Sap Kebutuhan Nutrisi Penyakit Stroke.docx

  • Uploaded by: Monica Yurinda Pe
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Kebutuhan Nutrisi Penyakit Stroke.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,992
  • Pages: 27
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEBUTUHAN NUTRISI PENYAKIT STROKE RSD. DR. SOEBANDI JEMBER

Disusun Oleh Kelompok 2 : Monica Yurinda Putri Afiyah Lailatus Solehah Afin Ayu Artati Wasilatul Jannah Riski Maulana

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN UNIVERSITAS B0NDOWOSO 2019

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Kebutuhan Nutrisi Penyakit Stroke Hari / Tanggal

: Jum’at, 22 Maret 2019

Waktu

: Pukul 09.00 WIB – sampai selesai

Tempat

: Ruang Melati

Sasaran

: Pasien dan Keluarga Pasien

I.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah diadakan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami pemenuhan nutrisi pada penyakait stroke.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga pasien bisa dan mengerti tentang : 1. Peserta dapat menjelaskan apa pengertian dari nutrisi dan stroke 2. Peserta dapat menjelaskan siapa saja yang mendapat terapi nutrisi 3. tujuan dari Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke. 4. Peserta dapat mengetahui manfaat dari Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke. 5. Peserta dapat mengetahui syarat dari Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke. 6. Peserta dapat memahami bagaimana pemenuhan nutrisi pada penyakit Stroke. 7. Peserta dapat mengetahui terkait contoh menu seimbang untuk memenuhi Kebutuhan Nutrisi (diet) penderita penyakit Stroke.

III. SASARAN Pasien dan Keluarga pasien di Ruang Melati RSD. Dr. Soebndi Jember.

2

IV. MATERI Terlampir 1. Materi nutrisi 2. Materi stroke

V.

METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi

VI. MEDIA Leaflet

VII. EVALUASI. a. Persiapan : 1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan. 2. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan. 3. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan kesehatan. 4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan. b. Proses : 1. Peserta datang tepat waktu. 2. Peserta memperhatikan penjelasan perawat. 3. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat. 4. Media dapat digunakan secara efektif. c. Hasil : 1. Pasien dapat menjelaskan tujuan Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke. 2. Pasien dapat mengetahui manfaat dari Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke.

3

3. Pasien dapat mengetahui syarat pemenuhan Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk penderita penyakit Stroke. 4. Pasien dapat mengetahui jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan dihindari untuk penderita penyakit Stroke. 5. Pasien dapat mengetahui contoh menu seimbang untuk pemenuhan Kebutuhan Nutrisi penderita penyakit Stroke. XI. KEGIATAN PENYULUHAN NO Tahap

/ Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Sasaran

Waktu 1.

Pembukaan:

- Memberi salam pembuka

2 menit

- Memperkenalkan diri

Menjawab salam

-Menjelaskan pokok bahasan dan Memperhatikan tujuan penyuluhan 2.

Pelaksanaan :

Memperhatikan

- Menjelaskan apa pengertian dari Memperhatikan stroke dan nutrisi

10 Enit

- Menjelaskan

siapa

saja

yang

mendapat terapi nutrisi - tujuan Kebutuhan Nutrisi (diet)

Memperhatikan

untuk penderita penyakit Stroke - Menjelaskan manfaat Kebutuhan Nutrisi

(diet)

untuk

penderita

syarat

tentang

Memperhatikan

penyakit Stroke - Menjelaskan

Kebutuhan Nutrisi (diet) untuk

Memperhatikan

penderita penyakit Stroke - Menjelaskan

bagaimana

pemenuhan nutrisi pada penderita penyakit Stroke

Memperhatikan

4

- Menjelaskan contoh menu untuk pemenuhan

Kebutuhan

Nutrisi

(diet) untuk penderita penyakit Stroke 3.

4.

Evaluasi:

Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab

3 menit

materi yang telah diberikan

Terminasi:

-Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan

5 menit

pertanyaan

serta peserta -Mengucapkan salam penutup

Menjawab salam

5

MATERI PENYULUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PENYAKIT STROKE

1.

APA PENGERTIAN DARI NUTRISI DAN STROKE

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

2.

