Scoliosis Fix.docx

  • Uploaded by: noflin oxyani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Scoliosis Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,289
  • Pages: 40
Laporan praktek klinik BKTM Periode III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DAN AKUPRESUR PADA GANGGUAN POSTUR TUBUH AKIBAT SCOLIOSIS DI BALAI KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT MAKASSAR (BKTM)

DISUSUN OLEH : NOFLIN OXYANI GOSAL PO.713.241.16.1.031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI 2018/2019

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan klinik atas nama NOFLIN OXYANI GOSAL dengan NIM PO.713.241.16.1.031 dengan judul “penatalaksanaan fisioterapi dan akupresur pada gangguan postur tubuh akibat scoliosis dibalai kesehatan tradisional

masyarakat

Makassar”

diajukan

sebagai

salah

satu

persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik diBalai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar yang dimulai pada tanggal 12 november 2018 sampai 7 desember 2018

Makassar, 12 november 2018

Mengetahui Pembimbing Klinik

Hj. Sitti Aminah,SKM,M.Kes Nip.199660871 198803 2 017

Pembimbing Akademik

Hj. Hasbiah,S.St.Ft,M.Kes Nip.19720505 199503 2001

Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehdairat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya yang berisikan tentang “penatalaksanaan fisioterapi dan akupresur pada gangguan postur tubuh akibat scoliosis dibalai kesehatan tradisional masyarakat Makassar” saya berharap laporan kasus ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses kegiatan belajar. Saya selaku penyusun laporan kasus ini sangat sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun dapat diberikan agar laporan kasus ini dapat lebih baik lagi.

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang membentuk kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiopatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebab pastinya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf disekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung. Skoliosis diklasifikasikan kedalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiopatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada disekitar masa pubertas, dan dewasa Scoliosis adalah suatu kelainan yang menyebabkan suatu lengkukan yang abnormal dari spine (tulang belakang). Spine mempunyai lekukan-lekukan yang normal ketika dilihat dari samping, namun ia harus Nampak lurus ketika dilihat dari depan. Khyposis adalah suatu lekukan yang dilihat dari sisi dimana spine bengkok kedepan (maju). Lordosis adalah suatu lenkukan yang dilihat dari sisi dimana spine bengkok kebelakang. Orang-orang dengan skoliosis

mengembangkan lekukan-lekukan tambahan disetiap sisi, dan tulangtulang dari spine melingkar pada masing-masing seperti sebuah pencabut sumbat botol (corkscrew). Skoliosis dua kali lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada mereka yang lebih dari 10 tahun umurnya. Skoliosis adalah turunan atau warisan dimana orang tua dengan skoliosis lebih mungkin mempunyai anak dengan skoliosis pula, bagaimanapun tidak ada kolerasi antara keparahan lekukan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi pada kurva lebih dari 30 derajat yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden ini terjadi pada skoliosis idiopatik infantil bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi fisiologi dari vertebra? 2. Bagaimana proses patologi dari scoliosis? 3. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dan akupresur pada scoliosis? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari vertebra 2. Untuk mengetahui proses patologi dari scoliosis 3. Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dan akupresur pada scoliosis D. Visi dan Misi BKTM

Visi BKTM :

Pusat pengembangan pelayanan kesehatan tradisional alternatif dan komplementer yang aman dan bermanfaat menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Misi BKTM : a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan dalam bidang kesehatan tradisional di wilayah kerjanya b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat dalam kesehatan tradisional di wilayah kerjanya c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan tradisional d. Menjalin kemitraan dalam pendidikan dan pelatihan, penapisan dan pengkajian kesehatan tradisional

Dasar Hukum BKTM 1. PERMENKES RI No.1186/Menkes/Per/VI/1996, tentang pemanfaatan akupuntur disarana pelayanan

kesehatan

2. KEPMENKES RI No.1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional 3. KEPMENKES RI No.1277/Menkes/SK/VIII/2003 tentang tenaga akupuntur 4. KEPMENKES No.381/Menkes/SK/III/2007 tentang kebijakan obat tradisional nasional

5.PERMENKES RI No.1109/Menkes/Per/IX/2007, tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer – alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan 6. KEPMENKES No.121/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan medik herbal 7. Undang-Undang No.36 tahun 2009 pasal 1 tentang pelayanan kesehatan tradisional 8. PERMENKES RI No.003/Menkes/Per/1/2010 tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan 9. PERMENKES RI No.2358/Menkes/Per/XI/2011 tentang organisasi dan tata kerja balai kesehatan tradisional masyarakat 10. PP RI No.103 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional 11. PERMENKES RI No.8 tahun 2014 tentang pelayanan SPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Vertebra

Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari otot dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain. Secara fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alatalat tubuh.

