Sejarah Perkembangan Islam Di Timor Leste.docx

  • Uploaded by: hazman sos
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sejarah Perkembangan Islam Di Timor Leste.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,587
  • Pages: 12
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMOR LESTE SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI TIMOR LESTE Makalah mata kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Oleh : MIMI MUTHI’ATILLAH No Induk: 1110034000074

JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Metode Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II : PEMBAHASAN A.sejarah Timor Leste B. Kedatangan Islam di Timor Leste C. Proses Penyebaran dan Perkembangan Islam di Timor Leste BAB III : PENUTUP A.Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada seeluruh makhluk ciptaannya berbagai macam nikmat yang tidak dapat dihitung jumlahnya Sholawat selalu dilantunkan bersama salam teruntuk kekasihnya yang paling dikasihi oleh Allah SWT. Alhamdulillah berkat karunia dan kasih sayang Allah SWT makalah pada mata kuliah “SEJARAH PERADABAN ISLAM” ini dapat terselesaikan, dan tentunya dengan bantuan orang tua, kakak dan sahabat yang Allah kirimkan untuk membantu baik moril maupun materil. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan manfaat, namun penulis memohon maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini, karna tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah. Tangerang, Januari 2011 M Billahi fi sabilil haq Mimi Muthi’atillah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Di Timor Leste islam adalah agama yang sangat minoritas, seperti yang dikatakan badan intelejen AS dan fakta peneliti sedunia CIA bahwa islam di Timor Leste hanya 1% meskipun banyak organisasi lain yang mengatakan lebih dari itu. Organisasi adalah kebutuhan mendasar pada manusia untuk membawa mereka bersama menyampaikan aspirasi agar tersalur, melindungi hak serta kewajiban dan sebagainya, namun yang menjadi permasalahan bagi umat muslim di Timor Leste adalah adalah golongan mereka sangat minoritas.

Sejarah datangnya hingga berkembangya islamdi Timor Leste tidak lepas menjadi pengaruh minimnya jumlah umat islam disana, sejarah Timor Leste banyak dibaca dan diberitakan di berbagai macam media, sejarah Timor Leste sendiri merupakan suatu konflik karena banyak berbagai macam pertentangan, sejarah pertentangan ini merupakan sejarah yang panjang sejarang yang diruntut kepada masa lalu sebelum umat islam Timor Leste bersentuhan dengan bangsa barat. Banyak yang mengatakan bahwa masuk dan berkembangnya islam di Dilli ibu kota Timor Leste tidak lepas dari peran para pedagang arab dari Hadromaut, Yaman Selatan yang berdagang sambil berdakwah. B. Perumusan Masalah Dengan berpedoman pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka pemakalah merumuskan sebagai berikut: 1. siapa yang membawa dan menyebarkan Islam di Timor Leste? 2. Bagaimana Islam berkembang di Timor Leste? 3. Apa yang terjadi pada masyarakat muslim minoritas di Timor Leste? 4. mengapa Islam di Timor Leste menjadi Minorotas? C. tujuan Penulisan Makalah ini dibuat agar lebih mengetahui tentang sejarah perkembangan islam di Timor Leste yang muslimnya sangat minoritas. D. Metode Penulisan Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data, mengkaji buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan makalah ini. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada makalah ini dibagi menjadi tiga bab, dengan perincian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini pemakalah menguraikan tentang latar belakang masalah, Perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : PEMABAHASAN, dalam bab ini berisi tentang bagaimana perkembangan islam di Timor Leste, siapa yang membawa dan menyebarkannya, apa yang terjadi pada umat muslim minoritas di Timor Leste dan mengapa Islam menjadi agama yang minoritas di Timor Leste. BAB III : PENUTUP, pada bab ini berisi kesimpulan.