SIAPA SAJA YANG MENDAPAT TERAPI NUTRISI

a) Pasien yang dapat makan melalui oral. b) Pasien dengan ketidakmampuan yang membutuhkan bantuan sebagian atau total untuk makan. c) pasien tidak dapat makan ( pasien dengan stroke, obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau keganasan esophagus, atau gangguan absorbsi makanan) d) pasien tidak boleh makan ( seperti fistula intestinal dan pangkreatitis) e) pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi)

3.

TUJUAN KEBUTUHAN NUTRISI PENYAKIT STROKE Berdasarkan Buku Penuntun Diit Edisi Baru diit yang diberikan pada penderita Stroke adalah Diit Stroke. Diet Stroke bertujuan :

6

1. Meningkatkan kesehatan secara menyeluruh melalui pemberian gizi yang sesuai (secara optimal) 2. Memberikan pola makan yang sehat sehingga terdeteksi tekanan darh dan kadar gula darahnya. 3. Membantu menurunkan kolesterol darah. 4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

4.

MANFAAT KEBUTUHAN NUTRISI PENYAKIT STROKE Diet stroke adalah diet khusus yang diberikan kepada pasien stroke.. Adapun manfaat diet stroke menurut Tianingsih (2010), antara lain : 1. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, dekubitus, dan kelainan penyakit lainnya. 2. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi si pasien. 3. Mencegah komplikasi. 4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 5. Mempercepat tingkat kesembuhan pasien. 6. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang ada.

5.

SYARAT KEBUTUHAN NUTRISI PENYAKIT STROKE Syarat-syarat diet stroke (Almatsier, 2006) : 1.

Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkal/kgBB. Pada fase akut diberikan 1100 – 1500 kkal/hari.

2.

Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2 – 1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.

7

3.

Lemak cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhn energi total. Kolesterol dibatasi < 300mg.

4.

Karbohidrat cukup, yaitu 60 – 70% dari kebutuhan energi total. Untuk pasien dengan Diabetes Melitus diutamakan karbohidrat kompleks.

5.

Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C, dan E.Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium.

6.

Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1½ sendok teh/hari (setara dengan ± 5 g garam dapur atau 2 g natrium).

7.

Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi.

8.

Cairan cukup, yaitu 6 – 8 gelas/hari, kecuali pada keadaan oedema atau acites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.

9.

Bentuk makanan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien.

10. Makanan diberikan dalam porsi kecil atau sering. 6.

BAGAIMANA

PEMENUHAN

KEBUTUHAN

NUTRISI

PADA

PENYAKIT STROKE Golongan Bahan

Dianjurkan

Tidak Dianjurkan

Makanan Sumber Karbohidrat

Beras,

kentang,

singkong,

ubi, Produk

olahan

yang

terigu, dibuat dengan garam

hunkwe, tapioka, sagu, dapur,

soda/baking

gula, madu, serta produk powder, kue-kue yang olahan yang dibuat tanpa terlalu manis garam soda/baking

dapur, powder,

seperti makaroni, mie,

8

bihun, roti, biskuat, dan kue kering Sumber Protein Hewani

Daging sapi dan ayam Daging sapi dan ayam tidak

berlemak,

ikan, berlemak, jerohan, otak,

telur, susu skim, dan susu hati, ikan banyak duri, penuh

dalam

jumlah susu penuh, keju, es

terbatas

krim,

dan

produk

olahan protein hewani yang

diawet

daging

seperti

asap

dan

dendeng Sumber Protein

Semua kacang-kacangan Semua produk olahan

Nabati

dan produk olahan yang kacang-kacangan yang dibuat

dengan

garam diawet dengan garam

dapur,

dalam

jumlah natrium atau digoreng

terbatas Sayuran

Sayuran berserat sedang Sayuran menimbulkan dimasak, seperti bayam, gas (sawi, kol, kembang kangkung, panjang,

kacang kol, labu

lobak),

sayuran

siam, berserat tinggi (daun

tomat, taoge, dan wortel

singkong,

katuk,

melinjo, dan sayuran mentah Buah-buahan

Buah segar, dibuat jus Buah atau

disetup

pisang,

pepaya,

mangga,

nenas,

yang

seperti menimbulkan jeruk, seperti dan durian,

gas

nangka

dan

buah

yang

jambu biji (tanpa bahan diawet dengan natrium pengawet)

