Sap Pertusis1.docx

  • Uploaded by: Wasri Jakasiwi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Pertusis1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,096
  • Pages: 15
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Tentang PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PERTUSIS

Disusun Oleh: KELOMPOK III (3) KELAS IIC PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017

PENYUSUN KELOMPOK III(3)/ KELAS IIC 1. ANNISA SETIA CANDRA 2. IRGI FAKHREZI DAMSYAH

151211105 151211118

Presenter Penanggung Jawab

3. PRIMA YOZA

151211128

Moderator

4. SRI FAJAR RINI

151211137

Observer

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) BATUK REJAN (PERTUSIS) DI KAMPUS STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Pokok Bahasan

: BATUK REJAN (PERTUSIS)

Hari / Tanggal

:Jumat / 14 Oktober 2016

Waktu

: 10.00 -10.30 WIB

Tempat

: Kampus STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

A. Latar Belakang Penyakit batuk rejan atau disebut juga sebagai “pertusis” adalah satu penyakit infeksi menular, yang angka kejadiannya diketahui lebih tinggi pada Negara yang sedang berkembang di daerah tropis dan padat penduduk seperti di Negara kita, Indonesia. Penyakit ini di Indonesia masih merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius, dan erat hubunganya dengan hygiene perseorangan dan sanitasi lingkungan. Berdasarkan dari data WHO memperkirakan jumlah kasus batuk rejan (pertusis) di seluruh dunia mencapai 30-50 juta kasus pertahun dan menyebabkan kematian pada 3000 kasus. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, baik bayi, remaja maupun dewasa. Akan tetapi 60 % menyerang pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun dan penyakit ini akan menjadi lebih serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun, biasanya pada bayi yang baru lahir dan biasanya keadaannya lebih parah. Gejala yang timbul dari batuk rejan pada remaja dan orang dewasa biasanya lebih ringan, akibatnya mereka memutuskan untuk tidak mengobatinya. Sehingga mereka dapat

menularkan penyakit itu kepada orang lain, termasuk anak-anak yang belum diimunisasi. Oleh karena itu imunisasi sangat efekif untuk mencegah penularan penyakit ini.

B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan, peserta di kampus STIKesMERCUBAKTIJAYA PADANG mengerti dan memahamitentang batuk rejan (pertusis) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) a.

Mampu mengetahui Pengertian batuk rejan (pertusis)

b. Mampu mengetahui Penyebab batuk rejan (pertusis) c.

Mampu mengetahui Tanda dan Gejala batuk rejan (pertusis)

d. Mampu mengetahui Komplikasi batuk rejan (pertusis) e.

Manmpu mengetahui Pengobatan dan Pencegahan batuk rejan (pertusis)

3. Mampu mengetahui Manfaat a.

Bagi Mahasiswa Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang batuk rejan (pertusis)

b. Bagi institusi Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG, dalam memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien tentangbatuk rejan (pertusis) c.

Bagi Audiens Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan audiens dengan mengetahui tentang batuk rejan (pertusis)

C. Pelaksanaan kegiatan 1. Topik Batuk Rejan (Pertusis) 2. Sub Pokok Bahasan

a.

Pengertiandaribatuk rejan (pertusis)

b. Penyebab dari batuk rejan (pertusis) c.

Tanda dan Gejala dari batuk rejan (pertusis)

d. Komplikasidari batuk rejan (pertusis) e.

Pencegahandari batuk rejan (pertusis)

3. Sasaran dan target Ibu-ibu dan anak-anak 4. Metode a.

Ceramah

b. Tanya jawab 5. Media dan alat a.

Media

1) LCD 2) Leaflet 6. Waktu dan tempat Hari / Tanggal

: Jumat / 14 Oktober 2016

Jam

: 10.00 – 10.30 Wib

Waktu Pertemuan

: 30 Menit

Tempat

: Di Kampus STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

D. Materi (terlampir)

E. Pengorganisasian 1. Penanggung jawab

: Irgi Fakhrezi Damsyah

2. Moderator

: Prima Yoza

3. Presenter

: Annisa Setia Candra

4. Fasilitator

: Irgi Fahrezi Damsyah

5. Obsevator

: Sri Fajar Rini

6. Notulen

: Sri Fajar Rini

F. Uraian Tugas 1. Tugas Moderator a.

Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.

b. Mengkoordinasikan semua kegiatan. c.

