Satuan Acara Penyuluhan Dengan Hipertensi.docx

  • Uploaded by: Septa Della
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Dengan Hipertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,636
  • Pages: 10
SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGAN HIPERTENSI

Topik

: Hipertensi

Waktu

: 35 Menit

Sasaran

: Ibu dan Lansia

Hari, Tanggal : Sabtu, 03 Februari 2018 Tempat

:LRG Cempedak RT 001/RW 002 Kelurahan Sungai Buah Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang Sumatera Selatan.

1. Tujuan  Tujuan Umum Ibu dan Lansia dapat mengetahui tanda bahaya dan dampak Hipertensi.  Tujuan Khusus -

Ibu dapat menjelaskan pengertian Hipertensi

-

Ibu dapat mengetahui komplikasi Hipertensi

-

Ibu dapat mengetahui Faktor Resiko Hipertensi

-

Ibu dapat mengetahui Tanda dan Gejala Hipertensi

-

Ibu dapat menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi

-

Ibu dapat mengetahui dampak jika tidak menjaga pola makan dan pola kesehatan.

2. Materi

: Terlampir

3. Metode

: Ceramah dan Tanya jawab

4. Media

: Leafleat

5. Susunan Kegiatan Tahap Awal

Kerja

Penutup

Waktu 5 menit

15 menit

15 menit

Kegiatan Penyuluhan - Mengucapkan salam - Memperkenalkan diri - Menyampaikan kontrak waktu - Menjelaskan sekilas tentang materi penyuluhan - Menjelaskan pengertian Hipertensi - Menjelaskan komplikasi Hipertensi - Menjelaskan Faktor Resiko Hipertensi - Menjelaskan Tanda dan Gejala Hipertensi - Menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi - Menjelaskan dampak jika tidak menjaga pola makan dan pola kesehatan. - Memberi kesempatan kepada ibu untuk bertanya - Menjawab pertanyaan - Mengajukan pertanyaan - Mengklarifikasikan jawaban - Menyimpulkan - Mengakhiri pembicaraan - Mengucapkan terimakasih - Salam

Kegiatan Peserta - Menjawab - Memperhatikan - Memperhatikan - Memperhatikan

- Memperhatikan - Memperhatikan - Memperhatikan - Memperhatikan - Memperhatikan - Memperhatikan

- Bertanya

- Memperhatikan - Menjawab - Memperhatikan -

Memperhatikan Memperhatikan Menjawab Salam

6. Evaluasi 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hipertensi ? 2) Jelaskan tujuan Komplikasi Hipertensi ? 3) Sebutkan Tanda dan gejala Hipertensi ? 4) Jelaskan Dampak jika tidak menjaga pola kesehatan dan pola makan?

7. Referensi Amran Y, Satriani S, Nadimin, Fadliyah F. 2010. Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Dari Diet Terhadap Penurunan Hipertensi pada lanjut usia : Universitas islam negeri Syarif Hasanuddin Jakarta.

Dalimartha, S. 2010. Care Your Self Hipertension. Jakarta: Penebar Plus. Mustamin. 2010. Asupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Tinggi Usia Lanjut.Jurnal Media Gizi Pangan. Volume IX. Edisi 1 : Makassar. Pradono J. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi. : Jakarta Tedjasukmana P. 2012. Tata Laksana Hipertensi. Departemen Kardiologi, RS Premier Jatinegara dan RS Grha Kedoya, Jakarta, Indonesia.

LAMPIRAN MATERI a. Konsep dasar Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013). 2. Klasifikasi Hipertensi Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi; (Kemenkes RI, 2013) a. Berdasarkan Penyebab 1. Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivas) dan pola makan. Hipertensi jenis ini terjadi pada sekitar 90% pada semua kasus hipertensi. 2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekiar 5-10% penderita hipertensi,

penyebabnya

adalah

penyakit

ginjal,

sekitar

1-2%

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu, misalnya pil KB.