seperti buah kaleng dan

9

asin Sumber Lemak

Minyak

jagung

dan Minyak kelapa sawit,

minyak kedelai, margarin margarin dan mentega dan mentega tanpa garam biasa,

santan

kental,

yang digunakan untuk krim,

dan

produk

menumis

atau

setup, gorengan

santan encer Minuman

Teh, kopi, cokelat dalam Minuman bersoda dan jumlah

terbatas,

encer alkohol

susu skim dan sirup Bumbu

Bumbu yang tidak tajam Bumbu

yang

tajam

seperti garam (terbatas), seperti

cabe,

merica,

gula,

cuka,

yang

bawang

bawang

putih,

merah, dan

laos, mengandung

asam, kayu manis, dan pengawet pala

bahan garam

natrium seperti kecap, terasi, vetsin, soda, dan baking powder

7.

CONTOH

MENU

MAKANAN

UNTUK

KEBUTUHAN

NUTRISI

PENYAKIT STROKE Waktu Diet Makan Pagi

Menu Makanan Nasi Telur ceplok Tempe kering Sambal goreng manisa

Jam 10.00

Pepaya

Makan Siang

Nasi Bandeng goreng

10

Terik tahu Sayur asem Jam 16.00

Hunkwe pisang

Makan Malam

Nasi Mujair goreng Tempe bacem Tumis kangkung

Jam 21.00

Susu skim

11

MATERI TERAPI NUTRISI 1. Pengertian Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. 2. Jenis terapi a. Oral feeding b. Enteral nutrition c. Parenteral nutrition 1) Pemberian TPN

Strategi dalam menentukan jenis terapi Pasien anoreksia Fungsi saluran pencernaan

baik

Terganggu sebagian

Terganggu seluruhnya

Nutrisi

Nutrisi

enteral

parenteral

a. Oral Feeding Pemberian makan melalui oral adalah memasukann nutrisi melalui mulut. Pasien perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal, namun pasien juga mendapatka manfaat kepuasan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan.Perawat harus membiarkan klien

12

untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha menyelaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan mereka dan seringkali menanyakan apakah terlalu cepat atau lambat. Perawat juga harus memperbolehkan klien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan klien yang ingin dimakan, dan percakapan dengan topik selain makanan harus menjadi bagian integral dalam proses. Perawat yang mempunyai tugas untuk memberi makan pada beberapa klien harus mendelegasikan tanggung jawab pemberian makan ke orang lain sehingga semua klien dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan baik. 1) Tujuan a) Memperoleh nutrisi yang optimal. b) Memberikan kepuasan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan. c) Meningkatkan berat badan. d) Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri. 2) Indikasi f) Pasien yang dapat makan melalui oral. g) Pasien dengan ketidakmampuan yang membutuhkan bantuan sebagian atau total untuk makan.

3. Enteral Nutrition (EN) Enteral Nutrition (EN) adalah pada nutrien yang diberikan melalui saluran gastrointestinal.Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran semua makanan, suplemen oral, dan formula selang pemberian makan.Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal klien berfungsi dengan menyediakan dukungan psikologi, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis.Pada klien yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi enteral dengan selang nasogastrik, jejunum, atau lambung. Nutrisi enteral dan infuse dengan mudah diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat atau keluarga.

13

Penelitian telah menunjukkan efek yang menguntungkan dari pemberian makan enteral bila dibandingkan dengan nutrisi parenteral, yang mengandung zat gizi pada mukosa gastrointestinal. Pemberian makan dengan rute enteral dapat mengurangi sepsis, menumpulkan respons hipermetabolik pada trauma, dan memelihara struktur dari fungsi intestinal(Mainous, Block, dan Dietch, 1994) EN telah digunakan dengan berhasil selama 24 hingga 48 jam setelah operasi atau trauma untuk menyediakan cairan, elektrolit, dan nutrisi. Gastric ileus dapat mencegah pemberian makan nasogastrik dalam kasus selang nasointestinal atau jejunum memungkinkan pemberian makan postpilorik yang berhasil (Kudsk, 1994) Nutrisi Enteral 1. Definisi Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan kedalam tubuh lewat saluran cerna, baik melalui mulut ataupun oral, selang nasogastrik, maupun selang melalui lubang stomagaster atau lubang stoma jejunum. Tujuan atau indikasi pemberian nutrisi enteral adalah untuk suplementasi, untuk pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan energy dan protein, untuk pengobatan, dan digunakan untuk mencukupi seluruh kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali. 2. Jenis Makanan / Nutrisi Enteral a. Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit (blenderized) : Makanan ini dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak besar, harganya relatif murah. Contoh : 1) Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).

