Sap_bencana_gempa_bumi_fix.docx

  • Uploaded by: oktavianidwilestari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap_bencana_gempa_bumi_fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,921
  • Pages: 24
SATUAN ACARA PENYULUHAN Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi

A. Pengantar Pokok bahasan

: Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi

Sasaran

: Masyarakat Setempat

Hari, tanggal

: Selesa, 5 Februari 2019

Waktu

: 30 Menit

Tempat

:-

Penyuluh

: Mahasiswa STikes Wijaya Husada Bogor

B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanggulangan dan penanganan gempa bumi mahasiswa diharapkan dapat siap siaga bila terjadi gempa bumi

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan dan penanganan bencana pada masyarakat, diharapkan masyarakat untuk: a. Mengetahui pengertian gempa bumi b. Mengetahui klasifikasi gempa bumi c. Mengetahui penyebab gempa bumi d. Mengetahui daerah rawan gempa bumi e. Mengetahui penanganan gempa bumi f. Mengetahui komponen yang terancam g. Mengetahui upaya mitigasi dan pengurangan bencana h. Mendomenstrasikan tindakan evakuas

C. Sasaran Masyarakat Setempat Sindang Barang Jero

Page 1

D. Materi Pengajaran Materi penyuluhan meliputi: a. Pengertian gempa bumi b. Klasifikasi gempa bumi c. Penyebab gempa bumi d. Daerah rawan gempa bumi e. Penanganan gempa bumi f. Komponen yang Terancam g. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana h. Tindakan evakuasi saat gempa bumi

E. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dan diskusi ini dan metode ini maksudkan untuk memotifasi dan mengingatkan keterlibatan perserta penyuluhan

F. Media 1. LCD 2. Microphone 3. Speaker 4. Satu set bebat bidai

G. Materi Terlampir

H. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran No

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan Peserta

Metode & Waktu Media

1

Kegiatan Pra Penyuluhan

1)

Menjawab

1)

Persiapan materi

pembuka

2)

Persiapan

penutup

media

pembelajaran

2)

salam Ceramah

5 menit

dan

Menyimak

Page 2

3)

Kontrak Waktu

informasi

4)

Persiapan

disampaiakan oleh

media

pembelajaran 5)

Kontrak waktu

6)

Persiapan

yang

penyuluh 3)

Menjawab pertanyaan

tempat/lingkungan

4)

dan sarana prasana

Mengajukan pertanyaan

lainnya. Pembukaan a.

Menyampaikan salam

b.

Memperkenalkan diri

c.

Menjelaskan tujuan

d.

Menyampaikan kontrak waktu

e. 2

Apersepsi

Pelaksanaan:

a.

1) Menjelaskan tentang

b.

Mendengarkan,

Ceramah

15

memperhatika

dengan

menit

Menanyakan

pengertian gempa

hal

bumi

jelas

yang

hal- mengguna belum kan Power Point

2) Menjelaskan tentang klasifikasi gempa bumi 3) Menjelaskan tentang penyebab gempa bumi 4) Menjelaskan tentang

daerah

rawan

gempa

bumi

Page 3

5) Menjelaskan tentang penanganan gempa bumi 6) Menjelaskan tentang komponen

yang

Terancam 7) Menjelaskan tentang

upaya

mitigasi

dan

pengurangan bencana 8) Menjelaskan tentang tindakan evakuasi

saat

gempa bumi 3

Evaluasi 1)

Menjawab pertanyaan

Mengevaluasi

Tanya Jawab

10 menit

penerimaan informasi 2)

Memberikan pertanyaan lisan

4

Penutup a.

b.

Menyimpulkan

a.

Aktif

bersama  Menden 5 menit

hasil penyuluhan

dalam

Mengucapkan

menyimpulkan

terimakasih Atas perhatian sasaran

b.

