SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN DIARE DI RUMAH PADA BALITA
OLEH : VENTI AGUSTIN 1311312025
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2017
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN Pokok Bahasan : Penanganan Diare Di Rumah Hari/Tanggal : Pukul
:
Sasaran
: Seluruh Ibu yang memiliki anak balita di Lubuk Gajah Kel. Pisang
Tempat
:
A. Latar Belakang Balita merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap suatu masalah kesehatan. Makanan yang sehat dan tidak terkontaminasi dari kuman penyakit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan balita. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, tiap tahun angka kematian akibat diare pada balita terus meningkat. Selain itu berdasarkan data yang didapatkan angka kejadian diare tertinggi yaitu di Kecamatan Pauh. Sedangkan untuk tingkat kelurahan, penyakit diare pada balita paling sering ditemukan di Kelurahan Pisang. Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu-ibu yang mempunyai balita tentang penanganan diare di rumah pada balita. Dengan harapan setelah dilakukan pendidikan kesehatan ini, masyarakat mengetahui tentang penanganan diare dirumah dan mampu melakukan penanganan pertama jika ada anggota keluarga menderita diare serta mau memodifikasi diri, keluarga, dan lingkungannya dalam mewujudkan hidup sehat, bersih dan terhindar dari penyakit diare.
B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan keluarga klien dapat mengethui tentang cara pencegahan dan penanganan dini diare pada bayi dan balita. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan keluarga klien mampu : a. menjelaskan pengertian diare b. menjelaskan penyebab diare c. menjelaskan akibat yang disebabkan diare terutama dehidrasi d. menjelaskan penanganan diare di rumah C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Materi (Terlampir) a. Pengertian Diare b. Penyebab diare c. Akibat yang disebabkan diare terutama dehidrasi d. Penanganan Diare 2. Sasaran / Target Sasaran: Seluruh ibu-ibu yang memiliki anak balita Target : Seluruh ibu-ibu yang memiliki anak balita 3. Metode a. Ceramah b. Tanya Jawab
c. Diskusi 4. Media dan Alat a. Infokus b. Leaflet 5. Waktu dan Tempat Hari / Tanggal
:
Jam
:
Tempat
:
6. Pengorganisasian Moderator : Presenter
: Venti Agustin
7. Setting Tempat D. Kegiatan Pendidikan kesehatan NO. I
Kegiatan Pendidikan kesehatan
Kegiatan
Pembukaan
- Menjawab
- Moderator memberikan salam
salam
- Moderator memperkenalkan anggota
- Mendengar dan
penyuluh
Memperhatikan
- Moderator menjelaskan tentang topik - Mendengar dan pendidikan kesehatan
Memperhatikan
- Moderator membuat kontrak
- Mendengar dan Memperhatikan
Waktu 5 menit
II
- Moderator menjelaskan tujuan
- Mendengar dan
pendidikan kesehatan
Memperhatikan
Pelaksanaan - Menggali pengetahuan peserta
-Mengemukakan
tentang pengertian diare
pendapat
- Memberikan reinforcement dan
- Mendengar dan
meluruskan konsep
Memperhatikan
- Menjelaskan tentang pengertian diare - Mendengar dan Memperhatikan - Menggali pengetahuan tentang
-Mengemukakan
penyebab diare
pendapat
- Menjelaskan tentang penyebab diare
- Mendengar dan Memperhatikan
- Menggali pengetahuan tentang akibat -Mengemukakan diare
pendapat
- Menjelaskan tentang akibat diare
- Mendengar dan Memperhatikan
- Menggali pengetahuan tentang
-Mengemukakan
penanganan diare
pendapat
- Menjelaskan penanganan diare
- Mendengar dan Memperhatikan
30 menit
- Memberikan reinforcement pada peserta yang mengajukan pertanyaan
E. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Pemateri dan ibu-ibu pada posisi yang sudah direncanakan b. 100% peserta pendidikan kesehatan menghadiri penyuluhan c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan d. Pre Planning telah disetujui e. Media pendidikan kesehatan telah tersedia f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan 2. Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan b. Ibu-ibu dapat mengikuti acara atau kegiatan pendidikan kesehatan sampai selesai c. Ibu-ibu berperan aktif selama kegiatan berjalan 3. Evaluasi Hasil a. 100% peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian diare b. 100% peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan penyebab diare c. 100% peserta yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan akibat yang disebabkan diare
d. 100% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan penanganan diare
