Sap Cuci Tangan Fix.doc

  • Uploaded by: Dharma Saka
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Cuci Tangan Fix.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,100
  • Pages: 12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik

: Pencegahan Infeksi

Subtopik

: Menuci Tangan 6 Langkah untuk Pencegahan Penularan Infeksi

Sasaran

: Keluarga Pasien Ruang ICU Barat RSUP Sanglah Denpasar

Tempat: Ruang Pertemuan ICU RSUP Sanglah Hari/tanggal

: Jumat, 5 April 2019

Waktu

: 30 menit

Penyaji

: Mahasiswa Praktik Profesi Keperawatan Universitas Udayana Kelompok 2

A. Latar Belakang Infeksi merupakan proses masuknya berbagai jenis mikroorganisme ke dalam tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), serta berkembang didalam tubuh sehingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada tubuh (WHO, 2019). Infeksi dapat terjadi karena berbagai macam faktor diantaranya faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan. Agen

atau

faktor

penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya (Maryani, Lidya & Muliani, 2010). Pejamu

merupakan intrinsic

factors yang

mempengaruhi

individu untuk terpapar, kepekaan (susceptibility), atau berespon terhadap agen penyebab penyakit. Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses almiah perkembangan penyakit. Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi. Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. (Kemenkes RI, 2013). Ketiga faktor ini secara bersama-sama saling mempengaruhi sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama dia dirawat di rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi setelah 72 jam

pasien berada di rumah sakit serta infeksi itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah sakit (Depkes RI, 2014). Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan di ruang lingkup Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan satu tempat yang paling mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotic. Infeksi nosocomial dapat terjadi kepada siapa saja, baik petugas kesehatan, pasien, maupun pengunjung Rumah Sakit. Jumlah tingkat infeksi diberbagai Negara sangatlah bervariasi. Prevalensi infeksi nosokomial di negara-negara berpendapatan rendah lebih tinggi dari negara-negara berpendapatan tinggi. Beberapa penelitian pada tahun 1995-2010, prevalensi infeksi nosokomial di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah berkisar antara 5,7-19,1%, sementara prevalensi di negara-negara berpendapatan tinggi berkisar antara 3,5-12%. Sementara itu, Indonesia yang merupakan bagian dari negara-negara berpendapatan menengah memiliki prevalensi infeksi nosocomial mencapai 7,1% (WHO, 2009). Infeksi nosocomial menjadi salah satu masalah dsemua rumah sakit di dunia dan merupakan penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) (Mazni, 2009). Peningkatan angka mordibitas dan mortalitas ini berdampak pada lama hari dirawat dirumah sakit, kematian, komplikasi, dan biaya di rumah sakit sehingga menambah cost baik pada pasien dan keluarga maupun pihak Rumah sakit. Pencegahan infeksi nosocomial dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, goggle, apron. Selain itu salah satu tindakan penting dalam pencegahan kejadian infeksi sesuai rekomendasi dari WHO (2009) adalah cuci tangan. Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit . Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah infeksi silang (cross infection) / menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (WHO, 2009).

Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah tindakan yang dilakukan secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun antiseptik dan air bersih yang mengalir atau dengan menggunakan hand rub berbasis alcohol. Kegiatan mencuci tangan dapat dilakukan sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien apabila sedang berada dilingkungan rumah sakit. Sedangkan jika berada dalam lingkungan domestik (lingkungan rumah), menurut Depkes RI (2010), cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan sesudah makan, setelah BAK dan BAB, setelah membuang sampah, setelah / melakukan aktivitas, setelah memberi makan / memegang hewan, setelah batuk atau bersin pada tangan kita, sebelum menyusui bayi atau menyuapi bayi / anak. Kegiatan mencuci tangan sebagai langkah untuh mencegah terjadinya infeksi sangat penting dilakukan karena dapat menurunkan angka mordibitas dan mortalitas sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan cost baik bagi pasien maupun Rumah Sakit. Sebagian besar masyarakat mengerti pentingnya mencuci tangan, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2009). Sebagian besar masyarakat Indonesia belum melakukan cuci tangan dengan benar berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hanya 47% masyarakat Indonesia yang berperilaku benar dalam mencuci tangan. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan cuci tangan yang baik dan benar. Melalui penyuluhan mengenai cuci tangan kepada keluarga pasien diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga pasien dalam pentingnya cuci tangan untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada pasien maupun pada keluarga serta meningkatkan pengetahuan tentang cara melakukan cuci tangan yang baik dan benar B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta memahami cara cuci tangan 6 langkah. C. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Memahami pengertian cuci tangan. Memahami tujuan dan manfaat cuci tangan. Memahami jenis-jenis cuci tangan. Memahami waktu cuci tangan. Memahami langkah-langkah cuci tangan. Melakukan simulasi cuci tangan.