1. Osteologi Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang. Tulang

adalah

organ padat yang

menyusun

suatu rangka. Col umna vertebralis secara keseluruhan terdiri

dari

31

buah yaitu: (1) 8 cervical, (2) 12 thorakalis,(3) 5 lumbalis, (4) 5 sacralis, (5) dan 1 coccygeus. Pada keadaan normal columna vertebralis jika dilihat dari samping akan kelihatan lengkungan lordosis dan kiposisnya dan jika dilihat dari depan dan belakang akan berbentuk tiang lurus. Susunan tulang – tulang vertebra secara umum:

a. Corpus Vertebra Corpus merupakan badan dari vertebra dan mempunyai beberapa facies yaitu: facies anterior, facies posterior, facies lateralis, facies superior dan facies inferior. b.

Arcus Vertebra Arcus adalah lengkungan simetris dan lamina yang

berpangkal pada corpus dan saling bertemu di linea mediana posterior membentuk processus spinosus. Pada batas antara radiks dan arcus terdapat processus articularis superior yang menuju cranial dan processus articularis inferior menuju ke caudal, dilateral arcus terdapat tonjolan kearah lateral disebut processus transverses. Diantara radiks dan arcus terdapat incisura vertebralis inferior pada vertebralis inferior yang akan membentuk foramen intervertebralis. c. Foramen Vertebralis Adalah lubang besar yang dibentuk oleh arcus dan corpus vertebra, bila dilihat secara keseluruhan akan membentuk sebuah canal disebut canalis vertebralis. d. Discus Intervertebralis Pada sela diantara corpus vertebra yang berbatasan terdapat diskus intervertebralis. Pada tepi diskus adalah jaringan annulus fibrous yang melingkar – lingkar dan berbentuk

lingkaran konsentrik. Sedangkan bagian tengahnya disebut nucleus pulposus, terbentuk oleh zat mukoid yang elastic dan berfungsi sebagai pegas sendi. Susunan vertebralis pada dasarnya sama, tetapi karena adanya penyesuaian fungsi maka ada perbedaan khusus antara lain pada bentuk sehingga mempunyai mobilitas yang berbeda. 2.

Arthrologi Ilmu yang mempelajari

tentang

persendian.

Sistem

persendiaan yang menghubungkan vertebra yaitu, persendian antar arcus dan vertebrae, persendian antar sacroiliaca dan persendian costovertebralis. a.

Persendian Antar Corpus Vertebrae Persendian ini dibentuk oleh facies articularis inferior dan persendian articularis superior vertebrae yang berbatasan dengan diskus

intervertebralis.

Persebdian

ini

diperkuat

oleh

ligamentum longitudinal anterior dan ligamentum longitudinal posterior. b.

Persendian Antar Arcus Vertebrae Persendian ini dibentuk oleh facies articularis inferior dan

facies articularis superior dengan vertebra yang berbatasan. Persendian antar arcus vertebrae ini diperkuat oleh ligamentum

intertransversum, ligamentum nterspinalis dan ligamentum supraspinalis. c.

Persendian Sacroilliaca Persendian ini dibentuk oleh para lateralis assossacri

dengan facies artcularis ilii. Ligamentum yang memperkuat persendian ini adalah ligametum sacroiliacum interosseum, ligamentum sacroiliacum posterior, ligamentum sacrospinalis dan ligamentum sacroluberale. 3.

Myologi Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot

adalah jaringan kontraktil pada tubuh dan merupakan alat gerak aktif. Jaringan otot tersebut ditandai dengan myofibril yang pada tiap selselnya memanjang. Myofibril-myofibril yang pada tiap sel-selnya memanjang.

Myofibril-myofibril

ini

bertanggung

jawab

akan

kontraktilitas sel-sel otot. Dalam hal ini otot yang akan dibahas adalah otot otot penggerak trunk dan oto otot pernapasan : a.

Otot- otot Leher belakang Otot – otot leher belakang terdiri dari (1) M. Rectus capitis

posterior mayor, (2) M. Rectus capitalis posterior minor, (3) M. Obliques capitis inferior, (4) M. Obliques capitis inferior yang berujung di proccesus transverses atlas. b.

Otot – otot Leher depan

Otot – otot terdiri dari (1) M. Rectus capitis anterior, (2) M. Longi capitis, (3) M. Longicoli dan (4) M. Scaleni. Tiga otot pertama bila berkontraksi bilateral akan memfleksikan leher dan lateral fleksi kepala, sedangkan otot keempat bila berkontraksi bilateral memfleksikan leher dan menggangkat costa pertama dan jika berkontraksi unilateral akan membuat lateral fleksi leher.

c.

Otot



otot

Otot–otot

ini

Punggung

terdiri dari

(1)

M.

illiocostalis,

(2)

mm.

Longis

simi,

interspinalis, spinalis,

(3)

mm.

(4)

mm

(5)

mm,

Intervertebralis,(6) mm. Rotatores, (7) mm. Multifidi, (8) mm. Semispinalis. Lima otot pertama saat berkontraksi aksi bilateral akan mengekstensikan trunk. Sedangkan tiga otot berikutnya akan merotasikan trunk saat kontraksi unilateral dan bila berkontraksi bilateral juga akan membentuk ekstensi trunk.

d.

Otot – otot Dinding perut Yang terdiri dari (1) M. Rectus abdominis, (2) M. Obliques

abdominis internus (3) M. obliques abdominis externus. Ketiga otot diatas bila berkontraksi bilateral akan memfleksikan tubuh. Otot kedua dan ketiga dbila berkontraksi unilateral akan menyebabkan gerakan lateral fleksi dan rotasi trunk, dengan perbedaan bila M. obliques abdominia internus rotasi kesisi yang sama, maka M. obliques abdominis externus melakukan rotasi kearah yang berlawanan. e.

Otot – otot Pernapasan Otot – otot pernapasan terdiri dari (1) M. Intercostalis

externus, (2) M. Intercostalus internus, (3) M. Levator costae, (4) M. Sternocleidomastoideus dan (5) M. Serratus anterior. Pada pernapasn abdominal, penggerak utamanya adalah otot diafragma.

4.

Ligament Adalah jaringan ikat yang berbentuk seperti tali atau pita sebagai

penghubung atau penetap alat-alat tubuh. Ligament pada vertebrae adalah sebagai berikut. (Platzer,1983) a.

Ligament longitudinal posterior

Berasal dari os occipital dan berjalan ke kaudal sepanjang permukaan posterior corpus vertebrae dan berakhir pada sacrum. Ligament ini melekat pada tiap corpora dan discus berfungsi mengontrol gerakan fleksi columna vertebra lumbal dan menyanggah discus. b.

Ligament longitudinal anterior Berasal dari os occipital atau tuberculum anterior atlas,

dan terbentang kebawah sampai sejauh sacrum. Ligament ini melekat pada tiap corpora dan discus berfungsi mengontrol gerakan lumbal dan menyangga discus. c.

Ligament plavum Terbentang antara arcus–arcus vertebra Ligament plavum

mengandung serabut–serabut elastik, yang bertanggung jawab akan warna kuningnya. Meskipun dalam keadaan istirahat. Ligament -ligament ini berada dalam posisi yang meregang. Pada saat gerakan fleksi tulang belakang, menjadi lebih teregang dan membantu menggembalikan columna vertebralis ke sisi tegak. Terletak dibagian dorsal columna vertebralis. Berfungsi menyangga kanalis vertebralis dan melindungi medulla spinalis. d.

Ligament transversum

Ligament ini melekat pada setiap prosessus transverses dan kapsul sendi, berfungsi mengontrol gerakan lateral fleksi lumbal. 5.

Biomekanik Biomekanik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang

gerakan yang terjadi pada tubuh manusia secara fisiologis serta faktor–faktor yang mempengaruhi sendi, unsur–unsur penggeraknya dan gaya yang bekerja pada saat tubuh manusia bergerak. a.

Osteokinematika Adalah gerakan yang terjadi antara dua tulang. Oleh

karena itu, penulis hanya menjelasan pada daerah lumbal, antara lain: Ekstensi – fleksi lumbal (S) = 30° - 0° 85° Lateral fleksi lumbal

(F) = 30° - 0°- 30°

Rotasi lumbal

(R)= 45° - 0° - 45°

b. Arthrokinematika Adalah gerakan – gerakan yang terjadi pada permukaan sendi atau surface artikularis (gerakan intraartikuler) dan sering disebut sebagai joint play movement (rool dan slide). Hukum konkaf – konvek yaitu:

1.

