Sbm Fix.docx

  • Uploaded by: Vickry As-syadzilly Al-Maliki
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sbm Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,071
  • Pages: 9
MAKALAH STRATEGI BELAJAR DAN MENGAJAR MATEMATIKA Matematika Sekolah (Pengertian, Fungsi, Peranan, FaktorFaktor yang memengaruhi, Ruang Lingkup, Tujuan & Prinsip) DOSEN PENGAMPU

: Drs. H. Sumartono, M.Pd. Siti Mawaddah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3 1. Akhmad Fikriady 2. Cyndana Kartika Putri 3. Syifa Maharani Putri

1710118310002 1710118220010 1710118320040

Prodi : Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2018 PEMBAHASAN

1. Pengertian matematika sekolah Suherman dkk. (2003:54), mengemukakan bahwa “Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan Pendidikan Menengah (SMU dan SMK).” Matematika sekolah sering juga dikatakan sebagai unsur-unsur atau bagianbagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi pada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK. Hal ini berarti, bahwa yang dimaksud dengan kurikulum matematika adalah kurikulum pelajaran matematika yang diberikan di jenjang pendidikan menengah ke bawah, bukan diberikan di jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu memiliki objek kajian yang abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten. Informasi di atas sangat berguna bagi pendidik/calon tenaga pendidik maupun pengelola/calon pengelola pendidikan dalam meningkatkan pembelajaran matematika di sekolah agar mudah dipahami oleh anak didiknya.

2. Fungsi matematika sekolah Berikut fungsi mata pelajaran matematika yang hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah. a. Sebagai alat Matematika sebagai alat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi, baik itu masalah dalam mata pelajaran yang lain maupun masalah dalam kehidupan seharihari dan dalam dunia kerja. Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaanpersamaan , atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Secara ringkasnya, matematika sebagai alat, berfungsi sebagai: (1) alat komunikasi (yaitu penggunaan bahasa matematika), (2) alat penyelesaian masalah, dan (3) alat bantu untuk pengembangan ilmu lain, contohnya teknik, ekonomi, kimia, fisika, dan sebagainya. b. Sebagai pola pikir Pelajaran matematika yang berfungsi sebagai alat pola pikir, yaitu pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh sekumpulan objek (abstraksi). Diharapkan dengan adanya pengamatan

terhadap contoh dan bukan contoh, siswa dapat menangkap dan memahami pengertian suatu konsep. Pada proses penalaran siswa dikembangkan pola pikir induktif dan deduktif yang disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa agar membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah. c. Sebagai ilmu Fungsi terakhir dari matematika sekolah adalah sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam hal ini, guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran dan bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah. Dari ketiga fungsi matematika sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah berfungsi membentuk pola pikir siswa dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai keputusan yang sah.

3. Peranan matematika sekolah Matematika sekolah mempunyai peranan sangat penting baik bagi siswa supaya mempunyai bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya, dan matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya. Jadi peranan diajarkan matematika sekolah secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang ditujukan bagi siswa yang mempelajarinya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi matematika sekolah Faktor-faktor yang mempengaruhi matematika sekolah adalah faktor yang berkaitan dengan tujuan matematika diajarkan di sekolah dan peranan matematika sekolah. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

sangat

mempengaruhi

matematika yang diajarkan di sekolah atau matematika sekolah. Untuk dapat memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, matematika yang diajarkan di sekolah pun harus sejalan dengan perkembangan tersebut. Sehingga, matematika yang diajarkan sekarang adalah matematika modern. b. Perkembangan intelektual dan kognitif siswa.

