Sap Penyuluhan Pasien Hipertensi.docx

  • Uploaded by: Deyan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Penyuluhan Pasien Hipertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,055
  • Pages: 13
PENYULUHAN PASIEN HIPERTENSI DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh: Kelompok 13 Dan 14 1.

Fasilitator:

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular mengalami peningkatan resiko penyebab kematian, dimana pada tahun 1990, kematian penyakit tidak menular 48 % dari seluruh kematian di dunia, sedangkan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan stroke sebanyak 43% dari seluruh kematian di dunia dan meningkat pada tahun 2000 kematian akibat penyakit tidak menular yaitu 64 % dari seluruh kematian dimana 60% disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke dan gagal ginjal. Pada tahun 2020, diperkirakan kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 73% dari seluruh kematian di dunia dan sebanyak 66% diakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan stroke, dimana faktor resiko utama penyakit tersebut adalah hipertensi. (Zamhir, 2006). Di Indonesia, Pemerintah bersama Departemen Kesehatan RI memberi apresiasi dan perhatian serius dalam pengendalian penyakit Hipertensi. Sejak tahun 2006 Departemen Kesehatan RI melalui Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang bertugas untuk melaksanakan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi dan penyakit degenaritaif linnya, serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera. (Depkes, 2007). Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolic lebih dari 90 mmhg. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menyerang lansia. Dengan tingginya prevalensi kejadian hipertensi terutama pada lansia, perlunya peningkatan dari sektor pelayanan kesehatan Hipertensi menempati urutan ke dua dari sepuluh besar penyakit, yaitu sebesar 12,21% (Profil Dinkes, 2013). Dampak dari hipertensi jika dibiarkan dapat berkembang menjadi gagal jantung kronik, stroke, serta pengecilan volume otak, sehingga kemampuan fungsi kognitif dan intelektual seorang penderita hipertensi akan berkurang. Selain itu dampak dari hipertensi dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kematian mendadak (Sustrani, Alam&Handibroto, 2006). Masyarakat masih beranggapan bahwa penyakit hipertensi sebagai penyakit yang biasa dan cenderung terlambat dalam melakukan pemeriksaan dini, sebagian besar masyarakat akan memeriksakan kesehatannya setelah didapatkan tanda –tanda suatu penyakit, sehingga terkadang telah terjadi dampak yang lebih berat. (Kusumawati&Zulaekah, 2009) Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok PKK dalam Mencegah Penyakit Hipertensi. Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan perhatian serius dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular termasuk hipertensi. Peningkatan

tekanan darah (hipertensi) pada lanjut usia hendaknya diimbangi dengan pola hidup sehat, yaitu pola makan, istirahat yang cukup, menejemen stres yang positif dan rajin berolah raga. Pola makan memegang peranan penting dalam peningkatan tekanan darah pada usia lanjut ( Depkes RI, 2008). Pengelolaan penyakit ini memerlukan peran serta dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain. Pasien dan keluarga juga mempunyai peran yang penting, sehingga perlu mendapatkan edukasi untuk memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan hipertensi. Pemahaman yang baik akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan pasien dalam upaya penatalaksanaan hipertensi guna mencapai hasil yang lebih baik (Perkeni, 2015).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik

: Hipertensi

Hari/tanggal

: Rabu/18 Oktober 2017

Waktu

: 09.00-10.00 WIB

Penyaji

: Mahasiswa PSIK

Sasaran

: Penderita hipertensi

Tempat

: Balai desa Tanjung Sejaro

A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah penyuluhan 1 x 60 menit, klien diharapkan dapat mengetahui cara penanganan hipertensi. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demontrasi selama 1 x 60 menit, klien dapat memahami apa yang telah di sampaikan dengan kriteria hasil: a. Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi dengan benar b. Klien dapat menyebutkan penyebab terjadinya hipertensi dengan benar c. Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala hipertensi dengan benar d. Klien dapat menjelaskan cara menjaga pola makan bagi penderita hipertensi dengan benar e. Klien dapat menjelaskan olahraga apa saja yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi dengan benar

B. SASARAN Klien penderita hipertensi sebanyak 21 orang.

C. GARIS-GARIS MATERI 1. Pengertian hipertensi 2. Penyebab hipertensi 3. Tanda dan gejala hipertensi 4. Pola makan penderita hipertensi

5. Olahraga hipertensi

D. METODE PENYULUHAN Memaparkan topik mengenai hipertensi melalui ceramah kepada masyarakat dengan menampilkan power point presentation (ppt), membagikan leaflet berisi informasi tentang hipertensi dan tanya jawab dengan masyarakat mengenai hipertensi .

E. MEDIA PENYULUHAN Menggunakan leaflet dan power point presentation (ppt)

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

No

Kegiatan

Penyuluh 1. Memberikan salam

Peserta

Waktu

1. Peserta menjawab salam

2. Memperkenalkan diri

2. Peserta mendengarkan

1.

Pembukaan

3. Menyampaikan tujuan dan membagi leaflet

3. Peserta mendengarkan dan menerima leaflet 4. Peserta menjawab

4. Menyepakati kontrak

menyepakati kontrak

waktu 1. Menanyakan persepsi

1. Peserta menjawab

peserta tentang hipertensi 2. Menjelaskan isi materi a. Memberikan penjelaskan pengertian hipertensi

2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan secara seksama

09.0009.10 WIB

b. Memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya hipertensi c. Memberikan penjelasan tanda dan gejala hipertensi d. Memberikan 2.