D. Sasaran Sasaran penyuluhan adalah keluarga atau pengunjung pasien yang dirawat di ruang ICU Barat RSUP Sanglah. E. Metode Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi dan simulasi. F. Media Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah: 1. Power point 2. Leaflet cuci tangan 6 langkah 3. Lembar balik cuci tangan 6 langkah G. Pengorganisasian Kelompok Moderator

: I Nengah Puniarta

Penyaji Fasilitator

: Salia Harni : 1. Ni Wayan Anggreni 2. A.A. Putu Nita Widyasrini 3. I Kadek Apti Sukaningrat

Observer

: Putu Tamara Danaswari

Notulen

: Ni Luh Putu Nopriani

Dokumentasi

: Ni Putu Ira Fenarani

H. Setting tempat

Keterangan: : Moderator : Penyaji : Notulen : Peserta : Fasilitator : Obserber

I. Kegiatan Penyuluhan No

Kegiatan

Penyuluh

1.

Pembukaan

1. Mengucapkan salam dengan 1. Menjawab salam

(5 menit)

sopan dan ramah. 2. Memperkenalkan diri. 3. Bertanya masalah dialami

Sasaran

keluarga

yang terkait

kebersihan dan pengetahuan tentang (aftersepsi). 4. Menjelaskan penyuluhan.

cuci

2. Mendengarkan 3. Menjawab pertanyaan

4. Memperhatikan

tangan 5. Mendengarkan

tujuan

dari

5. Menyebutkan 2

materi

yang

Kegiatan Inti

akan diberikan. 1. Menjelaskan pengertian cuci 1. Mendengarkan & mem-

( 20 menit)

tangan. 2. Menjelaskan

tujuan

perhatikan dan 2. Mendengarkan & mem-

manfaat cuci tangan. perhatikan 3. Menjelaskan jenis-jenis cuci 3. Mendengarkan & memtangan. 4. Menjelaskan

waktu

perhatikan cuci 4. Mendengarkan & mem-

tangan. mperhatikan 5. Menjelaskan langkah-langkah 5. Mendengarkan & memcuci tangan. 6. Melakukan

simulasi

mperhatikan cuci 6. Melakukan cuci tangan

tangan. 3.

Penutup (5 menit)

Evaluasi: 1. Menanyakan

pada

peserta 1. Menjawab pertanyaan

mengenai materi cuci tangan yang telah diberikan. Terminasi : 2. Mendengarkan 1. Mengucapkan terimakasih 3. Mendengarkan atas peran serta keluarga. 2. Mengucapkan salam penutup.

J. Rencana Evaluasi 1. Evaluasi struktur a. Materi penyuluhan sudah selesai dan siap pada hari penyuluhan b. Media penyuluhan sudah siap saat kegiatan c. Alat dan tempat sudah siap pada saat kegiatan d. Peserta penyuluhan siap serta bersedia untuk diberikan penyuluhan 2. Evaluasi proses Proses penyuluhan cuci tangan sesuai dengan susunan kegiatan yang telah direncanakan. 3. Evaluasi hasil a. Apa pengertian cuci tangan? b. Apa tujuan dan manfaat cuci tangan? c. Apa saja jenis-jenis cuci tangan? d. Kapan waktu untuk cuci tangan?

e. Bagaimana langkah-langkah cuci tangan? f. Peragakan langkah langkah cuci tangan

LAMPIRAN MATERI

MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH UNTUK MENCEGAH PENULARAN INFEKSI 1.

