SATUAN ACARA PENYULUHAN AKU BANGGA AKU TAHU HIV/AIDS
I.
Pokok Bahasan
: Aku Bangga Aku Tahu HIV/AIDS
II.
Sub Pokok Bahasan
: 1. Pengertian HIV/AIDS 2. Cara Penularan HIV/AIDS 3. Perjalanan HIV/AIDS 4. Jenis-jenis Penyakit yang Sering Ditemukan Pada Penderita HIV/AIDS 5. Pengobatan HIV/AIDS 6. Cara Penularan HIV/AIDS
III. Sasaran
: Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo
IV. Waktu
: Jum’at, 30 November 2018
V.
: SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo
Tempat
VI. Tujuan
:
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan penyuluhan/kampanye ABAT HIV/AIDS siswa-siswi mampu mengerti dan memahami tentang HIV/AIDS b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu : 1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS 2. Menyebutkan cara penularan HIV/AIDS
3. Menjelaskan perjalanan HIV/AIDS 4. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang sering ditemukan pada penderita HIV/AIDS 5. Menyebtkan cara pengobatan HIV/AIDS 6. Menyebutkan cara penularan HIV/AIDS VII. Kegiatan Belajar Mengajar No
Kegiatan
1
Pendahuluan
2
Responmasyarakat
Waktu 5 menit
a. Penyampaian salam
a. Membalas salam
b. Perkenalan
b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topic penyuluhan
c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan
d. Memperhatikan
e. Menjelaskan waktu pelaksanaan
e. Memperhatikan
Penyampaian materi
30 menit
a. Materi Pengertian
a. Memperhatikan sehat,
reproduksi,
remaja, dan kespro
penjelasan
mencermati materi
Klasifikasi masa remaja
b. Bertanya
Tanda perubahan fisik pada masa
c. Memperhatikan
remaja Upaya
jawaban menjaga
kesehatan
reproduksi hal-hal yang bersiko mengganggu kesehatan reproduksi remaja b. Memberikan
kesempatan
dan
untuk
bertanya c. Menjawab pertanyaan peserta 3
Penutup
5
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan
a. Memperhatikan
b. Mengakhiri dengan salam
b. Menjawab salam
VIII. Metode
: Ceramah dan tanya jawab
IX.
Media
: Leaflet, LCD
X.
Evaluasi
:
menit
Peserta mampu : 1.
Menjelaskan pengertian HIV/AIDS
2.
Menyebutkan cara penularan HIV/AIDS
3.
Menjelaskan perjalanan HIV/AIDS
4.
Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang sering ditemukan pada penderita HIV/AIDS
5. XI.
Menyebtkan cara pengobatan HIV/AIDS
Referensi
:
Sulystiowati, Lily. 2013. Pedoman Pembinaan dan Penyuluhan Kampanye Pencegahan HIV/AIDS “Aku Bangga Aku Tahu”, Jakarta.
XII.
Materi
Terlampir
LAMPIRAN MATERI
HIV/AIDS A. PENGERTIAN HIV/AIDS HIV adalah nama virus yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficency Virus, yaitu virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang system kekebalan tubuh pada manusia. Dalam sel merah putih, atau system kekebalan tubuh manusia terdapat sel limfosid salah satu jenisnya limfosid T dari antara berbagai limfosit T yang memiliki penanda sel (cell differentiated 4) disebut sel limfosit T CD 4. Jika ada bibit penyakit, atau virus yang masuk atau menyusup kedalam tubuh, sel limfosit T CD 4 ini berfungsi mengenali musuh dan menggalang perlawanan terhadap si penyusup ini. Kemudian mengirimkan informasi tentang data-data si penyusup, sehingga tubuh memproduksi sel darah putih dan cairan anti body (kekebalan) yang sesuai menyangkal atau membunuh kuman, virus atau bibit penyakit tersebut. Virus HIV yang masuk kedalam tubuh manusia secara khusus menjadikan sel-sel limfosit T CD 4 ini sebagai target sasarannya, dengan cara menghancurkan dinding selnya, masuk dan berkembang atau memperbanyak diri didalamnya, lalu keluar mencari sel limfosit T CD 4 yang lain dan melakukan serangan yang sama. Sehingga lama kelamaan tubuh semakin banyak kehilangan sel-sel limfosit T CD 4 dan kekebalan tubuh menurun dan menyebabkan rentan terhadap infeksi lainnya. Pada tahap awal, virus berkembang sangat cepat dan sell limfosit T berkurang sangat cepat namun demikian cairan (antibody) kekebalan belum terbentuk sehingga ketika diperiksa HIV nya masih belum terdeteksi. Pada saat ini penderita sangat infeksius (mudah menular) karena banyak virus bebas dalam darah, sementara ketika dites
hasilnya masih negative. Keadaan ini berlangsung 1-3 bulan yang disebut sebagai periode jendela. Tubuh terus melakukan perlawanan, sampai muncul cairan kekebalan tubuh (antibody) pada saat ini baru pemeriksaan HIV menjadi positif. Lama kelamaan dengan semakin sedikitnya jumlah sel-sel limfosit T CD 4 , mengakibatkan semakin sedikit selsel pertahanan limfosit T CD 4 sehingga penderita mudah mengalami berbagai infeksi tumpangan (infeksi oportunistik). Jumlah virus semakin banyak dalam tubuh disertai infeksi seperti jamur, tuberculosis, dsb. Pada saat tubuh telah begitu parah kehilangan sel-sel limfosit T CD 4 sehingga jumlahnya sangat berkurang (< 350 sel/mm3), dan disertai infeksi tumpangan berarti orang tersebut dalam kondisi AIDS (Infeksi HIV stadium 3 dan 4). AIDS adalah sebutan untuk kondisi tubuh seseorang yang system kekebalan tubuhnya telah sangat rusak , akibat serangan HIV sehingga berbagai gejala penyakit ditemukan dalam tubuhnya. AIDS merupakan singkatan dari (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) yang artinya kumpulan gejala yang diakibatkan hilang atau berkurangnya kekebalan tubuh. Pada kondisi ini tubuh telah sangat parah kehilangan sistem kekebalannya, sehingga segala jenis kuman, virus dan bibit penyakit dapat menyerang tubuh tanpa
dapat
dilawan. Bahkan untuk serangan penyakit atau virus yang paling umum seperti influenza yang bagi orang sehat dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati, cukup dengan makan dan istirahat / tidur, tidak dengan demikian halnya dengan orang dalam kondisi AIDS, baginya serangan influenza akan menetap lebih lama dan terasa lebih menyakitkan, bahkan kadang-kadang beberapa penyakit muncul secara bersamaan. Termasuk kanker seperti Sarkoma Kaposi, Kanker Leher Rahim, dan Kanker Kelenjar Getah Bening (limfoma).