Isi

09.10-

penjelasan tentang

09.45

bagaimana cara

WIB

mengatur pola makan pada penderita hipertensi e. Memberikan penjelasan tentang bagaimana cara olahraga yang baik pada penderita hipertensi 3. Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya

4. Mengevaluasi secara verbal pada peserta penkes 3. Peserta bertanya kepada penyuluh

4. Peserta menjawab pertanyaan yang dilontarkan 1. Menyampaikan hasil kegiatan

2. Mengakhiri kegiatan 3.

Penutup

dengan salam

3. Berfoto bersama dengan peserta yang

1. Peserta memperhatikan

2. Peserta menjawab salam

3. Berfoto bersama penyuluh

menghadiri penyuluhan tentang hipertensi

G. SETTING TEMPAT

Layar

MEJA

Ket : : Peserta : Penyuluh : Moderator : Observer dan notulen

09.4510.00 WIB

: Fasilitator

H. URAIAN TUGAS 1. Penyaji : Rini Diantika a. Memberikan penyuluhan kepada peserta tentang hipertensi. 2. Moderator : Fitria Agustina a. Membuka acara b. Menyampaikan susunan acara c. Menyampaikan tujuan pertemuan d. Mengatur ketepatan waktu e. Menutup acara 3. Observer dan notulen: Anuwar Iqbal dan Serli Anggraini a. Mengobservasi jalannya acara b. Mengingatkan moderator dan fasilitator jika ada penyimpangan c. Memberikan masukkan atau laporan dari hasil kegiatan d. Membuat catatan penting yang terjadi selama acara e. Bertanggung

jawab

mendokumentasikan

seluruh

kegiatan

dan

membacakan hasil. 4. Fasilitator : Deyan Novika S, Tri anggraini, Rizky Cahyamorga, Elsa Desfania dan Dela Nuraini. a. Membagikan leaflet kepada peserta b. Mengingatkan partisipasi dan keaktifan peserta pertemuan

I. EVALUASI 1. Evaluasi stuktur a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan b. Alat dan tempat siap c. Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat d. Peserta yang hadir 80% dari yang diundang e. Mahasiswa yang hadir 100% dan anggota kelompok menjalankan tugas sesuai dengan job description 2. Evaluasi Proses a. Peserta aktif dan antusias selama kegiatan penyuluhan b. Alat atau media berfungsi dengan baik

c. Waktu sesuai dengan alokasi d. Mahasiswa terlibat aktif sesuai dengan perannya

3. Evaluasi Hasil a. Pengetahuan peserta tentang hipertensi meningkat b. 80% peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh dengan benar

Lampiran materi Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normalyang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Pada populasi lanjut lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 95 mmHg (Sheps, 2005). Etiologi Penyebab hipertensi beragam di ataranya adalah : stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia, retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi, kurang olahraga, genetik, obesitas, aterosklerosis, kelainan ginjal, tetapi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas : a.

Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/ atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan pada : a. Elastisitas dinding aorta menurun b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah usia 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Manifestasi klinis secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah mempunyai faktor risiko tambahan. Meenurut Elizabeth J.Corwin (2005), manifestasi klinis yang timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun antara lain: a.

Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat tekanan darah intrakranium.

b.

Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

c.

Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

d.

Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus

e.

Edema depanden akibat peningkatan tekanan kapiler.

Gejala hipertensi Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut sutanto (2009), gejala yang mudah diamati antara lain yaitu: gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga bedengung, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah dan mata berkunang-kunang. Faktor resiko hipertensi a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol -

Umur

-

Jenis kelamin

-

Riwayat keluarga

-

Genetik

b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol -

Merokok

-

Konsumsi garam

-

Konsumsi lemak jenuh

-

Konsumsi alkohol

-

Kurang olaraga

-

Stres

Komplikasi hipertensi Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat hipertensi antara lain: A. Stroke Stroke dapat terjadi akibat perdarahan di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke

dapat terjadi pada

hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami

ateroskelosis dapat melemah dan kehilangan

elastisitas sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. B. Infark miokardium Penyakit ini dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat menyuplai darah yang cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui arteri koroner. Karenahipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel, maka kebutuhan oksigen mikardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Hipertrofi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan pembentukan pembekuan darah. C. Gagal ginjal Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan yang tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, yaitu glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit-unit fungsional ginjal terganggu, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia serta kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik. D. Enselopati (kerusakan otak) Enselopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstitium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian mendadak.

Penatalaksanaan Non Farmakologis hipertensi Menurut Dalimartha et al (2008), upaya pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan non farmakologis, termasuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat. Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi (Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, 2006). Penatalaksanaan non farmakologis hipertensi antara lain: 1. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis seperti berhenti merokok, pengurangan asupan makanan berlemak, dan mengurangi asupan alkohol (Nurkhalida, 2003). 2. Meningkatkan olahraga dan aktifitas fisik seperti jogging dan berenang. Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan

demikian dapat

menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun (Nurkhalida, 2003). Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Gunawan, 2005). 3. Perubahan pola makan a. Mengurangi asupan garam dengan memperbanyak makanan segar, mengurangi makan yang diproses, dan memilih produk dengan kandungan natrium rendah (Sheps, 2005). b. Diet rendah lemak jenuh yang dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buahbuahan yang mengandung banyak mineral dapat mengatasi hipertensi (Khomsan, 2003; Nurkhalida, 2003). 4. Menghilangkan stres. Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban stres (Sheps, 2005).

Related Documents


More Documents from "rizka"

Naskah Penyuluhan.docx
October 2019 27
December 2019 15