Satuan Acara Penyuluhan (anak ).docx

  • Uploaded by: SIK 16
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan (anak ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,248
  • Pages: 10
SATUAN ACARA PENYULUHAN “DIARE PADA ANAK ”

Di susun oleh : Baiq asriati (010116A013)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik

: Diare Pada Anak

Sasaran

: Ibu Menyusui

Hari/Tanggal

: Rabu,14 November 2018

Waktu

: 15 menit

Pukul

: 07.00 WIB

Tempat

: Kamar Pasien di Ruangan Melati

A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien memahami tentang penyakit diare pada anak 2. Tujuan Khusus Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan : a. Menyebutkan pengertian diare. b. Menyebutkan penyebab diare c. Menyebutkan tanda dan gejala diare. d. Menyebutkan tindakan bila anak diare. e. Menyebutkan cara mencegah terjadinya diare.

B. Materi (Terlampir) C. Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab D. Media 1. Leaflet 2. Lembar Balik E. Kegiatan Penyuluhan atau Pelaksanaan

No 1

TAHAP

KEGIATAN

Pembukaan (3

a. Mengucapkan salam

Lisan

menit)

b. Memperkenalkan diri

kata- kata atau

c. Menjelaskan

MEDIA dengan

tujuan kalimat

pokok materi d. Menyampaiakn

pokok

bahasan e. Kontrak waktu 2

Penatalaksanan Penyampaian materi tentang:

Lembar

balik,

(24 menit)

a. a. Definisi (pengertian) Diare

Leaflet

dan

b. b. Penyebab Diare

demonstrasi

c. c. Tanda dan gejala Diare d.

d.

Tindakan

bila

anak

mengalami diare e. e. Pencegahan diare

3

Penutup

(3

menit)

a. Melakukan evaluasi

Lisan

dengan

b. Memberikan kesempatan kata-kata bagi

peserta

untuk kalimat

bertanya c. Menyampaikan kesimpulan d. Mengakhiri pertemuan e. Memberikan

salam

penutup

F. Evaluasi 1. Evaluasi Proses a. Peserta mampu memahami pengertian diare. b. Peserta mampu menjelaskan diare c. Peserta mampu mendemonstrasikan dan cara mencegah diare 2. Evaluasi Hasil

atau

Diharapkan peserta penyuluh dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara mencegah diare

LAMPIRAN MATERI “ DIARE PADA ANAK ” MATERI A. Pengertian Menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa darah. B. Klasifikasi Depatemen Kesehatan RI (2000) mengklasifikasikan jenis diare manjadi empat kelompok yaitu : 1. Diare akut Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. 2. Disentri Yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. 3. Diare persisten Yaitu diare yang berlangsung selama 14 hari secara terus menerus. 4.

Diare dengan masalah lain Yaitu : Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

C. Penyebab Diare 1.

Infeksi atau bakteri : Escherichia Coli, Salmonella, cacing, Entamoeba histolityca Faktor infeksi. 

Internal (dalam saluran cerna) Misalnya terjadi pada saat lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu /infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi.



Parenteral (diluar saluran cerna)

2. Mal absorbsi : disakarida (intoleransi laktosa,maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting ialah intoleransi laktosa. 3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, susu. 4. Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anaka yang lebih besar. 5. Faktor Resiko 1. Tidak memberikan ASI secara penuh 2. Menggunakan botol susu yang kurang bersih 3. Menyimpan makanan masak pada suhu ruangan 4. Menggunakan air minum yang tercemar 5. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudan buang air besar atau kecil. 6. Tidak membuang tinja dengan benar D. Tanda dan Gejala 1. Tanda a. Anus dan daerah sekitar lecet Karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus selama diare. b. BB menurun c. Turgor kulit berkurang d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering e. Nadi cepat dan kecil f. Denyut jantung jadi cepat g. TD menurun h. Kesadaran menurun i. Pucat, nafas cepat j. Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa. k. Suhunya tinggi 2.

Gejala: a. Tidak nafsu makan b. Lemas c. Dehidrasi d. Gelisah e. Cengeng

f.

Oliguria

g. Anuria h.

Rasa haus

i. Penularan E. Penyakit diare dapat ditularkan melalui: 1. Menggunakan sumber air yang tercemar 2. BAB sembarang tempat 3. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa) atau oleh tangan kotor 4. Fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar 5. Melalui makanan yang terkontaminasi 6. Mengkonsumsi ikan mentah/tidak dimasak yang diambil dari air yang terkontaminasi. 7. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus

F. Pencegahan 1. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (Depkes RI, 2006). 2. Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga. 3. Gunakan selalu air bersih Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecaloral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panik yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2006). Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih (Depkes RI, 2006). 4. Buang air besar pada tempatnya 5. Mencuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih 6.

Hindari makanan dan air yang terkontaminasi

7. Pemberian ASI

Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga oci mengakibatkan terjadinya gizi buruk (Depkes RI, 2006). G. Penanganan diare 1. Bawa ke petugas kesehatan bila : a) BAB encer semakin sering b) Ada muntah berulang c) Demam yang tinggi d) Ada darah dalam tinja e) Tidak mau makan atau minum 2. Membuat larutan gula garam (oralit) Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011). a. Alat : gelas berukuran sedang dan alat pengaduk atau sendok b. Bahan : Gula, garam c. Cara membuat :  Larutkan satu sendok gula pasir dan ¼ sendok garam ke dalam gelas berisi air matang (hangat atau dingin).  Kemudian aduk hingga merata dan diminum setiap kali BAB. 3. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (3 jam pertama) a) Umur < 1 tahun : 300 ml (1,5 gelas) b) Umur 1-4 tahun : 600 ml (3 gelas) c) Umur 5-12 tahun : 1,2 liter (6 gelas) d) Dewasa : 2,4 liter (12 gelas)

4. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (setiap habis buang air) a) Umur < 1 tahun : 100 ml (0,5 gelas) b) Umur 1-4 tahun : 200 ml (1 gelas) c) Umur 5-12 tahun : 300 ml (1,5 gelas) d) Dewasa : 400 ml (2 gelas)

DAFTAR PUSTAKA Masjur, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Related Documents


More Documents from "tarsini"