BAB II PEMBAHASAN A.Sejarah Timor Leste Timor Leste merupakan wilayah bekas koloni portugis selama 450 tahun. Negara bekas provinsi bagian Indonesia sebalah Timur ini dulunya bernama Timor

Timur, namun setelah berhasil memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia pada 20 Mei 2002 namanya resmi diganti menjadi Timor Leste. B. Kedatangan Islam ke Timor Leste Kedatangan Islam ke Timor Leste tidak lepas dari peranan para pedagang arab dari Hadromaut yang berdagang sekaligus myebarkan dan mengajarkan agama islam, hal ini bersamaan dengan berkembangnya islam di Nusantara, pada beberapa artikel tidak sedikit penduduk asli Timor Leste mengatakan Islam datang lebih awal dibandingkan Eropa dan agama lain, namun sebagian orang mengatakan islam mauk di Timor Dili bersamaan dengan datangnya pedagang Eropa seperti Portugal, Spanyol dan Belanda. Ketika melakukan pelayaran di kepulauan Nusantara dan Asia Pasifik para pedagang arab senantiasa berhubungan dengan pada pedagang Eropa. Mereka berlayar ke Pulau Timor melalui pulau Sumatra, jawa Nusa Tenggara, Irian Barat serta kepulauan Maluku. Sebagian pendapat mengatakan Habib Umar Muhdlar adalah pedagang Arab hadromaut yang pertama kali menetap di Dili, sebenarnya kapan kedatangan Islam ke Dili tidak diketahui secara pasti namun masyarakat Timor Leste meyakini bahwa Islam lebih awal datang, hal tersebut dapt diketahui dari sejarah ketika kedatangan kapal pertama Portugis ke Timor Timur pada tahun 1512 mereka disambut oleh masyarakat Dili yang saat itu dipimpin oleh Abdullah Afif yang merupakan seorang pedagang dari Hadromaut. C. Proses Penyebaran dan Perkembangan Islam di Timor Leste Proses penyebaran Islam di Timor Leste yaitu melalui para pedagang dari Hadromaut yang berdagang sekaligus menyebarkan islam, juga para muslim Indonesia yang datang ke Timor Leste pada abad ke 19 dengan berbagai macam tujuan yang kebanyakan berdagang dan mengikuti sanak saudara yang lebih dulu datang ke Dili. Perkembangan islam di Timor Leste ini mulai terlihat ketika didirikan sebuah masjid di tengah-tengah mereka, masjid An-nur masjid yang pertama di Timor Leste mereka fungsikan untuk pengajaran dan pembelajaran serta kajian agama Islam. Perkembangan pendidikan Islampun dimulai dengan adanya masjid An-nur sebagai pusat perkumpulannya. Ddengan didirikannya masjid an-nur inilah lahir madrasah diniyah dn belakangan ini mulai di bangun pesantren. Minoritas muslim di Timur Leste membuat perkembangan Islam berjalan sangat lamban dan kondisi mereka tertindas, pada tahun 2006 ketika bulan Ramadhan 500 muslim di Dili mendapat serangan dari umat Katolik yang jumlahnya sangat besar sehingga mereka di paksa untuk mendapatkan perlindungan di masjid An-nur. Namun tidak selamanya minoritas itu tertindas sebagai bukti Mari Alkatiri perdana menteri pertama di Timor Leste adalah Muslim yang taat. Muslim menjadi minoritas di Timor Leste karena sangat lama menjadi koloni Portugis, mereka berbaur menjadi satu dan mungkin saja sekarang lebih banyak masyarakatnya keturunan Portugis daripada Pribumi asli. Muslim menjadi semakin berkurang seiring dengan lepasnya Timor Leste dari negara kesatuan republik Indonesia yang sebagian pindah ke Indonesia.

Kondisi masyarakat muslim Timor Leste meskipun jumlahnya semakin berkurang namun kini menjadi lebih baik dengan adanya masjid an-nur, madrasah pendidikan islam, panti asuhan yatim piatu serta pesantren yang kini mulai berkembang. Peran MUI tidak lepas dari ketetap bertahanan muslim Timor Leste, anakanak yang diislamisasi tidak sedikit yang difasilitasi untuk belajar dan disekolahkan bahkan dipesantrenkan di Indonesia.

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Islam di Timor Leste datang lebih awal dibandingkan Eropa dan agama lain, Islam disebarkan oleh para pedagang dari Hadromaut yang berdagang sekaligus menyebarkan ajaran Islam. Perkembangan Islam di Timor Leste sangat lambat karena muslim disana sangat minoritas. Perkembangan Islam di Timor Leste mulai terlihat ketika didirikan sebuah masjid yang diberi nama An-nur yang menjadi pusat perkumpulan dan pendidikan Islam. Dimulai dari masjid ini kini ada madrasah diniyah An-nur, panti asuhan yatim piatu dan kini mulai ada pesantren.