Membalas salam

garkan  Menjaw ab Salam

Memberikan salam Total waktu

30 menit

Page 4

I. Pengorganisasian 1. Pengorganisasian 1

Moderator

:

1. Reza Saymsul Rijal

2

Penyuluhan

:

3

Fasilitator

:

4

Observer

:

5

Dokumenta si

1. Dwi Oktaviani 2. Rista Melani Mahardika 1. Yesi Rahmawati 2. Shinta Kusama W 1. Ridwan Firmansyah 2. Dinda Fibiyanti 1. Virlly Gusviyani 2. Agung

2. Rincian tugas a. Moderator 1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4) Menyebutkan materi yang akan diberikan 5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan (kontrak waktu) 6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi matri 7) Mengatur waktu penyuluhan b. Penyuluh 1) Mengenali pengetahuan mahasiswa tentang penangulangan gempa bumi 2) Menjelaskan materi tentang penangulangan gempa bumi. 3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan c. Fasilitator 1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai 2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan 3) Memotivasi para masyarakat agar berpartisipasi dalam penyuluhan 4) Memotivasi para masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan bertanya 5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta d. Observer 1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan Page 5

2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlangsung. 3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan

LAYAR PROYEKTOR

OBSERVE

M O D E R A T O R

FASILITATO

E. Setting tempat

PESERTA F. Evaluasi Pembelajaran 1. Evaluasi Struktur a. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang digunakan dalam penyuluhan yaitu : 

Microphone



LCD



Speaker

b. Persiapan Materi Materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan dibuatkan power point dengan menarik, dan mudah dimengerti oleh sasaran penyuluhan. c. Kontrak Dalam penyuluhan mengenai Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi telah dilakukan kontrak mengenai waktu, tempat serta materi yang

Page 6

akan disampaikan pada sasaran 1 hari sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Februari 2019.

2. Evaluasi Proses Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan penuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung, sasaran aktif menjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi dan mahasiswa pun melakukan komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke sasaran, sehingga sasaran tidak meninggalkan tempat diadakannya penyuluhan saat acara akan berlangsung dan tanya jawab berjalan dengan baik. 3. Evaluasi Hasil Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria para peserta mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang diberikan oleh penyuluh. Evalusi dilakukan secara langsung (lisan) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sebagai berikut: a. Bagaiman pengertian gempa bumi? b. Apa saja klasifikasi gempa bumi? c. Apa saja penyebab gempa bumi? d. Dimana saja daerah rawan gempa bumi? e. Bagaman penanganan gempa bumi? f. Apa saja komponen yang Terancam? g. Bagaimana upaya mitigasi dan pengurangan bencana? h. Apa tindakan evakuasi saat gempa bumi?

Page 7

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Gempa

bumi

merupakan

peristiwa

pergerakan

kulit/lempeng bumi

yang

menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi terjadi karena pergeseran antar lempeng tektonik yang berada di bawah permukaan bumi. Dampak dari pergeseran itu menimbulkan energy luar biasa dan menimbulkan goncangan di permukaan dan seringkali menimbulkan kerusakan hebat pada sarana seperti rumah/bangunan, jalan, jembatan, tiang listrik. Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda wilaya Indonesia, kirakira 400 kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan lempeng pasifik. EM-DAT (2011), mencatat bahwa dalam tenggang waktu 1980-2010 di Indonesia terdapat 76 kejadian bencana gempa bumi dengan dampak yang cukup besar dari semua kejadian bencana yaitu sekitar 39 persen. Tercatat dalam beberapa tahun terakhir ini banyak terjadi gempa yang cukup besar di Indonesia dan dalam interval waktu yang pendek, seperti gempa di Aceh tahun 2004 dengan kekuatan 9.2 Mw disertai dengan Tsunami, gempa Nias tahun 2005 dengankekuatan 8.7 Mw, Gempa Yogyakarta tahun 2006 dengan kekuatan 6.3 Mw, dan Gempa Padang yang terjadi tahun 2009 dengan kekuatan 7.6 Mw. Gempagempa tersebut menelan banyak korban jiwa, keruntuhan dan kerusakan bangunan serta berbagai infrastruktur lainnya, menghabiskan dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan rekontruksi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa gempa bumi menjadi pemicu bencana besar paling mematikan dalam satu decade terakhir dan masih menjadi ancaman utama bagi juta orang di seluruh dunia, terutama yang tinggal di kota besar. Sebuah penelitihan yang di dukung PBB mengatakan sejak Page 8

tahun 2000 hingga 2009 hampir 60 persen dari sekitar 780 ribu orang yang tewas akibat bencana alam, dan bencana alam itu adalah gempa bumi (Christanto, 2011). Kondisi ini mengisyaratkan bahwa Indonesia tidak akan pernah luput dari kejadian bencana terutama gempa bumi, oleh karena itu kesiapsiagaan dan mitigasi yang menjadi kesatuan dalam manajemen bencana sebagaimana diisyaratkan oleh Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

24

tahun

2007

tentang

“Penanggulangan Bencana” haruslah menjadi perhatian kita.

