Satuan Acara Penyuluhan Cuci Tangan.docx

  • Uploaded by: RatnaWFebry
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Cuci Tangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,225
  • Pages: 21
SATUAN ACARA PENYULUHAN AYO BIASAKAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN SABUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 2 BEKIRING DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG

Disusun Sebagai Program Kegiatan Pada Praktik Pembangungan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2018

Disusun Oleh : TIM LAKSANA KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH Dusun Bintoro Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2018

HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN AYO BIASAKAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN SABUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 2 BEKIRING DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO 2018

Disusun Sebagai Program Kegiatan Pada Praktik Pembangungan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2018

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal 02 Maret 2018

Dilihat dan Disahkan Oleh : Sekretaris

Ketua

Kelompok 1

Kelompok 1

Evi Viria Nurvika

Baskoro Abdiansyah

NIM. 17650019

NIM. 17650023

Mengetahui

Kepala Sekolah Dosen Pembimbing Lapangan

(

SD Negeri 2 Bekiring

)

NIDN.............................................

(

)

NIP...............................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan mereka untuk mencuci tangan secara baik dan benar. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang tertular. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini masih tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare. Survei Departemen Kesehatan pada tahun 2006 menunjukkan rasio penderita diare di Indonesia 423 per 1000 orang dengan jumlah kasus 10.980, angka kematian 277 (CFR 2,52%). Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 untuk semua umur.

Oleh karena masih rendahnya kesadaran untuk mencuci tangan menggunakan sabun di Indonesia, maka penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan harus diberikan sejak dini. Dengan memberikan penyuluhan tentang cuci tangan menggunakan sabun diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Tujuan Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka tujuan dilakukannya kegiatan penyuluhan ini dapat di kelompokkan menjadi dua, tujuan instruksional umum dan khusus sebagai berikut : 1.

Tujuan instruksional umum Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan para peserta kegiatan memiliki tambahan pengetahuan tentang cara mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar.

2.

Tujuan instruksional khusus Setelah mendapatkan materi penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta kegiatan dapat mengetahui tentang : a.

Tahapan serta cara mencuci tangan menggunakan sabun yang baik dan benar.

b.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan menggunakan sabun.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

B. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Pendidikan Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi pendidikan adalah upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi siswa, guru, dan masyarakat di lingkungan institusi pendidikan untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri sehingga dapat berperan aktif dalam mewujudkan institusi pendidikan (sekolah) yang sehat. PHBS di institusi pendidikan sudah diatur dalam UU Nomor 36 tahun 2009 pasal 45 tentang penyelenggaraan kesehatan sekolah. Tujuan dari PHBS di institusi pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan guru di tatanan institusi pendidikan khususnya terhadap program kesehatan lingkungan gaya hidup. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan (sekolah) antara lain anak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, jajan di kantin sekolah yang sehat, membuang sampah pada tempatnya, mengikuti kegiatan olahraga dengan baik di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, tidak merokok di sekolah, buang air di jamban sehat, dan melakukan pemberantasan jentik nyamuk di sekolah secara rutin.

Sasaran penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sebagai berikut : a.

Sasaran Primer Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah

perilakunya

murid

dan

atau

guru

yang

bermasalah

(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah). b.

Sasaran Sekunder Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah, misalnya kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait.

c.

Sasaran Tersier Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan, misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

C. Manfaat Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah (1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. (2) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik. (3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat) untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. (4) Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. (5) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

D. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang tertular. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat memutuskan mata rantai kuman yang melekat di jarijemari. Masyarakat termasuk anak sering mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan. Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta mengurangi kontaminasi silang. Cuci tangan dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun.

E. Pencegahan Penyakit Melalui Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan menggunakan sabun antara lain : (1) Diare Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%),

sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%). (2) Infeksi Saluran Pernafasan Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anakanak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini dengan dua langkah : a.

Dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan,

b.

Dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga

kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 %. (3) Infeksi Cacing, Infeksi Mata, Infeksi Kulit Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

F. Teknik Mencuci Tangan yang Baik dan Benar Serta Menggunakan Sabun Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus menggunakan

sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir. (2) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik jika sabun yang mengandung antiseptik. (3) Gosokkan pada kedua telapak tangan. (4) Gosokkan sampai ke ujung jari. (5) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan sela-sela jari tersebut. Hal ini dilakukan pada kedua tangan. (6) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci. (7) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri. (8) Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang, berputar. Hal ini dilakukan pada kedua tangan. (9) Pegang pergelangan kanan kanan dengan pergelangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula pada tangan kiri. (10) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir. (11) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika menggunakan kran, tutup kran dengan tisu. Oleh karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun batangan yang berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan antiseptik, karena mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak pada larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan menambahkan sabun apabila terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat menyebabkan

kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Topik

: Ayo Cuci Tangan Pakai Sabun

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 03 Maret 2018 Waktu Pelaksanaan

: 08.30 − selesai

Sasaran

: Siswa Siswi Sekolah Dasar

Tempat Pelaksanaan

: Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Bekiring, Desa Bekiring Kecamatan Pulung

A. Materi Dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2016 akan disampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan beberapa hal berikut ini : 1.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan menggunakan sabun

2.