Sejalan dengan perkembangan intelektual dan kognitif siswa, maka pengajaran matematika sekolah pun harus mengalami perkembangan. Hal ini ditujukan agar siswa dapat memenuhi peranan dari matematika sekolah tersebut. c. Kualitas Masukan Sekolah Menengah Kita menyadari bahwa kualitas atau kemampua siswa di sekolah menengah umumnya menurun dibandingkan tahun-tahun lalu. Apakah yang menyebabkan hal tersebut? Apakah kita harus menyalahkan kualitas pendidikan saat ini ? Tentunya tidak semudah itu kita boleh mengambil kesimpulan. Karena menurunnya kualitas siswa tidak disebabkan oleh satu faktor saja, namun berbagai macam faktor juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Kebutuhan sekolah pada masa lampau dan masa sekarang sangat jauh berbeda dulu, kesempatan dan kesadaran untuk sekolah sangat rendah karena hanya diperuntukkan bagi lapisan masyarakat tertentu. Tapi sekarang, pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok atau mengejar pendidikan setinggi-tingginya walaupun biayannya relative mahal. Demikianlah salah satu sebab utama kualitas anak-anak sekolah menengah pada umumnya menurun. Akibat dari banyaknya anak-anak yang kurang mampu mengikuti kegiatan, guru-guru tidak dapat lagi mempertahankan mutunya seperti sedia kala. Dalam setiap tahun terpaksa sebagian besar anak-anak harus naik kelas dan harus lulus walaupun dengan kemampuan yang pas-pasan, karena kondisinya memang demikian. d. Minat Siswa Terhadap Matematika Bagi sebagain orang, matematika memang berguna dalam membantu kegiatan berbagai bidang. Namun tidak sedikit pula orang yang menganggap matematika adalah pelajaran yang tidak menarik, bahkan ada yang sangat membenci agar anak-anak berbalik menyenangi matematika ? e. Kesiapan Belajar Kenyataan telah menunjukkan bahwa intelektual seorang anak berkembng secara kualitatif. Proses belajar mengajar akan efektif bila kemampuan berpikir anak diperhatikan. Proses belajar mengajar dikatakan sukses apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat menguasai materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tantang pengertian (meaningful learning). Contoh : seorang siswa taman kanak-kanak tidak mungkin dapat menyerap konsep-konsep matematika secara formal meskipun ia setiap hari diajar oleh seorang ahli pendidikan matematika.

Hal itu terjadi karena kematngan fisik dan psikis serta pengalaman belajar sebelumnya belum memadai. Tujuan pengajaran matematika akan dapat dicapai dengan baik melalui belajar bermakna. Bagaimana seandainya guru terus saja memaksakan suatu bahan pelajaran untuk dipelajari siswa karena pentingnya bahan tersebut, padahal siswa sulit sekali untuk dapat mencerna bahan tersebut. Ada pendapat dua orang ahli yang mengatakan sebagai berikut : a. Apabila siswa secara prematur pada suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar juga belajar untuk menakuti, membenci dan menghindari pelajaran tersebut. b. Bila siswa dipaksa untuk mencoba mempelajari suatu kemampuan tertentu sebelum ia cukup matang, maka ia bisa mengalami frustasi dan mungkin pula mengembangkan sikap negatif terhadap kemampuannya. 5. Ruang lingkup materi matematika di SMP dan SMA pada kurikulum 2013 A. Ruang lingkup materi pembelajaran matematika di SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, meliputi: 1. Bilangan rasional  Memahami konsep bilangan rasional dilengkapi operasi dan urutan 2. Aljabar  Mengenal bentuk aljabar sederhana (linear dan kuadrat)  Memberi estimasi dengan menggunakan perhitungan mental dan sifat-sifat 

aljabar Memahami operasi akar, pangkat, bilangan, dan kaitannya dengan konsep



urutan Mengenal berbagai manipulasi/transformasi aljabar (mengkuadratkan dan memfaktorkan) dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah seperti

persamaan dan pertidaksamaan 3. Geometri (termasuk transformasi, bangun tidak beraturan)  Memanfaatkan interpretasi geometri fungsi kuadrat dalam menyelesaikan 

persamaan Memahami bangun datar berdasarkan sifat-sifat atau fitur-fitur (banyak sisi,



keteratura, ukuran), dan transformasi yang menghubungkannya Mengelompokkan bangun datar menurut kesebangunan



kekongruenan Menggunakan konsep diskriminan dalam mengidentifikasi eksistensi solusi

dan interpretasi geometrisnya 4. Statistika dan peluang (termasuk metode statistik sederhana)

dan/atau



Membandingkan,

memberi

interpretasi

berbagai

metoda

termasuk penyajian data yang disertai statistik deskriptif  Memahami konsep peluang empiri dan teoritik 5. Himpunan  Memahami konsep himpunan dan operasinya serta 

penyajian

fungsi

dan

menyajikannya (diagram, tabel, grafik) Mengidentifikasi kecenderungan dan menyajikannya dalam aturan bilangan