DAFTAR PUSTAKA Bazher, Ambarak. Islam di Timor-Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1995) Kettani, M. Ali. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_Timor_Leste http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timur

7 Diposting oleh Mimi Muthi'atillah Abu darda di 03.19 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar: 1. Mazlum Syahid7 Maret 2018 03.17 https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejBQZWM/view?usp=drivesdk Web:

almawaddah.info

Salam

Kepada:

Redaksi,

rektor

Per:

Beberapa

Bagi

tujuan

Selamat

Hadis

kajian hari

dan

dan

Sahih

Bukhari

renungan. raya,

para

dan

Diambil maaf

Muslim

dari zahir

akademik

yang

web:

Disembunyikan

almawaddah. dan

info batin.

Daripada Pencinta Islam rahmatan lil Alamin wa afwan Balas

SEJARAH ISLAM DI TIMOR LESTE Nurlina/SAT Timor Leste dahulu adalah salah satu Provinsi di Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya, negara ini bernama Timor Timur dan setelah menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis yaitu Timor Leste sebagai nama resmi negara mereka.[1] Meski dari dulu di daerah ini umat Islam menjadi minoritas, saat masih menjadi bagian Indonesia, banyak perhatian dan peningkatan aktivitas dakwah di sana. Timor Leste, yang dahulunya bernama Timor Timur, juga sebagian daerah Nusa Tenggara Timur lainnya mayoritas penduduknya adalah Nasrani. Hal ini disebabkan karena daerah ini lama dikuasai Portugis. Padahal, kedatangan Islam di daerah ini lebih dulu tiba. Namun sayangnya Islam banyak terkikis oleh agama Nasrani yang dibawa Portugis dengan semboyan Gospelnya, yaitu menyebarkan agama Nasrani di wilayah kolonialnya. Islam masuk kewilayah Asia Tenggara melalui berbagai macam cara, terutama melalui jalur perdagangan. Dimana islam masuk melalui pesisir sebagai basis dari para niagawan untuk singgah dan melakukan transaksi disana. Tak ada literatur ataupun sumber hidup yang pasti yang menyebutkan kapan Islam masuk ke negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia ini. Akan tetapi, setidaknya ada lima pendapat ahli yang menyatakan proses masuknya Islam ke Timor Leste, diantaranya: 1. Pertama, dikatakan bahwa Islam memasuki Timor Leste bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia. Pendapat ini didukung oleh alur masuknya Islam dari kerajaan Samudra Pasai hingga ke Timur Indonesia dan kemudian ke Timor Leste.