14

2) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena) 3) Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk) 4) Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk penyakit gout, diet diabetes) b. Makanan / nutrisi enteral formula komersial : Formula komersial ini berupa bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah terkontaminasi. Contoh : 1) Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran gastrointestinal normal atau hampir normal (panenteral, fresubin) 2) Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000) 3) Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes (diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol) 4) Diet enteral tinggi serat (indovita)

3. Sistem Pemberian Nutrisi Enteral dan Alatnya Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu : a. Selang nasogastrik 1) Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen. Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.

15

2) Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7 french, kecil sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu mengganggu pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari. 3) Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6 minggu. 4) Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7 french dan dapat dipakai selama 6 bulan. b. Selang Nasoduodenal / nasojejunal. Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih panjang dari pada selang nasogastrik. c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat obstruksi esophagus / gaster.

4. Nutrisi Enteral Pada Beberapa Penyakit a. Nutrisi Enteral pada penyakit saluran cerna. Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral dibandingkan parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila makanan masih dapat melalui mulut dan esophagus. Nutrisi enteral per selang makanan diberikan bila makanan tak dapat diberikan melalui mulut dan esofagus atau melalui gastrostomi esofagus atau melalui jejunostomi. Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena dapat mencegah atrofivili usus serta tetap menjaga kelangsungan fungsi usus enterosit, dan kolonosit. Pada penyakit saluran cerna direkomendasikan masukan enteral dengan sumber energy asam amino atau peptida, sumber karbohidrat glukosa polimer, sumber lemak trigliseril. b. Nutrisi Enteral pada Pasien Kanker Penggunaan saluran gastroinstestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi merupakan pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker. Pasien kanker yang akan mendapat suplementasi enteral dapat diberikan melalui

16

salah satu dari 3 jalur pemberian yang umum, yaitu oral nasoenterik atau enterik. c. Nutrisi Enteral pada Pasien Geriatri Pasien geriatric (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering mengalami malnutrisi, karena itu nutrisi merupakan hal yang penting diperhatikan dalam pengobatan pasien tersebut. Kebutuhan kalori energy disesuaikan dengan berat badan ideal dengan rumus yang ada. d. Nutrisi Enteral pada Penyakit Ginjal Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein atau rendah protein, mengandung energy kalori atau gula. Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk mencegah uremia, protein yang diberikan dalam bentuk protein nilai biologi tinggi (asam amino esensial) 20g per hari. Pada pasien gagal ginjal kronik tidak terkomplikasi (termasuk yang menjalani dialisis) kebutuhan energi tidak berbeda dengan orang dewasa normal. Keseimbangan nitrogen netral dicapai dengan pemasukan nutrisi yang mengandung asam amino esensisal 0,55-0,60 gram / kg BB/hari dan kalori energi 35 kkal/Kg BB/ hari. Pada pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan kalori energi dan nitrogen lebih tinggi, tidak berbeda dengan pasien yang tidak menderita gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal dengan hiperkalemia atau hipofosfatemia dilakukan pembatasan kalium atau diberikan fosfor. Pada pasien gagal ginjal dengan hipomagnesemia perlu diberikan magnesium dan pada kalsemia diberikan kalsium. 4. Parenteral Nutrition (PN) NP adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrisi melalui rute intravena.Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat diberikan makanan melalui rute enteral, NP dapat menyebabkan

komplikasi

dan

membutuhkan

kemampuan

manajemen

keperawatan yang terampil.Pemberian pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena sentral yang cermat dan pemantauan yang hati-hati untuk mencegah atau menangani komplikasi metabolic.Nutrisi parenteral diberikan dalam lingkungan yang bervariasi, termasuk di rumah klien. Tanpa memperhatikan lingkungan,

