Sap Tali Pusat New.docx

  • Uploaded by: Rizki Irmaor
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Tali Pusat New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,816
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Afrina, 2011). Tehnik perawatan tali pusat yang tidak benar akan menimbulkan infeksi tali pusat. Adapun tanda-tandanya antara lain suhu tubuh bayi panas, bayi tidak mau minum, tali pusat, bengkak, merah dan berbau. Sehingga perawatan tali pusat perlu diperhatikan. Kebudayaan di masyarakat yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali pusat menyebabkan ibu masih takut dan ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka sehingga memungkinkan berkembangnya spora Clustridium yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus. Perawatan tali pusat yang baik merupakan salah satu upaya untuk mencegahnya terjadinya infeksi neonatal (Novi, 2015). Data WHO tahun 2015 disebutkan bahwa tetanus neonaturum di Indonesia tahun 2014 dilaporkan terdapat terdapat 84 bayi dari 15 provinsi dengan jumlah sebanyak 15 provinsi dengan jumlah 54 bayi, dengan faktor resiko perawatan tali pusat yang tidak baik dan benar. Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia, AKB di indonesia tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 menyebutkan komplikasi penyebabkan bahwa komplikasi penyebab kematian tersebar pada bayi baru lahir adalah salah satunya disebabkan oleh adanya infeksi. Angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia adalah sekitar 24% hingga 34% yang sebagian besar disebabkan oleh tetanus neonaturum. Infeksi tersebut didapatkan melalui paparan mikroorganisme akibat tidak dibersihkan dengan baik pada saat proses kelahiran. Di Indonesia angka kesakitan dan kematian tetanus neonaturumwalaupun ada penurunan, namun sebenarnya masih cukup tinggi. Di kabupaten bungo berdasarkan laporan bulanan puskesmas menunjukan kecenderungan fluktuatif dari tahun kethaun, hal ini dapat di ketahui bahwa AKB (angka kematian bayi) pada tahun 2012 yaitu sebesar 3,73% per 1000 kelahitan hidup (25 bayi dari 6701 kelahiran hidup), pada tahun 2013 adalah 4,02 per 1000 kelahiran hidup (26 bayi dari 6463 kelahiran hidup) dan sedikit meningkat pada tahun 2014 menjadi 4,28 per 1000 kelahiran hidup (29 bayi 6772 1

kelahiran hidup pada tahun 2015 adalah 3,2 per 1000 kelahiran hidup (22 bayi dari 9310 kelhiran hidup dan pada tahun 2016 turun menjadi 2,4 per 1000 kelahiran hidup (17 bayi dari 7.705 kelahiran hidup).Penyebab kematian salah satunya tetanus neontaurum yang faktir resikonya oleh perawatan tali pusat yang tidak baik. Jumlah kasus yang ditemukan beberapa tahun terakhir hanya di temukan kasus pada tahun 2006 pada kelompok umur 01 tahun yang terjadi pada bulan Oktober di Puskesmas Lubuk Landai dan pada tahun 2009 di temukan 1 kasus tetanus neonaturum di wilayah puskesmas Rantau Pandan dan dirawat selama 3 pekan di Rumah Sakit H Hanafie Muara Bungo. Angka kematian pada bayi baru lahir dapat ditekan yaitu dengan cara memberikan pelayanan kesehatan neonatal yaitu dengan perawatan

bayi baru lahir, selain itu

perawatan bayi baru lahi yang tidak adekuat dapat menimbulkan banyak permasalahn seperti kesakitan dan kecacatan. Perawatan bayi baru lahir dapar berupa meandikan dan perawatan tali pusat. Menurut depkes, 2012 perawatan tali pusat bermanfaat untuk mencegah timbulnya infeksi dan memppercepat pelepasan tali pusat. Berdasarkan penelitian Nor Aisyah, 2017 menunjukan bahwa perawatan tali pusat yang baik dan benar berdampak postif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke 5 dan ke 7 tanpa adanya infeksi maupun komplikasi. Perawatan tali pusat yang benar diharapkan tidak terjadi komplikasi pada bayi serta mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses pengeringan tali pusat dan mempercepat pelepasan tali pusat. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas tentang penyuluhan perawatan tali pusat yang baik dan benar.

