SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN BAKTERI MRSA (Metichilin Resistant Staphilococcus Aureus) DI RUANG ICU/ICCU/HCU RSUD NGUDI WALUYO WLINGI BLITAR
Di susun Oleh : Nurul Choriah Yosep Peregrinus S. Asri Setyaningrum M. Berlian Al khindi
PRODI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Penyuluhan
: Pencegahan Bakteri MRSA (Methicilin Resistant Staphilococcus Aureus)
Sasaran
: Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Dahlia 2 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Tempat
: Ruang Dahlia 2
Waktu
: 11.00 - selesai
Hari, tanggal
: Sabtu, 27 Oktober 2018
Perorganisasian :
1. Pembawa Acara
: Asri Setyaningrum
2. Penyaji
: 1. Nurul Choriah : 2. Yosep Peregrinus S.
3. Fasilitator
: 1. M. Berlian Al Khindi
A. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan tentang Pengaturan Pencegahan Bakteri MRSA (Methicilin Resistant Staphilococcus Aureus) diharapkan peserta penyuluhan dapat mengetahui bagaiman cara mencegah Bakteri MRSA (Methicilin Resistant Staphilococcus Aureus).
B. Tujuan Instruksional Khusus 1. Peserta penyuluhan dapat mengerti bakteri MRSA. 2. Peserta penyuluhan memahami penyebab bakteri MRSA. 3. Peserta penyuluhan memahami tanda gejala terkena bakteri MRSA. 4. Peserta penyuluhan memahami bagaimana cara penularan bakteri MRSA. 5. Peserta penyuluhan memahami cara mencegah agar tidak terkena baktei MRSA.
C. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Metode
Waktu
Pembukaan
1. Memberi salam
1. Menjawab salam
Ceramah
3 menit
2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan
3. Bina
hubungan
saling
percaya. 4. Menyampaikan
tujuan
pokok materi
Pelaksanaan
Menjelaskan materi tentang:
1. Mendengarkan
Ceramah
10 menit
1. Pengertian bakteri MRSA.
2. Menanyakan
1. Menjawab
Tanya
10 menit
pertanyaan
jawab
2. Penyebab bakteri MRSA
materi
3. Tanda dan Gejala terkena
belum
bakteri MRSA 4. Cara
yang
dimengerti
penularan
bakteri
MRSA. 5. Pencegahan bakteri MRSA. Penutup
1. Memberikan pertanyaan 2. Menarik kesimpulan 3. Menyampaikan
hasil 2. Menjawab salam
Evaluasi 4. Menutup
penyuluhan
(salam)
D. Setting Tempat
B
A
Keterangan : A = Penyaji
C
B = Pembawa Acara C = Peserta
D E. Garis Besar Materi ( Terlampir) 1. Pengertian bakteri MRSA 2. Penyebab bakteri MRSA 3. Tanda dan Gejala terkena bakteri MRSA 4. Cara Penularan bakteri MRSA 5. Pencegahan bakteri MRSA
D = Fasilitator
(diskusi)
F. Evaluasi a) Kesiapan tempat pelaksanaan (Ruang Dahlia 2 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi) b) Kesiapan materi penyaji (Materi telah dibuat 2 hari sebelum pelaksanaan dengan referensi) c) Kesiapan tim penyaji (Penyaji telah mmpelajari bahan 2 hari sebelum pelaksanaan d) Kesiapan media (Media yang digunakan adalah Powerpoint dan leaflet)
G. Lampiran -
Materi Lengkap
H. Referensi : 1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. 3. Prince A. Silvia. 1995. Pathofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC 4. Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan. 5. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC 6. Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Materi Penyuluhan A.
Definisi & Penyebab Bakteri MRSA MRSA adalah galur S. Aureus yang resisten terhadap metisilin, antibiotik
golongan β-laktam. MRSA pertama kali ditemukan pada tahun 1961. Galur MRSA dibagi menjadi dua yaitu HA-MRSA dan CA-MRSA. HA-MRSA didefinisikan sebagai infeksi MRSA yang terdapat pada individu yang pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani tindakan operasi dalam satu tahun terakhir, memiliki alat bantu medis permanen dalam tubuhnya, bertempat tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, atau individu yang menjalani dialisis. HA-MRSA memiliki resistensi yang sangat tinggi dan merupakan penyakit nosokomial yang penting. CA-MRSA merupakan galur MRSA yang sama sekali tidak berhubungan dengan infeksi nosokomial atau infeksi di rumah sakit. CA-MRSA berbeda dengan HA-MRSA secara fenotip, genotip dan virulensi. CA-MRSA memiliki virulensi lebih tinggi dan resistensi terhadap antimikroba non β-laktam lebih rendah jika dibandingkan HA-MRSA. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa CA-MRSA hanya resisten terhadap antimikroba golongan β-laktam dan secara genotip tidak membawa gen resisten tambahan selain gen resisten terhadap metisilin.
B.
Tanda & Gejala Bakteri MRSA Infeksi Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang
disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi lainnya yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah jerawat, bisul, impetigo dan infeksi pada luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, phlebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ansari et.al.,2016).
C.
Cara Penularan Bakteri MRSA MRSA dan Staph lain bisa menyebabkan infeksi dengan memasuki tubuh
lewat kulit terbuka atau arus darah. Orang yang mempunyai masalah kesehatan
seperti kencing manis atau sistem ketahanan buruk atau yang kulitnya terbuka karena luka, baru dioperasi atau penyakit kulit, lebih cenderung terkena infeksi Staph. MRSA tersebar karena: • menyentuh dan memijit kulit yang terkena misalnya pada bisul atau luka, • memakai handuk, pakaian atau seprai kotor yang telah dipakai oleh orang yang terkena infeksi MRSA, • menggunakan alat rias yang telah dipakai oleh orang yang terkena infeksi MRSA, • tidak teliti mencuci tangan.
D.
Pencegahan Bakteri MRSA
Cucilah tangan Anda. Mencuci tangan adalah hal paling penting guna mencegah tersebarnya MRSA. Cucilah tangan: • sebelum dan sesudah menyentuh atau membalut bagian yang terkena, sesudah ke WC, sesudah membuang ingus, sebelum menangani atau makan makanan, sebelum memegang bayi baru lahir, sesudah menyentuh atau menangani pakaian atau kain yang belum dicuci. Mencucinya bagaimana? Cucilah baik-baik semua bagian tangan dengan sabun dan kucuran air. Bilas dan keringkanlah sesudah dicuci. Tutupilah bisul dan infeksi kulit lainnya Tutupilah bisul dan infeksi kulit lainnya disiang hari dengan balut kedap air. Anak yang terkena Impetigo (lepuh kecil atau luka berkerak berwarna madu pada kulit yang disebabkan kuman Staphylococcus atau Streptococcus) seyogyanya jangan dulu ke sekolah atau penjagaan anak sampai sudah sehari penuh diobati. Jangan pinjam-meminjam: • handuk, pakaian atau seprai kotor dan kalau tidur seranjang dengan orang lain, lukanya harus terbalut di malam hari, • alat rias misalnya gunting kuku, pinset, pisau cukur dan sikat gigi.
ABSENSI PESERTA PENYULUHAN DI RUANG DAHLIA 2
NO.
NAMA
TTD