2. Kedua, penduduk asli Timor Leste mengatakan bahwa Islam masuk lebih awal di bandingkan dengan bangsa Eropa dan agama lain. Maksudnya adalah Islam masuk sebagai agama pertama di Timor Leste dan dibawa oleh pendatang yang kedatangannya jauh lebih awal daripada kedatangan bangsa Eropa ataupun penjajah Portugis. 3. Ketiga, pendapat lain mengatakan Islam masuk ke Timor Leste bertepatan dengan masuknya Islam di Indonesia yang dibawa para pedagang Hadramaut. Namun, para pedagang dari Hadramaut saat itu belum menetap, mereka mulai menetap di Dili sejak awal abad ke-17 M. Sejumlah sumber memercayai bahwa pedagang dari Hadramaut yang pertama kali menetap di Dili bernama Habib Umar Muhdhar. 4. Keempat, sebagian orang mengatakan bahwa Islam masuk di Timor Leste bersamaan dengan datangnya para pedagang Eropa, seperti Portugal, Spanyol, dan Belanda. Ketika melakukan pelayaran ke Indonesia dan Asia Pasifik, para pedagang Arab senantiasa berhubungan dengan pedagang-pedagang Eropa. Mereka berlayar ke Timor Leste melaui Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. 5. Kelima, keturunan Arab di Timor Leste pernah mengatakan dari leluhur mereka bahwa para pedagang Arab itu datang di tanah Timor Dili sejak awal abad permulaan Islam Jazirah Arab. Pada dasarnya umat Islam di daerah Dili adalah bagian dari beberapa tokoh sejarah yang berkembang persebaran Islam di daerah tersebut. Menurut informasi-informasi masyarakat setempat dan juga kalangan keturunan Arab Hadramaut, sebelum bangsa Portugis, Belanda, Jepang, Australia, dan Cina.[2] Dalam masa Integrasi dengan Indonesia, Keberadaan Umat Islam Di Timor Leste amat naik secara signifikan, dikarenakan banyak berdatangan dari wilayah Indonesia. Tercatat berdasarkan Statistik Umat islam di Timor Leste yang di Keluarkan Cencistil (Centro de Comunidade Islamica de Timor Leste). Keadaan jumlah penduduk muslim di Timor Leste mengalami perkembangan yang signifikan, dikatakan bahwa jumlah Muslim pada tahun 1990-an mencapai 31579 jiwa, dimana terdapat 13 Mesjid, 30 Mushala, 21 Madrasah, 20 Lembaga Islam dan 116 Ustazd. Namun perbedaan terjadi disaat Timor Leste berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, jumlah Muslim Mengalami penurunan yang amat drastis, dianataranya 5.011 Muslim, 3 Mesjid, 5 Mushala, 5 Madrasah, 7 Lembaga Islam dan 21 Ustadz.[3] Perkembangan umat Islam di Timor Leste saat bergabungnya dengan Indonesia dapat di lihat dari pembangunan istitusi Islam, Madrasah, maupun Mesjid yang ada di Timor Leste. Salah satu Mesjid yang dibangun dan menjadi Icon dari Islam Timor Leste adalah Masjid An'nur yang sempat hancur disaat terjadi serangan Jepang pada Perang Dunia II dan di bangun kembali setelahnya. Sejak tahun 1977 sampai 1979, Madrasah Diniyah An-Nur mulai menunjukan perkembangan karena hanya Madrasah An-Nurlah satu-satunya Madrasah tempat menggodok generasi muda di timor Leste, dengan demikian fasilitas dari umat Islam Dili selalu mengalir, anak didik sering mendapatkan bantuan alat-alat tulis dari beberapa pihak, dalam tahap perkembangan selanjutnya dari awal berdirinya madrasah ini pada tahun 1976, kebanyakan pengurus-pengurus madrasah An-Nur ini adalah orang-orang dari Sulawesi Utara, hal ini ada sedikit informasi mengenai beberapa tokoh dari Sulawesi Utara yang pernah menjadi pejabat di madrasah ini, diantaranya: · Usman Huwole ( Kepala Madrasah An-nur) · Salman Maspeke ( Kepala Madrasah An-Nur 1979) · Muhsin Kanon ( pernah menjadi Kepala Madrasah AnNur) · Rustam Timole ( Guru Madrasah An-Nur) · Piris Iko (Guru Madrasah An-Nur) · Gafar Kioana (pernah menjadi Kepala Madrasah An-Nur) Semangat