B. Klasifikasi gempa bumi Secara umum gempa bumi dapat di klasifikasikan antara lain yaitu: menurut faktor penyebab, menurut kedalaman atau fokus gempa bumi, menurut lokasi, menurut getaran atau gelombang, menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi, dan menurut intensitas gempa bumi. 1. Gempa bumi menurut faktor penyebab Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi beberapa mancam, yaitu: a. Gempa bumi tektonik (tectonic earthquake) Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh adanya tarikan dan tekanan. Gempa jenis ini merupakan gempa yang paling berbahaya dan yang paling umum dan sering terjadi. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang kejadiannya dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik secara tiba-tiba, pergerakan lempeng tektonik tersebut memiliki kekuatan perlepasan energy yang bervariasi dengan skala kecil sampai dengan besar sebagai akibatnya erjadilah gempa bumi. Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam: vertical dan horizontal. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, perlipatan, patahan, dan retakan. Dalam Geomorfologi termasuk bentuk lahan structural. Page 9

b. Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake) Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake) Gempa bumi volkanik adalah gempa bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas volkanisme. Aktivitas volkanisme dan gempa bumi sering terjadi secara bersama-sama sepanjang batas lempeng diseluruh dunia, seperti gunung api Hawai. Gempa bumi volkanik merupakan gempa bumi yang terjadi sebagai akibat adanya aktivitas gunung api. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi. Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang bisa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabilah keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Efek gempa bumi ini biasanya hanya dirasakan pada daerah disekitar gunung api tersebut. c. Gempa bumi runtuhan (sudden ground shaking) Berbedah dengan jenis gempa bumi tektonik dan vulkanik gempa bumi runtuhan atau longsoran terjadi karena adanya runtuhan atau longsor tanah atau batuan. Lereng gunung yang memiliki energy potensial yang besar ketika runtuhan atau longsor akan menyebabkan bergetarnya permukaan bumi. Jenis gempa ini dapat terjadi di daerah manapun yang wilayahnya berbukit dan memiliki struktur tanah yang labil. Peristiwa runtuhannya atau longsornya tanah atau batuan yang menyebabkan bergetarnya permukaan bumi inilah yang disebut gempa bumi runtuhan atau longsor. Gempa bumi runtuhan atau longsoran sangat jarang terjadi, dan jenis kegempaannya hanya bersifat local. Jenis gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun di daerah pertambangan. Gempa bumi runtuhan atau longsoran ini juga bisa terjadi ketika suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan mengalami runtuhan atau longsor. d. Gempa bumi tumbukan Sebagai salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya, bumi setiap hari menerima hantaman meteor, asteroid, atau benda langit lain. Namun, pada umumnya meteor, asteroid, atau benda langit lain sudah terbakar sebelum mencapai bumi. Ketika menerima hantaman meteor, asteroid atau dengan benda langit lain dengan ukuran yang besar, bumi akan bergetar. Jadi, gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi. Bergetarnya permukaan bumi yang disebabkan oleh jatuhnya benda langit Page 10

inilah yang disebut gempa bumi tumbukan atau gempa bumi jatuhan. Diantara semua jenis gempa bumi, gempa bumi tumbukan atau jatuhan termasuk jenis gempa bumi yang jarang terjadi. Namun demikian, apabila terjadi efek kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar. Kekuatan gempa yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini tergantung dari besar atau kecilnya batu meteor, asteroid atau benda langit lain yang jatuh. e. Gempa bumi buatan Gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi runtuhan, dan gempa bumi tumbukan merupakan jenis gempa bumi yang terjadi karena faktor alam. Sedangkan gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi misalnya karena aktivitas peledakan menggunakan dinamit, nuklir, atau palu godam yang dipukulkan ke permukaan bumi. Berbagai aktivitas manusia tersebut dapat menimbulkan gempa bumi. 2. Gempa berdasarkan kedalaman atau fokus gempa bumi Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan letak atau kedalaman pusat gempanya. Semakin dangkal letak hiposentrum terhadap permukaan bumi, maka dampak gempa bumi yang ditimbulkannya akan semakin besar. Oleh karena itu, semakin dangkal letak hiposentrum maka akan semakin besar kompetensi kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya. Berdasarkan letak atau kedalaman pusat gempanya, kita mengenal gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa bumi dangkal. a. Gempa bumi dalam Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya berada lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Jenis gempa bumi ini jarang sering terjadi. Dari keseluruhan gempa bumi yang terjadi, gempa bumi dalam hanya 3 persen. b. Gempa bumi menengah Gempa bumi menengah atau sedang adalah gempa bumi yang posisi hiposentrunya berada antara 70 sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah atau sedang pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan. Jenis gempa bumi ini getarannya lebih terasa jika di

