Seminar Tpds 16 Juli 2009 - Tatang Taufik

  • Uploaded by: Tatang Akhmad Taufik
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Seminar Tpds 16 Juli 2009 - Tatang Taufik as PDF for free.

More details

  • Words: 3,185
  • Pages: 43
Seminar “Teknologi dan Peningkatan Daya Saing Nasional” BPPT, 16 Juli 2009

Tatang A. Taufik Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

PERAN BPPT

DALAM KERANGKA PENGUATAN SISTEM INOVASI

OUTLINE

1

5

PERSPEKTIF SISTEM INOVASI

2

BPPT DALAM INNOVATION GOVERNANCE

3

PERAN PENTING BPPT

CATATAN PENUTUP

2

OUTLINE

1

5

PERSPEKTIF SISTEM INOVASI

2

BPPT DALAM INNOVATION GOVERNANCE

3

PERAN PENTING BPPT

CATATAN PENUTUP

3

TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUAN Mewujudkan Perbaikan Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa

Hanya dapat dilaksanakan melalui Peningkatan Daya Saing dan Penguatan Kohesi Sosial • Mampu mengatasi kendala, mengantisipasi menghadapi tantangan, serta menciptakan dan memanfaatkan peluang atas faktor-faktor penting berdimensi universal-global dan kontekstual / spesifik lokal; • Membangun kemampuan menuju “ekonomi pengetahuan” (knowledge economy) dan “masyarakat berpengetahuan” (knowledge society)

Penguatan Sistem Inovasi Merupakan bagian integral agenda pembangunan yang semakin menentukan. 4

TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUAN Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa

Knowledge Society

Knowledge Economy

Daya Saing dan Kohesi Sosial

1. 2. 3. 4.

SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil Infrastruktur komunikasi yang dinamis Sistem inovasi yang efektif Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim kelembagaan yang mendukung

Sistem Inovasi

1. Sistem informasi dan komunikasi 2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat 6. Rejim kebijakan yang kondusif

Isu-isu Kontekstual Kecenderungan dan Tantangan Universal Globalisasi

Kemajuan Iptek, Inovasi

 Ekonomi Pengetahuan

Ekonomi Jaringan

Faktor-faktor Lokalitas 5

CATATAN PENGERTIAN TENTANG DAYA SAING • • •

Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan). PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”. “Pembedaan” pada beragam tingkatan: – –

Negara / Daerah



Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.” Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral”  pendekatan “klaster industri.” Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).

Mikro ~ Perusahaan Memiliki pengertian yang berbeda, tetapi saling berkaitan

Meso ~ Industri

“Makro” ~ Ekonomi

“Konteks Telaahan” (Perbandingan) / Dimensi Teritorial / Spasial

“Tingkatan Analisis” / Dimensi “Sektoral”

Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya) Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ “sektoral”  “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.

Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)

6

PENDEKATAN SISTEM INOVASI

 Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.  Esensi : 1. Cara pandang :    

Pendekatan sistem; Non linier; Urgensi interaksi antarelemen sistem; Dimungkinkan dalam konteks ”sektoral” dan ”teritorial”.

2. Implikasi kebijakan :  Kegagalan sistemik (systemic failure);  Faktor-faktor ”non iptek.” 7

SISTEM INOVASI: BERBAGAI ELEMEN PENTING Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara)

Sistem Politik

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pemerintah

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Penadbiran (Governance)

Pendidikan Tinggi dan Litbang

Kebijakan RPT

Litbang Pemerintah

Sistem Industri Intermediaries Lembaga Riset Brokers

Perusahaan Besar UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

Supra- dan Infrastruktur Khusus Standar dan Norma

Dukungan Inovasi dan Bisnis

HKI dan Informasi

Perbankan Modal Ventura

Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • • • • • •

Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral

Kebijakan Keuangan

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

Alamiah SDA (Natural Endowment)

Budaya

• Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

8

OUTLINE

1

5

PERSPEKTIF SISTEM INOVASI

2

BPPT DALAM INNOVATION GOVERNANCE

3

PERAN PENTING BPPT

CATATAN PENUTUP

9

KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI NASIONAL DI INDONESIA PRESIDEN

