Sap Hipertensi.docx

  • Uploaded by: lasali tomia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Hipertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,783
  • Pages: 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan

: Hipertensi

Hari/Tanggal

: Selasa/5 Maret 2019

Waktu

: 10.00 – 10.30 WIB (30 Menit)

Tempat

: Aula

Sasaran

: Masyarakat

A. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat mampu memahami tentang penyakit hipertensi.

B. Tujuan Khusus Setelah diberikan tindakan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi, selama 30 menit masyarakat mampu : 1. Menjelaskan pengertian hipertensi 2. Menjelaskan penyebab hipertensi 3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi 4. Menjelaskan patofisiologi hipertensi 5. Menjelaskan manifestasi klinis hipertensi 6. Menjelaskan komplikasi hipertensi 7. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi

C. Materi (Terlampir) 1.

Pengertian hipertensi

2.

Penyebab hipertensi

3.

Klasifikasi hipertensi

4.

Patofisiologi hipertensi

5.

Manifestasi klinis hipertensi

2

6.

Komplikasi hipertensi

7.

Penatalaksanaan hipertensi

D. Kegiatan Tahap Kegiatan

Media dan Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Alat Pengajaran

Pendahuluan 1. Memberi salam

Menjawab Salam

1. Powerpoin 2. LCD

2. Memperkenalkan diri

Memperhatikan

3. Proyektor 4. Laptop

3. Menjelaskan tujuan dan

Memperhatikan

tema penyuluhan

4. Menyamakan persepsi dengan memberi

Menjawab Pertanyaan

pertanyaan awal tentang hipertensi Penyajian

1. Menjelaskan pengertian

Memperhatikan

hipertensi.

1. Powerpoin 2. LCD 3. Proyektor

2. Menjelaskan penyebab

Memperhatikan

hipertensi

4. Laptop 5. Leaflet

3. Menjelaskan klasifikasi

Memperhatikan

hipertensi

4. Menjelaskan

Memperhatikan

patofisiologi hipertensi

5. Menjelaskan manifestasi klinis hipertensi

3

Memperhatikan

6. Menjelaskan komplikasi

Memperhatikan

hipertensi

7. Menjelaskan

Memperhatikan

penatalaksanaan hipertensi Penutup

1. Memberikan pertanyaan tentang materi yang baru dijelaskan.

Menjawab pertanyaan yang

1. Powerpoin 2. LCD

diajukan pemateri 3. Proyektor 4. Laptop

2. Menampung jawaban

Memperhatikan

yang diberikan masyarakat.

3. Mendiskusikan bersama jawaban dari

Memberikan sumbang saran

masyarakat.

4. Bersama semua

Memperhatikan,

masyarakat

Memberikan

menyimpulkan materi

sumbang saran

yang telah dibahas.

5. Menutup pertemuan dan memberi salam.

4

Membalas salam

5. Leaflet

E. Evaluasi Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain: 1.

Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?

2.

Apa penyebab hipertensi ?

3.

Bagaimana klasifikasi hipertensi ?

4.

Bagaimana patofisiologi hipertensi ?

5.

Bagaimana manifestasi klinis hipertensi ?

6.

Bagaimana komplikasi hipertensi ?

7.

Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ?

F. Referensi Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : MediAction

Syamsudin. 2012. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta : Salemba Medika.

5

LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg (Reny, 2015 ; Syamsudin, 2011 dan Wajan, 2013) 2. Penyebab Menurut Reny (2015) penyebab hipertensi terbagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial/primer dan hipertensi sekunder. a. Hipertensi Esensial/Primer Hipertensi primer merupakan 90 % dari kasus hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Namun terdapat beberapa factor yang diduga berkaitan dengan penyebab hipertensi esensial yaitu sebagai berikut : 1) Genetik 2) Jenis kelamin & Usia : Laki-laki berusia 35 sampai 50 tahun dan wanita pasca menopause 3) Diet 4) Berat badan (Obesitas) dimana lebih dari 25% dari berat badan ideal 5) Gaya hidup b. Hipertensi Sekunder Merupakan 10% dari seluruh hipertensi biasanya disebabkan oleh suatu kondisi fisik yang ada pada sebelumnya seperti penyakit ginjal. 3. Klasifikasi No 1 2 3

Kriteria

Tekanan Darah Sistolik Diastolik <130 <85 (High 130-139 85-89

Normal Perbatasan Normal) Hipertensi Derajat I: Ringan Derajat II: Sedang Derajat III: Berat Derajat IV: Sangat Berat

140-159 160-179 180-209 ≥210

6

90-99 100-109 110-119 ≥120

4. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pemubuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah corda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melpaskan asetil kolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepineprin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi responsi pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Klien dengan sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon merangsang emosi, kelnejaar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosterone oleh kortek adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginnjal, menyebabkan peningkatkan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi. 5. Manifestasi Klinis Menurut Reny (2015) manifestasi dari hipertensi adalah sebagai berikut : a. Sakit kepala b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk c. Pusing d. Telinga berdenging e. Berdebar 6. Komplikasi a. Stroke Stroke dapat terjadi akibat hemoragik akibat darah tinggi pada otak.stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronis apabila arteri memperdarahi otak mengalami hipertropi,sehingga aliran darah ke otak