Keuntungan mencuci tangan menggunakan sabun

3.

Demonstrasi cara mencuci tangan menggunakan sabun

Untuk keseluruhan materi penyuluhan yang diberikan dapat dilihat pada bagian lampiran 1

B. Metode Penyuluhan 1.

Ceramah

2.

Bernyanyi

C. Pengorganisasian 1. Pelaksana Kegiatan : a. Pemateri 1. Kelas I dan II

: : Baskoro Abdiansyah

2. Kelas III dan IV : Mughnirahmawati Rahayu 3. Kelas V dan VI : Magista Istiqomah

b. Fasilitator

:

1. Kelas I dan II

: Indry Darmayanti

2. Kelas III dan IV : Ghozwul Fikriyah Antika Revyanti 3. Kelas V dan VI : Eko Maryono c. Observer

:

1. Kelas I dan II

: Khusna Rahmawan

2. Kelas III dan IV : Ghozwul Fikriyah Antika Revyanti 3. Kelas V dan VI : Eko Maryono d. Dokumentasi

: Khusna Rahmawan Eko Maryono

2. Peserta Kegiatan a. Seting Tempat 1 2

3

2

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2

b. Keterangan (1) Pembicara (2) Fasilitator (3) Observer (4) Peserta penyuluhan

D. Media 1. Poster

2

2

2

3

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan No

Waktu

Kegiatan Pembicara

Kegiatan Peserta

Pembukaan : 1.

Mengucapkan salam, dan mengapresiasi

1.

kehadiran

memberikan perhatian

peserta 1.

5 Menit

2.

Menjawab salam dan

kepada pembicara

Memperkenalkan diri

2.

Memberikan perhatian kepada pembicara

(08.30−08.35 WIB) 3.

Menjelaskan

tujuan

3.

kegiatan penyuluhan

Memfokuskan perhatian

terhadap

tujuan

penyuluhan

yang disampaikan oleh pembicara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan : 1.

Menyampaikan

materi

1.

mendegarkan

penyuluhan tentang ”Ayo

dengan seksama dan

Cuci

memfokuskan

Tangan

Pakai

Sabun” a. 2.

Peserta

20 Menit (08.35−08.55 WIB) b.

perhatian

Waktu

yang

tepat

terhadap

materi

yang

untuk mencuci tangan

disampaikan

oleh

menggunakan sabun

pembicara

Keuntungan mencuci tangan menggunakan sabun

2.

Demonstrasi cara mencuci tangan sabun

2.

Bernyanyi bersama

menggunakan dengan

metode

bernyanyi Penutup : 1. 3.

Menyampaikan kesimpulan

5 Menit

dari

1. semua

Memperhatikan dengan seksama

materi penyuluhan yang

(08.55−09.00 WIB)

terlah disampaikan 2.

Mengucapkan

terima

kasih atas segala bentuk

2.

Memperhatikan dengan seksama

partisipasi peserta dalam kegiatan penyuluhan 3.

Memohon maaf apabila terdapat

kesalahan

3.

Meperhatikan dengan

dan

seksama

saat

menjawab salam

kekurangan

pada

kegiatan

penyuluhan

dan

berlangsung, mengucapkan salam

F. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan. b. Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna. d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan. e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh mahasiswa. 2. Evaluasi Proses a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan. b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan. c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif. 3. Evaluasi Hasil Setelah mendapatkan materi penyuluhan, peserta kegiatan akan mampu untuk : a. Peserta akan mengerti tentang waktu yang tepat untuk mencuci tangan menggunakan sabun b. Peserta

akan

mengerti

tentang

keuntungan

mencuci

menggunakan sabun c. Peserta akan hafal lagu cara mencuci tangan pakai sabun

tangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Struktur Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2018 tersebut, terlihat bahwa mahasiswa yang bertugas sebagai pembicara mampu menyampaikan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Semua peserta kegiatan penyuluhan merupakan siswa-siswi SD Negeri 2 Bdekiring, Desa Bekiring Kecamatan Pulung, terlihat bahwa mereka telah siap berada di dalam kelas, sebagian dari mereka tampak gaduh dan berlarian, sedangkan siswa-siswi lainnya telah siap dengan duduk dibangku masingmasing.. Media penyuluhan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan dinilai sesuai dengan kebutuhan, yaitu poster yang telah dibuat sebelumnya bersama tim. Tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan terlihat cukup luas dan terdapat sarana dan prasarana yang lengkap meliputi ruang kelas dengan bangku dan kursi dilengkapi dengan sebuah papan

tulis.

