SATUAN ACARA PENYULUHAN PNEUMONIA
Disusun Oleh : Ayu Olyvia Farazilla Ulfadatus Sholeha Roihatul Jannah M. Erfan
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS BONDOWOSO 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Pneumonia
Sasaran
: Keluarga Pasien
Hari/Tgl : Kamis 4 Maret 2019 Waktu
: 30 menit
Tempat
: Ruang 25
I.
Analisis Situasi 1.1
Peserta diskusi :
Keluarga pasien ruangan 25
1.2
Ruangan Diskusi :
Ruang 25
1.3
Pemberi Materi :
Mahasiwa praktik Prodi
D3 Keperawatan
Universitas
Bondowoso
II.
Tujuan 2.1 Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat mampu mengetahui bagaiman pencegahan terjadinya pneumonia 2.2
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Pneumonia, diharapkan peserta dapat : 1. Masyarakat mengetahui apa yang dimaksud dengan pneumonia 2. Masyarakat mengetahui tanda dan gejala pneumonia 3. Masyarakat mengetahui bagaimana penanganan yang harus diberikan pada saat pneumonia 4. Masyarakat mengetahui mekanisme terjadinya pneumonia 5. Masyarakat mengetahui bagaimana sikap dalam menghadapi pasien dengan pneumonia
III. Materi (Terlampir)
IV. Metode dan Media 4.1 Metode : Diskusi kelompok 4.2 Media : Leaflet dan ppt
V. Kegiatan Diskusi No.
Topik
Waktu
1.
Pembukaan
5 menit
Kegiatan Diskusi - Memberikan leaflet
Kegiatan Peserta -
Menerima dan mem-
baca leaflet -
Membuka kegiatan diskusi - Menjawab salam
dan mengucapkan salam 2.
Pelaksanaan 20 menit
- Menyampaikan tentang
materi
sekilas - Memperhatikan yang
didiskusikan
akan -
tentang
pneumonia -
Mendengarkan Menyampaikan
materi -
diskusi -
Memperhatikan Sekretaris
kesimpu-lan
membuat
dari
kegiatan -
diskusi -
Peserta memperhati-kan Ketua
menyampai-kan
kelompok hasil
akhir
dari kegiatan diskusi di depan forum
3.
Evaluasi
3 menit
- Kesimpulan dari penyuluhan - Evaluasi
dari
pemimpin
diskusi
4.
Penutup
2 menit
- Mengucapkan penutup
Replay materi yang telah disampaikan
salam - Menjawab salam ,mengakhiri
pertemuan serta mengucapkan terima kasih
- Mendengarkan
VI. Kriteria Evaluasi 6.1
Evaluasi Struktur a. Kesiapan materi : materi pneumonia b. Kesiapan SAP : terlampir dan berjalan sesuai waktu yang sudah ditetapkan c. Kesiapan media : leaflet dan ppt d. Peserta hadir di tempat diskusi : peserta yang hadir sebanyak ... peserta e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di ruang 25
6.2
Evaluasi Proses a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta menyampaikan pendapatnya. c. Suasana menyenangkan d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
6.3 Evaluasi Hasil a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan b. Peserta dapat memahami tentang penanganan pneumonia
VII Pengorganisasian a.
Pembimbing Klinik
:
b. Ketua Kelompok
: Ulfadatus Sholeha
c. Anggota
: Ayu Olyvia Farazila Roihatul Jannah M. Erfan
VIII.
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Amin Huda, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc. Jogjakarta: Mediaction jogja Arif Mansjoer, 2000. Kapila Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
MATERI PENYULUHAN PNEUMONIA
A. PENGERTIAN Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteria, mikobakteria, jamur, dan virus. Mereka yang berisiko mengalami pneumonia sering kali menderita penyakit kronis utama, penyakit akut berat, sistem imun yang tertekan karena penyakit atau medikasi, imobilitas, dan faktor lain yang mengganggu mekanisme perlindungan paru normal (Brunner & Suddarth, 2015). Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut perinkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut. Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa peradangan paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis (Amin Huda, 2015). Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia (Arif Mansjoer, 2000).
B. ETIOLOGI Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru-paru organisme bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain di atas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu: 1. Bacteria: diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus, streptokoccus aureus, hemophilus influenzae, myobacterium tuberkolusis, bacillus friedlander. 2. Virus : respiratory syncytial virus, adeno virus, v. Influenzae 3. Myoplasma pneumonia 4. Jamur : histoplasma capsulatun, dermatitides, candida albicans 5. Aspirasi : makanan, kerosenen ( bensin, minyak tanah ), cairan amnion, benda asing 6. Pneumonia hipostatik 7. Sindrom loeffler
C. MANIFESTASI KLINIS 1. demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan terjadi infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa. 2. Meningismu, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai skit kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinki, dan akan berkurang saat suhu turun. 3. Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-kanak. Seringkali menjadi bukti awal dari penyakit, seringkali memanjang sampai tahap pemulihan. 4. Muntah, anak kecil muda muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama sakit. 5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi menjadi berat. Sering menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus. 6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri apendisitis. 7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudat, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi. 8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi. 9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti hanya selama fase akut. 10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi, krekels. 11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar ditandai dengan anak menolak untuk minum dan makan per oral. 12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau memuntahkan semua, kejang, letargi atau tidak sadar, sianosis, distress, pernafasan berat.
D. WOC
Etiologi : jamur, bakteri, virusdan protozoa Terhirup/teraspirasi Masuk ke paru-paru > alveoli Proses peradangan Pneumonia
Infeksi
peningkatan suhu tubuh
Kerja sel goblet meningkat
peningkatan konsentrasi cairan alveoli
SDM dan Leukosit mengisi alveoli Mk: Hipertermi
Keringat meningkat
Produksi sputum meningkat Akumulasi sputum dijalan nafas
Mk: ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Eksudat masuk kedalam alveoli
tekanan hidrostatik meningkat tekanan osmosis meningkat
konsolidasi alveoli tertelan kelambung
Mk: risiko kekurangan volume cairan
complience paru menurun Suplai O2 menurun
Akumulasi sputum dilambung Lambung mengadakan usaha untuk menyeimbangkan asam basa peningkatan asam lambung mual, muntah MK: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
difusi menurun
Mk: intoleransi Aktivitas
Mk: Gangguan Pertukaran Gas
akumulasi cairan di alveoli cairan menekan saraf
Mk: Nyeri Akut
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Sinar x: mengidentifikasi distribusi struktural 2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnosis 3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada 4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosa keadaan 5. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi 6. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
F. PENATALAKSANAAN Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungin perlu diberikan oksingen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalksanaan umum yang dapat diberikan antara lain: 1. Oksigen 1-2 L/menit 2. IVFD dekstrose berat badn, kenaikan suhu, dan status hidrasi 3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip 4. Jika sekreasi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dn beta agonis untuk memperbaiki transort mukosilier, koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elitrolit. Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik diberikan sesuai hasil kultur Untuk kasus oneumonia community based: Ampilisin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian Kloramfenikol 75 mg/kg BB/ hari dalm 4 kali pemberian Untuk pneumonia hospital based: Sefatoksim 100 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian Amikasin 10-15 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian