Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Topik
: Gangguan Sistem Pencernaan
Sub topik
: Hematemesis Melena
Waktu
: 30 Menit
Tempat
: Ruang Pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar
Sasaran
: Keluarga Pasien Di Ruang Pajajaran
A. Alasan Pemilihan Topik Berdasarkan hasil pengkajian di lapangan, Pasien Melena belum mendapatkan Pembelajaran tentang Melena. B. Tujuan Instruktional Umum Setelah dilakukan penyuluhan tentang Melena diharapkan Pasien Melena mampu mengerti, memahami tanda dan gejala melena. C. Tujuan khusus : Setelah dilakukan Penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan : 1. Pasien dapat menyebutkan pengertian dari melena dengan benar minimal 80 %. 2. Pasien dapat mengetahui penyebab dari melena. 3. Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala melena. 4. Pasien dapat menyebutkan penanganan / perawatan dari melena.
D. Kegiatan Belajar Mengajar No Tahap
Waktu
1
5menit Æ Memberi Salam
Pembukaan
Kegiatan penyuluh
Kegiatan Pasien
Æ Menjawab salam
Æ Memperkenalkan Æ Mendengarkan diri Æ Menjelaskan maksud Æ Menyepakati dan tujuan
kontrak
waktu
Æ Menyepakati kontrak waktu
Æ Menjawab menyepakati kontrak waktu
Æ Apresiasi
tentang Æ Menjawab
Melena 2
Penyajian
dengan
benar
15 menit Æ Menyampaikan materi
isi Æ Mendengarkan seksama
Æ Mengevaluasi
Æ Menjawab
pertanyaan
secara verbal pada dengan benar pasien 3
Penutup
10 menit Æ Menyampaikan
Æ Memperhatikan
hasil kegiatan Æ Mengakhiri kegiatan salam
secara
dengan Æ Menjawab salam
E. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab F. Media Leaflet da lembar balik G. Materi : Terlampir H. Evaluasi 1. Evaluasi Struktual a. SAP Sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan b. Alat dan tempat yang akan digunakan sudah siap c. Perencanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dan tepat d. Pendidik dan peserta didik siap 2. Evaluasi Proses a. Alat dan bahan digunakan secara rencana b. Peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan 3. Evaluasi Hasil a. 80 % pasien menyebutkan pengertian dari melena b. Pasien dapat mengetahui penyebab dari melena c. Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala melena d. Pasien dapat mampu menyebutkan penanganan / perawatan dari melena
MATERI HEMATEMESIS MELENA A. Pengertian Hematemesis adalah muntah darah dan biasanya disebabkan oleh penyakit saluran cerna bagian atas. Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung campuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace & Borley, 2007). Hematesis melena merupakan suatu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yang termasuk dalam keadaan gawat darurat yang dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus, gastritis erosif, atau ulkus peptikum. (Arief Mansjoer, 2000 : 634) Hematemesis didefinisikan sebagai mutah darah dan melena sebagai berak berwarna hitam, lembek karena mengandung darah yang sudah berubah bentuk (acid hematin). (I Made Bakta, 1999:53) B. Penyebab 1. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus. 2. Tukak lambung . 3. Wasir. 4. Disentri. 5. Minuman beralkohol. C. Tanda dan Gejala 1. Syok (denyut Jantung, Suhu Tubuh), 2. Penyakit hati kronis (sirosis hepatis), 3. Demam ringan 38-39°C, 4. Nyeri di perut,
5. Hiperperistaltik, 6. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam, 7. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan protein darah oleh bakteri usus. D. Pemeriksaan Diagnosis 1. Laboratorium (pemeriksaan darah) a. Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Hmt, peningkatan leukosit. b. Elektrolit : penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa serum dan laktat. 2. Radiologi a. Barrium Foloow through. b. Barrium enema. 3. Colonoscopy Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon. E. Diagnosa Melena Dilakukan anamnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lemah atau kesadaran menurun maka dapat diambil alloanamnesis. Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu, misalnya hepatitis, penyakit hati menahun, alkoholisme, penyakit lambung, pemakaian obat-obat ulserogenik dan penyakit darah seperti: leukemia dan lain-lain. Biasanya pada perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus tidak dijumpai adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di daerah epigastrium dan gejala hematemesis timbul secara mendadak. Dari hasil anamnesis sudah dapat diperkirakan jumlah perdarahan yang keluar dengan memakai takara yang praktis seperti berapa gelas, berapa kaleng dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang perlu diperhatikan adalah keadaan umum, kesadaran, nadi, tekanan darah, tanda-tanda anemia dan gejala-gejala hipovolemik agar dengan segera diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan fungsi hati. Disamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hepatis, seperti spider naevi, ginekomasti, eritema palmaris, caput medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai. Pemeriksaan laboratorium seperti kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, sediaan darah hapus, golongan darah dan uji fungsi hati segera dilakukan secara berkala untuk dapat mengikuti perkembangan penderita. F. Penatalaksanaan 1. Keperawatan a. Tirah baring b. Diet makanan lunak c. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi. d. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu CVP monitor. e. Pemeriksaan kadar Hb dan Ht perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan dan pemberian transfusi. f. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatic.
2. Medis Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4x10 mg/hari, karbosokrom (adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis berguna untuk menanggulangi perdarahan. G. Komplikasi Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien Hematemesis Melena adalah koma hepatik (suatu sindrom neuropsikiatrik yang ditandai dengan perubahan kesadaran, penurunan intelektual, dan kelainan neurologis yang menyertai kelainan parenkim hati), syok hipovolemik (kehilangan volume darah sirkulasi sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun), aspirasi pneumoni (infeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk saluran napas), anemi posthemoragik (kehilangan darah yang mendadak dan tidak disadari).
SATUAN ACARA PENYULUHAN HEMATEMESIS MELENA (HM)
OLEH :
1.
Novita Sari
2.
Inneke Rosaskia Y.L
3.
Sulvida Rum Midian
4.
Ronaldo Uran
5.
Dem Gombe
6.
Rilantus Jemantu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG 2019
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick (2005). At a Glance Medicine (36-37). Jakarta: Erlangga. Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media. Aesculapius. Mubin
(2006).Panduan
Praktis
Ilmu
Penyakit
Dalam:
Diagnosis
Dan
Terapi(2ndEd.). Jakarta: EGC. Nettina, Sandra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. Edisi 4.Jakarta : EGC Sylvia,
A
Price.
2005.
Patofisiologi
Keperawatan.Edisi 6.Jakarta : EGC
Konsep
Klinis
Proses-Proses