Apabila

permukaan

sendi

konvek

bergerak

pada

permukaan sendi konkaf, gerakan roll selalu berlawanan arah dengan gerakan slide. 2.

Apabila

permukaan

sendi

konkaf

bergerak

pada permukaan konvek, gerakan roll dan slide searah.

BAB III PATOLOGI TERAPAN A. Definisi

Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Crookednes” atau kebengkokan. Skoliosis mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai tulang belakang, yang menyebabkan tulang belakang, tulang rusuk dan tulang panggul bengkok. Banyak penyebab yang berbeda dari scoliosis. Sebagian besar deformitas skoliosis adalah idiopatik (penyebab tidak diketahui). Namun yang lain dapat kongenital disertai dengan gangguan atau sindroma neuromuscular, atau kompensator dari ketidakcocokan panjang kaki atau kelainan intraspinal. Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami kondisi ini sejak masa kanak-kanak, namun karena skoliosis berkembang sangat cepat, kebanyakan kasus skoliosis tidak terdiagnosa sampai usia 1014 tahun. Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya[1] dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007). Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”. Pada umumnya Scoliosis dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural.

B. Etiologi Pada artikel yang ditulis oleh Norlaila H. Jamaluddin (Jamaluddin, 2007), Dr Siow menyatakan bahwa skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural. Skoliosis bukan struktural disebabkan oleh : 1. Tabiat yang tidak baik seperti membawa tas yang berat pada sebelah bahu saja (menyebabkan sebelah bahu menjadi tinggi), postur badan yang tidak bagus (seperti selalu membongkok atau badan tidak seimbang). 2. Kaki tidak sama panjang. 3. Kesakitan, contohnya disebabkan masalah sakit yang dirasakan di belakang dan sisi luar paha, betis dan kaki akibat kemerosotan atau kerusakan cakera di antara tulang vertebra dan menekan saraf. Skoliosis struktural disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal. Ciri – ciri fisiknya adalah sebagai berikut : 1. Bahu tidak sama tinggi.

2. Garis pinggang tidak sama tinggi. 3. Badan belakang menjadi bongkok sebelah. 4. Payudara besar sebelah. 5. Sebelah pinggul lebih tinggi. 6. Badan kiri dan kanan menjadi tidak simetri. Penyebab seseorang dapat mengalami skoliosis tidak dapat diketahui secara pasti. Penyebab seseorang dapat mengalami skoliosis bermacam–macam. Ada yang disebabkan karena faktor genetik, neuromuskuler dan ada pula yang idiopatik. Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis: 1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu 2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut: - Cerebral palsy

- Distrofi otot - Polio - Osteoporosis juvenil 3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui. Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari scoliosis tidak diketahui (idiopathic). Tipe dari scoliosis ini digambarkan berdasarkan pada umur ketika scoliosis berkembang. Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya, ia disebut infantile idiopathic scoliosis. Scoliosis yang berkembang antara umur 3 dan 10 tahun disebut juvenile idiopathic scoliosis, dan orang-orang yang diatas 10 tahun umurnya mempunyai adolescent idiopathic scoliosis. C. Klasifikasi Atau Tipe Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis: 1. Functional Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh kekejangankekejangan di punggung.

2. Neuromuscular Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe scoliosis ini berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk kerusakankerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral palsy, atau penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe scoliosis ini seringkali adalah jauh lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih agresif daripada bentuk-bentuk lain dari scoliosis. 3. Degenerative Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada spine yang disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal. 4. Lain-Lain

Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit. Nyeri menyebabkan orang-orang untuk bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor. Ini dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.

D. Manifestasi Klinis Adapun tanda dan gejala dari skoliosis berupa: 1. tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping 2. bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya 3. nyeri punggung 4. kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

5. skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa menyebabkan gangguan pernafasan. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri. Awalnya penderita mungkin tidak menyadari atau merasakan sakit pada tubuhnya karena memang skoliosis tidak selalu memberikan gejala–gejala yang mudah dikenali. Jika ada pun, gejala tersebut tidak terlalu dianggap serius karena kebanyakan mereka hanya merasakan pegal–pegal di daerah punggung dan pinggang mereka saja. Menurut Dr Siow skoliosis tidak menunjukkan gejala awal. Kesannya hanya dapat dilihat apabila tulang belakang mulai bengkok. Jika keadaan bertambah buruk, skoliosis menyebabkan tulang rusuk tertonjol keluar dan penderita mungkin mengalami masalah sakit belakang serta sukar bernafas. Dalam kebanyakan kondisi, skoliosis hanya diberi perhatian apabila penderita mulai menitik beratkan soal penampilan diri. Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, rata-rata penderita merasa malu dan rendah diri.

