SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik
: Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan penatalaksanaannya
Sasaran
: Klien dan keluarga klien
Hari/Tanggal : Waktu
:
Tempat
: Poli Penyakit Dalam
Karakteristik peserta -
Jumlah peserta
:
-
Pendidikan
:
Tujuan penyuluhan
Tujuan umum Setelah mendapat penyuluhan diharapkan klien dan keluarga klien dapat mengetahui tentang PJK dan penetalaksanannya di rumah.
Tujuan khusus Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan:
-
Peserta dapat menjelaskan pengertian PJK
-
Peserta dapat menjelaskan penyebab PJK
-
Peserta dapat menjelaskan faktor risiko PJK
-
Peserta dapat menjelaskan komplikasi PJK
-
Peserta dapat menjelaskan dan menerapkan penatalaksanaan PJK
Materi penyuluhan -
Terlampir
Metode -
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Diskusi
Media -
Leaflet
-
Lembar Balik
Kegiatan penyuluhan No.
Tahap 1.
Pembukaan
Kegiatan
Waktu
-
Mengucapkan salam
-
Perkenalan anggota
5 menit
penyuluhan -
Menjelaskan tentang tujuan penyuluhan
-
Menjelaskan tentang topik penyuluhan
2.
Pelaksanaan
-
Menggali pengetahuan
25 menit
klien dan keluarga klien tentang PJK -
Menjelaskan tentang pengertian PJK
-
Menjelaskan tentang penyebab PJK
-
Menjelaskan tentang faktor risiko PJK
-
Menjelaskan tentang komplikasi PJK
-
Menjelaskan tentang penatalaksanaan PJK
-
Memberi kesempatan peserta untuk bertanya
3.
Penutupan
-
Menyimpulkan materi
-
Mengadakan tanya jawab
20 menit
untuk peserta -
Menyimpulkan hasil diksusi
-
Ucapan terimakasih dan salam penutup
Evaluasi Pelaksanaan -
Tanggal/jam
:
-
Waktu
:
-
Tempat
:
-
Jumlah Peserta
:
-
Respon terhadap penyuluhan : -
jumlah peserta yang aktif : MATERI
PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENATALAKSANAANNYA A. Pengertian PJK Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung. Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam PJK sendiri antara lain angina pektoris, infark miokard akut/acute myocardial infarction (AMI), infark miokard lama/old myocardial infarction (OMI), gagal jantung. (Yanti Manoy, Starry H. Rampengan dan Stella Palar, 2013) Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan 3,8 juta pria serta 3,4 juta perempuan meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahun. Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab 48% kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (Yanti Manoy, Starry H. Rampengan dan Stella Palar, 2013).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot jantung menjadi berkurang (Maulana,2008). Menurut Soeharto (2004) Penyakit jantung koroner adalah kelainan di arteri koroner sehingga tidak cukup suplai darah yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung (Soeharto,2001). Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot jantung menjadi berkurang (Maulana,2008).
B. Penyebab PJK Aterosklerosis (penerasan arteri) terjadi ketika zat lemak (yang terdiri dari lipoprotein, kolesterol, dan produk limbah sel lainnya) dalam darah menumpuk di dinding bagian dalam srteri. Hal ini akan menyebabkan penyempitan atau bahkan penyumbatan pembuluh darah. Aliran darah terputus, membuat otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan oksiggen dan nutrisi yang cukup, yang mengakibatkan kekurangan oksigen dan bahkan nekrosis pada otot jantung (kematian akibat pembusukan). Jantung bisa berhenti berdetak dan menyebabkan kematian. C. Faktor risiko PJK Menurut Diana Zahrawardani,dkk (2013) faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner yaitu: 1. Usia Umur sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner yaitu dengan usia >45 tahun. Umur merupakan faktor risiko PJK dimana penambahan usia akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Semakin tua umur maka semakin besar kemungkinan timbulnya karat yang menempel di dinding
dan menyebabkan mengganggu aliran air yang melewatinya. 2. Kolestrol total Kadar kolesterol yang tinggi dapat mengendap di dalam pembuluh arteri yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai atherosklerosis atau plak. Akibat meningginya beban kerja jantung dan hipertrofi, maka kebutuhan jantung akan darah (oksigen) meningkat dan menyebabkan terjadinya PJK. 3. Kadar trigliserida Trigliserida dapat mempengaruhi kadar kolestrol dalam darah. Jika kolestrol dalam darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya atherosklerosis. 4. Hipertensi Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri dengan perlahan-lahan. Arteri tersebut mengalami pengerasan yang disebabkan oleh endapan lemak pada dinding, sehingga menyempitkan lumen yang terdapat di dalam pembuluh darah yang akan membuat aliran darah menjadi terhalang. Jika pembuluh arteri koroner terkena maka menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. 5. Diabetes melitus Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi di dalam darah cenderung menaikkan kadar kolestrol dan trigliserida. Peningkatan risiko diabetes disebabkan kelainan lipid. Terjadinya peningkatan tipe IV hiperlipidemi dan hipertrigliserid, pembentukan platelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan hipertensi. D. Komplikasi PJK Menurut (Karikaturijo, 2010) komplikasi PJK adalah : 1. 2. 3. 4.