Membuka dan menutup kegiatan.

d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan. e.

Mengarahkan jalannya kegiataan.

f.

Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

g. Menyimpulkan kegiatan 2. Tugas Presenter a.

Menyusun rencana kegiatan SAP.

b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan. c.

Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada audience.

d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik. 3. Tugas Fasilitator a.

Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.

b. Memfasilitasi dalam kegiatan. c.

Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.

4. Tugas Observasi a.

Mengamati jalannya kegiatan.

b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung. c.

Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

5. Tugas notulen a.

Mencatat pertanyaan dari audience.

b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.

G. Pengaturan Tempat

H. Kegiatan Penyuluhan Tahap

Kegiatan dan

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Audiens

Waktu Pendahuluan  Mengucapkan salam ( 5 menit )

 Menjawab salam

 Memperkenalkan diri, anggota  Mendengarkan dan kelompok dan pembimbing

memperhatikan

 Menjelaskan topik penyuluhan  Membuat kontrak waktu dan

 Mendengarkan

bahasa  Menjelaskan tujuan kegiatan

 Menyetujui kontrak waktu  Mendengarkan dan memperhatikan

Pelaksanaan  Menggali pengetahuan audiens  Mengemukakan pendapat ( 20 menit )

tentang pengertianbatuk rejan (pertusis)  Memberi reinforcemen positif

 Mendengarkan dan memperhatikan

pada audiens atas pendapat audiens  Menjelaskan materi tentang

 Mendengarkan dan memperhatikan

Pengertian batuk rejan (pertusis)

 Mengemukakan pendapat

 Menggali pengetahuan audiens tentangPenyebab batuk rejan (pertusis)

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Memberi reinforcemen positif pada audiens atas pendapat audiens  Menjelaskan materi penyuluhan tentang Penyebab batuk rejan

 Mendengarkan dan memperhatikan

(pertusis)

 Mengemukakan pendapat

 Menggali pengetahuan audiens tentang Tanda dan Gejalabatuk  Mendengarkan dan rejan (pertusis)

memperhatikan

 Memberi reinforcemen positif pada audiens atas pendapat audiens

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Menjelaskan materi penyuluhan tentang Tanda dan Gejalabatuk rejan (pertusis)

 Mengemukakan pendapat

 Menggali pengetahuan audiens tentang Komplikasi Batuk Rejan (Pertusis)

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Memberi reinforcemen positif pada audiens atas pendapat audiens

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Menjelaskan materi penyuluhan tentang Komplikasi Batuk Rejan (Pertusis)

 Mengemukakan pendapat

 Menggali pengetahuan audiens tentang Pengobatan dan

 Mendengarkan dan

Pencegahan Batuk Rejan

memperhatikan

(Pertusis)  Memberi reinforcemen positif

 Mendengarkan dan

pada audiens atas pendapat

memperhatikan

audiens  Menjelaskan materi penyuluhan tentang Pengobatan dan pencegahan Batuk Rejan (Pertusis)

Penutup ( 5 menit )

 Memberikan kesempatan pada  Memberikan pertanyaan audien untuk bertanya  Memberi reinforcement pada

 Mendengarkan dan memperhatikan

audiens atas pertanyaan audiens

 Mengemukakan pendapat

 Memberikan kesemspatan audiens lain untuk memberi pendapat

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Melengkapi atau memberikan penjelasan atas pertanyaan audiens  Mengevaluasi dan

 Mendengarkan dan memperhatikan serta ikut menyimpulkan

menyimpulkan materi penyuluhan yang telah

 Menjawab salam

disampaikan  Salam penutup

I. Evaluasi/ Laporan Hasil 1. Evaluasi Struktur a.

Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.