Skoliosis pada masyarakat indonesia dapat dijumpai mulai dari derajat yang sangat ringan sampai pada derajat yang sangat berat. Skoliosis derajat ringan misalnya pembengkokan yang sedikit. Biasanya penderita tidak banyak mengeluhkan apa-apa. Bahkan kadangkala orang sekitarnya yg merasa terganggu dengan struktur bengkok tersebut misalnya orang tua penderita, pasangan. Derajat pembengkokan biasanya diukur dengan cara Cobb dan disebut sudut Cobb. Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi : Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 200 Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 – 400 Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 410 Pada skoliosis derajat berat (lebih dari 40 derajat), hanya dapat diluruskan melalui operasi. Bukan saja operasi skoliosis merupakan salah satu operasi besar, tetapi juga dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya saja, di negara Ukraina, setelah operasi pasien harus berdiam di tempat tidur selama 6 bulan dengan dibalut gips. Penyembuhan paska operasi di Indonesia juga memakan waktu yang tidak sebentar. Di Jerman dengan metode baru yang dinamakan mobilisasi pasien seteleh opeasi memperlihatkan perbedaan teknik yang menyolok. 1 hari setelah operasi, pasien diharuskan bergerak dan berusaha berdiri dengan

dibantu ahli-ahly gymnastik untuk skoliosis. Hari ke 2 pasien diharuskan berjalan dengan dibantu alat-alat gimnasik dan tim fisioterapi.

E. Prognosis Prognosis tergantung kepada penyebab, lokasi dan beratnya kelengkungan. Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi resiko terjadinya progresivitas sesudah masa pertumbuhan anak berlalu. Skoliosis ringan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang baik dan cenderung tidak menimbulkan masalah jangka panjang selain kemungkinan timbulnya sakit punggung pada saat usia penderita semakin bertambah. Penderita skoliosis idiopatik yang menjalani pembedahan juga memiliki prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat. Penderita skoliosis neuromuskuler selalu memiliki penyakit lainnya yang serius (misalnya cerebral palsy atau distrofi otot). Karena itu tujuan dari pembedahan biasanya adalah memungkinkan anak bisa duduk tegak pada kursi roda. Bayi yang menderita skoliosis kongenital memiliki sejumlah kelainan bentuk yang mendasarinya, sehingga penanganannyapun

tidak mudah dan perlu dilakukan beberapa kali pembedahan.

F. Akupresur

1. Pengertian Akupresur berasal dari kata accos yang berarti jarum dan pressure yang artinya menekan. Pada awalnya akupresur seing dikatakan pijat akupuntur, karena teori dasar akupresur berpedoman padda ilmu akupuntur. Perangsangan dengan menusukan jarum pada ilmu akupuntur diganti dengan penekanan menggunakan jari atau alat bantu berupa benda tumpul yang tidak melukai tubuh pada akupresur.

Perbedaan ini berbeda dengan akupuntur, kalau akupuntur menggunakan jarum, sedangkan akupresur hanya menggunakan tekanan-tekanan dengan jari/tangan

Akupresur adalah teknik pengobatan alternatif dengan cara memijat dengan menggunakan metode perangsang pada titik akupuntur atau meridian. Meridian adalah jaringan saluran energi vital dalam tubuh.

Akupresur adalah ssalah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu tubuh. Berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelemahan, dan penyakit. Spondilitis, kram perut, gangguan neurologi, arthritis dan lain-lain. Pada titik-titik penekanan ini, lebih dari 1000 sebenarnya merupakan saraf kecil dengan diameter kurang lebih satu centimeter dengan kedalaman yang bervariasi antara seperempat hingga beberapa inci yang menempel atau dekat dengan otot atau tendon.

2. Manfaat akupresur a. Meningkatkan daya tahaan tubuh dan

kekuatan tubuh

b. Mencegah penyakit tertentu c. Mengatasi keluhan dan penyakit ringan biasa d. Mencegah timbulnya penyakit.

