Satuan Acara Penyuluhan Diabetes Mellitus Kayon.docx

  • Uploaded by: isma
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Diabetes Mellitus Kayon.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,637
  • Pages: 10
SAP EDUKASI KESEHATAN DIABETES MELITUS

Oleh :

ISMA AZIZAH (PO.62.20.1.15.127)

KEMENTERIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN KELAS REGULER II TAHUN 2019

LEMBAR PENGESAHAN

SAP EDUKASI KESEHATAN

DIABETES MELITUS disahkan di Palangka Raya tanggal .................

Pembimbing Klinik ,

.......................................................

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Pokok Bahasan

: Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan

:

1. Pengertian Diabetes Melitus (DM) 2. Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) 3. Faktor risiko Diabetes Melitus (DM) 4. Komplikasi pada pasien Diabetes Melitus (DM) 5. pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) 6. Kriteria pada Diabetes Melitus (DM)

Sasaran

: Ibu A Pasien kelolaan DM Tipe 2

Hari/Tanggal

: Kamis, 28 Maret 2019

Waktu

: 15 Menit

Tempat

: Rumah Ibu A jalan Pinus

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Diabetes Melitus selama 15 menit diharapkan peserta dapat mengerti tentang Diabetes Melitus. II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit diharapkan peserta akan mampu: 1. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus (DM) 2. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) 3. Menyebutkan faktor Risiko Diabetes Melitus (DM) 4. Menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus (DM) 5. Menjelaskan pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) 6. Menyebutkan kriteria pada Diabetes Melitus (DM) III. Materi Penyuluhan 1. Pengertian Diabetes Melitus (DM) 2. Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) 3. Faktor risiko Diabetes Melitus (DM) 4. Komplikasi Diabetes Melitus (DM) 5. Pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) 6. Kriteria pada Diabetes Melitus (DM)

IV. Kegiatan NO.

Tahap

Waktu

1

Pembukaan

2 Menit

2

Kegiatan Inti

10 Menit

3

Penutup

3 Menit

Uraian Kegiatan Fasilitator Peserta (pasien) 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab 2. Memberikan salam pertanyaan 2. Mengajukan appersepsi pertanyaan 3. Mengkomunikasikan 3. Menyimak dan pokok bahasan mendengarkan 4. Mengkomunikasikan tujuan 5. Kontrak waktu Pelaksanaan: 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan pengertian Diabetes Melitus (DM) 2. Menyebutkan tanda 2. Memperhatikan dan gejala Diabetes Melitus (DM) 3. Menyebutkan faktor 3. Memperhatikan risiko Diabetes Melitus (DM) 4. Menyebutkan 4. Memperhatikan komplikasi Diabetes Melitus (DM) 5. Menjelaskan 5. Memperhatikan pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) 6. Menyebutkan kriteria 6. Memperhatikan pada Diabetes Melitus (DM) 7. Memberi kesempatan 7. Bertanya dan kepada peserta untuk menjawab bertanya pertanyaan yang diajukan Evaluasi: 1. Memberikan pertanyaan 2. Menyimpulkan materi penyuluhan Teriminasi: 1. Mengucapkan salam penutup

1. Menjawab pertanyaan 2. Menyimpulkan bersama 1. Mendengarkan, menjawab salam

Metode

Media/alat bantu

Ceramah

Leaflet

Ceramah, Tanya Jawab

Leaflet

Ceramah, Tanya Jawab

Leaflet

V.

Media danSumber 1.

Media

: Leaflet

2.

Sumber :

Brunner & Suddarth.2012. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Doenges, Marilynn E.2009.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta Guyton, Arthur C.2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta PERKENI, 2015, http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf (diunduh tanggal 4/3/19) Tambunan, Monalisa & Gultom, Yunizar. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI.

VI. Evaluasi 1.

Evaluasi Struktur a. Media dan materi telah disiapkan sebelumnya b. Banyak peserta hadir dalam acara penyuluhan

2.

Evaluasi Proses a. Peserta bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya. c. Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan. 1)

Prosedur

: Posttest

2)

Bentuk

: Lisan

3)

Butir soal 4

: a) Pengertian Diabetes Melitus (DM) b) Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) c) Faktor risiko Diabetes Melitus (DM) d) Komplikasi Diabetes Melitus (DM) e) Pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) f) Kriteria pada Diabetes Melitus (DM)

3.

Evaluasi Hasil a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Lampiran Materi “DIABETES MELITUS” 1. Pengertian Diabetes Melitus (DM) Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2015 menjelaskan DM

merupakan

suatu

kelompok

penyakit

metabolik

dengan

karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena adanya kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau pada kedua-duanya 2. Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) Gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Diabetes Melitus adalah a.