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi menyeluruh sperti demam, berkeringat, terutama pada malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, mudah lelah, lemah serta penurunan berat badan karena diare berkepanjangan. B. CARA PENULARAN HIV Media penularan HIV melalui cairan kelamin (cairan sperma, cairan vagina, darah dan dari ibu HIV ke bayinya melalui kehamilan, persalinan, dan air susu ibu). Media
Cara Penularan
Darah
Penggunaan jarum suntik bersama yang tidak steril diantara pengguna narkoba
Benda
tajam
alat
cukur,
jarum
akupuntur, alat tindik yang tercemar darah yang mengandung HIV
Darah
ibu
ke
bayi
yang
dikandungannya dalam rahimnya
Transfuse darah yang mengandung HIV
Dari ibu HIV ke Bayi
C. Hal – Hal yang Tidak Menularkan HIV 1. Bersenggolan atau menyentuh
Selama kehamilan
Saat persalinan
ASI
2. Berjabatan tangan, berpelukan 3. Melalui bersin atau batuk 4. Berenang bersama 5. Menggunakan WC / toilet yang sama 6. Tinggal serumah 7. Menggunakan piring atau alat makan yang sama 8. Gigitan nyamuk atau serangga yang sama D. Proses Sejak Terinfeksi HIV Sampai Masuk ke Kondisi AIDS Secara singkat seseorang yang terinfeksi HIV akan mengalami 4 stadium : 1. Stadium 1 Stasium ini dimulai sejak aat pertama terinfeksi HIV (tidak ada gejala atau tanda khusus). Dalam beberapa hari sampai sekitar 12 minggu orang tersebut mungkin akan menjadi sakit dengan gejala – gejala mirip flu, yaitu adanya demam, rasa lemas dan lesu, sendi – sendi terasa nyeri, batuk, dan nyeri tenggorokan. Yang kan hilang dengan atau tanpa pengobatan. Pada saat ini jika dilakukan tes darah untuk HIV hasilnya negative, karena belum terbentuk anti body anti HIV dalam darah. Periode ini disebut peroide jendela ( Window Periode ). Yaitu : sejak masuknya HIV kedalam tubuh saat munculnya anti body anti HIV. Lamanya window Periode adalah satu – 3 bulan. Meski ,hasil tes darah untuk HIV masih negative namun orang tersebut sangat mudah menularkan HIV pada kepada orang lainnya. Setelah window periode terlewati, pemeriksaan antibody anti HIV menjadi positif. Pada stadium satu ini penderita masih Nampak sehat dan merasa sehat., dapat bekerja seperti biasa tanpa keluhan atau gangguan kesehatan. Stadium satu ini dapat berlangsung selama 1- 3 tahun. 2. Stadium Dua – Stasium HIV dengan gejala ringan
HIV telah berkembang biak, hasil tes darah untuk HIV hasilnya positif, Namun orang tersebut masih Nampak sehat, disertai dengan gejala ringan yang dilihat seperti ketombe, jamur kuku, gangguan infeksi kulit, luka dsudut bibir, masih terlihat sama seperti orang sehat lainnya. Pada stadium dua ini pemderita masih terlihat Nampak sehat, dapat bekerja seperti biasa, kadang disertai keluhan atau gangguan kesehatan ringan, serta penurunan berat nadan kurang dari 10% berat badan normalnya. Stasium 2 ini dapat berlangsung selama 2 – 5 tahun. 3. Stadium Tiga – HIV dengan gejala sedang System kekebalan tubuh makin menurun, penderita makin mudah sakit, mulai muncul gejala diare kronis atau demam kronis yang tidak diketahui sebabnya berlangsung lebih dari 1 bulan, jamur dimulut serta gejala mulut lain, batuk karena tuberculosis dan infeksi bacterial berat lainnya. Bila dilakukan oemeriksaan sel limfosit T CD4, jumlahnya kurang dari atau sama dengan 350 cell/mm3. Pada stadium tiga ini penderita sering sakit, tidak dapat bekerja dengan baik., sering izin dirawat karena sakit, penurunan berat badan lebih dari 10% berat badan normalnya. Stasium tiga ini dapat berlangsung selama 2-3 Tahun. 4. Stadium Empat – HIV dengan gejala berat System kekebalan tubuh rusak parah, tubuh menjadi sangat lemah terhadap serangan penyakit apapun. Penderita sangat kurus, sudah tidak berdaya, memerlukan bantuan orang lain. Muncul berbagai macam penyakit bisa sendiri atau bersamaan seperti tuberculosis, infeksi paru, serta infeksi berat lainnya, toxoplasmasus pada otak, jamur saluran pencernaan, saluran pernafasan, sakit mata dan berbagai kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim dll.pemeriksaan sel Limfosit T CD4, jumlahnya sangat sedikit bisa sampai 0. Pada
