SATUAN ACARA PENYULUHAN “KEGIATAN PENYULUHAN HIPERTENSI DI DESA PELAWAN
PRODI DIII D-IV KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN AKADEMIK 2018-2019
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan TD meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi fakfor utama stroke, payah jantung dan penyakit jantung dan ceroba vaskuler. Secara nyata kematian karena CUD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada pengobatan hipertensi diastolik.
B. Maksud dan Tujuan Dalam kegiatan ini tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Hipertensi dan cara penanganan Hipertensi pada warga di Desa Pelawan di R Tujuan Umum
:
Setelah dilakukan penyuluhan/promosi kesehatan tentang Hipertensi selama 35 menit diharapkan warga dapat mengetahui, mengerti dan memahami cara penanganan Hipertensi. Tujuan Khusus
:
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Hipertensi diharapkan anak-anak warga dapat memahami : 1. Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian Hipertensi. 2. Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab Hipertensi. 3. Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala Hipertensi. 4. Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan Hipertensi. 5. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan Hipertensi. 6. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah Hipertensi.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Topik Penyuluhan
: Penanganan Hipertensi
2. Sasaran
: Warga Desa Pelawan
3. Waktu dan Tempat Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu
: Sabtu /30 Maret 2019/ 16.00 WIB
Tempat
:
4. Strategi yang digunakan
: Ceramah dan tanya jawab.
5. Media yang digunakan
: Leaflet
6. Metode
:
a. Menyampaikan Materi tentang Hipertensi melalui ceramah. b. Tanya Jawab. 7. Evaluasi
:
a. Struktur 1) Peserta hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang disepakati. 2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah . 3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP, Leaflet). b. Proses 1) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas. 2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. 3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan. 4) Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan dengan benar. c. Hasil Sasaran dapat mengetahui, mengerti dan memahami isi penyuluhan yang telah disampaikan.
8. Uraian Kegiatan
:
No
Tahap/Waktu
Kegiatan Penyuluhan
KegiatanSasaran
1.
Pembukaan :
a. Memberi salam pembuka.
a. Menjawab salam.
5 menit
b. Memperkenalkan diri.
b. Memperhatikan.
c. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
c. Memperhatikan.
penyuluhan.
2.
3.
d. Membagi leaflet.
d. Memperhatikan.
Pelaksanaan :
a. Menjelaskan apa itu Hipertensi
a. Memperhatikan.
20 menit
b. Menjelaskan penyebab Hipertensi
b. Memperhatikan.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
c. Memperhatikan.
d. Menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi
d. Memperhatikan.
e. Menjelaskan cara perawatan Hipertensi
e. Memperhatikan.
f. Menjelaskan cara pengobatan Hipertensi
f. Memperhatikan.
a. Menanyakan
a. Menjawab
Evaluasi : 5 menit
materi
yang
kepada telah
peserta
tentang
diberikan
dan
pertanyaan.
memberikan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan. 4.
Terminasi : 5 menit
a. Mengucapkan terima kasih atas peran
a. Mendengarkan.
serta peserta sasaran promosi kesehatan. b. Mengucapkan salam penutup.
b. Mengucapkan salam.
PENGORGANISASIAN
Pembimbing (Dosen Pengampu)
:
Ns. Sovia M.Kep
Moderator
:
Rafy Edwar
Penyaji
:
Laras Hayuning Astuti
Notulen
:
Desi Permatasari
Fasilitator & Observer
:
Nofridawati Silva Fitria Siti Sanawiyah
Dokumentasi
:
Muhammad Yusuf
URAIAN MATERI PENYULUHAN PENANGANAN HIPERTENSI
A. Definisi Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price) Hipertensi adalah gangguan pada system pembuluh darah yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
B. Etiologi Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1. Hipertensi primer / esensial Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor penunjang antara lain : a. Herediter b. Lingkungan c. Hiperaktivitas d. Susunan syaraf simpatis e. Sistem rennin ongiotensin f. Defek dalam mensekresi Na g. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta polistemia, stress (Ignativicius, 1991 : 2197). 2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal dias teronisme primer dan sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal,
kelainan endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler, luka bakar. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas : 1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg / tekanan diastolic sama / lebih besar dari 140 mmHg 2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg, dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung mengalami pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output.
Peningkatan TD dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan vaskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat terjadi nyeri. Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh, (Price & Wilson, 1995) Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan O2 berkurang. Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Ganong, 2003) E. Manifestasi
Sakit kepala
Mudah marah
Telinga berdengung
Mata terasa berat atau pandangan kabur
Mudah lelah
Susah tidur
Terasa sakit di tengkuk
Tekanan darah lebih dari normal
F. Penatalaksanaan 1. Pencegahan primer Faktor resiko hipertensi antara lain: Tekanan darah diatas rata-rata, adanyan hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolimia, diabetes mellitus, dsb. b. dilarang merokok atau menghentikan merokok c. merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam. d. melakukan excercise untuk mengendalikan berat badan. 2. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa: a. pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengn obat
maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer. b. harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin. c. faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang harus di kontrol d. batasi aktifitas 3. Pencegahan Tersier Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : a. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi ringan dan berat.terapi tanpa obat ini meliputi : a. Diet Diet yang dianjurkan penderita hipertensi adalah : 1. Retriksi garam secara moderat dari 10gr/hari menjadi 5gr/hari 2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh 3. Penurunan berat badan 4. Penurunan asupan etanol 5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk penderita hipertensi. Macam olahraganya yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda , berenang dan lain-lain. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan frekuensi latihan sebaiknya 3x/minggu dan paling baik 5x/minggu c. Edukasi Psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : 1. Teknik Biofeedback Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subjek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subjek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain , juga untu7k gangguan psikologis seperti kecemasan dan keteganggan. 2. Teknik Relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks. d. Pendidikan Kesehatan (penyuluhan) Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat memepertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. b. Terapi dengan obat tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standart yang dilakukan Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1998) menyimpulkan bahwa obat deuritika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita G. Komplikasi Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan diastolic 130 mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi. Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan pengelihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak sementara (transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut pada hipertensi maligna.