnya lebih bahkan wajib bersyukur karena diberikan Kedamaian meskipun tidak seberapa damai karena Penyalahgunaan Jabatan untuk Kekayaan Pribadi dari beberapa Oknum yang membuat Rakyat menderita. Adanya Hukum di Indonesia tidak sepenuhnya membuat kita menjadi Merdeka sebab banyak Kemerdekaan Rakyat Kecil yang direnggut oleh orang yang tak Bertanggung Jawab, Pemberlakukan Hukum di Indonesia pun tak asing lagi dengan Moto “Tumpul ke Atas Tajam ke Bawah”. Ini sudah sangat jelas tidak ada yang mampu menampiknya, saya sebagai Anak Hukum sangat kecewa atas Oknum-oknum yang mempermainkan Jabatannya. Menerima Uang Suap demi Keringanan Koruptor dan Mengabaikan Tangisan Rakyat Kecil lalu Menindasnya. Banyak Kasus yang menggambarkan Ketimpangan Hukum di Indonesia.
Kasus AAL Remaja Pencuri Sendal Jepit Kronologinya sangat sederhana, AAL menemukan Sendal Jepit yang sudah tidak baru lagi alias udah butut di Pinggir Jalan Zebra, Kota Palu. Ia dituduh melakukan Pencurian lalu diseret ke Meja Hijau, didakwa dengan Pasal 362 KUHP yang berbunyi : “Barangsiapa mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena Pencurian, dengan Pidana Penjara paling lama Lima Tahun atau dengan denda paling banyak sembilan ratus rupiah.” Kasus BM Korupsi pemberian FPJP Bank Century BM , didakwa atas dugaan Korupsi pemberian “Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek” dan Penetapan Bank Century sebagai Bank gagal berdampak Sistemik yang telah merugikan Negara Rp.6,7 Triliun, . Dikenakan Pidana Sepuluh Tahun Penjara.. BM terbukti Melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaiamana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi j.o Pasal 55 ayat 1 ke-1 j.o Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Dari kedua kasus diatas, kalian bisa membayangkan kerugian yang diraih dengan pemberlakuan hukum yang tidak setimpal. Kalo kita hitung-hitung dikasih harga mahal aja nih paling mahal deh ya anggap aja paling mahal, harga Sendal Jepit Rp. 500.000,- ya mungkin aja Sendalnya brand ternama tapi katanya sih sendal butut kisaran Rp.50.000,- yaudah gak apa-apa kan ceritanya dimahalin . Bandingin dengan hasil Korupsi Rp. 6,7 Triliun. Sepersen aja gak sampai apalagi Separuhnya, koq bisa-bisanya Hukumannya cuman 2 kali lipat dari si Pencuri Sendal Jepit. Perbandingan kedua kasus ini sudah sangat cukup mewakilkan gambaran hukum di Indonesia yang tidak sepenuhnya berpegang pada Keadilan.
Kemerdekaan itu sendiri menurutku Dimana seseorang bisa mendapatkan Pendidikan untuk memperluas Wawasannya serta menggunakan Ilmu yang diterima dengan semestinya. Banyak orang yang mengenyam pendidikan tapi tidak menggunakannya dengan baik dan benar. Hal ini lah yang membuat pemikiran mereka terjajah, terjajah dalam keegoisan dimana mereka berlomba-lomba mencari kedudukan dengan meraih harta, tahta, dan bahkan bisa saja untuk memperbanyak wanita. Bersyukurlah Indonesia telah Merdeka namun tetaplah waspada karena tak semua Warga Negara Indonesia berstatus Merdeka karena mereka yang tidak Merdeka adalah mereka yang tidak berani Melawan Pemikiran buruknya, rela terjajah karena keegoisan sehingga membuatnya bahagia ketika orang lain merasa dirugikan. Ketika kamu mengistimewakan Pendidikan dengan cara menjadi seseorang yang benar maka Merdekalah kamu. Tapi jika kamu menggunakannya hanya sebagai tameng lalu mengacuhnya maka Terjajahlah kamu. Saya bukan orang yang sempurna begitupun kamu karena itu lakukan lah yang terbaik untuk Indonesia bukan untuk diri sendiri. Meskipun para Pejuang telah sirna namun semangatnya tanamlah dalam jiwa karena dengan demikian kita juga mampu mempertahankan Indonesia dengan Kekuatan dan Pendidikan yang kita peroleh. Semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena kita Bersatu kita Indonesia, junjung Keadilan bukan Keuntungan. Tulisan ini bertujuan untuk kebaikan bersama. Jika ada salah kata dalam sebuah kalimat, salah khilaf mohon maaf Wassalamualaikum wr.wb.