Page 11

bandingkan dengan gempa bumi dalam. Dari keseluruhan gempa bumi yang terjadi, gempa bumi menengah atau sedang sekitar 12 persen. c. Gempa bumi dangkal Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya berada kurang dari 70 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dangkal biasanya menimbulkan kerusakan fisik yang besar. Jenis gempa bumi inilah yang paling berbahaya dan sangat berpotensi menimbulkan kerusakan fisik dan korban jiewa yang besar. 3. Gempa berdasarkan lokasinya Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan lokasi terjadinya gempa. Berdasarkan lokasi terjadinya gempa, kita mengenal jenis gempa bumi daratan dan gempa bumi lautan. a. Gempa bumi daratan Gempa bumi daratan adalah gempa bumi yang posisi episentrumnya berada di daratan. b. Gempa bumi lautan Gempa bumi lautan adalah gempa bumi yang posisi episentrunya berada di laut. Pada gempa bumi di lautan inilah yang berpotensi menimbulkan tsunami. 4. Gempa bumi berdasarkan getaran atau gelombang Gempa bumi juga dapat dibedakan berdasarkan sifat gelombang atau getaran gempa yang di timbulkannya. Berdasarkan sifat gelombang atau getaran gempa yang ditimbulkannya, kita mengenal jenis gempa bumi gelombang primer, gempa bumi gelombang sekunder, dan gempa bumi gelombang panjang. a. Gempa bumi gelombang primer Gempa bumi gelombang primer adalah gempa bumi yang menimbulkan gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan bumi dengan kecepatan antara 7 hingga 14 kilometer per detik. Jenis gempa bumi ini juga sering di sebut gempa bumi gelombang longitudinal. Getaran ini berasal dari hiposentrum. b. Gempa bumi gelombang sekunder Gempa

bumi

gelombang

sekunder

adalah

gempa

bumi

yang

menimbulkan gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan Page 12

bumi dengan kecepatan antara 4 hingga 7 kilometer per detik. Jenis gempa bumi ini juga sering disebut gempa bumi gelombang transversal. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan yang berwujud cair. c. Gempa bumi gelombang panjang Gempa bumi gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gempa bumi yang getarannya merambat kepermukaan bumi dengan kecepatan lebih rendah dari gelombang primer dan gelombang sekunder. Jenis gempa bumi gelombang panjang ini lebih dikenal dengan istilah gelombang permukaan, karena sifat rambat getarannya lebih terasa dipermukaan bumi. 5. Gempa bumi menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi Berdasarkan tipe rangakian gempa, maka gempa bumi dapat diklasifikasi atas: a. Tipe I, yaitu gempa bumi utama yang diikuti gempa bumi susulan tanpa didahului gempa pendahuluan (fore shock). b. Tipe II, yaitu sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak. c. Tipe III, yaitu kejadian gempa bumi pada yang dalam peristiwanya tidak terjadi gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempa bumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada peride akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung lawu tahun 1979. 6. Gempa bumi menurut intensitas Disamping klasifikasi gempa bumi yang telah disebutkan diatas, gempa bumi dapat dibedakan pula berdasarkan intensitas yaitu: a. Gempa bumi makro yaitu gempa bumi yang intensitas (kehebatannya) besar. b. Gempa bumi mikro yaitu gempa bumi yang intensitasnya kecil dan hanya terasa pada pesawat saja.