AIPI

Menko Ekonomi

KNRT

DRN

Perguruan Tinggi Swasta Lembaga Litbang Swasta

LPND Ristek BPPT LIPI LAPAN BATAN BAKOSURTANAL

BSN BAPETEN

Dep/ Kementerian Lain Lembaga Litbang Departemen

Depkeu

Kementerian BUMN

Depdiknas Balitbang Diknas Perg. Tinggi Negeri

Balitbang Industri

Depkeh & HAM

Balitbangtan Lemlitbang Departemen Lain BPTP, Balai/UPT Pusat, Balai/ UPT

PUSPIPTEK

KPP/ BAPPENAS

Menko & Dep./ Kementerian Lain

Dep/ Kementeria n Lain

DPR

BUMN Keuangan

10 BUMNIS (dulu) : 2. PT. DI 3. PT. PAL 4. PT. PINDAD 5. PT. K. STEEL 6. PT. INKA 7. Perum Dahana 8. PT. INTI 9. PT. BHARATA 10. PT. BBI 11. PT. LEN

BUMN lain

Pusat, Balai/ UPT Pusat, Balai/ UPT

10

PARLEMEN PEMERINTAH DEWAN KEBIJAKAN IPTEK (SCIENCE AND TECHNOLOGY POLICY COUNCIL OF FINLAND)

KEMENTERIAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN Departemen Kebijakan Pendidikan dan Sains

Departemen kebijakan Budaya

AKADEMI FINLANDIA (ACADEMY OF FINLAND)

Deperteme n Teknologi

Departemen Lain

KEMENTERIAN PERTANIAN DAN KEHUTANAN

KEMENTERIA N LAIN

SITRA ( Finnish National Fund for R&D)

BADAN TEKNOLOGI NASIONAL FINLANDIA (TEKES)

Operator

UNIVERSITAS

DAN PENDIDIKAN TINGGI LAIN (20) + POLITEKNIK (29)

Swasta

Pendanaa n

Penentu Kebijakan

Sektor Publik

FINLANDIA

YAYASAN DAN PENDANAAN SWASTA

LEMBAGA RISET (2)

MASYARAKAT ILMIAH

LEMBAGA RISET (3)

UNIT RISET DAN DEPARTEMEN DARI PERUSAHAAN BISNIS

Sumber : Halme (2003); MEF, “Research in Finland” (2003).

LEMBAGA RISET (5)

LEMBAGA RISET SWASTA BERSAMA

LEMBAGA RISET (10)

LEMBAGA RISET NIRLABA SWASTA

11

ILUSTRASI BATASAN ANTARA BADAN/ORGANISASI Negara

Riset Dasar/Terapan

Litbang/Inovasi

Pengembangan Bisnis

Kanada

3 Dewan Riset

Canadian Foundation for Innovation

Industry Canada, pelaku setempat

Denmark

6 Dewan Riset Danish Research Agency

MSTI (tidak ada badan terpisah)

Min Economic & Business Affairs

Finlandia

Academy of Finland

TEKES

TEKES/Ministry of Industry

Irlandia

2 Dewan Riset Science Foundation Ireland

Enterprise Ireland

Enterprise Ireland IDA Ireland

Norwegia

RCN

RCN

Innovation Norway

Belanda

NWO

STW, SENTER

SENTER

Swedia

Swedish Research Council

VINNOVA

NUTEK/ALMI

Inggris

7 Dewan Riset

tidak ada badan terpisah

tidak ada badan terpisah 12

INNOVATION GOVERNANCE Tingkat 1 Kebijakan Desain / lintas Penetapan bidang tingkat Kebijakan tinggi

Tingkat 2 Koordinasi Desain yang berpusat pada Program misi kementerian

Tingkat 3 Koordinasi & Manajemen pengembangan Program kebijakan yang lebih rinci

Pemerintah

Departemen/ Kementerian Industri, dll.

