SATUAN ACARA PENYULUHAN DEPRESI POST PARTUM Pokok Bahasan
: Perubahan Psikologis Ibu Post Partum
Sub Pokok Bahasan
: Depresi Post Partum
Sasaran
: Keluarga dengan ibu nifas
Waktu
: 20 menit
Tanggal
: 28 Februari 2019
Tempat
: Posyandu Mawar Desa Sukajaya
Penyuluh
:
Putri
Karenina
(P17320317034)
/
Mahasiswa
D3
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung Program Studi Keperawatan Bogor
A. Latar Belakang Postpartum(nifas) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandung seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Sedangkan depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri. (Kartono,2002) Ibu dalam masa nifas ini mengalami banyak perubahan baik secara biologis dan psikologis terutama bagi ibu primipara. Salah satu perubahan psikologis yang bisa terjadi pada ibu adalah depresi post partum. Mengingat bahwa setiap ibu nifas memiliki risiko mengalami depresi post partum, maka diperlukan suatu pendidikan kesehatan mengenai depresi post partum agar ibu nifas tidak mengalaminya dan keluarga dengan ibu nifas pun mampu mengatasinya apabila hal tersebut terjadi.
B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Diharapkan setelah pendidikan kesehatan tentang Depresi Post Partum ini diberikan, jumlah ibu penderita Depresi Post Partum atau Post Partum Blues ini berkurang serta keluarga mampu menangani ibu dengan depresi post partum. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran dapat : a.
Menyebutkan pengertian depresi post partum.
b.
Menyebutkan gejala depresi post partum.
c.
Menjelaskan penyebab depresi post partum.
d.
Menjelaskan cara pencegahan depresi post partum.
e.
Menjelaskan cara penanganan ibu dengan depresi post partum.
C. Materi Penyuluhan a. Pengertian depresi post partum b. Gejala depresi Post Partum c. Penyebab depresi post partum d. Cara pencegahan depresi post partum e. Cara penanganan depresi post partum D. Metode Penyuluhan a. Ceramah b. Tanya Jawab E. Media a. LCD b. Laptop c. Powerpoint d. Leaflet
F. Kegiatan No. Kegiatan Penyuluhan 1
2
Kegiatan Peserta
Waktu
Pra Kegiatan Pembelajaran
Mengucapkan salam.
Menjawab salam.
Memperkenalkan diri.
Mendengarkan.
Kontrak waktu
Memperhatikan.
1 menit
Membuka Pelajaran
Menjelaskan tujuan dari kegiatan
Memperhatikan.
Memperhatikan
penyuluhan.
Menyebutkan
materi
yang
akan
2 menit
disampaikan. 3
4
Pelaksanaan :
Pengertian depresi post partum
Memperhatikan
Gejala depresi Post Partum
Memperhatikan.
Penyebab depresi post partum
Memperhatikan.
Cara pencegahan depresi post partum
Memperhatikan.
Cara penanganan depresi post partum
Bertanya
Membuka Sesi Pertanyaan
10 menit
Evaluasi : Menanyakan
kepada klien tentang
materi Menjawab pertanyaan.
5 menit
yang telah disampaikan. 5
Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas waktu
Mendengarkan
yang diluangkan, perhatian serta peran membalas aktif klien selama penyuluhan.
mengikuti
dan
ucapan 2 menit
kegiatan terimakasih.
Menjawab salam.
Salam penutup.
Jumlah
20 menit
G. Evaluasi Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien mampu : 1.
Menyebutkan pengertian depresi post partum.
2.
Menyebutkan gejala depresi post partum.
3.
Menjelaskan penyebab depresi post partum.
4.
Menjelaskan cara pencegahan depresi post partum.
5.
Menjelaskan cara penanganan ibu dengan depresi post partum.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Depresi Post Partum Depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun. Depresi pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). 2. Gejala Depresi Post Partum Berikut adalah 10 tanda-tanda depresi postpartum: a. Perubahan nafsu makan. Hal ini dapat terjadi peningkatan atau penurunan jumlah
yang Anda makan, atau keinginan untuk makan. b. Perubahan tidur. Entah itu perubahan kualitas tidur maupun perubahan kemampuan
untuk tertidur. c. Kecemasan, agitasi atau mudah marah. Ini berarti terlalu mengkhawatirkan tentang
setiap suara bayi kecil Anda membuat atau setiap iritasi kulit baru yang muncul. Selain itu, hal-hal seperti menjadi takut meninggalkan rumah, atau mengunjungi tempat-tempat umum dapat menjadi tanda kecemasan. d. Penurunan energi, konsentrasi, atau kemampuan untuk melakukan kerja (di rumah
atau di luar rumah). Hal ini dapat berarti bahwa Anda hanya mengalami kesulitan bangun dari tempat tidur e. Kehilangan minat dalam kegiatan yang pernah Anda nikmati. f. Perasaan umum bersalah atau tidak berharga. Atau perasaan yang luar biasa bahwa
Anda bukanlah orangtua yang baik. Khawatir bahwa segala sesuatu yang Anda lakukan untuk bayi baru Anda hanya tidak cukup, atau bahwa setiap kali bayi Anda menangis, Anda adalah orang yang harus disalahkan. g. Ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri atau bayi Anda. h. Libido berkurang. i. Perasaan negatif terhadap bayi Anda. Atau tidak tertarik pada bayi Anda. j. Pikiran merugikan diri sendiri atau bayi Anda.
3. Penyebab Depresi Post Partum a. Perubahan hormonal. Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan mood, dan perasaan tertekan. b. Fisik. Hadirnya si kecil dalam keluarga menyebabkan pula perubahan ritme kehidupan sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah. c. Psikis. Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam mengurus si kecil, ketidak mampuan mengatasi dalam berbagai permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dari sebelum hamil serta kurangnya perhatian keluarga terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya depresi. d. Sosial. Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi. Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi
4. Cara Pencegahan Depresi Post Partum Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harusmemberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :
Beristirahat dengan baik
Berolahraga yang ringan
Berbagi cerita dengan orang lain
Bersikap fleksible
Bergabung dengan orang-oarang baru
Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :
Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.
Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri tidak ingin dikunjungi.
Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya sendiri dan sementara jauh dari bayi.
Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani secara seksual.
5. Cara Penanganan Depresi Post Partum a. Terapi Obat Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat obat yang umum digunakan antara lain golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan. Obat anti depressant tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya baru terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan. b. Psikoterapi Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy membantu pasien mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal dengan terapis. Pada terapi kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi dan mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan perilaku untuk mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik. c. Konseling Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah, apa yang dihadapi dalam merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan. d. Modifikasi Lingkungan Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta membantu dalam merawat anak.