Sap Hemofilia Ruang 24b (2).docx

  • Uploaded by: gananghendra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Hemofilia Ruang 24b (2).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,721
  • Pages: 13
PAKET PENYULUHAN (PP) HEMOFILIA DI RUANG 24B RSUD. DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh : 1. Ghea Raka S 2. Agistiya Cahya K 3. Berlian Tiana 4. Rohmatun Nazila

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SAIFUL ANWAR MALANG Februari, 2019

LEMBAR PERSETUJUAN PAKET PENYULUHAN (PP) HEMOFILIA DI RUANG 24B RSUD. DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh

: 1. Ghea Raka S

(1601200024)

2. Agistiya Cahya K

(1601200025)

3. Berlian Tiana

(1601200026)

4. Rohmatun Nazila

(1601200027)

Program Studi

: DIII Keperawatan

Instansi

: Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Lawang

Malang, ...............2019 Disetujui Oleh :

Pembimbing Instansi

Pembimbing Klinik

(..............................................)

(.............................................)

PAKET PENYULUHAN (PP) HEMOFILIA

Pokok Bahasan

: Hemofilia

Sub Pokok Bahasan

: Definisi Hemofilia, Penyebab Hemofilia, Tanda dan Gejala Hemofilia, Cara Pencegahan Hemofilia, Penatalaksanaan Hemofilia

Hari dan tanggal

: Kamis, 28 Februari 2019

Waktu

: 10.00 WIB - selesai

Tempat

: Ruang 24B

A. LATAR BELAKANG Hemofilia A adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X, dimana terjadi kekurangan faktor VIII. Tidak berfungsinya atau tidak adanya FVIII di dalam darah akan mengakibatkan terjadinya perdarahan. Penyakit ini bermanifestasi klinik pada laki-laki, dengan angka kejadian hemofilia A sekitar 1 : 10.000 orang. Jumlah penyandang hemofilia di Indonesia cenderung meningkat. Dari registrasi oleh Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.585 orang dan sampai dengan tahun 2013 tercatat sebanyak 1.737 orang penderita hemofilia. Seharusnya berdasarkan perhitungan biostatistik di Indonesia dengan populasi 220 juta, akan ada penyandang hemofilia sekitar 20.000 orang. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena underdiagnosis terhadap penyakit hemofilia, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian. Manifestasi klinis hemofilia yang tersering adalah perdarahan terutama pada sendi lutut, siku, bahu, dan pergelangan kaki (hamartrosis) yang dapat terjadi secara akut, yang ditandai dengan nyeri dan bengkak serta keterbatasan gerak sendi. Apabila tidak diobati secara adekuat dapat menjadi kronik dan walaupun ditangani dengan baik tetap menyebabkan artritis kronik yang dapat berupa kerusakan sendi permanen, disebut dengan artropati hemofilia. Tanda perdarahan yang sering dijumpai yaitu berupa hemartrosis, hematom subku-

tan/ intramuskular, perdarahan mukosa mulut, perdarahan intrakranial, epistaksis, dan hematuria. Sering pula dijumpai perdarahan yang berkelanjutan pasca operasi kecil (sirkumsisi, ekstraksi gigi). Sebagai seorang mahasiswa keperawatan, kita harus memahami konsep dasar tentang penyakit hemofilia ini agar dapat menjadi acuan kita dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dan memberi edukasi seputar hemophilia untuk dapat meningkatkan kualitas hidup pasien agar tetap dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa serta menambah pengetahuan orangorang awam tentang hemofilia.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, keluarga dapat mengetahui tentang Hemofilia

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit keluarga dapat : 1. Menjelaskan kembali definisi hemofilia 2. Menyebutkan penyebab- penyebab hemofilia 3. Menyebutkan tanda dan gejala hemofilia 4. Menyebutkan cara mencegah perdarahan pada penderita hemofilia 5. Menyebutkan penatalaksanaan hemofilia

D. SASARAN DAN TARGET Sasaran ditujukan pada keluarga pasien

E. STRATEGI PELAKSANAAN Hari dan anggal Pelaksanaan

: kamis, 28 Februari 2019

Waktu

: 10.00 WIB - selesai

Tempat

: Ruang 24B

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No

Tahap

1.

Pembukaan

Waktu

Kegiatan

5 menit 1. Salam dan perkenalan.

Media LCD

2. Menjelaskan kontrak dan tujuan pertemuan. 2.

Pelaksanaan

20 menit

Materi :

Leaflet,

1. Menggali pengetahuan

LCD

hemofilia. 2. Menjelaskan pengertian hemofilia. 3. Menjelaskan penyebab hemofilia 4. Menjelaskan tanda dan gejala hemofilia 5. Menyebutkan apa saja cara untuk mencegah perdarahan pada penderita hemofilia 6. Menjelaskan cara penatalaksanaan hemofilia 7. Menjelaskan tentang 5K 8. Menjelaskan tentang tata cara 6 langkah cuci tangan 9. Mengajarkan etika batuk yang baik 10. Menjelaskan cara pemilhan tempat sampah yang benar (sampah kuning, hijau, ungu) 3.