Penanggung jawab Bekerja sesuai yang diharapkan dengan cara mengarahkan dan membimbing anggota kelompoknya dalam diskusi.



Presenter Penyaji sudah sesuai dalam penyampaian atau penjelasan materi kepada audiens.



Moderator Moderator belum sesuai dalam melukukan tugasnya yaitu memandu jalannya diskusi.



Fasilitator Fasilitator masih belum sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu mengarahkan dan membimbing audiens pada saat penyuluhan.



Obsevator Obsevator sudah sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu mengamati dan memperhatikan jalannya penyuluhan dari pertama sampai akhir.



Notulen Notulen masih belum sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu mencatat semua pertanyaan dan tamggapan dari audiens.

b. Setting tempat kurang sesuai dengan yang direncanakan. Dalam melaksanakan penyuluahan tempat duduk yang digunakan oleh audiens belum sesuai dengan yang terdapat pada SAP. c.

Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan. Tempat sudah sesuai dengan yang diharapkan, tetapi media yang kami gunakan belum sesuai dengan yang terdapat pada SAP.

2. Evaluasi Proses a.

Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan. c.

Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan.

d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.

3. Evaluasi Hasil a.

Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut

b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan Macam-macam Gigi dan Fungsinya c.

Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan Penyakit-penyakit yang terdapat pada Gigi

d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan Cara Merawat Gigi yang Baik dan Benar

4. Daftar Pertanyaan dan Jawaban dari Peserta/Audiens

LAMPIRAN MATERI

BATUK REJAN (PERTUSIS) A. Pengertian Batuk Rejan (Pertusis) Batuk rejan adalah istilah bahasa indonesia yang menggambar batuk berupa suara “rejan” dalam istilah medis ini disebut sebagai pertusis karena disesuaikan dengan penyebabnya yaitu bakteri Bordetella pertussis. Batuk Pertusis juga dikenal dengan istilah batuk 100 hari, karena memang gejala batuk yang panjang dan butuh waktu yang lama untuk sembuh, walaupun tidak pas benar 100 hari. B. Penyebab Batuk Rejan (Pertusis) Batuk rejan adalah penyakit batuk akibat infeksi bakteri Bordetella pertussis yang mudah menyebar melalui batuk yang dapat menular ke segala usia. Bakteri penyebab pertusis (batuk rejan) tersebar melalui tetesan di udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Seseorang bisa juga tertular batuk 100 hari melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. C. Tanda dan Gejala Batuk Rejan (Pertusis) Batuk rejan ditandai dengan suara yang khas yaitu suara yang melengking. Pada saat batuk muka terlihat kemerahan, saking kuatnya batuk, kesulitan menarik nafas terjadi antara periode batuk, sehingga saat mengambil nafas timbul suara melengking, sehingga dalam bahasa

Inggris batuk rejan biasa disebut dengan”whooping cough“. Biasanya pada akhir batuk, penderita akan mengalami muntah. Gejala batuk yang khas tersebut bisanya terjadi pada masa kanak-kanak. Pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, suara melengking jarang ditemukan. Gejalanya biasanya tidak spesifik, seperti, penurunan berat badan. Namun, bayi umur ini lah yang justru bisa mengalami komplikasi pertusis yang serius sehingga butuh perawatan di rumah sakit. Pada orang dewasa, batuk pertusis biasanya hanya berupa batuk kering dengan nafas melengking. Batuk ini umumnya akan sembuh dalam 6-8 minggu, walaupun telah diobati dengan antibiotik. Namun demikian, pada sebagian kasus, batuk rejan bisa mencapai 3 bulan atau lebih, makanya pertusis ini sering disebut juga dengan batuk 100 hari. Gejala pertusis muncul dalam 3 tahap. Pada 2 tahap pertama, merupakan periode yang sangat menular. Dijelaskan sebagai berikut: 1. Pertusis Tahap 1 – ( 1-2 minggu) Gejala mirip dengan flu biasa:  Ingusan Bersin-bersin  Demam Ringan  Mata merah dan berair  Secara bertahap memburuk menjadi batuk yang menjengkelkan 2. Pertusis Tahap 2 (1-6 minggu atau lebih) Gejala batuk rejan berupa:  Serangkaian batuk tanpa napas di antaranya (orang yang sakit bahkan mungkin berhenti bernapas sementara)  Batuk berupa teriakan bernada tinggi  Pada akhir batuk biasanya terjadi muntah  Kelelahan karena batuk yang begitu sering  Pada orang dewasa, gejala batuk rejan mungkin mirip dengan bronkitis. Bayi di bawah usia 6 bulan, anak-anak divaksinasi dan orang dewasa mungkin tidak berteriak keras, atau bahkan tidak sama sekali. 3. Pertusis Tahap 3 (selama 1-2 bulan)

