Satuan Acara Penyuluhan Kb Hernanda.docx

  • Uploaded by: Adhim Fattah Maulana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Kb Hernanda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,343
  • Pages: 9
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KELUARGA BERENCANA (KB)

Pokok Bahasan

: Keluarga Berencana

Sub Pokok Bahasan

: keluarga berencana pada ibu-ibu

Sasaran

: Ibu yang sudah berkeluarga

PELAKSANAAN KEGIATAN Penyuluh

: Hernanda Ari Sukma

Hari /tanggal

: Senin, 18 Maret 2019

Waktu

: 08.00 - Selesai

Tempat

: Balai desa Jompo Kulon

A.

TUJUAN 1

Tujuan Umum

: Para ibu dapat mengetahui pentingnya mengikuti

Keluarga Berencana(KB) 2

Tujuan Khusus : Dapat mengetahui pengertian Keluarga berencana Dapat mengetahui manfaat Keluarga berencana Dapat mengetajui tujuan Keluarga berencana Dapat mengetahui kapan dilakukannya Keluarga berencana

B.

Materi (terlampir) : 1 Pengertian dan manfaat Keluarga berencana(KB) 2 Program pemerintah dalam Keluarga berencana 3 Macam – macam cara Keluarga berencana(KB)

C.

Media Power point

D.

Metode Ceramah, diskusi

E.

Kegiatan Penyuluhan No. Acara

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Evaluasi

1.

5 menit

· Mengucap salam.

Menjawab salam,

· Memperkenalkan

mendengarkan.

Pembukaan

diri. 2.

Isi

10 menit

· Menjelaskan

Mendengarkan

tentang pengertian

dan

KB.

memperhatikan.

· Menjelaskan

manfaat KB. · Menjelaskan

tentang macammacam metode KB. 3.

Diskusi

10 menit

Tanya jawab

Peserta bertanya.

4.

Penutup

5 menit

· Menyimpulkan

Menjawab salam.

hasil penyuluhan. · Memberi saran-

saran. · Memberi salam.

F.

Evaluasi Lisan 1

Jelaskan pengertian Keluarga Berencana?

2

Sebutkan manfaat Keluarga berencana?

3

Sebutkan tujuan Keluarga berencana?

4

Sebutkan macam program Keluarga Berencana?

G.

LAMPIRAN MATERI 1 Pengertian Keluarga Berencana (KB) Dalam sejarah peradaban manusia, keluarga dikenal sebagai suatu persekutuan (unit) terkecil, pertama dan utama dalam masyarakat. Dari persekutuan inilah manusia berkembang biak menjadi suatu komunitas masyarakat dalam wujud marga, puak, kabilah dan suku yang seterusnya menjadi umat dan bangsa-bangsa yang bertebaran di muka bumi. Keluarga adalah inti dari jiwa dari suatu bangsa, kemajuan dan keterbelakangan suatu bangsa menjadi cermin dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada bangsa tersebut. Menurut WHO (dalam Hartanto, 2003), Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami istri), dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan negara. Dengan demikian, KB berbeda dengan birth control, yang artinya pembatasan/penghapusan kelahiran (tahdid al-nasl), istilah birth control dapat berkonotasi negatif karena bisa berarti aborsi dan strerilisasi (pemandulan). 2 Tujuan KB Adapun tujuan dari pelaksanaan program KB antara lain : a Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

c

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

3 Manfaat Utama Program Keluarga Berencana Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain: a. Manfaat Untuk Ibu: 

Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan



Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu



Menjaga kesehatan ibu



Merencanakan kehamilan lebih terprogram

b Manfaat Untuk Anak: 

Mengurangi risiko kematian bayi



Meningkatkan kesehatan bayi



Mencegah bayi kekurangan gizi



Tumbuh kembang bayi lebih terjamin



Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi



Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

c Manfaat Untuk Keluarga: 

Meningkatkan kesejahteraan keluarga



Harmonisasi keluarga lebih terjaga

4 Macam-macam alat kontrasepsi Macam-macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan

Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia. Terdiri dari KB hormonal, non hormonal, alamiah, dan kontrasepsi mantap. Efek samping dari metode kontrasepsi hormonal ini adalah: 1

Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mens sama sekali (kecuali pil)



2

Kenaikan berat badan

3

Muncul flek hitam pada wajah

4

Mual, pusing, atau muntah

Pil oral kombinasi a)

Afektif dan reversible

b)