C. Penyebab gempa bumi Page 13

Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Penyebabpenyebab terjadinya gempa bumi antara lain karena pelepasan energy lempenglempeng tektonik, proses subduksi, pergerakan magma, penumpukan massa air, injeksi atau akstraksi cairan, atau karena penggunaan bahan peledak.

a. Pelepasan Energi Lempeng Tektonik Sebagaian besar gempa bumi terjadi akibat pelepasan energy secara tibatiba pada lempeng bumi. Pelepasan energy ini terjadi karena tekanan yang dilakuakn oleh pergerakan lempeng-lempengtektonik secara terusmenerus. Semakin lama tekanan itu akan semakin besar, yang akhirnya tekanan tersebut tidak mampuditahan lagi oleh pinggiran lempeng-lempeng bumi. Pada saat itulah pelepasan energy secara tiba-tiba sehingga mengakibatkan gempa bumi. Gempa bumi terjadi di perbatasan lempenglempeng tektonik bumi. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di daerah-daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik bumi. b. Proses Subdukasi Beberapa gempa bumi terbesar di dunia terjadi karena proses subdukasi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng bumi, di mana salah satu lempeng bumi terdorong ke bawah lempeng bumi yang lain. Biasanya proses subdukasi ini terjadi karena lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudera yang jauh dan bergeser dengan lempeng benua di atasnya dapat melelehkan kedua bagian lempeng tersebut. Akibat tumbukan ini dapat menghasilkan gunung api dan menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang besar. c. Pergerakan Magma Jenis gempa bumi yang lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi pertanda awal akan terjadinya letusan gunung berapi. d. Penumpukan Massa Air Jenis gempa bumi yang lain terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam. Contoh gempa bumi akibat penumpukan massa air ini adalah gempa bumi yang terjadi pada Dam Karibia di Zambia, afrika. Jenis gempa bumi seperti ini jarang sekali terjadi. Page 14

e. Injeksi atau Akstraksi Cairan Sebagian lagi gempa bumi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari atau ke dalam bumi. Contoh gempa bumi akibat injeksi atau akstraksi cairan ini terjadi pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi di Roky Mountain Arsenal, Inggris. Jenis gempa bumi seperti ini juga jarang sekali terjadi. f. Penggunaan Bahan Peledak Jenis gempa bumi yang lain dapat terjadi karena aktivitas peledakan menggunakan bahan peledak dengan kekuatan yang besar. Gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti ini dinamakan seismisitas terinduksi.

Penggunaan

bahan

peledak

pada

aktivitas

industry

pertambangan dapat menyebabkan terkadinya gempa bumi. Dan ada juga penyebab lain terjadinya gempa bumi yaitu: a. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng/bumi b. Aktivitas sesar di permukaan bumi c. Pergerakan geomorfologi secara local, contohnya terjadi runtuhan tanah d. Aktivitas gunung api e. Ledakan nuklir Mekanisme perusakan terjadi karena energy getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan bantuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan, industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penanganan lainnya.

D. Daerah rawan gempa bumi Di indonesia negara paling beresiko terkena gempa dan memiliki titik gempa terbanyak di dunia mencapai 129 titik. Titik gempa tersebut meliputi daerah selatan indonesia, mulai dari pula saba sampai nusa tenggara timur, terus naik kepulau papua. Kejadian gempa bumi selama 10 tahun terakhir memang sangat rutin di indonesia, hampir setiap tahun terjadi peristiwa ini. Pemetaan daerah rawan gempa di indonesia yaitu NAD, sumatra utara, sumatra barat, bengkulu, lampung, banten, jawa tengah dan DIY bagian selatan, jawa timur bagian selatan, bali, NTB dan NTT. Page 15

Kemudian sulawesi utara, sulawesi tengah, sulawesi selatan, maluku utara, maluku selatan, biak, yapen dan fak-fak di papua serta balik papan serta kalimantan timur. Indonesia rawan terhadap gempa bumi karena dikepung tiga lempeng tektonik dunia, indonesia juga merupakan jalur the pasicif ring of fire (cincin pasifik ) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. cincin api pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng pasifik dengan lempeng indonesia australia, lempeng aurasia, lempeng amerika utara dan lempeng nasca yang bertabrakan dengan lempeng amerika selatan.