Poliuria (sering kencing) Poliuria adalah keadaan sering kencing yang terjadi ketika volume air kencing selama 24 jam meningkat melebihi dalam batas normal. Poliuria ini timbul dari gejala Diabetes Melitus dimana kadar gula darah dala tubuh yang tinggi sehingga tubuh tidak dapat lagi untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urine. Gejala ini lebih sering terjadi pada malam hari dan umumnya urine yang dikeluarkan mengandung glukosa

b. Polidipsia (sering haus) Polidipsia adalah rasa sering haus yang berlebihan yang timbul karena kadar glukosa yang terbawa oleh urine sehingga tubuh merespon hipotalamus untuk meningkatkan asupan cairan dengan minum. c.

Polifagia (sering lapar) Polifagia adalah kondisi pasien dengan Diabetes Melitus yang sering dan cepat merasa lapar. Hal ini disebabkan oleh glukosa dalam tubuh habis sedangkan glukosa yang ada dalam darah tinggi.

d. Banyak Berkeringat Glukosa yang tidak dapat teurai akan dikeluarkan oleh tubuh melalui keringat sehingga pada pasien Diabetes Melitus akan lebih mudah berkeringat banyak e.

Lesu Pada pasien Diabetes Melitus, pasien akan mudah lesu. Hai ini terjadi disebabkan oleh glukosa dalam tubuh sudah banyak dibuah oleh tubuh melalui urine dan keringat sehingga tubuh lebih mudah meras lesu dan lelah.

f.

Penurunan Berat Badan Penurunan berat badan ini terjadi karena disebabkan oleh tubuh yang terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi tubuh.

3. Faktor risiko Diabetes Melitus (DM) a.

Keturunan

b.

Usia lebih dari 40 tahun

c.

Gaya hidup kurang sehat

d.

Kegemukan

e.

Kurang beraktivitas dan olahraga

f.

Dislipidemia

4. Komplikasi Diabetes Melitus (DM) Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC). Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi. a. Komplikasi Akut 1) Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral. 2) Diabetes Ketoasidosis Diabetes Ketoasidosis yaitu akibat yang berat dari deficit insulin yang berat pada jaringan lemak, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit) b. Komplikasi kronis: 1) Retinopati Diabetik Kerusakan paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini

bisa mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen. 2) Nefropati Diabetik Kerusakan

renal/ginjal

yang

khas

dari

nefropati

diabetic

adalah

glomerulosklerosis yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM. 3) Neuropati Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati diabetic yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic. 4) Hipertensi Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal, mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit makrovaskular. 5) Kaki Diabetik Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan gangren dan amputasi. 5. Pencegahan pada Diabetes Melitus (DM) a. Cek Kadar Gula Darah Secara Teratur Melakukan pengcekan kadar gula darah secara teratur penting untuk mendeteksi diabetes secara dini sehingga penyakit dapat ditangani dan diminimalisir untuk kemungkinan terjadinya komplikasi. b. Konsumsi Makanan yang Sehat dan Jaga Pola Makan yang Baik Jangan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, lemak/minyak dan garam secara berlebihan. Komposisi Makanan yang Dianjurkan terdiri dari: 1) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. 2) Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori,

3) Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi. 4) Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu 5) Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat. 6) Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI). c. Menjaga Berat Badan Ideal Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB (kg)/TB (m2) Klasifikasi IMT: BB Kurang < 18,5 BB normal (18,5 – 22,9 BB lebih > 23,0 d. Latihan Jasmani Secara Teratur Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DMT2 apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah 250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas seharihari bukan termasuk dalam latihan jasmani meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50- 70% denyut jantung maksimal). seperti: jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia pasien. Pada penderita DM tanpa kontraindikasi (contoh: osteoartritis, hipertensi yang tidak terkontrol, retinopati, nefropati) dianjurkan juga melakukan resistance training (latihan beban) 2-3 kali/perminggu.

sesuai dengan petunjuk dokter.

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Intensitas latihan jasmani pada penyandang DM yang relatif sehat bisa

ditingkatkan, sedangkan pada penyandang DM yang disertai komplikasi intesitas latihan perlu dikurangi dan disesuaikan dengan masing-masing individu. 6. Kriteria pada Diabetes Melitus (DM) Seseorang dapat dikatakan memiliki Diabetes Melitus apabila telah terdiagnosa oleh dokter dan: a.

Menunjukan gejala Diabetes Melitus, kadar gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dL

b.

Menunjukan gejala Diabetes Melitus, kadar gula darah puasa (GDP) lebih dari 124 mg/dL

c.

Kadar gula darah 2 jam pada testoleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dL

Related Documents


More Documents from "tarsini"