Dewan Riset dan Akademi

Tingkat 4 Pelaku litbangyasa dan Administras/ inovasi Implementasi Program

Departemen/ Kementerian Riset dan Teknologi

Badan Teknologi dan Inovasi

Dewan kebijakan

Departemen/ Kementerian Sektoral lainnya

Badan-badan Program Pendukung

Kontraktor Program Lembaga Litbang Perguruan Tinggi

Peran Strategis BPPT

Produsen:

Perusahaan, Pertanian, Rumah sakit, dsb.

13

Inggris

Kanada

Denmark

Finlandia

Norwegi a

Irlandia

Swedia

Indonesia

Desain kebijakan

Belanda

PERBANDINGAN DI BEBERAPA NEGARA

M

M

M

M

M

M

M

M

M

Enterprise Ireland

VINNOVA

BPPT

NRC

Stat SENTER e

TEKES

Administrasi program

Sektor Swasta

Manajemen program

Semi-publik

Desain program

Sumber : Arnold, et al. (2004, 2003).

M = Kementerian yang bertanggung jawab atas kebijakan teknologi dan/atau inovasi

14

OUTLINE

1

5

PERSPEKTIF SISTEM INOVASI

2

BPPT DALAM INNOVATION GOVERNANCE

3

PERAN PENTING BPPT

CATATAN PENUTUP

15

1. SOLUSI TEKNOLOGI

Menjadi lembaga yang : • menghasilkan teknologi “baru” ~ tacit & explicit/ codified knowledge, • memberikan advis teknologi, • memfasilitasi atau mengimplementasikan penerapan teknologi, • memberikan pelayanan teknis di bidang teknologi, dan • melaksanakan pembinaan teknologi.

16

SOLUSI ~ POSITIONING BPPT : Contoh PTIK

Faktor Interaksi dan Transfer Kebijakan, (termasuk Regulasi, Standar), Guidelines

Pengembangan Teknologi Pengkajian/Litbang, Inovasi

Knowledge Agents

Penerapan

Untuk percepatan perbaikan yang lebih “berbasis pengetahuan/teknologi”

Enabling bagi pembangunan, stimulator bagi perkembangan bisnis

Rujukan nasional

Knowledge Generator & Integrator Center of Excellence

17

ARSITEKTUR INOVASI ~ PENGORGANISASIAN MULTIFITUR YANG FLEKSIBEL

Knowledge Generator

Knowledge Integrator

Knowledge Combinator

Pasar Produk Bidang Kompetensi

Contoh: Teknologi Optik, Biosensor

Contoh: Sistem Informasi Terintegrasi

Contoh: Telekomunikasi

18

2. PENGKAJIAN TEKNOLOGI Melaksanakan kajian/studi multidimensi yang sistematis tentang suatu teknologi (berkaitan dengan “teknologi”) untuk menghasilkan pemahaman tentang : – Tingkat kesiapan/kematangan suatu teknologi/TKT (technology readiness level/TRL) ~ konteks teknologinya atau masyarakatnya, dan/atau – Perkiraan “nilai” (value) dari suatu teknologi sebagai suatu aset intelektual (knowledge/intellectual asset) beserta peluang dan tantangan/risikonya, dan/atau – Perkiraan dampak teknologi yang telah diterapkan atau jika (yang akan) diterapkan, dan/atau – Implikasi strategi atau kebijakan atau advis/rekomendasi kebijakan pada tataran organisasional ataupun publik.

19

CONTOH : TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI Tingkat Kesiapan/ Kematangan Teknologi Pengujian Sistem, Peluncuran & Pengoperasian

Pengembangan Sistem/Subsistem

TKT 9 TKT 8 TKT 7

Demonstrasi Teknologi

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

TKT 6

Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Pengembangan Teknologi

TKT 5

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan

Riset untuk Pembuktian Kelayakan

TKT 4

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

TKT 3

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

TKT 2

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

TKT 1

Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Riset Teknologi Dasar

Sumber : NASA (2001).

20

TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY READINESS LEVEL/TRL)

9

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

8

Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya

7

Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

6

Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

5

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan

4

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

3

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

2

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

1

Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Teruji dalam Layanan (Proven in Service)

Kelayakan Enjiniring (Engineering Feasibility)

Kelayakan Teknis (Technical Feasibility)

Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level) Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi Sumber : Taufik (2003), Diadopsi dari Dokumen NASA (2001).