BAB IV STATUS KLINIK

A. Data Medis 1. Diagnosa medis : myalgia + scoliosis

B. Pemeriksaan Fisioterapi 1. Keterangan Umum Penderita a. Anamnesis umum Nama

: SAHRIANA

Umur

: 44 tahun

Jenis Kelamin : perempuan Pekerjaan

: PNS

Alamat

: BTN Mangga Tiga D14/14

b. Anamnesis Khusus Keluhan utama

: postur tulang

vertebra agak miring kesisi kanan tubuh Lokasi keluhan

: tulang belakang

Sifat keluhan

: terlokalisir

Lama keluhan

:

Penyebab

: tidak diketahui pasti hanya pasien tiba-tiba sering merasa nyeri pada punggung

RPP

: awalnya pasien tidak mengetahui bahwa pasien

mengalami scoliosis hingga sekitar 3 minggu sebelum pasien datang untuk terapi, pasien datang ke BKTM untuk melakukan spa dan pada saat spa salah satu fisioterapis yang menangani pasien mendapati bahwa ada kelainan pada postur tulang belakang pasien dan dinyatakaan bahwa hal tersebut adalah skoliosis keesokan harinya pasien datang kembali ke BKTM untuk ke fisioterapi penanganan skoliosisnya. Riwayat penyakit penyerta

: post operasi miom

2. Pemeriksaan Tanda Vital Tekanan darah

: 100/70mmHg (normal)

Denyut nadi

: 72x/menit (normal)

Pernafasan

:20x/menit (normal)

Tinggi badan

: 156 cm

Berat badan

: 51,8 kg

3. Inspeksi Statis : anterior -> neck normal, shoulder asimetris sinistra lebih tinggi dari dextra dan protraksi, pelvic dextra lebih tinggi sinistra normal. Posterior -> neck normal,shoulder asimetris sinistra lebih tinggi dari dextra dan protraksi, scapula dextra posterior depression dan sinistra anterior elevasi, pelvic dextra lebih tinggi dari sinistra. Lateral -> lordosis pada thoracolumbal

Dinamis

: - saat berjalan postur tubuh pasien Nampak tegak (normal)

-

Ketika duduk tampak membungkuk

4. Palpasi - Nyeri tekan pada otot erecto spine -

Tidak ada oedema

5. Tes orientasi Lateral fleksi + rotasi arah yang sama dalam posisi fleksi = nyeri kontralateral

Lateral fleksi + rotasi arah yang berlawanan dalam posisi ekstensi = nyeri kontalateral

6. Pemeriksaan Gerak Dasar

Sendi

Geraka

Aktif Dextr sinistr

Pasif dextr Sinistr

Timt dextra sinistr

n Thoraca

Fleksi

a Sediki

a Sediki

Ekstens

t nyeri Nyeri

t nyeri sedikit

i Lateral

Nyeri

-

l

fleksi Rotasi

Nyeri

nyeri

a -

a -

Sediki

a Sediki

-

-

t nyeri -

t nyeri -

-

-

Sediki

Sediki

-

t nyeri -

t nyeri -

-

7. Pemeriksaan spesifik dan pengukuran fisioterapi



Adam’s forward flexion test Teknik : instruksikan untuk menyentuh ujung jari kaki dari posisi berdiri. Tetapi dengan tes ini tidak dapat

melihat seberapa besar derajat skoliosis yang terjadi. Untuk mengukur derajat skoliosis yaitu dengan menggunakan inclinometer sehingga dapat diketahui seberapa besar derajat skoliosis Hasil: vertebra Nampak miring kesisi kanan. Pinggang atas sisi kanan Nampak lebih tinggi, scapula kanan Nampak lebih menonjol Adanya hump pada sisi dextra



Pengukuran nyeri Vas : 3

C. Diagnosa Fisioterapi

Gangguan postur tulang belakang dan myalgia akibat scolios thoracolumbal

D. Problematik Fisioterapi

a. Fungsional limitation  Nyeri saat tidur terlentang  Nyeri berdiri dan duduk terlalu lama  Nyeri berbaring menyamping kekanan b. Impairment  Kelainan bentuk thoracolumbal  Spasme otot  Shoulder asimetris c. Participation restriction  Merasa terganggu saat bekerja

E. Perencanaan fisioterapi a. Tujuan jangka pendek  Mengurangi spasme otot  Mempertahankan postur tubuh agar tidak bertambah parah

b. Tujuan jangka panjang  Membuat aligment tubuh simetris  Memperbaiki postur

F.