stadium empat ini penderita sangat kurus , stadium empat ini dapat berlangsung selama 1 – 2 tahun, stadium 3 dan 4 disebut AIDS. E. Penyakit Yang Sering Ditemukan Pada Pengidap HIV yang Telah masuk ke kondisi AIDS 1. Penyakit Paru – Paru
Pneumonia Pneumocytis ( PCP)
Tuberculosis (TBC)
2. Penyakit Saluran Cerna 3. Penyakit Syaraf dan Kejiwaan
Toxoplasmosis
Meningitis kriptokokus
4. Kanker
Sarkomo Kaposi
Kanker getah bening atau limfoma
Kanker leher rahim
Kanker lainnya usus besar atau anus
F. Terapi Pengidap HIV Ada beberapa obat ARV, yang digunakan secara kombinasi ( Triple drug) dengan dosis dan cara yang benar mampu membuat jumlah HIV menjadi sangat sedikit sampai tidak terdeteksi. Pemakaian ARV harus teratur seumur hidup, setiap hari pada jam yang sama dan tidak boleh dihentikan jika dihentikan dalam waktu 2 bulan akan kembali ke kondisi sebelum diberi ARV ( HIV mudah berubah dan menjadi kebal terhadap obat tersebut ). Ketidak taatan dan ketidak terarturan pengobatan anti retro virus penyebab utama kegagalan pengobatan ARV. Manfaat ARV antara lain
menekan jumlah virus dalam darah sehingga mengembalikan jumlah sel limfosit T CD4 dan mengenbalikan kekebalan Tubuh. Dengan demikian tubuh dapat melawan infeksi tumpangan, memulihkan kualitas hidup dan memperpanjang umur hingga sama seperti orang yang tidak terinfeksi HIV. Pemberian ARV ini juga akan menghambat penularan dari ibu HIV ke bayinya dan menurunkan tingkat penularan melalui hubungan seksual asalkan selalu memakai kondong bila melalukan hubungan seksual. G. Cara Mencegah Penularan HIV 1. Pencegahan penuluaran melalui hubungan seksual (ABC) A : abstinence : puasa seksual, yaitu tidak melakukan hubungan seks diluar nikah. Model pencegahan ini lebih cocok untuk para remaja yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Pastikan untuk melakukan edukasi dan konseling tes HIV bagi calon pasangan yang hendak menikah untuk memastikan keduanya sehat dan memperoleh anak-anak yang sehat. B : be faithful : saling setia pada pasangan (tidak berganti-ganti pasangan) dan sama-sama tidak melakukan aktifitas beresiko lainnya (misalnya sama-sama tidak menggunakan jarum suntik). Jika remaja telah menikah atau melakukan hubungan seks maka dia harus setia dengan pasangannya saja. C : condom use : selalu menggunakan kondom dengan baik dan benar bagi pasangan sah yang salah satunya telah terinfeksi HIV atau pasangan yang beresiko tinggi tertular HIV atau tidak tertular atau menularkan pasangannya. 2. Pencegahan Penularan melalui darah (termasuk DE) D : drugs : tidak menggunakan narkoba, apalagi narkoba suntik, karna saat sakau tidak sadar sehingga menggunakan jarum suntik yang sama dan tidak steril secara bergantian.
E : education, equitment, environment : senantiasa belajar lebih banyak mengenai HIV/AIDS, serta melakukan pencegahan yang benar dan menyebarkan informasi yang benar kepada orang lain. Informasi yang benar dan komprehensif sangat berperan dalam penurunan angka penularan HIV dan menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. 3. Pencegahan penularan dari ibu ke bayi Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat terjadi didalam rahim selama masa kehamilan, saat persalinan dan setelah lahir melalui ASI. Pada ibu hamil HIV yang tidak ditangani dengan benar, tingkat penularan dari ibu HIV ke bayi selama kehamilan, persalinan dan menyusui adalah sebesar 25-45 % . Resiko ini semakin besar jika ibu baru melahirkan baru saja terinfeksi (Window Period) atau jika ibu telah masuk ke kondisi AIDS.