E. Penanganan jika terjadi gempa bumi Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan dimanapun anda berada a. Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungilah kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah kebakaran. b. Di sekolah Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungilah kepala dengan tas dan buku, jangan panic, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh dipintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang, dan pohon. c. Di luar rumah Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Didaerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca. d. Di dalam lift Jangan menggunakan lift saat terjadi benca bumi atau papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawah. e. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunujuk dari petugas atau peran kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift Page 16

berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungilah manajer gedung dengan menggunakan interpon jika tersedia.

f. Di kereta api Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta di hentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penje;lasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan berat. g. Di dalam mobil Saat terjadi gempa bumi besar anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul.

Anda

akan

kehilangan

control

terhadap

mobil

dan

susah

mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah ikuti instrusi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. h. Di gunung/pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ketempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami, cepatlah mengungsi kedataran yang tinggi. i. Beri pertolongan Sudah dapat di ramalkan bahwa banyak orang segera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ketempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda. j. Dengarkan informasi Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Cegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak dari informasi orang yang tidak jelas.

F. Komponen yang terancam 1. Perkampungan padat dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni Page 17

2. Bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok tanpa perkuatan. 3. Bangunan dengan atap yang berat. 4. Bangunan tua dengan kekuatan lateral dan kualitas yang rendah. 5. Bangunan tinggi yang dibangun diatas tanah lepas/ tidak kompak. 6. Bangunan diatas lereng yang lemah/ tidak stabil. 7. Infrastruktur diatas tanah atau timbunan. 8. Bangunan industri kimia dapat menimbulkan bencana ikutan.

G. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana Dalam Undang-Undang Indonesia No. 24 tahun2007 tentang Penanggulangan Bencana, Bab I Pasal 1 tentang ketentuan umum, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Permendagri 33 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu: kebijakan, strategi, dan manajemen mitigasi bencana. 1. Kebijakan Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana antara lain: a. Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsure masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang unit masing-masing. b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan masyarakat. c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalkan. d. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semuia pihak, melalui pemberdayaan masyarakat serta kampanye. 2. Strategi Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi sebagai berikut: a. Pemetaan

Page 18

Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama dalam antisipasi kejadian bencana alam. Meskipun demikian sampai saat ini penggunaan peta ini belum dioptimalkan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah: 1) Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan 2) Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik. 3) Peta bencana belum terintegrasi 4) Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya. b. Pemantauan Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat dilakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan dengan mudah melakukan penyelamatan. Pemantauan di daerah vital dan strategi secara jasa dan ekonomi dilakukan dibeberapa kawasan rawan bencana. c. Penyebaran informasi Penyebaran informasi dilakukan anatar lain dengan cara memberikan poster dan leaflet kepada pemerintah kabupaten/kota dan propinsi seluruh Indonesia yang rawan benca, tentang tata cara mengenali, mencega dan penanganan bencana memberikan informasi kemedia cetak dan elektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi disuatu kawasan tertentu. Koordiansi pemerinta daerah dalam hal penyebaran informasi di perlukan mengingat Indonesia sangat luas. d. Sosialisasi dan penyuluhan Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencaaan kepada SATKOR-LAK PB, SATLAK-PB, dan masyarakat bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Hal penting yang perlu diketahui masyarakat dan pemerintah daerah ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah bencana, apa yang perlu dilakukan dan dihindarkan di daerah rawan bencana, dan mengetahui cara menyelamatkan dari jika terjadi bencana. e. Pelatihan atau pendidikan Page 19

Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi clan petugas lapangan, pejabat teknis, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini terbentuk kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk. f. Peringatan dini Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahuakan tingkat kegiatan hasil pengamatan secara kontinyu di suatu daerah rawan dengan tujuan agar persiapan secara dini dapat dilakukan guna mengantisipasi jika sewaktuwaktu terjadi bencana. Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah denagn tujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan bencana berupa saran teknis dapat berupa antara lain pengalihan jalur. 3. Manajemen mitigasi Berdasarkan mitigasi bencana yang diakibatkan oleh gempa bumi, BAKORNAS PB (2007) memberikan beberapa upaya mitigasi dan pengurangan bencana yang dapat dilakukan sebagai berikut: a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan. c. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. d. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. e. Rencanakn penempatan untuk mengurangi tingkatan kepadatan hunian di daerah rawat gempa bumi. f. Zonasi daerah rawan gempa dan pengaturan penggunaan lahan. g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. h. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam klebakaran dan pertolongan pertama. i. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. Page 20

j. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi. k. Pembentukan kelompokaksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.