b. Berdasarkan bentuk hipertensi Hipertensi diastolik (diastolic hypertension, hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi). Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension). Jenis hipertensi yang lain, adalah sebagai berikut; (Kemenkes RI, 2013) 1. Hipertensi Pulmonal Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih

sering didapatkan

pada

perempuan dengan

perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival/sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun. Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau"mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru. (Kemenkes RI, 2013) 3. Tanda dan gejala Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Walaupun menunjukan gejala, biasanya ringan dan tidak spesifik, seperti pusing, muka merah, sakit kepala, dan keluar darah dari hidung. Jika muncul gejala bersamaan dan di yakini berhubungan dengan penyakit hipertensi. Namun gejala tersebut tidak berkaitan dengan hipertensi. Namun demikian, jika

hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak

napas, tereengah-engah, pandangan mata kabur dan

berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang menyebabkan gangguan psikologis seperti: emosional, gelisah dan sulit tidur (Ira, 2014). 4. Faktor resiko Hipertensi Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktorfaktor yang dapat dimodifikasi antara lain: a. Konsumsi lemak berlebih Meskipun makan terlalu banyak lemak terutama lemak jenuh yang ditemukan pada daging dan produk olahan susu tidak secara langsung dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah, tapi tetap merupakan slah satu faktor resiko penyakit kardiovaskuler karena hal tersebut menyebabkan tingginya kadar kolesterol di dalam darah b. Obesitas Berat badan lahir dan indeks masa tubuh berhubungan dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. c. Merokok Walaupun merokok hanya menyebabkan peningkatan tekanan drah sesaat, namun merokok yang berlangsung lama akan menyebabkan resiko terkena penyakit jantung dan stroke d. Stress Stress akan mengakibatkan penurunan permukaan filtrasi, aktivitas saraf simpatis yang berlebih serta produksi berlebih rennin angiotensin.

Aktivitas berlebih dari saraf simpatir menyebabkan peningkatan kontraktilitas sehingga dapat meningkatkan tekanan darah e. Kurang olahraga Berolahraga secara rutin seperti bersepeda, jogging dan senam aerobik dapat memperlancar aliran darah sehingga mengurangi resiko terkena tekanan darah tinggi. Orang yang kurang aktif berolahraga juga menyebabkan kegemukan atau obesitas. Berolahraga juga dapat mengurangi asupan garam ke dalam tubuh, yang mana garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain: a. Usia Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, maka memiliki resiko tinggi mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diatoliknya akan terus meningkat sampai usia 55-60 tahun (Ira, 2014). b. Keturunan Faktor keturunan mempunyai peranan penting, jika orang tua menderita atau mempunyai riwayat penyakit hipertensi maka garis keturunan berikutnya memiliki resiko hipertensi yang lebih besar (Ira, 2014). c. Jenis kelamin Dikarenakan laki-laki dianggap lebih rentan terkena penyakit hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan gaya hidup yang buruk dan tingkat stress yang dihadapi oleh laki-laki daripada perempuan (Ira, 2014).

5. Komplikasi Hipertensi komplikasi hipertensi terdiri dari : a. Stroke Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah.Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi okal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003). Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arteros klerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin, 2005). b. Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibledari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) (Chung, 1995).Menurut Arief mansjoer (2001) hipertensi berisiko 4 kali lebih besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami hipertensi (Mansjoer, 2001). c. Ensefalopati (kerusakan otak) Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaandan tak jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin, 2005). 6. Penatalaksanaan Hipertensi Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya hidup atau dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai setengah sendok teh atau enam gram perhari, menrunkan berat badan yang berlebih, menghindari minuman yang mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum

minuman

beralkohol.

Penderita

hipertensi

dianjurkan

berolahraga, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita hipertensi. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah sebagai berikut: (Kemenkes RI, 2013) a. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih. b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti biskuit, kreker, keripik, dan makanan kering yang asin. c. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang. d. Susu full cream, mentega keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolestrol seperti daging merah atau kambing, kuning telur dan kulit ayam

e. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis korned, sayuran dan buah-buahan kaleng, dan soft drink. f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Related Documents


More Documents from "Firda Rahmawati"