21

3. AUDIT TEKNOLOGI

Melakukan suatu studi yang sistematis dengan prosedur legal terstandar untuk mengevaluasi, membandingkan dan/atau memeriksa suatu teknologi atau suatu penerapan teknologi terhadap (berdasarkan) standar atau ketentuan persyaratan/ kriteria tertentu. •

Audit teknologi bisa bersifat voluntary atau mandatory. Namun untuk yang mandatory belum ada landasan hukum atau ketentuan perundangan yang kuat sebagai dasar pelaksanaan audit teknologi di Indonesia.



Pertimbangan yang dapat melandasi audit teknologi, a.l. : 1. Perlindungan kepentingan masyarakat dan lingkungan hidup : keselamatan, kesehatan, keamanan bagi manusia/masyarakat dan/atau kelestarian lingkungan hidup; 2. Daya saing ekonomi; 3. Penggunaan anggaran pemerintah; 4. Kepentingan forensik dan/atau penugasan khusus.

22

4. INTERMEDIASI

• Memfasilitasi hubungan, keterkaitan, jejaring, kemitraan antara dua pihak atau lebih dalam rangka litbangyasa teknologi dan reformasi kebijakan terkait.

23

INTERMEDIASI DALAM SISTEM INOVASI Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara)

Sistem Politik

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pemerintah

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Penadbiran (Governance)

Pendidikan Tinggi dan Litbang

Kebijakan RPT

Litbang Pemerintah

invensi

inovasi

Intermediaries Lembaga Riset Brokers

INTERMEDIASI

Sistem Industri Perusahaan Besar

difusi

UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

Supra- dan Infrastruktur Khusus Standar dan Norma

Dukungan Inovasi dan Bisnis

HKI dan Informasi

Perbankan Modal Ventura

Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • • • • • •

Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral

Kebijakan Keuangan

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

Alamiah SDA (Natural Endowment)

Budaya

• Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

24

ILUSTRASI PERAN INTERMEDIASI

Lembaga (Organisasi) Lain

- Diseminasi info - Match-making - Konsultansi / Interaksi

BPPT (c.q. PTIK) Intermediaries

Intermediaries Asosiasi Bisnis

Pusat/Jaringan info bisnis, Periodicals

CC K - Konsultan

Kontak Langsung

CC K - Konsultan

CC K

Tech. Brokers, Technology Transfer Networks, KPLI setempat

- Konsultan

CC K

Pemerintah Daerah, UKM, dsb. EE EE EE P P P

EE EE EE P P P

EE EE EE P P P

EE EE EE P P P 25

5. TECHNOLOGY CLEARING HOUSE

Suatu lembaga/organisasi atau pengorganisasian yang : • Berperan melakukan “clearance test” bagi teknologi  otoritas atau pendukung dalam menyatakan bahwa suatu teknologi “laik” atau tidak untuk diterapkan di Indonesia atau untuk konteks tertentu di Indonesia. Ini misalnya berdasarkan tujuan perlindungan kepentingan masyarakat dan lingkungan hidup [dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan bagi manusia/masyarakat dan/atau kelestarian lingkungan hidup]; atau • Berperan memfasilitasi pertukaran informasi, keahlian dan/atau produk teknologi tertentu.

26

TECHNO-CLEARING HOUSE (Def 2)

Intermediator Inkubator Policy Instruments, Regulations

Pengguna

TCH S&T Knowledge & Information Tech

Skills, Human Resources Litbang, PT & Penyedia Teknologi lain

27

TECHNO-CLEARING HOUSE (Def 2)

Center of Excellence (Competence)

Universities Bank & Non Bank Financial Org’s.

Users

R&D Institutes

• Network supports • Coordination • Communication • Infrastructure

Government Institutions

Technical Services

NGOs Associations

28

TCH SEBAGAI ANTARMUKA (FRONT-OFFICE INTERFACE) (Def 2) Ada pengelolaan yang terintegrasi dan bertanggung jawab sebagai manajemen TCH Unit organisasi dan/atau organisasi yang “independen” sebagai “penyedia teknologi”

?