17

perawat mengikuti prinsip asepsis yang sama dan manajemen pemompaan untuk memastikan keamanan dan dukungan nutrisi yang tepat. A. Perenteral nutrition ( PN ) 1. Pengertian Pada saat terjadi gangguan intestinal secara partial ataupun total dan dukungan nutrisis melalui oral maupun enteral tube feeding (ETF)tidak dapat dilaksanakan, PN dapat menjadi alternatif

akhir bagi pemenuhan nutrisi

pasien (Stratton & smith).Parenteral nutrition merupakan metode pemberian nutrisi secara intra vena dan dapat dipilih bila status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran GI tidak dapat menerima pemberian makanan secara interal ( Doenges, 2003 ). Pada umumnya PN hanya digunakan selama

beberapa hari atau

minggu. Namun pada kondisi tertentu, penggunaan PN dalam jangka waktu lama juga dapat dilakukan. PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrient melalui rute intravena. Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energy basal dan pemeliharaan kerja organ, tetapi jg menambah nutrisi untuk kondisi tertentu, seperti keadaan stress ( sakit berat , troma ), untuk perkembangan dan pertumbuhan. Terapi nutrisi parenteral di bagi menjadi 2 kategori : a. Terapi nutrisi parenteral parsial ( supportive atau suplemen ) di berikan bila : 1) dalam waktu 5 sampai 7 hari, pasien diharapkan mampu menerima nutrisi enteral kembali. 2) masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien. PN parsial ini diberikan dengan indikasi relative b. terapi nutrisi parenteral total , diberikan jika batasan jumlah kalori ataupun batasan waktu tidak terpenuhi. PN total ini diberikan atas indikasi absolut.

18

2. Indikasi Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami kesulitan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu.Tanpa bantuan nutrisi, tubuh memenuhi kebutuhan energy basal rata – rata 25 kkal /kg BB / hari. Jika cadangan habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses gluconeogenesis, antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari. Puasa lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan glikogen di hati (70 g) dan otot (400 g). sedangkan cadangan energy lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6.000 g) habis dalam waktu kira-kira 60 hari. Keadaan yang memerlukan PN adalah sebagai berikut: 1. pasien tidak dapat makan ( obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau keganasan esophagus, atau gangguan absorbsi makanan) 2. pasien tidak boleh makan ( seperti fistula intestinal dan pangkreatitis) 3. pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi) meskipun terdapat 3 hal tersebut, PN tidak langsung diberikan pada keadaan : 1. pasien 24 jam paska bedah yang masih dalam Ebb phase, masa dimana kadar hormone stress masih tinggi. Sel-sel resisten terhadap insulin dan kadar gula darah meningkat. Pada fase ini cukup diberikan cairan elektrolit dan dextosa 5%. Jika keadaan sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan gagal nafas sudah dapat di atasi, krisis metabolism sudah lewat, maka PN dapat diberikan dengan lancar dan bermanfaat. Makin berat kondisi pasien, makin lambat dosis PN total (dosis penuh) dapat dimulai. Sebelum keadaan tenang tercapai, PN total hanya menambahkan stress bagi tubuh pasien. Fase tenang ini ditandai dengan menurunnya kadar kortisol, katekolamin, dan glucagon. 2. Pasien gagal napas (pO2 < 80 dan pCO2 > 50) kecuali dengan respirator. Pada pemberian PN penuh, metabolism karbohidrat akan meningkatkan produksi CO2 dan berakibat memperberat gagal napasnya. 3. Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraseluler. 4. Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost-benefit Kondisi – kondisi berikut yang sering diberikan TPN :