Lampiran Materi 1. Pengertian diare Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari, di sertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lender dan darah. Apabila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi deficit cairan tubuh, maka akan terjadi dehidrasi (Yusuf, 2011). 2. Penyebab Diare a. Kuman penyebab diare b. Faktor lingkungan berupa sanitasi yang buruk serta sarana air bersih yang kurang. c. Faktor prilaku masyarakat seperti tidak mencuci tangan sesudah buang air besar serta tidak membuang tinja dengan benar. Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan bayi mempunyai risiko untuk menderita diare lebih besar, ini akibat kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang diare. d. Kurangnya kebersihan dalam pengolahan makanan. e. Makanan: alergi makanan, basi atau keracunan makanan f. Psikologi : rasa takut dan cemas 3. Akibat Diare Menurut Widoyono (2011) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. Menurut Mentes dan Kang 2013 dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena hilangnya cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau kombinasi keduanya. Pada Balita Menurut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 2015, tanda dan gejala dehidrasi akibat diare : 1. Diare tanpa dehidrasi a. Balita tetap aktif b. Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa c. Mata tidak cekung d. Turgor kembali segera 2. Dehidrasi berat, tanda dan gejalanya seperti berikut : a. Letargi atau tidak sadar b. Mata cekung c. Tidak bisa minum atau malas minum d. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat 3. Dehidrasi ringan atau sedang a. Gelisah, rewel/mudah marah b. Mata cekung c. Haus, minum dengan lahap d. Cubitan kulit perut kembali lambat
Pencegahan Dehidrasi Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami diare adalah: 1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya bagi bayi yang masih menyusui (bayi 0 – 24 bulan atau lebih) dan bagi petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung dan membantu ibu untuk menyusui bayinya jika ibu berhenti menyusui bayinya yang masih berusia 0-24 bulan 2. Pemberian ORALIT sampai diare berhenti 3.Memberikan cairan rumah tangga, cairan/minuman yang biasa diberikan oleh keluarga/masyarakat setempat dalam mengobati diare, dan memberikan sari makanan yang cocok, contoh: kuah sayur, air tajin, kuah sup. Jika tidak tersedia cairan rumah tangga dan ORALIT di rumah, bisa dengan memberikan air minum 4. Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan (Tatalaksana Diare KemenKes, 2011) b. Gangguan gizi
Sewaktu
bayi
mengalami
diare,
banyak
ibu-ibu
yang
menghentikan pemberian ASI, padahal ini dapat mengurangi asupan nutrisi pada bayi. Ibu seharusnya tetap memberikan ASI saat anak mengalami diare ataupun setelahnya.
c. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal. 4. Pengganti Cairan A. Oralit Cara membuat larutan Oralit: a. Cuci tangan dengan air dan sabun b. Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak (200cc) c. Masukkan satu bungkus Oralit 200cc d. Aduk sampai larut benar e. Berikan larutan Oralit kepada balita. Cara memberikan larutan Oralit a. Berikan dengan sendok atau gelas b. Berikan sedikit-sedikit sampai habis atau hingga anak tidak kelihatan haus c. Bila muntah, dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan dengan sabar sesendok setiap 2 atau 3 menit. d. Walau diare berlanjut, Oralit tetap diteruskan e. Bila larutan oralit pertama habis, buatkan satu gelas larutan oralit berikutnya B. ZINC
Cara Pemberian Obat Zinc a. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat Zinc selama 10 hari berturut-turut. b. Larutkan tablet dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah larut kira-kira 30 detik, segera berikan ke anak). c. Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian dengan cara potong lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1 dosis penuh. d. Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan obat Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan. C. Teruskan ASI dan Makanan Memberikan makanan kepada balita selama diare (usia 6 bulan ke atas) akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko terkena diare kembali. Anjuran makan untuk balita umur 12 sampai 24 bulan Teruskan pemberian ASI. Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. Berikan 3 kali sehari sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah. Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan.
Sejak umur 12 bulan, anak sudah bisa makan makanan keluarga. Anjuran makan untuk balita umur 2 tahun atau lebih Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3 – ½ porsi makan orang dewasa. Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan. D. Cairan rumahan, seperti teh herbal, jus buah, air dari berbagai sereal dan sayuran rebus, dan minuman manis, dll (Cristina Larrea-Killinger, 2012). 5. Penanganan Diare di Rumah 1. Beri Cairan Tambahan a. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian b. Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan c. Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang Aturan Pemberian Memberikan Oralit/Cairan Lain Yang Harus Diberikan Setiap Kali Anak Buang Air Besar 1. Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap kali buang air besar 2. Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap kali buang air besar Katakan kepada Ibu : a. Agar
meminumkan
mangkuk/cangkir/gelas
sedikit-sedikit
tapi
sering
dari
b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit.Kemudian berikan lebih lambat c. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti 2. Beri Tablet Zinc Selama 10 Hari 3. Lanjutkan Pemberian Makan