Keislaman tetap tumbuh di Timor Leste, walaupun sudah tidak bergabung kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Muslim Timor Leste tetap berusaha meraih hak-hak warga negara di tengah kehidupan negara yang baru pada masa sebelum masa campur tangan PBB. Melalui UNTAET Muslim Timor Leste telah mempersiapakan diri dengan membentuk Lembaga Islam Timor Leste dengan nama CENCISTIL. CENCISTIL adalah singkatan dari Centro da Comunidade Islâmica de Timor-Leste. Dalam bahasa Indonesianya adalah Pusat Komunitas Islam Timor-Leste. Lebih kurang Islamic Centre of Timor-Leste dalam bahasa Inggris. CENCISTIL didirikan pada tanggal 10 Desember 2000 (sebelum masa UNTAET) di Dili, Timor-Leste.[4] Tujuan utama pendirian CENCISTIL adalah sebagai sebuah wadah pengayomi Umat sebagai satu-satunya corong Suara Komunitas Islam Timor-Leste. Untuk usaha menjawab kesulitan Umat paska kemerdekaan ketika itu, kini dan akan datang. Dengan Misi Utama Menegakkan prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW disamping Memperhatikan undang-undang Negara setempat (Konstitusi Republik Demokrasi Timor Leste). Dalam rangka mengakomodir Kepentingan Umat Islam Timor Leste baik Internal maupun Ekternal. VISI CENCISTIL 1. Ingin melahirkan pribadipribadi Muslim yang berakhlaqul karimah seperti Nabi Muhammad SAW, cakap, tangguh dan mapan di seluruh aspek kehidupan beragama dan bernegara. 2. Menjadikan umat Islam layaknya nahl (kehidupan lebah) yang telah diterangkan dalam alQur'an. 3. CENCISTIL adalah Lembaga Legal umat Islam Timor Leste 4. CENCISTIL adalah Lembaga Tertinggi Umat Islam Timor Leste 5. CENCISTIL adalah payung bagi seluruh umat Islam Timor Leste 6. CENCISTIL adalah payung bagi seluruh ORMAS Islam TimorLeste 7. CENCISTIL adalah suara umat Islam Timor Leste MISI CENCISTIL 1. Berjuang merealisasikan kepentingan untuk Umat Islam Timor Leste 2. Berinteraksi aktif dan intenstif ke Grass Root dan pemerintah 3. Merealisasikan beasiswa, pemberdayaan ekonomi umat, berjuang menyediakan fasilitas pelatihan-pelatihan, mengsponsor ibadah haji, membela dan meringankan beban kaum lemah, fakir, miskin, yatim, piatu, yatim-piatu, janda, duda, jompo, cacat, dan pesakit 4. Membawa suara umat Islam Timor Leste ke Nasional dan Internasional 5. Berdialog dan berinteraksi secara konstruktif dan positif ke nonmuslim 6. Menyediakan semua dokumen resmi Umat Islam Timor Leste 7. Membantu menyelesaikan masalah umat Timor Leste 8. Menyediakan kantor dan fasilitas bagi umat Islam di Distrik 9. Mendeteksi dan mendata jumlah umat Islam Timor Leste, fasilitas Islam dan aset-aset potensial umat Timor-Leste 10. Mengajak investor Islam menanam modal di Timor Leste 11. Berdiplomasi aktif dengan luar negeri 12. Menanamkan kesadaran tentang prinsip dasar Islam kepada seluruh Umat Islam Timor Leste. Keberadaan CENCISTIL lahir sebagai mitra pemerintah dalam pengurusan mengenai kepentingan Umat Islam, sejak didirikan CENCISTIL mendapat subsidi dari pemerintah, namun sejak tahun 2009 subsidi tersebut tidak lagi cair. Dalam urusan keamanan badan aparatur Negara seperti polisi dan intel bekerja sama dengan CENCISTIL dalam mencegah gangguan yang datang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dalam hal tempat ibadah misalnya pemerintah menolong CENCISTIL dengan mengawasi pro-kontra pembangunan gedung TPA di Maliana. Presiden dan Wakil Perdana Menteri Republik Demokrasi Timor Leste sangat memerhatikan keberadaan umat Islam di negaranya,

terutama dalam hal urusan sosial. Melalui pemerintah, pasal 12 dan 45 dalam Konstitusi Republik Demokrasi Timor Leste menjamin kebebasan beragama di Timor Leste. Selain itu, pemerintah juga menghormati Muslim dengan menjadikan hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur Nasional. Sedangkan untuk hari besar Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dan 1 Muharram masih diperjuangkan, termasuk waktu istirahat pekerja Muslim pada hari Jumat untuk melaksanakan shalat Jumat. Perkembangan Muallaf di Timor Leste pada 2011 kemudian tercatat bertambah 500 orang. Jumlah ini terhitung mengingat sedikitnya tenaga Dakwah, 'Alim Ulama, dan Ustadz yang memberikan pembinaan kepada para Muallaf. Meskipun demikian, lembaga-lembaga keislaman dan ahli agama di Timor Leste terus menyebarkan Islam melalui kegiatankegiatan di bawah CENCISTIL yang berbentuk kesosialan. Di samping itu, sekolahsekolah dan sarana belajar lainnya yang berbasis Islam terus didirikan dan dikembangkan demi bertahan dan berkembangnya Islam di negeri ini. Meski sedikit, umat Islam di Timor Leste ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Mereka terus berdakwah dan menegakkan syariat Islam meski menjadi minoritas. Walaupun menghadapi tantangan berat karena fasilitas dan jumlah Muslim yang semakin berkurang, semangat untuk menjalankan syariat Islam tidak pernah pudar. Daftar Pustaka [1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Negara_di_Asia_Tenggara [2] Bazher, Ambarak (1995). Islam di Timor Timur. Gema Insani Press. Jakarta. [3] http://darikitauntukindonesia.blogspot.com/2013/03/islam-timor-timur-islam-timorleste.html [4] http://muzakki.com/pengetahuan/dunia-islam/885-semangat-islam-di-timorleste.html Diposting oleh as ril di 11.43 Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub http://wartasejarah.blogspot.com/2014/07/sejarah-islam-di-timor-leste.html

Islam di Timor Leste Kondisi Masyarakat Sebelum masuknya Islam di Timor Leste Budaya dan Kultur Timor Timur berkembang sesuai dengan kondisi alamnya yang terpisah oleh gunung-gunung dan dataran Tinggi, Sehingga masyarakatnya terpisah dan terbagi menjadi beberapa suku. Setiap suku diperintah oleh seorang raja dan memiliki bahasa dan dialek yang berbeda. Bahasa pemersatu yang digunkan seluruh masyarakat adalah Bahasa Tetun.[1] Kondisi sosial masyarakat Timor Timur sebelum kedatangan Islam menunjukan bahwa masyarakat penganut agama animisme dan kebudayaan tradisional menyembah roh nenek moyang dan kekuatan gaib melalui benda-benda yang dianggap keramat.[2] Masuk dan berkembangnya Islam di Timor Leste Masuk dan berkembangnya Islam di Timor Timur dari kedatangan pedagangpedagang Arab dari Yaman dan Hadramaut ke wilayah Nusantara. Kedatangan pedagang Arab di Timor Timur adalah Abdullah Arif, yang diperkirakan menetap di Dili sebelum 1512.[3]

Menurut keterangan dari H. Abdullah Basyarewan, ketika kapal pertama Portugis datang di Dili pada 1512, kedatangannya di pelabuhan disambut oleh pemuka masyarakat Dili, salah satunya adalah Abdullah Arif. Artinya kedatangan Abdullah Arif datang sebelum tahun 1512. Islam diperkirakan masuk di Timor Timor, bersamaan dengan gelombang demi gelombang perdagangan. Perjalanan perdagangan waktu itu bergerak dari Aceh, Selat Malaka, Pulau Jawa, Sulawesi selatan,Maluku, Nusa Tenggara Timur, Timor, dan berakhir di Irian. Mereka berdagang sambil berdakwah.[4] Pedagang Arab biasanya mereka membeli hasil hutan dan perkebunan seperti kayu cendana, kayu manis, kayu kuning untuk membuat batik Jawa, bahan pembuat lilin, kopi, kemiri, dan lain-lain. Barang komoditas ini kemudian diperdagangkan di Jawa dan di ekspor ke Eropa.[5] Diperkirakan sejak adanya interaksi antara pedagang Arab dengan penduduk Timor, Penduduk Timor ada yang sudah memeluk Islam. Hal ini terbukti dengan benda keramat penduduk asli berasal dari benda-benda keagamaan (bahkan ada Al-Qur’an ukuran mini 2,5 x 2 cm) atau upacara tradisional berasal dari tradisi keislaman.[6] Keturunan Arab melakukan perkawinan dengan anggota kelompok mereka atau kawin dengan wanita lokal yang bermukim di wilayah lain (seperti Palembang, Sulawesi, Nusa Tenggara). Mereka kemudian membawa keluarganya ke Timor, sehingga terjadilah pertambahan penduduk muslim Timor yang signifikan. Kemudian mereka bermukim di Kampung Arab Lecidere di Dili. Untuk memudahkan komunikasi dan penyelesaian konfik antar etnik di kalangan orang Arab di angkat seorang ketua yang disebut Letnan Arab. Letnan Arab yang pertama adalah Awad bi Umar al-Katiri.[7]1 Hubungan keturunan islam dan Portugis relatif baik tetapi kadang-kadang terjadi juga konflik yang cukup besar, yang menyebabkan penangkapan, penahanan dan pembuangan tokoh-tokoh Arab. Namun, agar informasinya berimbang berimbang, bangsa Portugis memelihara hubungan baik dengan pedagang Arab waktu itu. Perlakuan baik Portugis terhadap Umat Islam terlihat pada tradisi, misalnya menyembunyikan meriam sebelum shalat Jum’at.[8] Dari Komunitas pendatang dari berbagai wilayah Indonesia ke Timor, yang terbanyak jumlahnya adalah komunitas muslim. Mereka datang dari Kupang, Solor, Adonara, Alor dan Bima pada abad ke 19. Kebanyakan mereka bermukim di sekitar kampong Alor, yang sampai sekarang merupakan pusat pemukiman terbesar di Dili.[9] Dapat disimpulkan bahwa masuknya Islam di timor leste tidak jauh jarak masanya dengan masa masuknya Islam di Nusantara lainnya, atau terjadi sebelum masuknya Penjajah Barat. Keadaan Muslim di Timor Leste saat masih bergabung dengan Indonesia berbanding terbalik dengan saat Timor Leste lepas dari Indonesia. Puncak kejayaan Islam di Timor Leste

