SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Pokok bahasan
: Mobilisasi Dini
Sub popok bahasan
: Pentingnya Mobilisasi Dini Pada Pasien Post
Operasi Sasaran
: Pasien di Ruang Bedah Sentral
Waktu
: 30 menit
Tempat
: RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya
Hari/tgl
:Rabu, 20 Maret 2019
A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang sering timbul akibat dari tindakan operasi yaitu nyeri (Muttaqin, 2008). International for Study of Pain (IASP) 2012, mendefinisikan nyeri sebagai situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan. Nyeri bersifat subjektif dan tidak ada individu yang mengalami nyeri yang sama (Potter & Perry, 2006). Menurut penelitian yang dilakukan Sommer et al (2008) prevalensi pasien post operasi mayor yang mengalami nyeri sedang sampai berat sebanyak 41% pasien post operasi pada hari ke 0, 30 % pasien pada ke 1, 19 % pasien pada hari ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada hari ke 4. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sandika et al, (2015) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat.
B. Tujuan penyuluhan : 1. Tujuan Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Pasien
dan keluarga post operasi dapat memahami dan bisa
melakukan mobilisasi dini 2. Tujuan Khusus (TIK)Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan Pasien dan keluarga post op dapat mengetahui tentang : a) Pengertian Mobilisasi b) Tujuan Mobilisasi c) Manfaat Mobilisasi d) Cara mobilisasi e) Apa dampak tidak mobilisasi
C. Strategi Pelaksanaan A. Metode
: Ceramah
B. Media
: Leaflet
C. Garis besar materi :
Jelaskan pengertian mobilisasi?
Sebutkan manfaat mobilisasi dini?
Bagaimana cara melakukan mobilisasi dini?
Apa dampak tidak melakukan mobilisasi dini?
D. proses pelaksanaan N
Langkah –Langkah
o 1
Pendahuluan
Wak
Kegiatan
Kegiatan
tu
Penyuluhan
Sasaran
Memberi
Menjawab
salam Memperkena lkan diri Menjelaskan maksud dan
salam Menjawab pertanyaaa n
tujuan 2
PenyajianSetelah mengikuti
pendidikan
Menjelas
Mendengar
kan
kan dengan
kesehatan selama 1 x 30
pengertia
seksama
menit, diharapkan Pasien
n
dan keluarga post op
mobilisas
dapat mengetahui tentang
i dini Menjelas
:
kan 1.Pengertian Mobilisasi 2.Tujuan Mobilisasi
tujuan mobilisas i dini Menjelas kan
3.Manfaat M
manfaat
obilisasi
mobilisas i dini
4.cara mobilisasi
Menjelas kan cara mobilisas i dini
5.Apa dampak
Menjelas
tidak
kan
melakukan
bagaiman
mobilisasi
a dampak tidak
Dampak tidak mobilisasi
melakuka n mobilisas i dini
3
Evaluasi
Tanya jawab
Partisipasi aktif
4
Penutup
Meminta/me mberi saran
Memberika n pesan dan
Memberi
kesan
salam
dalam menjawab
E. Setting Tempat
F. Perorganisasian 1. Moderator :Tia Mulsaeni 2. Fasilitator :Rizwan Pamungkas 3. Pemateri :Mita Ayu Rimayanti, Anggie M Lestari G. Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Sumatif 2. Bentuk Evaluasi : Lisan 3. Butir Pertanyaan : a) Jelaskan pengertian mobilisasi? b) Sebutkan manfaat mobilisasi dini? c) Bagaimana cara melakukan mobilisasi dini? d) Apa dampak tidak melakukan mobilisasi dini? Jawaban : a) Pasien dan keluarga Post-op menjelaskan pengertian Mobilisasi Dini. b) Pasien dan keluarga Post-op menjelaskan Manfaat Mobilisasi Dini c) Pasien
dan keluarga Post-op mengetahui Cara melakukan
Mobilisasi Dini d) Pasien
dan keluarga Post-op menjelaskan Dampak tidak
Mobilisasi Dini
H. Sumber Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston. http://spesialisbedah.com/tag/mobilisasi/
I. Lampiran a. Materi 1) Definisi Mobilisasi Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002) Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa
mempertahankan
mobilisasi
kemandirian
dini
sedini
adalah mungkin
suatu
upaya
dengan
cara
membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996). 2) Tujuan Mobilisasi Dini o Mempertahankan fungsi tubuh o Memperlancar peredaran darah o Membantu pernafasan menjadi lebih baik o Mempertahankan tonus otot o Memperlancar eliminasi alvi dan urine o Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. o
Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.
3) Tahap-tahap Mobilisasi Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
Mobilisasi penuh Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh.
Mobilisasi sebagian Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen.
4)
Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000). Gaya hidup Proses penyakit atau trauma Kebudayaan Tingkat energi Usia dan tingkat perkembangannya
5) Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu:
Rentang gerak pasif: Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
6) Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah : a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. b. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat c. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan. 7) Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi a.
Penyembuhan luka menjadi lama
b.
Menambah rasa sakit
c.
Badan menjadi pegal dan kaku
d.
Kulit menjadi lecet dan luka
e.
Memperlama perawatan dirumah sakit
8) Tahap-tahap Mobilisasi Dini Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan