Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2, dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau dari sistem asam-basa lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan linggannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah muatan kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks (Ramlawati, 2005 : 1). Hal yang sangat spesifik dari senyawa kompleks adalah adanya spesies bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies tersebut dapat berupa nonionic, kation atau anion, bergantung pada muatan penyusun. Jika bermuatan maka sepsis itu disebut ion kompleks atau lebih sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati, 2005 : 1).
Dalam artian luas senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri. Misalnya dalam penggabungan seperti berkut : A+B
→
AB
Senyawa AB dapat dianggap sebagai senyawa kompleks (Svehla, 1985 : 182). Senyawa kompleks berbeda dengan garam rangkap. Contoh, dua senyawa 2KCl.HgCl2 dan 2KCl.HgCl2. Sepintas kedua senyawa ini mirip tetapi ternyata memiliki sifat yang berbeda. Senyawa yang pertama menghasilkan tiga ion tiap molekul. Berdasarkan perbedaan sifat itu,
senyawa pertama dinamakan kompleks yang secara umum dituliskan K2[HgCl4], dan senyawa kedua dinamakan garam rangkap dan tetap ditulis 2KCl.HgCl2 (Ramlawati. 2005; 1-2). Dalam Pelaksanaan analisis anorganik kualitatif, banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (Seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2(Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Svehla, 1990 : 95). Beberapa jenis senyawa kompleks yaitu: 1. Senyawa kompleks netral. Misalnya 2. Senyawa kompleks ionik. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positi, (kation) dan ion negate (anion) misalnya Dalam senyawa kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau keduanya dapat merupakan ion kompleks. 3 jenis senyawa kompleks ionik yaitu
a. Senyawa kompleks ionik dengan kation sebagai ion kompleks. b. Senyawa kompleks ionik dengan anion sebagai ion kompleks. c. Senyawa kompleks ionik dengan kation dan anion sebagai ion kompleks. Berikut senyawa kompleks ionik
Klasifikasi Senyawa Kompleks Ditinjau dari teori asam-basa, ligan dari senyawa kompleks merupakan basa Lewis, sedangkan ion logam pusat merupakan asam Lewis. Berdasarkan Jumlah Pasangan Elekron Yang Disumbangkan Dalam Ikatan Kompleks, ligan dikelompokkan menjadi: 1. Ligan monodentat : ligan yang hanya mampu memberikan 1 pasang electron kepada
satu
ion logam pusat. Contoh: semua ion halida, amonia, dan air. 2. Ligan bidentat : ligan yang memiliki 2 atom donor sehingga mampu memberikan 2 pasang electron. Hasil pembentukan ikatan kordinasi menghasilkan struktur amin dengan ion logam
(disebut sebagai cincin kelat). Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, disulfit atau anion seperti oksalat, karbohidrat, nitrit, ditiokarbamat dan ion glisin. 3. Ligan polidentat: ligan-ligan yang mememiliki lebih dari 2 atom donor Ligan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya untuk melakukan ikatan koordinasi.