1

adalah saat Timor Leste bergabung dengan Indonesia tetapi keadaan Islam di Timor Leste mengalami kemunduran ketika Timor Leste lepas dari Indonesia. a. Keadaan Muslim pada Masa Indonesia Timor Leste memiliki masjid Tertua dan Terbesar yaitu Masjid An-Nur, yang sudah dimulai pembangunannya pada 1995. Pemerintah Indonesia melakukan pembangunan Masjid An-Nur sehingga Masjid An-Nur menjadi megah dan diperluas menjadi dua lantai. Perkembangan Islam pada masa ini berkembang sangat pesat terbukti dengan adanya banyak masjid dan mushala tersebar di wilayah Timor Leste.[10] Pada masa ini Timor Leste diberi Kebebasan menjalankan Ibadah. Sehingga masyarakat Timor Leste merasakan kenikmatan dalam keyakinan dalam menjalankan keyakinan dan ritual keagamaan Islam dan bangga menjadi bagiian dari umat Islam.[11] b. Keadaan Islam Pasca Kemerdekaan Saat Timor Leste lepas dari Indonesia terjadi kekacauan dan anarkisme yang sangat dahsyat. Kekacauan ini terjadi karena pasukan Fretilin, yang tadinya bersembunyi di hutanhutan, masuk ke kota dan melakukan balas dendam terhadap rakyat yang memihak Indonesia. Mereka melakukan pembumihangusan hampir seluruh infrastruktur dan menyerang rakyat yang pro-Indonesia menolak hasil referendum.[12] Seluruh rakyat yang pro Indonesia dan Umat Islam kebanyakan mengungsi ke wilayah Indonesia. Sebagian lainnya tetap bertahan di sekitar Masjid An-Nur, tetapi mereka mengalami penderitaan yang luar biasa. Semua hubungan keluar dari Masjid An-Nur diputuskan, suplai makanan diblokir, dan seluruh sarana media dan pencapaian tertinggi peradaban Islam di Timor Leste dihancurkan secara bertahap dan pasti. Dalam berita terkini jumlah umat Islam, yang pernah mencapai 30.389 pada 1995, kini tinggal 10.000-an. Jumlah Masjid dan Mushala yang aktif pun juga jumlahnya turun derastis. Masjid dan Mushala banyak yang beralih fungsi dan ada diantaranya beralih fungsi menjadi kandang kambing. Islam di Timor Leste sedang mengalami tekanan yang luar biasa. Akan tetapi, kalau Indonesia atau Negara tetangga memberikan perhatian, soldaritas, dan bantuan yang nyata kemungkinan kebangkitan Islam di Timor Leste masih tetap terbuka kemungkinannya.[13]

[1] Menurut penelitian Ambarak, bahasa-bahasa lokal di atas dapat dikelompokkan ke

dalam bahasa-bahasa Austronesia, Ambarak A. Bazher, Op.cit., hlm. 65- dan 66. [2] Dr. H. Saifullah, SA. MA., Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 250. [3] Ambarak, Op.cit., hlm.20. [4] Ibid., hlm. 20-23

[5] Dr. H. Saifullah, SA. MA., Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), hlm 253. [6] ibid [7] Ibid., hlm. 254. [8] Ibid., hlm. 255. [9] Ibid., hlm. 256 [10] Ibid., hlm. 261. [11] Ibid., hlm 264 [12] Ibid [13] Ibid., hlm 265-266

Related Documents


More Documents from ""