(barisan dan deret) atau relasi lainnya B. Ruang lingkup pembelajaran matematika di SMA menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, meliputi: 1. Bilangan real  Mengutarakan dan menggali sifat-sifat fungsi pangkat dan logaritma, dengan memanfaatkan hubungan saling invers keduanya 2. Aljabar  Mengenal dan menggunakan sifat-sifat aljabar dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan dan pertidaksamaan, dibantu dengan teknik 

geometri, dan memberikan tafsiran geometrinya Memahami dan menggunakan konsep operasi aljabar fungsi termasuk

komposisi 3. Geometri dan transformasi  Menggunakan sifat-sifat transformasi untuk menyelidiki kesebangunan dan kekongruenan, dan menggunakannya untuk memahami perbandingan 

trigonometri Memanfaatkan pendekatan koordinat dalam menyelesaikan masalah

geometri (dan juga aljabar pada umumnya) 4. Limit fungsi aljabar  Menggunakan konsep limit untuk memahami kecenderungan fungsi dan menghampiri fungsi 5. Matriks  Memahami konsep matriks dan operasinya, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah 6. Kombinatorika  Memanfaatkan teknik kombinatorika dalam menentukan peluang 7. Statistika dan peluang  Membandingkan dan menilai keefektifan berbagai metoda penyajian data  Memahami konsep peluang yang didasarkan frekuensi relatif 8. Turunan fungsi aljabar  Menggunakan konsep turunan untuk memahami kecenderungan dalam laju perubahan serta menggunakannya dalam pemodelan 9. Geometri ruang



menganalisis sifat-sifat sederhana dari bangun ruang seperti diagonal ruang,

diagonal bidang, dan bidang diagonal 10. Integral  Menggunakan konsep integral untuk memahami masalah akumulasi dan menghampirinya, dengan penerapan misalnya pada masalah luas dan volume  Menggunakan hubungan turunan dan integral 11. Program linear 12. Dasar-dasar trigonometri 13. Bunga majemuk, angsuran, anuitas 14. Pertumbuhan dan peluruhan 15. Vektor 16. Induksi matematika 17. Logika

6. Tujuan dan prinsip pembelajaran matematika di SMP dan SMA A. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum SMP dan Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum SMA, dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik mendapatkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada. 3. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang lain. 7. Melakukan

kegiatan-kegiatan

motorik

yang

menggunakan

pengetahuan

matematika. 8. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan tersebut saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus membutuhkan yang lain. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit, kemampuan berkomunikasi muncul dan diperlukan di berbagai kecakapan, misalnya untuk menjelaskan gagasan pada pemahaman konseptual, menyajikan rumusan dan penyelesaian masalah, atau mengemukakan argument pada penalaran. B. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan: 1. Dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik mencari tahu 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu 6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju pembelajaran aplikatif 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hand skill) dan keterampilan mental (soft skill) 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan krativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) 11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat 12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas 13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran 14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Daftar Pustaka -

Alfiansyah, M. (2016, November 2). slideshare. Retrieved from Linkedln Corporation: www.slideshare.net/mobile/MuhammadAlfiansyah1/tujuanpembelajaran-matematika-berdasarkan-peraturan-menteri-pendidikan-dankebudayaan-republik-indonesia-nomor-58-tahun-2014

-

Djuandi. (2013, Juni 20). BSNP Indonesia. Retrieved from bsnp-indonesia.org: bsnp-indonesia.org/2013/06/20/permendikbud-tentang-kurikulum-tahun-2013/

-

Matematika, T. M. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

-

Ratnasari, G. I. (2015, November 26). eprints. Retrieved from eprints.uny.ac.id.

Related Documents

Mat Sbm
August 2019 37
Ass Brief Sbm
May 2020 13
Sbm Bi
October 2019 44
Sbm Fix.docx
May 2020 13
Sbm-checklist.docx
November 2019 31
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113

More Documents from "Ersi Ghaisani Masturah"