Sekolah Yang Tak Dirindukan

  • Uploaded by: Aldi Qoridatullah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sekolah Yang Tak Dirindukan as PDF for free.

More details

  • Words: 550
  • Pages: 2
SEKOLAH YANG TAK DIRINDUKAN Aldi Qoridatullah Sekolah ibarat rumah kedua bagi peserta didik. Hal tersebut dikarenakan hampir 3 – 8 jam waktu anak dengan usia 5 – 18 tahun dihabiskan di sekolah. Di samping tempat belajar bagi peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara formal. Sekolah dalam hubungannya dengan keluarga, memiliki peranan dalam hal mendidik, memperbaiki dan memperhalus tingkah laku peserta didik yang sudah dimiliki sebelumnya. Selain itu, sekolah juga menjadi salah satu tempat yang menjadi kepanjangan tangan orang tua dalam penanaman karakter dan budi pekerti kepada peserta didik. Sehingga menurut Karsidi, beberapa usaha yang dilakukan terkait dengan hal tersebut adalah membuat peserta didik belajar bergaul dan bersosialisasi dengan semua warga sekolah, membuat peserta didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah, serta mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Berkaca dari hal tersebut, sejatinya sekolah dapat menumbuhkan rasa empati, kebersamaan, toleransi, serta hormat menghormati antar warga sekolah. Namun, apa hendak dikata torehan peristiwa tindak kekerasan kerap terjadi di sekolah. Ragam tindakan negatif di lingkungan sekolah tersebut terjadi dalam berbagai macam bentuk mulai psikis, fisik hingga seksual. Bentuk tindakan tersebut, menjadikan peserta didik sebagai korban atau pelaku selain itu juga dapat menjadi korban dan sekaligus pelaku. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) trend kekerasan terhadap anak dalam pendidikan pada tahun 2018 cukup meningkat. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan dari total 445 kasus bidang pendidikan sepanjang tahun 2018, 51,20 persen atau 228 kasus terdiri dari pelanggaran fisik dan kekerasan seksual yang kerap dilakukan oleh pendidik, kepala sekolah dan juga peserta didik. Kasus cyberbully di kalangan peserta didik juga meningkat. Selanjutnya, kasus tawuran pelajar mencapai 144 kasus atau 32,35 persen, dan 73 kasus atau 16,50 persen merupakan kasus anak yang menjadi korban kebijakan. Fenomena tersebut merupakan contoh pelanggaran yang menjadi momok tersendiri di sebagian sekolah. Padahal tindakan negatif tersebut sangat merugikan karena dapat merusak psikis, fisik, bahkan merenggut jiwa. Merujuk pada hal tersebut, menjadikan lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah menjadi tempat yang tidak dirindukan lagi bagi sebagian warga sekolah. Sehingga sudah seyogianya para stakeholder dalam dunia pendidikan mencari benang merah untuk mengurai permasalahan tersebut. Sebagai contoh pemerintah melalui kementerian pendidikan dapat mengembangkan kurikulum berbasis karakter, serta melakukan sosialisasi sekolah ramah anak. Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dapat memberikan reward kepada sekolah atau individu yang berhasil menekan tindakan pelanggaran di sekolah serta memberikan punishment kepada sekolah atau individu yang mengabaikan tindak kekerasan yang terjadi di sekolah. Selain itu, dinas pendidikan dapat melakukan pembinaan kepada guru dalam hal kemampuan pedagogik secara berkala. Selanjutnya, sekolah dengan segala elemen didalamnya dapat mengembangkan manajemen sekolah berbasis karakter, tanpa takut akan adanya penurunan dalam pencapaian nilai akademik. Kemudian, orang tua dan lingkungan masyarakat pun harus bersinergi untuk mendukung dan memberikan umpan balik yang positif terhadap program sekolah dalam menekan kekerasan di lingkungan sekolah.

PROFIL PENULIS

Aldi Qoridatullah atau biasa dipanggil Aldi oleh orang-orang di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Pria kelahiran Tangerang pada tanggal 14 Desember 1985 ini beralamat di Jalan Raya Pakuhaji Kampung Pisangan I RT.001/003 Desa Sarakan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang 15520, dengan nomor kontak 085285477659. Anak bungsu dari pasangan Bapak Nean dan Ibu Awi ini, kini bertempat tugas di SD Negeri Kayu Agung Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Ayah dua anak ini mempunyai hobi membaca dan menonton. Semoga hasil tulisan ini menjadi langkah awal untuk terus berkarya.

Related Documents


More Documents from "siska yulianti"

Diskusi 5.docx
May 2020 7
October 2019 63
Ahp.docx
July 2020 46