Evaluasi

10 menit 1.

Menegaskan kembali materi LCD, Leafyang disampaikan

2.

Menanyakan kembali hal-hal yang penting.

let

3. 4.

Penutup

Menjawab pertanyaan

5 menit1. Mengajukan pertanyaan.

Leaflet,

2. Memberikan reiforcemen positif

LCD

atas jawaban yang diberikan. 3. Menutup pembelajaran dengan salam.

G. METODE Metode yang digunakan adalah : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab

H. MEDIA Media yang digunakan adalah. 1. Leaflet 2. LCD

I. MATERI Terlampir

J. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan materi penyaji b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung 2. Evaluasi Proses a. Keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan b. Keluarga antusias

untuk

bertanya

tentang

hal-hal

yang

diketahuinya c. Keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

tidak

3. Mahasiswa a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan b. Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas 4. Evaluasi Hasil a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan b. Adanya

kesepakatan

antara

keluarga

dengan

perawat

dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.

K. DAFTAR PERTANYAAN Setelah

diberikan

penyuluhan

kesehatan

tentang

hemofil-

ia diharapkan keluarga mampu menjawab pertanyaan: 1. Menjelaskan devinisi hemofilia. 2. Menyebutkan penyebab-penyebab hemofilia. 3. Menyebutkan tanda dan gejala hemofilia 4. Menyebutkan cara mencegah perdarahan pada penderita hemofilia 5. Menyebutkan penatalaksanaan hemofilia

MATERI PENYULUHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

A. PENGERTIAN Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembeku darah yang disebabkan oleh kerusakan kromosom X. Darah penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Akibatnya, perdarahan berlangsung lebih lama saat tubuh mengalami luka. Penyebab hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B). Dalam keadaan normal, protein yang menjadi faktor pembeku darah membentuk jaring penahan di sekitar platelet (sel darah) sehingga dapat membekukan darah dan pada akhirnya menghentikan perdarahan. Pada penderita hemofilia, kekurangan protein yang menjadi faktor pembeku darah tersebut mengakibatkan perdarahan terjadi secara berkepanjangan. B. PENYEBAB HEMOFILIA Hemofilia adalah penyakit genetik yang diwariskan oleh orangtua. Penyakit ini disebabkan oleh kecacatan pada gen pembuat faktor pembekuan darah. Orang dengan penyakit ini tidak dapat memproduksi faktor VIII, IX, dan XI dalam jumlah yang cukup. Oleh sebab itu, ketika operasi atau luka terbuka, pasien akan sangat sulit untuk menghentikan perdarahan karena tubuh mereka tidak memproduksi cukup protein untuk penggumpalan darah. Setiap orang mewarisi dua kromosom seks dari orangtua. Wanita memiliki dua kromosom X (XX), sementara pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Dalam banyak kasus, penyakit ini secara genetik diturunkan ke anak, biasanya karena ibu. Kondisi ini disebut kelainan genetik yang berkaitan dengan kromosom seks (kromosom X). Jika wanita memiliki salah satu kromosom X dengan hemofilia, ia tidak akan terkena penyakit ini. Pasalnya, wanita dapat mengalami penyakit ini hanya bila kedua kromosom X membawa sifat hemofilia. Namun wanita dapat menjadi

pembawa gen penyakit ini dan menurunkannya pada anaknya, sedangkan ia sendiri tidak kena penyakit ini. Sedangkan pria hanya punya satu kromosom X. Jadi jika pria memiliki kromosom X dengan kelainan hemofilia, maka ia sangat mungkin akan terkena penyakit ini. C. TANDA DAN GEJALA HEMOFILIA Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit berhenti atau berlangsung lebih lama, termasuk perdarahan pada hidung (mimisan), otot, gusi, atau sendi. Tingkat keparahan perdarahan tergantung dari jumlah faktor pembeku dalam darah. Masa Bayi (untuk diagnosis) 

Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi



Memar subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan)



Hematoma besar setelah infeksi



Perdarahan dari mukosa mulut, hidung, pencernaan, genetalia



Perdarahan jaringan lunak

Episode Perdarahan ( selama rentang hidup) 

Gejala awal



Setelah nyeri : bengkak, hangat dan penurunan mobilitas



Jangka Panjang : perdarahan berkepanjangan dalam otot

: nyeri

menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot. D. PEMERIKSAAN 1. Uji laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah) a. Jumlah trombosit (normal). b. Masa protombin (normal). c. Masa tromboplastin parsial (meningkat mengukur keadekuatan factor koagulasi kapiler). d. Assays fungsional terhadap factor VIII dan IX (memastikan diagnostik). e. Masa pembekuan thrombin.

