ISLAMIC CENTER DI MANADO ISLAMIC ARCHITECTURE KRISWANTO ZACHAWERUS (14021102024)
I.
PENDAHULUAN 1.
LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia, menurut data BPS terhitung sekitar 87,18 % penduduk Indonesia beragama islam dengan data tersebut mengimplikasikan bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, tetapi walaupun begitu di beberapa kota di Indonesia masih belum memiliki wadah untuk kegiatan atau aktivitas untuk penduduk muslim di Indonesia. Kota Manado adalah ibukota provinsi Sulawesi utara, meskipun mayoritas penduduk di kota manado adalah non muslim tetapi manado merupakan kota dengan jumlah penduduk muslim terbesar dibandingkan dengan kota atau kabupaten di provinsi ini. Berdasarkan hal itu, kota manado memerlukan wadah untuk pengkajian dan pengembangan islam yang berguna dan sesuai kebutuhan untuk penduduk muslim yang ada di kota manado maupun sekitarnya. Islamic Center adalah sebuah lembaga pengkajian dan pengembangan islam yang dibuat untuk pembelajaran, kegiatan dan aktivitas bagi penduduk muslim. Selain sebagai masjid yang juga menjadi pusat kajian agama islam, Islamic Center memiliki sarana pendidikan, bisnis dan wisma. Untuk menunjang konsep ‘Manado Islamic Center’ maka dibutuhkan suatu tema perancangan yang berlandaskan arsitektur islam untuk mendukung konsep tersebut. Sehingga dipilihlah tema ‘Islamic Architecture’. Tema Islamic Architecture adalah sebuah karya seni yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim.
2. PROSPEK DAN FISIBILITAS PROSPEK Melalui latar belakang diatas, maka yang menjadi prospek objek perancangan adalah : - Meningkatkan nilai-nilai ke-Islaman dengan kandungan nilai dan wujud dalam arsitektur Islam. - Menjadikan Manado Islamic Center sebagai perwujudan identitas arsitektur Islam Manado. - Membuat minat masyarakat kota Manado (Khususnya Warga Muslim) agar tertarik untuk mengunjungi Islamic Center . FISIBILITAS Dengan perancangan Manado Islamic Center yang berfungsi sebagai tempat ibadah, pendidikan, penampungan hasil dan gagasan mengenai pengembangan kehidupan agama Islam diharapkan dapat menumbuh kembangkan nilai spiritual yang tertanam dalam diri masyarakat muslim kota manado, sehingga mereka dapat memupuk tali silaturahmi dan menjaga tali persaudaraaan antar sesama umat islam Manado juga menjalin toleransi antar umat beragama di Sulawesi Utara.
II.
DESKRIPSI OBJEK DAN TEMA A. PEMAHAMAN OBJEK Secara harfiah pengertian “Islamic Center” adalah inti atau wadah tempat untuk pengkajian dan pengembangan islam yang terkandung dalam ajaran agama Islam dan tempat untuk menggunakan/memanfaatkan fasilitas yang disediakan agar para masyarakat muslim dapat mempelajari dan mengidentifikasi apa yang disajikan oleh bangunan tersebut di kota Manado. Secara umum, Islamic Center adalah sebagai pusat kegiatan keislaman, semua kegiatan pembinaan dan pengembangan manusia atas dasar ajaran agama Islam berlangsung berdasarkan inti atau dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa, dan dakwah. Sedangkan Islamic Center sebagai wadah fisik berperan sebagai wadah dengan berbagai kegiatan yang begitu luas dalam suatu area. Jadi, dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Islamic Center memiliki pengertian yaitu wadah fisik yang menampung beberapa kegiatan dan penunjang keislaman. Di antara kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan ibadah, mu‟amalah dan dakwah. Islamic Center juga mempunyai peran sebagai pusat atau sentra informasi keislaman baik bagi umat muslim maupun bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan ingin belajar tentang Islam.
B. PEMAHAMAN TEMA Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekuler maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah masjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya.
DEFINISI DAN KAIDAH Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.
Kaidah Arsitektur Islam 1) Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk hidup yang utuh 2) Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah...Allah SWT. 3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan. 4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga akhlak dan prilaku. 5) Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat. 6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar 7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam. 8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.
SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM Ada beberapa bangunan di jaman Nabi Muhammad yang menjadi penanda munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Juatha di Arab Saudi. Khilafah Rashidun (632–661) adalah pemimpin Islam pertama yang mulai mempopulerkan arsitektur Islam. Khalifah Umayyah (661–750) mengkombinasikan beberapa elemen dari arsitektur Byzantium dan arsitektur Sassanid. Arsitektur Umayyah memperkenalkan bentuk baru yang mengkombinasikan gaya barat dan timur. Model pelengkung yang berbentuk sepatu kuda mulai muncul pertama kali pada masa dinasti Umayyah, lalu kemudian berkembang pesat di Andalusia. Arsitektur Umayyah memunculkan penggunaan berbagai jenis dekorasi, termasuk diantaranya adapalah penggunaan berbagai macam mosaik, cat dinding, patung dan relief dengan motif Islam. Pada masa Umayyah, diperkenalkan sebuah ruang transept yang membagi ruang solat berdasarkan axis terpendek. mereka juga menambahkan mihrab ke dalam desain masjid. Masjid di Madinah dibangun oleh al-Walid I menjadi masjid pertama yang memiliki mihrab, sebuah ruang tambahan menghadap kiblat yang menjadi tempat imam memimpin shalat atau khatib memberikan ceramah. Mihrab kini seolah menjadi standar dari desain sebuah masjid di seluruh dunia. Arsitektur Abbasiah dimasa Khalifah Abbasiah (750–1513) sangat kuat dipengaruhi oleh arsitektur Sassanid, dan arsitektur dari Asia tengah. masjid Abbasiah memiliki sebuah courtyard. Awal mula arsitektur Abbasiah dapat ditemui di masjid al-Mansur yang dibangun di Baghdad. Masjid Agung Samarra dibangun oleh al-Mutawakkil berukuran 256 oleh 139 meter (840 ft × 456 ft). Masjid ini memiliki atap datar dari kayu yang disangga oleh tiang-tiang. Masjid ini memiliki dekorasi marmer dan mosaik kaca. Masjid Samarra memiliki menara spiral, satusatunya yang ada di Iraq. Sebuah masjid di Balkh atau sekarang terdapat di wilayah Afghanistan berukuran 20 oleh 20 meter (66 ft × 66 ft), yang memiliki sembilan kubah.
salah satu bagian dari era Umayyah Mshatta Facade, sekarang disimpan di museum Pergamon di Berlin, diambil dari Kerajaan Amman angit-langit Alhambra
bergaya
Moorish
di
PENGARUH DAN GAYA Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Masjid Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret. Juga masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Ustman merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilika menjadi masjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan masjid-masjid Islam selanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya masjid Sulaiman, dan masjid Rustem Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, masjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.
HUBUNGAN ARSITEKTUR ISLAM DAN ARSITEKTUR PERSIA Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain. Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Masjid gaya persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Timur, gaya arsitektur Hindu juga turut memengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.
Masjid Shah di Isfahan, Iran
C. ASOSIASI LOGIS TEMA DAN OBJEK Penerapan Tema Islamic Architecture dalam perancangan Islamic Centre dapat dilihat dari fasade yang memiliki bentuk dan langgam yang mencirikan bangunan Islam dari budaya yang terlihat pada bangunan Islam di Asia Timur, seperti budaya arab, cordoba, Persia, serta Gaya arsitektur Islam yang baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Ciri khas yang paling mendasar adalah penggunaan bagian atap bangunan yang berupa kubah pada tempat peribadatan, yang disertai dengan ornamen – ornamen Islam pada umumnya, seperti kaligrafi – kaligrafi. Material dan warna yang digunakanpun, harus menggunakan warna – warna alam yang mendekatkan diri kepada Allah S.WT. Pengaturan ruang-ruang pada wisma pun ditujukan untuk mendukung menjaga akhlak dan prilaku. Pada Aspek Metafisik yang merupakan sesuatu yang tidak tampak oleh panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Dengan dapat dihadirkannya konsep bangunan yang dilihat dari aliran udara pada bangunan yang memanfaatkan bukaan pada sisi bangunan tertentu agar ada aliran udara yang menyyediakan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas – gas dan bakteri serta menghilangkan bau. Sehingga membuat pengguna nyaman dalam kondisi jasmani dan spiritual.
III.
DAFTAR PUSTAKA 1. Andrew Petersen (1996), ‘Dictionary of Islamic Architecture’, London, Routledge. 2. Sabri Jarar, Andras Riedlmayer & Jeffrey.B Spurr (1994), ‘Resource for the Study of Islamic Architecture’, Aga Khan. 3. Ir. Achmad Fanani (2009), ‘Arsitektur Masjid’, Aga Khan. 4. https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Islam 5.