Harus diminum setiap hari

c)

Efek samping yang serius jarang terjadi

d)

Efek samping yang sering timbul yaitu mual dan bercak perdarahan atau

spotting



e)

Tidak dianjurkan pada wanita yang sedang menyusui

f)

Dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat

Suntik 1)

Suntik progestin Merupakan metoda kontrasepsi yang efektif, aman, dapat dipakai oleh

semua WUS, kembalinya ke kesuuburan lebih lambat (4 bulan), cocok untuk masa laktasi karena tidak mempengaruhi ASI. Kelebihan suntik progestin, yaitu: a)

Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang

b)

Tidak mempengaruhi hubungan suami istri

c)

Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak pada penyakit

jantung d)

Tidak berpengaruh terhadap ASI

Kekurangan suntik progestin, yaitu:

a)

Sering ditemukan gangguan haid seperti spotting, siklus memanjang

dan memendek b)

Klien bergantuung pelayanan kesehatan dan tidak dapat dihentikan

sewaktu-waktu c)

Peningkatan BB dan terlambanya kembali ke kesuburan setelah

penghentian pemakaian 2)

Suntik kombinasi

Merupakan

jenis

suntikan

yang

terdiri

atas

25

mg

Depo

Medroksiprogesteron Asetat 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM 1 bulan sekali Kelebihan suntik kombinasi, yaitu: a)

Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak mempengaruhi hubungan suami

istri b)

Tidak diperlukan pemeriksaan dalam dan metode jangka panjang

c)

Efek samping yang kecil

d)

Klien tidak perlu menyimpann obat suntik

Kekurangan suntik kombinasi, yaitu



a)

Terjadi perubahan pola haid, apotting, perdarahan sela sampai 10 hari

b)

Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan

c)

Ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan

d)

Peningkatan BB dan terlambat kembali kesuburannya Implant

Efektif 5 tahun untuk Norpalan (terdiri dari 6 batang ), 3 tahun untuk Indoplan/Implano, klien merasa kenyamanan, dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, kesuburan akan kembali setelah dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, bercak dan aminorhea dan aman dipakai saat menyusui. Keuntungan implant, yaitu:

a)

Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (5 tahun), pengembalian

tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan b)

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengarus estrogen,

tidak mengganggu coitus dan tidak mempengaruhi ASI c)

Klien kontrol ke klinik jika ada keluhan dan dapat dilakukan pencabutan

setiap saat sesuai dengan kebutuhan Kekurangan .implant, yaitu: a)

Perubahan pola haid

b)

Nyeri kepala dan nyeri dada

c)

Peningkatan/penurunan BB

d)

Memerlukan pembedahan minor untuk pemasangan dan pelepasan KB

non hormonal

a)

AKDR (IUD)

Cara kerja: 1)

Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.

2)

Mencegah implantasi telur dalam uterus.

3)

Mencegah sperma dan ovum bertemu.

b)

Kondom

Cara kerja: 1)

Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.

2)

Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan

lain. 

a.

KB yang tanpa memakai alat apapun (alamiah) Coitus interuptus (senggama terputus)

Adalah suatu metode koontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita. Cara kerja: alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagina. Dengan demikian tidak ada pertemuan antara apermatozoa dengan ovum sehingga kehamilan dapat dicegah. Keuntungan: 1)

Efektif bila dilaksanakan dengan benar

2)

Tidakk mengganggu produsi ASI

3)

Dapat digunakan sebagai pendukung metoda KB lainnya

4)

Tidak ada efek samping

5)

Tidak memerlukan alat

b.

Kalender

Metode KS dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur, effektivitasnya 75%-80%, pengertian antar pasangan harus ditekankan, faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur dan siklus haid yg tidak teratur Masa subur siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. c.

MAL (metode amenorrea laktasi)

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. MaL dapat dipakai sebagai kontraseepsi bila: menyusui secara penuh, lebih efektif jika pemberian belum haid, usia bayi kurang dari 6 bulan. Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Cara kerjanya yaitu menunda atau menekan ovulasi. Keuntungannnya: efektifitas tinggi (98%) pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada eefek samping secara sistemik, tidak perlu perawatan medis, tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya. 

Kontrasepsi mantap terdiri dari:

Tubektomi (MOW) Vasektomi (MOP)

DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba Medika:Jakarta. Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini. Mitra Cendikia Press: Yogyakarta. Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media: Jakarta.

Related Documents


More Documents from ""