B. Tujuan penyuluhan umum Setelah selesai mengikuti penyuluhan kesehatan tentang perawatan selama 30 menit peserta penyuluhan mampu memahami bagaimana cara merawat tali pusat bayi dengan baik dan benar. C. Kontrak waktu dan setting tempat Waktu

: 30 menit

Setting tempat

: ruang PRT

D. Peran 1. Moderator

: Hendri

2. Penyajian

: Artati

3. Notulen

: triyani

E. Fasilitator

: Rizki Irma OR, Hj. Novi Frima Listari, Hidayatul Umroh 2

F. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab G. Media dan alat 1. Materi SAP 2. Leaflet H. Materi (terlampir) I. Kegiatan penyuluhan No. Waktu 1.

3 menit

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan peserta

Pembukaan

Menjawab

1. Memberi salam

mendengarkan dan

2. Menjelaskan tujuan penyuluhan

memperhatikan

3. Menyebutkan

materi

salam

penyuluhan

bahasan yang akan disampaikan 2.

5 menit

Pelaksaan :

Menyimak

dan

Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan berurutan dan teratur Materi : 1. Tujuan perawatan tali pusat 2. Langkah-langkah perawatan tali pusat 3. Gejala-gejala

yang timbul

akibat

kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir 3.

10 menit

Tanya jawab

Menjawab pertanyaan

3.

8 menit

Evaluasi

Menyimak

1. Menyimpulkan inti penyuluhan

memperhatikan

dan

2. Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan 3. Memberi kesempatan pada responden untuk bertanya 4. Memberi kesempatan pada responden

3

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan 4.

4 menit

Penutup

Menjawab

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan 2. Menyampaikan

terimakasih

atas

perhatian dan waktu yang telah diberikan 3. Mengucapkan salam

J. EVALUASI 1. Prosedur

: post test

2. Bentuk pertanyaan

: pertanyaan dan menjawab secara langsung

3. Contoh soal pertanyaan

:

a. Sebutkan pengertian perawatan tali pusat b. Sebutkan tujuan perawatan tali pusat c. Sebutkan persiapan alat perawatan tali pusat d. Sebutkan cara perawatan tali pusat e. Sebutkan tanda dan gejala apabila perawatan tidak dilakukan secara baik dan benar

4

BAB II MATERI

A. Pengertian Tali pusat dalam istilah mediasnya umbilical cord merupakan suatu tali yang menghubungkan janin dengan tali pusat atau plansenta. Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong dan dijepit atau diikat. ( Baety, 2011) Tali pusat merupakan jaringan yang menghubungkan antara plasenta dan janin yang memiliki peranan penting dalam interaksi antara ibu dan janin selama masa kehamilan. Jaringan ini berfungsi menjaga viabilitas dan memfasilitasi pertumbuhan embrio serta janin. Tali pusat sangat penting bagi perkembangan, kesejahteraan dan kelangsungan hidup fetus karena berfungsi sebagai sumber oksigen, nutrien dan oembuangan zat-zat sisa. Proses ini diperlukan untuk dan perkembangan janin. Tali pusat merentang dari umbilicus janin ke permukaan plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan 1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan jembatan pengubung antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta yakni menyalurkan zatzat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu akan dikembalikan ke peredaran darah ibu yang kemudian di ekskresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012). Perawatan tali pusat merupakan tindakan untuk pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan fisik ibu dengan bayi. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu : tali pusat akan pupus pada hari ke 6 tanpa ada komplikasi. Sedangkan dampak negatif dari perawatan tali puast yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum dan dapat mengalami kematian (Boycell, 2011) Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan tindakan sederhana yakni tali pusat dan dearah sekitar tali pusat selalu dbersih dan kering, selalu

5

mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun dan tidak membutuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin, 2012)

B. Tujuan perawatan tali pusat Menurut sodikin (2012) tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi diantaranya tetanus neonaturum dan omvalitis dengan tindakan sederhana. Menurut boycell (2011), tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, penyakit ini disebabkan karenanya msuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh bayi melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau dau-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga mengkibatkan infeksi.

