SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN KELUARGA PADA ASMA
Cabang Ilmu : Keperawatan Keluarga Topik
: ASMA
Hari / Tanggal : Jum’at/ 29 Maret 2019 Waktu
: ± 30 menit
Tempat
: Dusun II Desa Padangloang Kec. Duapitue Sidrap
Sasaran
: Keluarga Binaan
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab
Media
: Leaflet , Flipchart
Materi
: Terlampir
I.
Tujuan Utama Setelah mengikuti penyuluhan ini keluarga dengan asma akan mengetahui tentang Asma
II.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga dengan Asma akan mampu: 1. Menyebutkan pengertian dari Asma 2. Mengetahui dan memahami cara menangani penyakit Asma
III.
Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi
IV.
Kegiatan penyuluhan
No.
1
KEGIATAN
KEGIATAN
PENYULUHAN
PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
Membuka penyuluhan Memberi salam
Menyimak
(15 menit)
Memberi gambaran
(mendengarkan dan
umum tentang Asma
memperhatika)
Menggali pengetahuan peserta tentang Asma 2
Penyajian materi (30 Menjelaskan menit)
tentang Menyimak
pengertian Asma Menjelaskan
dengan
seksama 9 tentang Mendengarkan
jenis-jenis Asma
dan
memperhatikan)
Menjelaskan efek dari Asma Menjelaskan
cara
menangani
penyakit
Asma 3
Menutup (15 menit)
penyuluhan Menyimpulkan
materi Menyimak
yang telah disampaikan Memberi
kesempatan
kepada sasaran untuk menanyakan yang belum jelas.
V.
Media 1. Leaflet 2. Flipchart
VI.
Setting
hal-hal
penjelasan
penyuluhan bertanya
Ketererangan: : pemateri : fasilitator : peserta
VII.
Evaluasi Menanyakan secara langsung kepada sasaran mengenai materi yang telah disampaikan.
VIII.
Materi penyuluhan A. PENGERTIAN Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012). Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011). B. ETIOLOGI Faktor Predisposisi Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial. Faktor Presipitasi Alergen Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contohnya: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi. 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya: makanan dan obatobatan. 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contohnya: perhiasan, logam, dan jam tangan.
4. Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. 5. Stress Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma. Stress juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada 6. Lingkungan kerja Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. 7. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. C. PATOFISIOLOGI Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru. Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara. D. MANIFESTASI KLINIS Gejala awal : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Batuk Dispnea Mengi (whezzing) Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada Tachicardi Pernafasan cepat dangkal
Gejala lain : a) Takipnea b) Gelisah
c) d) e) f) g)
Diaphorosis Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan Fatigue (kelelahan) Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai pernafasan lambat. h) Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi i) Sianosis sekunder j) Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi. E. KLASIFIKASI Berdasarkan etiologinya Asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu 1. Ekstrinsik (alergik) : Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. 2. Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, F. KOMPLIKASI a) Pneumo thoraks b) Ppneumomediastinum c) Emfisema subkutis d) Ateleltaksis e) Aspergilosis f) Gagal nafas g) Bronchitis
Mengetahui, Pembimbing/preceptor
(...................................)