SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Target Waktu Hari / Tanggal Tempat: Penyuluh
A.
: Penyakit Diare : Perawatan Penyakit Diare : Pengunjung/ keluarga klien : 20 menit : Senin, 14 Desember 2015 : Lingkungan Puskesmas : Pelajar SMK NEGERI 4 BONDOWOSO
LATAR BELAKANG Berdasarkan kajian & analisa dari beberapa survei yang dilakukan, angka kesakitan diare pada semua golongan umur pada saat ini adalah 280/1000 penduduk. Pada golongan Balita episode diare adalah 1,5 kali per tahun. Angka kematian diare yang didapat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) bila diproyeksikan pada penduduk Indonesia, setiap tahunnya terdapat 112.000 kematian pada semua golongan umur (54/100.000 pendududk) pada balita terjadi 55.000 kematian (2,5 per 1000 balita). Secara global ada dua tujuan pokok program P2 Diare, yaitu mencegah kematian karena diare dan mencegah agar tidak sakit diare. Upaya pencegahan yang efektif melalui peningkatan kegiatan komunikasi Informasi Edukasi (KIE) serta menggerakkan peran serta masyarakat secara aktif. S ebagai sasaran utama KIE adalah masyarakat, terutama ibu yang mempunyai balita agar dapat melaksanakan tatalaksana diare dengan benar dan kegiatan pencegahan yang efektif.
B.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang perawatan diare , peserta penyuluhan dapat mengerti dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian diare dapat dicegah. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu : 1. Menjelaskan pengertian Diare 2. Menjelaskan penyebab Diare 3. Menjelaskan tanda dan gejala diare 4. Menjelaskan cara penularan diare 5. Menjelaskan pencegahan diare 6. Menjelaskan penanganan diare
D. 1. 2.
METODE Ceramah Diskusi
E. 1.
MEDIA Leaflet
F.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO. Tahapan 1. Pembukaan
Kegiatan Penyuluh 1.Salam Pembuka 2.Perkenalan 3.Maksud dan Tujuan 4.Kontrak waktu,tempat dan topik 5.Kesiapan
Kegiatan Peserta 1.Menjawab Salam 2.Berkenalan 3.Mendengarkan 4.Menyetujui 5.Menyatakan Siap
Waktu 5 menit
2.
Pelaksanaan
1. 1. Menyamakan 1 1. Menjawab sesuai persepsi. dengan 2.Menjelaskan definisi pengetahuan Diare, penyebab, 2 2. Memperhatikan tandadan gejala, dan mendengarkan. penularan, pencegahan, dan penanganan diare \ 3.Menjelaskan cara pembuatan larutan gula garam (LGG)
10 menit
3.
Penutup
1. Evaluasi 2. Kesimpulan 3. 3. Rencana tindak lanjut 4. Salam Penutup
5 menit
1 1. Mendengarkan kesimpulan. 2 2. Memperhatikan tindak lanjut. 3 3. Menjawab salam.
G.KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan. c. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan. 2. Evaluasi Proses a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana. b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan. 3. Evaluasi Hasil a. 75% peserta dapat menjelaskan pengertian diare b. 75% peserta dapat menjelaskan penyebab diare c. 75% peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala diare d. 75% peserta dapat menjelaskan penularan diare e. 75% peserta dapat menjelaskan pencegahan diare f. 75% peserta dapat menyebutkan penanganan diare
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI, Jakarta Depkes RI , 2000, Pelaksanaan Program P2 Diare, Depkes RI, Jakarta Depkes RI, 1998, Manajemen Terpadu Balita Sakit, Depkes RI, Jakarta Greenberg CM, 2002, Nursing Care Planning Guides For Children, California State Univercity, California.
DIARE A. Pengertian Menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa darah. B. Klasifikasi Depatemen Kesehatan RI (2000) mengklasifikasikan jenis diare manjadi empat kelompok yaitu : 1. Diare akut Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. 2. Disentri Yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. 3. Diare persisten Yaitu diare yang berlangsung selama 14 hari secara terus menerus. 4. Diare dengan masalah lain Yaitu : Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya. C. Penyebab Diare akut karena infeksi disebabkan oleh masuknya mikroorganisme atau toksin melalui mulut. Kuman tersebut dapat melalui air, makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran manusia atau hewan, kontaminasi tersebut dapat melalui jari/tangan penderita yang telah terkontaminasi (Suzanna, 1993). Penyebab diare juga dapat bermacam macam tidak selalu karena infeksi dapat dikarenakan faktor malabsorbsi seperti malabsorbsi karbohidrat, disakarida (inteloransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) monosakarida (inteloransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa), Karena faktor makanan basi, beracun, alergi karena makanan, dan diare karena faktor psikologis, rasa takut dan cemas (Vila J et al., 2000). Etiologi diare akut pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi sekarang lebih dari 80% penyebabnya telah diketahui. Terdapat 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Penyebab utama oleh virus adalah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirs, minirotavirus, dan virus bulat kecil (Depkes RI, 2005). Diare karena virus ini biasanya tak berlangsung lama, hanya beberapa hari (3- 4 hari) dapat sembuh tanpa pengobatan (selft limiting disease). Penderita akan sembuh kembali setelah enetrosit usus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru dan normal serta
sudah matang, sehingga dapat menyerap dan mencerna cairan serta makanan dengan baik (Manson’s, 1996). Bakteri penyebab diare dapat dibagi dalam dua golongan besar, ialah bakteri non invasif dan bakteri invasif. Termasuk dalam golongan bakteri noninfasif adalah: Vibrio cholerae, E.colli patogen (EPEC, ETEC, EIEC), sedangkan golongan bakteri invasif adalah Salmonella sp (Vila J et al., 2000). Diare karena bakteri invasif dan noninvasif terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion dalam sel-sel usus berikut ini: cAMP (cyclic Adenosin Monophosphate), cGMP (cyclic Guanosin Monophosphate), Cadependet dan pengaturan ulang sitoskeleton (Mandal et al,., 2004). Etiologi dari penelitian Edi marsono dan Agustina Parmayanti ditemukan beberapa jenis kuman yang menyebabkan diare akut pada RSUP Dr Kariadi pada tahun 2000dan tahun 2003 D.