19

a) disfungsional GI , misalnya penyakit peradangan usus, sindroma usus pendek, pangkreatitis, colitis, fistula, enteritis radiasi, ileus, diare berkepanjangan, obstruksi usus, atau karsinoma lambung. b) Gagal hepatic c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar yang berat, fraktur tulang panjang, peritonitis. d) Anoreksia sekunder terhadap kondisi medis pasien, misalnya gagal ginjal. e) Hyperemesis berat selama kehamilan f) Candida GI berat pada pasien AIDS g) Trauma multisystem 5. Pemberian TPN Apabila asupan nutrisi pasien kurang secar bermakna dibanding yang diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi penggunaan energy, maka akan mengakibatkan status keseimbangan nitrogen negative. Ini berarti bahwa lebih banyak protein digunakan daripada yang dapat dibuat.TPN adalah metode pemberian nutrisi pada tubuh dengan rute intravena.Nutrient ini mencakup kestrosa, asam amino, elektrolit, vitamin, mineral, dan emulsi lemak. Sasaran TPN adalah untuk mendapatkan status nutrisi yang baik, penambahan berat badan dan mencapai proses penyembuhan. TPN diindikasikan untuk pasien: a. Yang asupannya kurang untuk mempertahankan status anabolis (mis., pasien dengan luka bakar berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS, sepsis, kanker) b. Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara oral atau dengan selang (mis., pasien dengan ileus paralitik, penyakit Crohn dengan obstruksi, enteritis pascaradiasi, hiperemesis, gravidarum berat pada kehamilan) c. Pasien yang menolak untuk mencerna nutrisi secara adekuat. (mis., pasien dengan anoreksia nervosa, pasien lansia pascaoperatif)

20

d. Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan selang (mis., pasien dengan pancreatitis akut atau fistula enterokutan tinggi) e. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif secara terus-menerus (mis., setelah pembedahan usus)

1. Nutrisi parenteral total (TPN) Nutrisi parenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk memenuhi keperluan nutrisi pasien melalui rute intraven. Larutan yang digunakan dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasi tinggi). Pemberian teraoi nutrisi parenteral total yang bertujuan untuk memberikan kalori yang cukup besar yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung pada jenis makanan yang diresepkan , penanganan kateter intravena, perawatan luka insisi, penanganan komplikasi akibat terapi. Terapi ini hanya digunakan apabila asupan makanan secara enteral tidak memadai atau merupakan kontrakindikasi. TPN tidak diberikan pada pasien yang pencernaan dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stres atau trauma. (Mubarak&Chahyati,66,2007). Indikasi TPN untuk paien : a. Yang aasupan kuran untuk mempertahankan status anabolis misalnya pasien dengan luka bakarv berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS, sepsis, kanker. b. Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara oral atau dengan selang misalnya pasien dengan ileus paraklitik, penyakit chohn dengan obtruksi. c. Pasien yang menolak mencerna makanan nutrient secara adekuat misalnya pada pasien anoreksia nervosa, lansia pascaoperatif. d. Pasien yang tidak boleh makanan peroral atau dengan selang misalnya pada lasia dengan pankreatitits akut. e. Pasien

yang

memerlukan

dukungan

nutrisi

praoperatif

dan

pascaoperatif secara terus menerus misalnya pada pasien disertai pembedahan usus.

21

Kreteria yang digunakan untuk mengevaluasi kebutuhan pasien terhadap nutrisi parental ototal mencakup berat badan kurang dari 10% tidak mampu makan oral atau minum dalam 7 hari oascaoperatif dan situasi hipermetabilik seperti pada infeksi berat disertai demam. Penatalaksaan Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap ditingkatkan setiap hari dengan kecepatan yang diingikan dan sesuai toleransi cairan dan glukosa pasien. Respon pasien terhadap terapi TPN dan nilai laboratarium dipantau terus menurus oleh tim pendukung nutrisi. Standing order dilakukan untukj penimbngan berat badan pasien, mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa protrombin, elektrolit, magnesium dan glokosa ujung jari. Metode pemberian Berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan NPT pada praktuk klinis :perifer,sentral,dan atrial.Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan lamanya antisipasi terapi. 1. Perifer Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila larutan yang digunakan kurang hipertonik dibanding larutan yang digunakan untuk NPT.Konsentrasi dekstrosa diatas 10% tidak boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intma vena kecil(dinding paling dalam ).lamanya terapi NPP kurang dari 2 minggu. 2. Sentral Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1 .maka larutan ini berbahaya untuk intima perifer. Kerenanya untuk mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini diberikan ke dalam system sirkulasi melalui kateter yang di masukan ke dalam pembuluh darah besar beraliran tinggi ( sering vena subklavia). Larutan pekat kemudia diencerkan dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah didalam pembuluh ini. 3. Atrial Dua alat yang digunakan untuk terapi IV jangka panjang di rumah adalah :

22

a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan. Kateter ini dijahit di bawah kulit pada vena subklavia b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil yang ditempatkan di kantung subkutan baik di dinding dada anterior atau pada lengan.