2. Biopsy hati (kadang - kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur. 3. Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubun). E. PENCEGAHAN PERDARAHAN PADA PENDERITA HEMOFILIA Jika Anda terdiagnosis menderita hemofilia, beberapa upaya yang dapat dilakukan guna mencegah perdarahan adalah: 

Menjaga kebersihan gigi agar terhindar dari penyakit gigi dan gusi yang dapat menyebabkan perdarahan.



Menghindari olahraga yang melibatkan kontak fisik. Lakukan olahraga yang direkomendasikan oleh dokter guna menguatkan otot dan sendi.



Melindungi diri dari luka, misalnya dengan menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.



Menghindari penggunaan obat pengencer darah yang dapat menghambat pembekuan darah.



Menghindari obat nyeri yang berpotensi meningkatkan perdarahan.

F. PENATALAKSANAAN HEMOFILIA Penanganan hemofilia dikelompokkan menjadi dua, yaitu penanganan untuk mencegah timbulnya perdarahan (profilaksis) dan penanganan pada saat terjadi perdarahan (on-demand). a. Untuk mencegah terjadinya perdarahan Penderita biasanya diberikan suntikan faktor pembekuan darah. Suntikan yang diberikan untuk penderita hemofilia A adalah octocog alfa yang dirancang untuk mengontrol faktor pembekuan VIII (8). Pemberian suntikan ini dianjurkan tiap 48 jam. Efek samping yang mungkin timbul, di antaranya adalah gatal, ruam kulit, serta nyeri dan kemerahan pada area yang disuntik. Sementara itu, penderita hemofiilia B dengan kekurangan faktor pembekuan IX (9) akan mendapat suntikan nonacog alfa. Penyuntikan obat ini biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu. Efek samping yang mungkin timbul berupa mual,

pembengkakan pada area yang disuntik, pusing, dan rasa tidak nyaman. Suntikan untuk mencegah perdarahan ini biasanya diberikan seumur hidup, dan perkembangan kondisi pasien yang akan terus dipantau melalui jadwal pemeriksaan rutin. b. Tujuan penanganan yang kedua adalah untuk menghentikan terjadinya perdarahan secara berkepanjangan. Dalam hal ini, obat yang diberikan pada saat terjadinya perdarahan hampir sama seperti obat yang diberikan untuk mencegah perdarahan Untuk menghentikan perdarahan pada kasus hemofilia A, dokter akan memberikan suntikan octocog alfa atau desmepressin. Sedangkan untuk kasus hemofilia B, dokter akan memberikan suntikan nonacog alfa. Penderita yang mendapat suntikan ini harus melakukan pemeriksaan kadar inhibitor secara teratur, karena obat faktor pembekuan darah terkadang dapat memicu pembentukan antibodi sehingga obat menjadi kurang efektif. Adapun perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat membantu mengatasi hemofilia yaitu :  Ikuti petunjuk dokter Anda apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami perdarahan atau cedera.  Rutin medical check up setidaknya setiap 6 bulan sekali.  Anda masih boleh berolahraga, tapi sebisa mungkin hindari olahraga yang melibatkan kontak fisik seperti sepak bola, basket, tinju, bela diri, dan semacamnya. Agar aman, lakukan olahraga yang direkomendasikan oleh dokter untuk menguatkan otot dan sendi Anda.  Hindari suntikan intramuskular (penyuntikan obat langsung ke dalam jaringan otot).  Hindari penggunaan obat pengencer darah yang dapat menghambat proses pembekuan darah, misalnya warfarin atau obat lainnya sesuai dengan petunjuk dokter.  Berkendaralah dengan aman dengan gunakan helm atau sabuk pengaman untuk menghindari kecelakaan.

 Selalu menjaga kebersihan gigi serta rutin konsultasi ke dokter gigi supaya Anda terhindar dari penyakit gigi dan mulut yang dapat menyebabkan perdarahan.  Jaga berat badan Anda agar tetap terkendali. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat memengaruhi kesehatan sendi yang pada akhirnya meningkatkan risiko nyeri sendi.

Related Documents

Hemofilia
June 2020 18
Hemofilia
June 2020 15
Sap Ruang Zamrud.docx
June 2020 14
Hemofilia
October 2019 33
Sap Ruang Merak.docx
December 2019 39

More Documents from "mita"

Lp Hepatic Enselopaty.docx
November 2019 4
Kti Lengkap.docx
November 2019 18