Faktor resiko 1. Umur Kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah 24 bulan. 2. Jenis Kelamin esiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karenaakti!itas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi. 3. Musim "ariasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang tahun,#rekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan. 4. Status Gizi $tatus gi%i berpengaruh sekali pada diare. &ada anak yang kurang gi%i karena pemberianmakanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama dan lebih sering.Kemungkinan terjadinya diare persisten juga lebih sering dan disentri lebih berat. esikomeninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat bila anak sudah kurang gi%i. 5. Lingkungan 'i daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakitmudah menular. &ada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan penyakit endemik, in#eksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan anak-anakyang berumur antara 6 bulan sampai ( tahun. 6. Status Sosial Ekonomi $tatus sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gi%i anggota keluarga. Hal ininampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gi%i keluargakhususnya pada anak balita sehingga mereka )enderung memiliki status gi%i kurang bahkanstatus gi%i buruk yang memudahkan balita tersebut terkena diare. *ereka yang berstatusekonomi rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehinggamemudahkan seseorang untuk terkena diare.
E. Tanda dan Gejala 1. Tanda: a. Anus dan daerah sekitar lecet Karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus selama diare. b. BB menurun c. Turgor kulit berkurang d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering e. Nadi cepat dan kecil f. Denyut jantung jadi cepat g. TD menurun h. Kesadaran menurun i. Pucat, nafas cepat j. Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa. k. Suhunya tinggi 2. Gejala: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Tidak nafsu makan Lemas Dehidrasi Gelisah Cengeng Oliguria Anuria Rasa haus Penularan
F. Penyakit diare dapat ditularkan melalui: 1. Menggunakan sumber air yang tercemar 2. BAB sembarang tempat 3. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa) atau oleh tangan kotor 4. Fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar 5. Melalui makanan yang terkontaminasi 6. Mengkonsumsi ikan mentah/tidak dimasak yang diambil dari air yang terkontaminasi. 7. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus G. Pencegahan 1. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan
2. 3.
4. 5. 6. 7.
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (Depkes RI, 2006). Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga. Gunakan selalu air bersih Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecaloral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panik yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2006). Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih (Depkes RI, 2006). Buang air besar pada tempatnya Mencuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih Hindari makanan dan air yang terkontaminasi Pemberian ASI Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga oci mengakibatkan terjadinya gizi buruk (Depkes RI, 2006).
H. Penanganan diare 1. Bawa ke petugas kesehatan bila : a. BAB encer semakin sering b. Ada muntah berulang c. Demam yang tinggi d. Ada darah dalam tinja e. Tidak mau makan atau minum 2.
Membuat larutan gula garam (oralit) Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011). a. Alat : gelas berukuran sedang dan alat pengaduk atau sendok b. Bahan : Gula, garam c. Cara membuat :
1)
Larutkan satu sendok gula pasir dan ¼ sendok garam ke dalam gelas berisi air matang (hangat atau dingin). 2) Kemudian aduk hingga merata dan diminum setiap kali BAB. 3. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (3 jam pertama) a. Umur < 1 tahun : 300 ml (1,5 gelas) b. Umur 1-4 tahun : 600 ml (3 gelas) c. Umur 5-12 tahun : 1,2 liter (6 gelas) d. Dewasa : 2,4 liter (12 gelas) 4. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (setiap habis buang air) a. Umur < 1 tahun : 100 ml (0,5 gelas) b. Umur 1-4 tahun : 200 ml (1 gelas) c. Umur 5-12 tahun : 300 ml (1,5 gelas) d. Dewasa : 400 ml (2 gelas)
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN “Diare” Di Puskesmas Kecamatan Cerme,Bondowoso
Oleh : 1.Silvy Mazitha Rifqah 2.Fran asiska Dwi Maulinda
PROGRAM STUDI ASISTEN KEPERAWATAN SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 4 BONDOWOSO TAHUN 2019