Penatalaksanaan Perawat pendukung nutrisi, ahli nutrisi, atau dokter menentukan kebutuhan pasien akan TPN dengan evaluasi criteria tertentu: derajat penurunan berat badan, keseimbangan nitrogen, jumlah kehilangan otot dan total massa tubuh kurus, sera ketidakmampuan pasien untuk mentoleransi pencernaan makanan melalui saluran GI. Idealnya, perawat pendukung nutrisi, ahli farmasi, ahli nutrisi, dan dokter berkolaborasi untuk menentukan formula khusus yang diperlukan. Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap ditingkatkan setiap hari dengan kecepatan yang diinginkan dan sesuai toleransi cairan dan glukosa pasien. Respons pasien terhadap terapi TPN dan nilai laboratorium dipantau terus menerus oleh tim pendukung nutrisi.Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan pasien, mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa protrombin, elektrolit, magnesium, dan glukosa ujung jari.Pada kebanyakan rumah sakit, larutan TPN diresepkan oleh dokter dalam bentuk pesanan nutrisi parenteral harian.Formulasi larutan TPN harus dihitung dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan pasien secar

23

MATERI STROKE

PENGERTIAN STROKE Penyakit stroke adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti. Hal ini membuat otak kehilangan pasokan oksigen dan nutrisi yang menyebabkan kematian sel-sel pada otak. Penyakit stroke adalah penyakit yang menyerang bagian syaraf pada otak yang disebabkan oleh pecahnya atau penyumbatan pembuluh darah. Stroke merupakan kegawatan medis. Pada tahun 2008, data dari Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa sebanyak 17,3 juta jiwa penduduk Indonesia harus terenggut nyawanya karena stroke. PENYEBAB STROKE Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika aliran darah di otak berhenti seketika. Dalam hitungan menit, sel otak mulai mati. Terdapat 2 jenis dari penyakit ini. Jenis dari penyakit stroke adalah:  

Stroke iskemik, merupakan yang paling sering terjadi. Penyebab stroke iskemik adalah adanya jendalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Stroke hemoragik. Penyebab stroke hemoragik disebabkan karena pecahnya pembuluh darah sehingga darah mengalir keluar.

Ada yang disebut dengan “Stroke Mini” atau Transient Ischaemic Attacks (TIA). TIA ini terjadi ketika aliran darah di otak hanya berhenti sebentar. Stroke ringan seperti ini bisa terjadi secara tiba-tiba. Anda tetap harus waspada dengan stroke ringan. Baik penyebab stroke ringan dan stroke yang serius, semua harus tetap diwaspadai. Stroke ringan memiliki durasi serangan yang singkat dan dalam banyak kasus, stroke ringan tersebut bisa pulih dalam beberapa menit. GEJALA STROKE    

Mati rasa tiba-tiba atau kelemahan wajah, lengan atau kaki (terutama pada satu sisi tubuh) adalah gejala stroke yang pertama. Kehilangan kesadaran tiba-tiba, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan juga merupakan gejala stroke. Masalah tiba-tiba melihat pada satu atau kedua mata adalah gejala stroke selanjutnya. Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi juga perlu diwaspadai sebagai gejala stroke.

24



Sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebab juga bisa menjadi gejala stroke.