Disfungsi verticular. Aritmia pasca STEMI. Gangguan hemodinamik. Ekstrasistol ventrikel sindroma koroner akut elevasi ST tanpa elevasi ST infark miokard angina tak stabil. 5. Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel.
6. 7. 8. 9.
Syok kardiogenik. Gagal jantung kongensif. Perikarditis. Kematian mendadak.
E. Penatalaksanaan PJK Tujuan Diet : 1) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung. 2) Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk. 3) Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air. Syarat Diet : 1) Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. 2) Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB. 3) Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh. 4) Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia. 5) Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan. 6) Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema. 7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas. 8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi. 9) Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan. 10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil. 11) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi. Jenis Diet : 1) Diet Jantung I Diet Jantung ini diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter
cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan 1-3 hari. 2) Diet Jantung II Diet Jantung II diberikan dalam bentuk Makanan Saring atau Lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin. 3) Diet Jantung III Diet Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Rendah Garam. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain. 4) Diet Jantung IV Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Beras ditim atau disaring; roti, mi, Makanan yang mengandung gas atau kentang, makaroni, biskuit, tepung alkohol, seperti: ubi, singkong, tape Sumber karbohidrat
beras/terigu/sagu/aren/sagu
ambon, singkong, dan tape ketan.
kentang, gula pasir, gula merah, madu, dan sirup. Daging sapi, ayam dengan lemak Daging sapi dan ayam yang berlemak; Sumber protein hewai
rendah; ikan, telur, susu rendah lemak gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, dalam jumlah yang telah ditentukan.
otak, kepiting dan kerang-kerangan; keju, dan susu penuh.
Kacang-kacangan Sumber protein nabati
kering,
seperti: Kacang-kacangan
kacang kedelai dan hasil olahnya, mengandung seperti tahu dan tempe.
kering
lemak
cukup
yang tinggi
seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang bogor.
Sayuran yang tidak mengandung gas, Semua sayuran yang mengandung gas, Sayuran
seperti: bayam, kangkung, kacang seperti: kol, kembang kol, lobak, sawi, panjang, wortel, tomat, labu siam, dan dan nangka muda. tauge. Semua buah-buahan segar, seperti: Buah-buahan segar yang mengandung
Buah-buahan
pisang, pepaya, jeruk, apel, melon, alkohol atau gas, seperti: durian dan semangka, dan sawo. Minyak margarin,
Lemak
jagung,
nangka matang.
minyak
mentega
dalam
kedelai, Minyak kelapa dan minyak kelapa jumlah sawit; santan kental.
terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis; kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas. Teh encer, coklat, sirup.
Minuman
Teh/kopi
kental,
minuman
yang
mengandung soda dan alkohol, seperti bir dan wiski. Semua bumbu selain bumbu tajam Lombok, cabe rawit, dan bumbu-
Bumbu
dalam jumlah terbatas.
Contoh Menu Sehari 1. Diet Jantung II Pagi
bumbu lain yang tajam.
Bubur nasi Telur dadar Sup wortel Susu skim
Pukul 10.00
Selda buah
Siang
Bubur nasi Daging bb semur Sayur bening bayam Jeruk
Pukul 16.00
Apel
Malam Bubur nasi Ayam panggang Tumis kacang panjang Pepaya 2. Diet Jantung III Pagi
Nasi tim Telur rebus Tahu ungkep Sayur bening labu siam Teh
Pukul 10.00
Selada buah
Siang
Nasi tim Ikan panggang Tempe bumbu kuning Sup oyong Apel
Pukul 16.00
Agar-agar buah
Malam
Nasi tim Daging rolade Tahu bacem Tumis wortel Pepaya
3. Diet Jantung IV Menu sama dengan Diet Jantung III, hanya nasi tim diganti dengan nasi. (Sumber: “Penuntun Diet edisi baru” 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntut Diet Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Maulana, M. 2008. Penyakit Jantung : Pengertian, Penanganan ,dan Pengobatan. Penerbit Kata Hati. Yogyakarta
Soeharto, I. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung edisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Soeharto, I.2011. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Yanti Manoy, Starry H. Rampengan dan Stella Palar. 2013. Jurnal Hubungan Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Dengan Laju Filtrasi Glomerulus Pada Pasien Infark Miokard Lama. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado. (diakses pada tanggal 06 maret 2018)
Zahrawardani Diana, Kuntio Sri.H, Hema Dewi Anggraheny. 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di RSUP Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2013. (diakses pada tanggal 03 maret 2018)