 Penderita tidak menular pada tahap ini. Selama ini, episode batuk secara bertahap terjadi lebih jarang, dan menjadi kurang parah.  Bahkan setelah pengobatan untuk membunuh bakteri, seseorang dapat terus batuk sebagai perbaikan tubuh terhadap kerusakan pada lapisan saluran pernapasan. Batuk mungkin lebih buruk di malam hari.  Penderita batuk 100 hari juga dapat mengembangkan infeksi pernafasan lain seperti pneumonia. D. Komplikasi Batuk Rejan (Pertusis) Menjadi hal terburuk apabila pertusis terjadi pada bayi dan anak-anak. Bayi berada pada risiko tertinggi terjadinya komplikasi yang paling serius. Penyakit batuk rejan dapat menyebabkan:  Pneumonia (di lebih dari 1/20 anak)  Kejang  Kerusakan otak  Kematian Pada seseorang yang memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh mungkin mengalami kesulitan memerangi infeksi. Komplikasi dapat berupa:  Penurunan berat badan karena muntah  Pneumonia  Masalah pernapasan yang parah  Patah tulang rusuk  Peningkatan nyeri angina E. Pengobatan dan Pencegahan batuk rejan (pertusis) 1. Pegobatan Batuk Rejan (Pertusis) Mungkin banyak yang bertanya apa obat batuk rejan atau batuk 100 hari, sebagai gambaran umum seperti berikut:  Pertusis dapat diobati dengan antibiotik.  Minum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter dan pastikan Anda habiskan obat antibiotik yang diresepkan.  Jika efek samping dari obat yang menimbulkan masalah, hubungi dokter Anda segera.  Seseorang tidak lagi menular setelah mengambil antibiotik yang tepat selama 5 hari.

 Tanpa antibiotik, orang tersebut menular selama 3 minggu dari awal gejala nya.  Disamping itu, diperluakan juga obat untuk mengurangi gejala batuknya. 2. Pencegahan Batuk Rejan (Pertusis) Pada akhirnya, pencegahan adalah hal yang paling penting. Untuk mencegah agar tidak terkena batuk 100 hari maka lakukanlah hal-hal berikut:  Hindari penularan dengan memutus mata rantai penyebaran infeksi  Vaksinasi! Bayi, remaja dan orang dewasa harus divaksinasi terhadap batuk rejan. Untuk perlindungan penuh terhadap pertusis, bayi dan balita membutuhkan 4 dosis vaksin pertusis mulai usia 2 bulan (dikombinasikan dengan vaksin untuk melindungi terhadap penyakit anak lainnya seperti difteri, tetanus, polio dan Haemophilus influenzae B).  Anak usia sekolah harus menerima dosis booster ketika mereka berusia 4 – 6 tahun. Remaja harus menerima booster pada usia14 sampai 16 tahun.

DAFTAR PUSTAKA Manjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius Doenges, Marilynn, E. dkk. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC Ranuh IGN., Suyitno H., Hadinegoro SRS., Kartasasmita CB., Ismoedijanto, Soedjatmiko (Ed.). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Satgas Imunisasi – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2008:144-151.

LEAFLET PERTUSIS

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67
Sap
November 2019 82
Sap
November 2019 80
Sap
May 2020 58

More Documents from ""