?

?

Front-office clearing house

?

Portal TCH Pengguna

Pengguna

29

OUTLINE

1

5

PERSPEKTIF SISTEM INOVASI

2

BPPT DALAM INNOVATION GOVERNANCE

3

PERAN PENTING BPPT

CATATAN PENUTUP

30

CATATAN PENUTUP

• Diperlukan perbaikan kebijakan (‘reformasi kebijakan’) yang dilakukan oleh banyak pihak untuk memperkuat sistem inovasi ~ “kebijakan inovasi” [intervensi pemerintah]; • Beragam “isu kebijakan inovasi” terletak pada ranah keiptekan maupun “non-iptek” yang perlu diperbaiki, baik pada tataran nasional maupun daerah  koherensi kebijakan; • BPPT : menjalankan tugas pemerintahan  memperkuat sistem inovasi dengan memprioritaskan pada lima “peran strategis” – Bukan peran yang bersifat mutually exclusive – mutually exhaustive; – Lebih merupakan peran yang saling melengkapi-memperkuat.

31

le esprit de corps . . . Terimakasih Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Gedung BPPT II, Lt 21 Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340 Telp. (021)-3169813 Fax. (021)-3169811 E-mail: [email protected]

32

POLA ORGANISASI/PENGORGANISASIAN DALAM PENADBIRAN INOVASI Kementerian

Umbrella Multi-principal

Mono-principal Mono-programme Multi-programme

Pelaku Riset dan Inovasi

Sumber : Arnold, et al., (2004, 2003).

33

DAYA SAING (KEUNGGULAN) DAERAH

Kemampuan daerah menciptakan/ mengembangkan dan menawarkan : – iklim/lingkungan yang paling produktif bagi bisnis dan inovasi, – daya tarik atau menarik “investasi,” talenta (talented people), dan faktor-faktor mudah bergerak (mobile factors) lainnya, serta – potensi berkinerja unggul yang berkelanjutan.

34

CONTOH : MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING DAERAH

Produk • SDM • Kompetensi • Spesialisasi

Organisasi/Perus. ~ Mikro

• Himpunan SDM & Entitas Organisasi • Hubungan - Jaringan - Interaksi • Kolaborasi - Sinergi

SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso

Faktor Lokalitas & Konteks Global DAERAH ~ Makro

35

KOHESI SOSIAL (SOCIAL COHESION) •



Karakteristik positif suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan antar anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah) (McCracken, 1998). Kanada : “Social Cohesion is the ongoing process of developing a community of shared values, shared challenges and equal opportunity within Canada, based on a sense of trust, hope and reciprocity among all Canadians.” Box 1 - Jenson’s Five Dimensions of Social Cohesion Belonging ------------ Isolation Inclusion ------------ Exclusion Participation --------- Non-involvement Recognition --------- Rejection Legitimacy ----------- Illegitimacy Box 2 – Bernard’s Formal and Substantive Dimensions of Social Cohesion FORMAL SUBSTANTIVE Equality / Inequality Inclusion / Exclusion Recognition / Rejection Belonging / Isolation Legitimacy / Illegitimacy Participation / Non-involvement 36

PERKEMBANGAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT

Keppres 117/1998

Keppres 117/1998

Keppres 103/2001

Perpres 64/2005

Keppres Keppres 31/1982 25/1978

1978

1982

1991

1998

2001

2005

37

KEPPRES 103/2001 – PERPRES 64/2005

Pasal 1 : 2) Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut LPND adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. 3) LPND berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pasal 58 : BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang [pengkajian dan penerapan] teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 38

REPOSISI, FOKUS, DAN SINERGI

Reposisi, fokus, dan sinergi

• Kualitas Hidup & Kesejahteraan Masyarakat • Kemajuan ekonomi

Instrumen kebijakan Instrumen kebijakan

daya ungkit (leverage) Lebih besar

daya ungkit (leverage)

Produktivitas/ Daya Saing & Kohesi Sosial Inovasi dan Difusi serta Pembelajaran

Reposisi, fokus, dan sinergi agar memberikan efektivitas, efisiensi, jangkauan (outreach) dan daya ungkit (leverage) lebih besar dalam menghasilkan dampak ekonomi dan sosial

39

KONSEP TKT (NASA)

TKT

Penjelasan

1. Prinsip dasar dari teknologi Tingkat terendah dari kesiapan teknologi. Riset ilmiah diteliti dan dilaporkan dimulai untuk diterjemahkan kedalam riset terapan dan pengembangan. Contoh-contohnya misalnya berupa studi makalah menyangkut sifat-sifat dasar suatu teknologi (technology's basic properties).

2. Formulasi konsep dan/atau Invensi dimulai. Saat prinsip-prinsip dasar diamati, maka aplikasi teknologi aplikasi praktisnya dapat digali/dikembangkan. Aplikasinya masih bersifat spekulatif dan tidak ada bukti ataupun analisis yang rinci yang mendukung asumsi yang digunakan. Contoh-contohnya masih terbatas pada studi makalah.

3. Pembuktian konsep (proofof-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili. 40

KONSEP TKT (NASA) (lanjutan)

TKT

Penjelasan

4. Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

Komponen-kompoenen teknologi yang mendasar diintegrasikan untuk memastikan agar bagian-bagian tersebut secara bersama dapat bekerja/berfungsi.Keadaan ini masih memiliki keandalan yang relatif rendah dibanding dengan sistem akhirnya. Contoh-contohnya misalnya integrasi piranti/perangkat keras tertentu (sifatnya ad hoc) di laboratorium.

5. Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan yang relevan

Keandalan teknologi yang telah terintegrasi (breadboard technology) meningkat secara signifikan. Komponenkomponen teknologi yang mendasar diintegrasikan dengan elemen-elemen pendukung yang cukup realistis sehingga teknologi yang bersangkutan dapat diuji dalam suatu lingkungan tiruan/simulasi. Contoh-contohnya misalnya integrasi komponen di laboratorium yang telah memiliki keandalan tinggi ('high fidelity').

6. Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponen-komponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili. 41

KONSEP TKT (NASA) (lanjutan)

Penjelasan

TKT 7. Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya

Prototipe mendekati atau sejalan dengan rencana sistem operasionalnya. Keadaan ini mencerminkan langkah perkembangan dari TKT/TRL 6, membutuhkan demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu lingkungan operasional, m seperti misalnya dalam suatu peswat terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Contoh-contohnya termasuk misalnya pengujian prototipe dalam pesawat uji coba (test bed aircraft).

8. Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya

Teknologi telah terbukti bekerja/berfungsi dalam bentuk akhirnya dan dalam kondisi sebagaimana yang diharapkan. Pada umumnya, TKT ini mencerminkan akhir dari pengembangan sistem yang sebenarnya. Contohnya termasuk misalnya uji pengembangan dan evaluasi dari sistem dalam sistem persenjataan sebagaimana dirancang dalam rangka memastikan pemenuhan persyaratan spesifikasi desainnya.

9. Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Aplikasi (penerapan) teknologi secara nyata dalam bentuk akhirnya dan di bawah kondisi yang dimaksudkan (direncanakan) sebagaimana dalam pengujian dan evaluasi operasional. Pada umumnya, ini merupakan bagian/aspek terakhir dari upaya perbaikan/penyesuaian (bug fixing) dalam pengembangan sistem yang sebenarnya. Contoh-contohnya termasuk misalnya pemanfaatan sistem dalam kondisi misi operasional.

Sumber : Mankins (1995) dan Graettinger, et al., (2002).

42

Ruang Lingkup Peran BPPT Sebagai Lembaga Pemerintah

Intermediasi

Rekomendasi Alih

TCH

Teknologi

Pengkaji

Audit

Survey Pengujian Konsultansi Pilot Project

Solusi

Tech State Of the Art

Daya Saing Industri

Kemandirian Bangsa

Pilot Plant Ptototype 10

43

Related Documents


More Documents from "Tatang Taufik"