H. Tindakan evakuasi saat gempa bumi 1. Saat terjadi gempa a. Jika anda berada dalam bangunan 1) Lindungi kepala dan badan dari reruntuhan 2) Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan 3) Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan b. Jika berada diluar bangunan/ area terbuka 1) Menghindari dari bangunan sekitar 2) Perhatikan tempat anda berpijak dari retakan tanah c. Jika sedang mengendarai mobil 1) Keluar, turun menjauhi dari mobil hindari tempat terjadinya pergeseran dan kebakaran 2) Perhatikan tempat berpijak d. Jika anda di pantai, jauhi pantai untuk menghindari terjadinya tsunami e. Jika anda di pegunungan hindari daerah rawan longsor. 2. Sesaat setelah gempa bumi pertama berhenti a. Jika anda berada dalam bangunan: 1) Jangan panic 2) Keluar dari bangunan dengan tertib 3) Jangan gunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa 4) Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. 5) Minta pertolongan pada petugas aparat keamanan atau petugas kesehatan. b. Periksa lingkungan sekitar anda c. Jangan masuk ke dalam bangunan yang sudah terjadi gempa, karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. d. Jangan berjalan disekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. Page 21

e. Mendengarkan informasi gempa dari petugas atau radio. 3. Seusadah terjadi gempa bumi Beberapa tindakan yang sebaiknya di lakukam sesudah terjadi bencana gempa bumi antara lain sebagai berikut a. Bantuan darurat Tindakan utama yang harus segerah dilakukan setelah terjai bencana gempa bumi adalh pemberian bantuan darurat. Setelah program tanggap darurat dilalui, perlu memberikan bantuan darurat untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, tempat tinggal sementara, obat-obatan, sanitasi, dan air bersih bagi korban bencana gempa bumi. b. Rehabilitasi Rehabilitasi meripakan program jangka pendek yang harus segera dilakukan pascagempa bumi. Rehabilitasi ini meliputi kegiatan membersihkan dan memperbaiki rumah, fasilitas umum, dan menghidupkan kembali roda perekonomian masyarakat. Dalam rehabilitas ini juga mencakup pemulihan kesehatan fisik, kondisi psikolog, dan keamanan masyarakat. Setelah tindakan rehabilitasi ini dilakuakn diharapkan ronda pemerintahan dan pelayanan masyarakat seperti rumah sakit, sekolah, dan peribadatan dapat berjalan kembali. c. Rekonstruksi Rekonstruksi merupakan program jangka menengah atau jangka panjang. Rekontruksi ini meliputi program perbaikan sarana fisik, kondisi sosial, dan perekonomian masyarakat agar berjalan seperti semula atau lebih baik lagi. Pembanguann kembali ini dilakuakn pada semua aspek baik sarana dan prasarana, mampu kelembagaan. Program rekonstruksi ini dilakukan baik pada tingkat pemerintah maupun masayarakat. Sasaran utama prigram dilakuakn rekonstruksi ini adalah berjalan dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya dalam masyarakat. d. Pemulihan Pemulihan merupakan proses pengempabilan kondisi daan fungsi-fungsi dalam masayarakat yang terkena bencana. Program pemulihan ini dilakuakn dengan cara memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula. Program pemulihan ini misalnya perbaikan prasarana dan pelayanan

Page 22

dasar seperti jalan, listrik, telekomunikasi, air bersi, pasar, puskesmas, dan lain-lain. Di samping pemberian bantuan darurat dan perbaikan sarana dan prasarana fisik, program yang tidak kalah pentingnya adalah pemulihan kondisi psikologis masayarakat terutama anak-anak yang terkena musibah. Langka utama yang harus dilakuakn adalah mengusahakan agar keluarga tetap berkumpul. Tenangkan anak-anak, biarkan anak-anak bercerita tentang pengalaman dan perasaan mereka selama gempa, serta libatkan mereka dalam kegiatan pascagempa.

Page 23

Page 24

More Documents from "oktavianidwilestari"