Ingat, satu kata kunci untuk gejala penyakit ini: gejala awalnya TIBA-TIBA. PENGOBATAN STROKE Jika mendapati diri Anda atau anggota keluarga mengeluhkan gejala-gejala tersebut seketika, Anda harus pergi segera ke rumah sakit mengingat penyakit ini merupakan suatu kegawatan medis. Pengobatan stroke harus diberikan sebelum terlambat. Hal awal yang biasa dilakukan di UGD untuk mengawali pengobatan stroke adalah membaringkan pasien dan memfleksikan kepala (menekuk leher ke arah depan) 30 derajat, lalu dilakukan CT-Scan sebagai pemeriksaan standar baku emas untuk menentukan apakah ini stroke iskemik atau stroke hemoragik, karena obat yang diberikan untuk pengobatan stroke yang berbeda ini tidaklah sama. Prinsip pengobatan stroke iskemik adalah melarutkan bekuan darah atau sedangkan stroke hemoragik adalah untuk menghentikan pendarahan. Rehabilitasi pasca-stroke yang mengiringi pengobatan stroke membantu individu mengatasi cacat yang dihasilkan dari kerusakan penyakit ini. Sedangkan TIA sendiri merupakan “alarm” terhadap stroke sehingga meskipun pasien dengan TIA akan “sembuh” seperti sediakala dalam waktu <24 jam, pasien dengan TIA tetap harus mengonsumsi obat pengencer darah yang didapatkan dari dokter serta menjaga pola hidup agar terhindar dari penyakit ini. Ketika stroke menyerang, maka tubuh akan jatuh ke dalam risiko kematian. Sekalipun bertahan hidup, maka pasien akan mengalami kecacatan. Mengingat efek kecacatan dan kematian yang tinggi dari penyakit ini, maka sebaiknya Anda menghindari faktor-faktor risikonya. Periksa tekanan darah dengan rutin. Salah satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Selain itu, kurangi makanan berminyak dan berlemak untuk menurunkan kolesterol. Orang yang pernah terkena serangan jantung berisiko terkena penyakit ini lebih besar, maka, jaga kesehatan jantung dengan olahraga yang cukup. Jika Anda merokok, kurangi, bahkan sebisa mungkin hentikan. REHABILITASI STROKE Penyakit stroke adalah peristiwa yang mengubah kehidupan yang dapat memengaruhi seseorang baik secara fisik maupun emosional. Setelah terjangkit penyakit stroke, pemulihan yang berhasil akan sering melibatkan terapi dan dukungan spesifik, seperti:

25



 





Terapi bicara: Ini membantu dalam masalah memproduksi atau memahami pembicaraan. Berlatih, relaksasi, dan mengubah gaya komunikasi semuanya bisa membantu Terapi fisik: Ini dapat membantu seseorang mempelajari kembali gerakan dan koordinasi. Penting untuk tetap aktif, meskipun sulit pada awalnya Terapi okupasi: Ini digunakan untuk membantu seseorang meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari, seperti mandi, memasak, berpakaian, makan, membaca, dan menulis Kelompok pendukung: Ini membantu dengan masalah kesehatan mental yang umum seperti depresi yang dapat terjadi setelah stroke. Banyak yang merasa berguna untuk berbagi pengalaman umum dan bertukar informasi Dukungan dari teman dan keluarga: Orang-orang terdekat seseorang harus menawarkan dukungan dan kenyamanan praktis setelah stroke. Membiarkan teman dan keluarga tahu apa yang bisa dilakukan untuk membantu itu sangat penting

Rehabilitasi stroke adalah bagian perawatan yang penting dan berkelanjutan. Dengan bantuan yang tepat dan dukungan dari orang-orang yang dicintai, rehabilitasi stroke adalah cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, tergantung pada tingkat keparahan stroke yang dideritanya. PENCEGAHAN STROKE Cara terbaik untuk mencegah stroke adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Ini paling baik dicapai melalui perubahan gaya hidup, termasuk:     

Makan makanan sehat Menjaga berat badan yang sehat Berolahraga secara teratur Tidak merokok tembakau Menghindari alkohol atau minum secukupnya

Makan-makanan bergizi berarti termasuk banyak buah, sayuran, dan biji-bijian yang sehat, kacang, biji-bijian, dan kacang polong. Pastikan untuk makan sedikit atau tanpa daging merah atau olahan dan batasi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Minimalkan asupan garam untuk mendukung tekanan darah yang sehat. Langkah-langkah lain yang diambil untuk membantu mengurangi risiko stroke meliputi:   

Menjaga tekanan darah tetap terkendali Mengelola diabetes Mengobati sleep apnea obstruktif

26



Selain perubahan gaya hidup ini, dokter dapat membantu mengurangi risiko stroke iskemik di masa depan melalui pemberian obat antikoagulan atau antiplatelet.

27

Related Documents


More Documents from "Mawaridi 11"