Suasana

saat

penyuluhan

bersahabat.

Penyenggelaraan

penyuluhan telah sesuai tugas pelaksanaan kegiatan sesuai yang telah disepakati sebelumya.

B. Evaluasi Proses Pelaksanaan kegiatan yang disepakati adalah 30 menit, dalam proses jalannya penyuluhan waktu yang diberikan telah digunakan dengan baik sehingga tidak membutuhkan tambahan waktu. Selama proses kegiatan penyuluhan, semua peserta memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan dengan sesekali terlihat beberapa siswa berlarian di halaman. Sebagian peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dibuktikan dengan kemauan mereka menyanyikan lagi cuci tangan yang telah diajarkan oleh pembicara.

Suasana selama proses penyuluhan bersahabat, peserta menerima dengan baik kehadiran pelaksana kegiatan yang dibuktikan dengan kesiapan mereka dalam berpartisipasi dalam kegiatan.

C. Evaluasi Hasil Selama proses evaluasi hasil, beberapa materi mampu dipahami dengan baik oleh peserta kegiatan penyuluhan, hal ini terbukti dengan kemampuan mereka menjawab pertanyaan dari pembicara. Meskipun demikian, sebagian materi seperti waktu-waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun, belum dapat dipahami sepenuhnya. Sehubungan dengan hal tersebut observer memberikan evaluasi bahwa materi yang disampaikan seharusnya dikemas dalam media yang lebih menarik dan disajikan lebih ringkas.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2018 adalah bahwa pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditanamkan sejak usia dini sehingga masalah kesehatan yang berkaitan dengan hal tersebut akan lebih mudah dicegah di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal tersebut kesadaran akan kebersihan diri khususnya kebiasaan untuk mencuci tangan menggunakan harus dibangun sejak dini untuk menghindari segala risiko buruk yang berkaitan dengan masalah kesehatan, khususnya bagi anak-anak.

B. Saran Dari berbagai tahapan kegiatan, proses pelaksanaan memiliki beberapa evaluasi yaitu sebagian materi belum sepenuhnya dipahami. Saran yang diberikan untuk kegiatan penyuluhan berikutnya adalah penyampaian materi penyuluhan seharusnya dikemas dalam media yang lebih menarik dan disajikan lebih ringkas.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiatma, Mega. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mencuci Tangan Siswa SDN 01 Gonilan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2016 melalui situs www.eprints.ums.ac.id Kushartanti, Roro. 2012. “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (Studi di Sekolah Dasar Negeri Brebes 3)”. Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2016 melalui situs www.eprints.undip.ac.id Sulug, Neila dan Silviani. 2012. “Kegiatan Penyuluhan Tentang Kegiatan Demonstrasi Cara Mencuci Tangan yang Benar di SDN 16 dan SDN 19”. Laporan Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2016 melalui situs www.stikes-fdk.ac.id

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN AYO CUCI TANGAN PAKAI SABUN

A. Waktu yang Tepat Untuk Cuci Tangan Menggunakan Sabun Terdapat waktu-waktu yang mengharuskan kita untuk mencuci tangan, antara lain adalah : 1.

Jika tangan terasa dan tampak kotor

2.

Sebelum dan sesudah memegang anak

3.

Sebelum dan sesudah makan/memegang makanan atau minuman

4.

Sesudah memegang benda-benda yang kemungkinan mengandung kuman penyakit seperti pasir, uang, lumpur, dll

5.

Sebelum memberikan/minum obat

B. Keuntungan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun 1.

Membuang kotoran yang menempel di tangan

2.

Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

3.

Mencegah penularan kuman penyakit/infeksi pada orang lain

C. Demonstrasi Cara Mencuci Tangan Dengan Sabun

Lirik Lagu Cuci Tangan

Ingin Sehat Ayo Kita Cuci Tangan Telungkupkan Lalu Gosok Bergantian Mengatup........ Dan Mengunci........... Lalu Putar Ibu Jari Yang Terakhir Gosok-Gosok Ujung Jari

Lampiran 2

Related Documents


More Documents from "tarsini"