Pelaksanaan Fisioterapi Electro Therapy 

IRR

Tujuan : sebagai persiapan dan pemanasan sebelum dilakukan exercise dan melancarkan sirkulasi darah Teknik : IR dinyalakan kemudian diatur suhunya kemudian posisikan pada area punggung pasien dengan posisi pasien berbaring tengkurap Dosis : 2x/minggu Time : 15 menit Area : vertebra Execise therapy 

Massage Tujuan : merileksasikan otot, mengurangi spasme Teknik : siapkan cawan, minyak zaitun dan cream otot, balurkan minyak zaitun dan cream otot pada daerah yang akaan dimassage yaitu punggung dan mulai gerakan massage dengan arah dari bawah menuju ke atas Dosis : 2x/minggu Area : back muscle (otot-otot belakang tubuh)



Stretching Tujuan : membantu mengurangi kekakuan dan ketegangan otot serta penguluran pada otot-otot yang memendek Teknik : melakukan gerakan child pose, cat stretch,side stretch, bicycle, back stretch, dan abs strengthening Dosis : sesering mungkin dapat dijadikan home program Time : hitungan 8 kali dengan pengulangan 4-5 kali



MVT Tujuan : mengatasi nyeri pinggang, menormalkan fungsi fisiologis organ Dosis : 2x/minggu Area : abdominal



Koreksi postur Tujuan : memperbaiki dan mempertahankan postur tubuh agar curva skoliosis tidak bertambah



Akupresur Tujuan : Teknik : menekan titik akibat nyeri pada bahu pinggan bawah. Titik yang digunakan pada bahu adalah GB-21,

TE-15, TE-14, LI-15,LI-4, LI-11, BL-57; titik pada nyeri pinggang bawah adalah BL-23-25, BL27-34, BL-48, BL54 Time : lakukan penekanan masing-masing titik selama satu menit

G. Prognosis Qua ad vitam : Bonam Qua ad sanam : dubia ad sanam Qua ad fungsionam : dubia ad sanam Qua cosmeticam : bonam

H. Home program  Pasien dianjurkan untuk melakukan koreksi postur seperti duduk tegak selama beberapa menit setiap harinya  Pasien dianjurkan untuk mengulangi latihan yang diajarkan oleh therapis dirumah  Setiap ingin atau bangun tidur pasien diminta berbaring dengan keadaan barang dimiringkan kesisi berlawanan arah dengan skoliosis yang diderita (kiri) dan melakukan peregangan sambil gerakan ditahan selama beberapa menit

I.

Edukasi

 Pasien dilarang memakai tas yang membebankan berat pada satu sisi tubuh  Pasien dilarang duduk dalam posisi miring atau bungkuk

J.

Follow up

N

HARI/TAN

PROBLEM

INTERVENS

EVALUAS

O 1

GGAL Kamis, 15

ATIK  Tulan

I 

TDP

I Merasa



Akupr

rileks

november

g

2018

belak

esur

Nyeri

ang

Titik

berkurang

tidak

(BL22,

seimb

23,

ang

LI4,

Meras

27)



a pegal pada bahu dan pungg ung 

Nyeri pingg

ang bawa 2

h Nyeri



TDP

november

pingg



Akupr

ri

2018

ang

esur

dan

Tulan

badan

spa

Koreks

sme

belak

i

otot

ang

postur

ber

Jumat,16





g







nye

bengk



MVT

kur

ong



stretchi

ang

Spas

ng



sud

me

ah

otot

dap

belak

at

ang

tidu r terl enta

3





ng nye

nyeri



TDP

november

otot



Akupr

ri

2018

pungg

esur

dan

ung

badan

spa

Jumat, 23



4



Koreks

sme

asime

i

otot

tris

postur

ber



MVT

kur



stretchi

ang

nyeri



ng IRR

november

sisi



Akupr

ri

2018

pungg

esur

dan

Stretch

spa

ing

sme

Koreks

ber

ang

i

kur

tulang

postur

ang

Jumat, 30



bahu

ung



dan pingg



belak



Home

ang

progra

bengk

m

ok 



asime tris bahu





Nye

Related Documents

Scoliosis
June 2020 5
Scoliosis
May 2020 6
Scoliosis
April 2020 10
Scoliosis
May 2020 8
Scoliosis
May 2020 10
Scoliosis
May 2020 8

More Documents from "Lorebell"