Bagaimana Jika Terjadi Perang Nuklir?
Tujuan suatu negara mengembangkan senjata adalah untuk pertahanan dan keamanan, tidak terkecuali senjata nuklir. Apabila dua negara berperang, maka negara dengan persenjataan yang lebih kuat memiliki peluang untuk menang yang lebih besar. Tapi apa yang terjadi jika dua negara yang berperang masing-masing menggunakan senjata nuklir? Berdasarkan hasil penelitian para ahli yang dirangkum dari beberapa situs terpercaya, ledakan nuklir menghasilkan energi yang sangat dahsyat. Sebagai gambaran, ledakan nuklir dengan kapasitas 1 megaton akan menghasilkan tekanan dengan kekuatan 180 ton dalam radius 6 km. Gelombang kejut (shockwave) yang dihasilkan akan menyebabkan kecepatan angin sekitar 255 km/jam.
Sementara itu, dalam radius 1 km dari pusat ledakan, tekanan yang dihasilkan bisa mencapai 720 ton dengan kecepatan angin kurang lebih 756 km/jam. Ibarat memecahkan telur menggunakan palu baja yang diayun dengan kecepatan tinggi, tekanan dan gelombang kejut sebesar itu akan meluluh-lantahkan apa saja yang dilewatinya. Belum lagi radiasi kalor yang dipancarkan dari reaksi fusi ledakan nuklir yang panasnya mencapai sekitar 100 juta derajat Celcius. Temperatur ini bahkan lebih panas dari suhu
permukaan matahari yang diperkirakan sebesar 6.000 derajat Celcius. Radiasi panas tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya dan dapat dirasakan hingga radius 40 km. Saking panasnya, manusia yang terkena ledakan tersebut seketika hancur lebur menjadi debu.
Ledakan nuklir juga akan memancarkan partikel berbahaya yang mengandung radiokatif dengan daerah sebaran mencapai 80 kilemeter dari pusatnya. Manusia yang terpapar zat radioaktif dosis tinggi akan mengalami kerusakan sel serta organ tubuh dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Sementara dalam dosis rendah, kerusakan sel yang ditimbulkan dapat memicu kanker, kerusakan genetis dan mutasi. Tidak hanya itu, cendawan raksasa yang muncul akan membawa zat radioaktif ke angkasa. Awan yang terbentuk akan diterbangkan angin ke daerah sekitarnya dan selanjutnya turun dalam bentuk hujan yang terserap tanah. Radioisotop yang tersimpan di udara, air dan tanah
berpotensi untuk memapar tanaman dan hewan yang pada gilirannya mencemari rantai makanan manusia. Efek negatifnya akan dirasakan selama puluhan tahun ke depan. Ledakan nuklir terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah adalah saat uji coba Tsar Bomba (Raja Bom) oleh Uni Soviet di Sukhoy Nos, Kawasan Arktika Novaya Zemlya tahun 1961. Saking dahsyatnya, shockwave dari ledakan itu mengitari bumi 3 kali dan menghancurkan gedung-gedung yang berjarak ratusan kilometer, termasuk kaca jendela bangunan di Finlandia dan Norwegia. Komunikasi radio terganggu lebih dari satu jam. Kekuatan Tsar Bomba mencapai 58 megaton atau sekitar 33.333 kali kekuatan bom atom di Hirosima dan Nagasaki. Cendawan api raksasa yang dihasilkan melambung hingga ketinggian 64 km. Kilatan cahayanya bisa terlihat dari jarak 1.000 km.
Dengan semakin canggihnya teknologi nuklir yang ada saat ini, bukanlah suatu hal yang mustahil apabila negara-negara di dunia dapat membuat dan mengembangkan bom nuklir dengan kekuatan ledakan puluhan bahkan ratusan kali lipat lebih dahsyat dari Tsar Bomba.
Dengan demikian, apabila terjadi perang nuklir antar negara, dampak kehancurannya tidak hanya akan dirasakan oleh dua negara yang berperang, namun juga oleh negara-negara di sekitarnya. Data yang dilansir oleh International Campaign to Abolish Nuclear Weapon (ICAN) memperkirakan total jumlah hulu ledak nuklir di dunia saat ini adalah 14.485 buah yang dimiliki 9 negara. Tidak dapat dibayangkan apabila negara-negara itu terlibat perang nuklir. Dampak dari ledakan seluruh bom nuklir tersebut diperkirakan dapat memusnahkan populasi umat manusia. Efek radiasi dan panas yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya selama puluhan bahkan ratusan tahun yang akan datang. Kehancuran di permukaan bumi akan begitu masif, sehingga mengantarkan manusia yang tersisa kembali ke zaman batu. Idealnya, dengan melihat dampak dari kemungkinan terjadinya perang nuklir, maka seluruh negara di dunia seyogyanya berpikir dua kali untuk membuat dan mengembangkan senjata nuklir. Alangkah baiknya apabila teknologi nuklir yang ada hanya digunakan untuk kesejahteraan umat manusia, seperti energi listrik, kesehatan dan bidang-bidang ilmiah lainnya.