C. Cara perawatan tali pusat Penatalaksanaan perawatan tali pusat (panduan APN, 2010) adalah sebagai berikut : 1. Peralatan a. Air DTT, hangat, untuk membasahi, menyabuni dan membilas b. Washlap kering dan basah c. Sabun bayi d. Kassa steril e. 1 set pakaian bayi 2. Prosedur perawatan tali pusat a. Cuci tangan b. Dekatkan alat c. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi yaitu celana, baju, bdeong yang sudah digelar d. Buka bdeong bayi e. Lepas bungkus tali pusat f. Bersihkan/ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/atas kebawah g. Pindahkan bayi ke baju dan beding yang bersih h. Bersihkan tali pusat dengan cara 1) Pegang bagian ujung 2) Basahi dengan washlap dari uung melingkar kebatang 6

3) Disabuni pada bagian batang dan pangkal 4) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang 5) Keringkan sisa air dengan kassa steril 6) Tali pusat tidak di bungkus i. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat dan ditalikan pinngir di pinggir. Keuntungan : tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat tetapi kebagian popok dulu j. Bereskan alat k. Cuci tangan

Menurut Riksani (2012), ada beberapa tips dalam merawat tali pusat adalh sebagai berikut : 1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh tali pusat 2. Saat memandikan bayi, usahakan agar anda tidak menarik tali pusat 3. Bungkus longgar tali pusat menggunaknan kassa steril atau tali pusat menggunakan kassa steril atau tali pusat dapat dibiarkan terbuka (tanpa dibungkus kassa) dan tanpa dibubuhi apa pun (obat antiseptik atau alkohol) serta bahan-bahan lain di atas tali pusat . 4. Tali pusat sebaiknya tidak tertutup dengan rapat karena akan membuatnya menjadi lemah yang bisa meningkat resiko tumbuhnya bakteri. 5. Tali pusat akan sendirinya, sehingga sangat tidak dianjurkan untuk memegang atau menarik tali pusat. D. Tanda dan gejala infeksi tali pusat Menurut sodikin (2012), perawatan tali pusat tidak steril akan mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantara tetanus neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu ditekankan untuk mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka yang dapat disebabkan karena spora streptokokus, atau bakteri gram negatif. Tanda dan gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu seperti biasa , adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan (karpermond) mudah dan sering kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku sampai opistotonus. Menurut Riksani (2012) tanda dan gejala terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu sebagai berikut : 7

1. Bayi terlihat gelisah dan rewel. Hal ini sesudah anda memastikan bahwa kegelisahan bayi tidak disebabkan oleh hal lain misal karena pipis, pup, lapar, kepanasan atau penyebab lainnya. 2. Terlihat adanya tanda kemerahan disekitar pangkal tali pusat dan perut bayi. 3. Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengelurkan nanah. 4. Suhu tubuh bayi meningkat, tubuh terasa hangat atau panas. 5. Bisa membubuhkan obat antiseptik di area tali pusat, cukup dibubuhkan sedikit dengan menggunakan kapas 6. Jika tidak teratasi dengan baik, sebaiknya segera bawa bayi ke tenaga kesehatan terdekat.

8

BAB III PENUTUP Demikian SAP ini kami susun, dengan harapan keluarga dan ibu bayi dapat mengerti dan dapat memahami serta mampu menerapkan cara perawatan tali pusat dengan benar. Diharapkan mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan dan menerapkan bagaimana cara perawatan tali pusat dengan benar.

9

Related Documents


More Documents from "Jalvina Hastia"

Bab Iii Prt.docx
May 2020 3
Proposal Riris.docx
June 2020 21
Mas Rio Baru.pptx
April 2020 28
Dokumentasi.docx
June 2020 32