7

yang di perdarahi berkurang. arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga dapat meningkatkan terjadinya aneurisma. b. Infark miokard Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner tidak dapat menyuplai oksigen cukup ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus menghambat ke aliran darah. Pada hipertensi kronis dan hipertropi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infak. Demikian juga, hipertropi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distrimia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan. c. Gagal ginjal Gagal ginjal dapat terjadi karena perusakan progresif akibat tekanan darah tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksi dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis. 7. Penatalaksanaan Ada du acara untuk pengobatan hipertensi dengan nonfarmakologi dan farmakologi sebagai berikut. a. Pengobatan secara nonfarmakologi 1) Pengaturan diet a) Rendah garam Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sitem renin angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100mmol atau setara dengan 3-6gr garam per-hari. b) Diet tinggi kalium Kalium dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena menyebabkan vasodilatasi, yang dipercayai di mediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular. c) Diet kaya buah dan sayur d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung coroner 2) Penurunan berat badan Mengatasi obesitas pada sebagaian orang, dengan cara menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa

8

studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertropi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurnkan tekanan darah. Penurnan berat badan (1kg/minggu sangat dianjurkan). Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya eksorbasi aritmia. 3) Olahraga Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurnkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan umum. Olahraga isotonic dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi periper, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi. 4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting unutuk mengurangi efek jangka Panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. b. Pengobatan farmakologi 1. Terapi oksigen 2. Pemantuan hemodinamik 3. Pemantuan jantung 4. Obat-obatan: a) Diuretic: Chorthalidon, hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium. Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretic (tiazid) juga dapat menurnkan TPR. b) Antagonis Aldosteron : Eplerenone, Spironolakton. c) Aceinhibitor : Benazepril, Captropil. d) Penyekat reseptor : Angiostensin kandesartan, Eprosartan. e) Penyekat beta : Kardioselektif, Atenolol. f) Antagonis calcium : Dihidropiridin, Amplodipin. c. Langkah Penanganan Untuk mengelola penyakit hipertensi termasuk penyakit tidak menular lainnya, kemenkes membuat kebijakan yaitu :

9

1) Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining). 2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu PTM. 3) Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan sumber daya tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM difasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas : peningkatan managemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistic : serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasana promotif-prepentif, maupun sarana prasarana diagnostic dan pengobatan. Upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup kearah yang lebih sehat. d. Deteksi Sederhana Cara untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi, sangat sederhana yaitu dengan mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensimeter. Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah 140/90 mmHg. Pengobatan atau pelaksanaan hipertensi membutuhkan waktu lama, seumur hidup dan harus terus menerus. Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ketingkat yang diinginkan, maka harus diberikan obat. Sarana dan prasarana untuk diagnosis dan mengobati hipertensi, termasuk mendeteksi kemungkinan terjadi kerusakan organ target atau kmplikasi pada dasarnya sudah tersedia difasilitas pelayanan kesehatan. Keberadaan posbindu PTM setiap bulan dalam wadah desa siaga aktif disetiap kelurahan sebenarnya sudah cukup untuk mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera ke puskesma atau fasilitas kesehatan jika tekanan darah nya tinggi. Melalui puskesmas dan posbindu PTM, masyarakat dapat kemudahan akses untuk mendeteksi atau monitoring tekanan darahnya jika mampu membeli tensimeter sendiri untuk memonitor tekanan darah keluarga secara rutin akan lebih baik. Namun yang paling penting adalah meningkatkan perilaku hidup sehat. Keberadaan posbindu PTM dimasyarakat lebih tepat untuk mengendalikan factor resiko penyakit tidak menular (obesitas, hiperkolestrol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas dan merokok). Kegiatan deteksi dini pada posbindu PTM dilakukan melalui monitoring factor resiko secara terintegrasi, rutin dan periodic. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan minimal yaitu hanya memantau masalah konsumsi sayur atau buah dan lemak, aktifitas fisik, indeks masa tubuh (IMT), dan tekanan darah, dan kegiatan monitoring lengkap yaitu memantau kadar glukosa darah, dan kolesterol darah, pemeriksaan uji paru sederhana dan

10

IVA. Tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan mengendalikan factor resiko PTM dilakukan melalui penyuluhan atau dialog interaktif secara masala atau konseling factor resiko secara terintegrasi pada individu dengan factor resiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kasus factor resiko PTM yang ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di masyarakat (puskesmas, klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tindak lanjut dini.

11

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67
Sap
November 2019 82
Sap
November 2019 80
Sap
May 2020 58

More Documents from ""

Lembar Konsultasi.docx
December 2019 37
Bab I.docx
November 2019 25
Sap Hipertensi.docx
December 2019 17
Surat Ke Litban.docx
December 2019 39