Definisi Cuci Tangan Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah tindakan yang dilakukan secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun antiseptik dan air bersih yang mengalir atau dengan menggunakan hand rub berbasis alkohol. Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah

dan mengendalikan

infeksi, dengan

mencuci

tangan

dapat

menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit 2.

Tujuan dan Manfaat Cuci Tangan 1) Tujuan Menurut Depkes RI (2010), mencuci tangan bertujuan untuk : 1. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan. 2. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh. 3. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan Selain itu tujuan lai dari mencuci tangan menurut WHO (2009) adalah 1. Untuk mengungari jumlah bakteri atau kuman pada tangan 2. Mengurangi dan mencegah infeksi silang (cross infection) / menghindarkan penularan penyakit melalui tangan. 3. Menghilangkan kotoran serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada tangan 2) Manfaat a. Tangan menjadi lebIh bersih dan bebas dari mikroorganisme b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, penyakit kulit dll (Depkes RI, 2010).

thypus,

3.

Jenis – Jenis Cuci Tangan 1) Cuci tangan menggunakan air (handwash) Cuci tangan menggunakan air adalah salah satu jenis cuci tangan yang dilakukan dengan menggunakan sabun antiseptic serta air yang mengalir kemudian dikeringkan dengan menggunakan tisu maupun handuk bersih (WHO, 2009). Waktu yang dibutuhkan untuk mencuci tangan menggunakan air adalah 40-60 detik 2) Cuci tangan menggunakan cairan antiseptik berbasis alcohol (handrub) Cuci tangan menggunakan handrub merupakan salah satu jenis mencuci tangan yang dilakukan menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol. Antiseptik

yang

digunakan

untuk

mengurangi

atau

menghambat

pertumbuhan mikroorganisme tanpa memerlukan sumber air dan tidak memerlukan pembilasan atau pengeringan dengan handuk atau perlengkapan lainnya. Prosedur cuci tangan dengan teknik ini dilakukan selama 20 – 30 detik (WHO, 2009). Mencuci tangan dengan teknik handrub dapat mengefisienkan waktu karena waktu yang diperlukan lebih singkat dan perlengkapan yang digunakan lebih sedikit daripada teknik handwash. Namun, setelah 5 kali cuci tangan dengan handrub segera sebaiknya diselingi dengan cuci tangan menggunakan air dan sabun. Selain itu, apabila tangan tampak sangat kotor lebih baik mencuci tangan menggunakan air dan sabun (WHO, 2009). 4.

Waktu Cuci Tangan 1) Cuci tangan Five Moment : a. Sebelum kontak dengan pasien, b. Sebelum tindakan aseptik, c. Setelah terkena cairan tubuh pasien, d. Setelah kontak dengan pasien, e. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien (WHO, 2009). 2) Cuci tangan untuk kegiatan sehari-hari a. Sebelum menyiapkan makanan b. Sebelum dan sesudah makan c. Setelah BAK dan BAB

d. e. f. g. h. 5.

Setelah membuang dan atau menangani sampah Setelah / melakukan aktivitas Setelah memberi makan / memegang hewan Setelah batuk atau bersin pada tangan kita Sebelum menyusui bayi atau menyuapi bayi / anak (Depkes RI, 2010).

Langkah – Langkah Cuci Tangan Sebelum mencuci tangan, lepaskan segala aksesoris yang ada pada tangan seperti jam tangan, gelang, cincin, dan sebagainya (Depkes RI, 2014). 1) Cuci tangan menggunakan air (Hand Wash) Basahi tangan menggunakan air bersih dan mengalir, kemudian tuangkan sabun antiseptik ke telapak tangan secukupnya. 2) Cuci tangan cairan berbasis alkohol (Hand Rub) Tuangkan cairan Hand Rub berbasis alkohol 70% pada telapak tangan secukupnya. Pelaksanaan cuci tangan menggunakan air dan cuci tangan menggunakan cairan berbasis alcohol mempunyai langkah yang sama yaitu 6 langkah 1) Ratakan sabun/ cairan berbasis alkohol dengan kedua telapak tangan. 2) Telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan menggosok punggung tangan kiri serta sela-sela jari tangan kiri, lakukan gerakan sebaliknya. 3) Gosok kedua telapak tangan dan buku-buku jari tangan. 4) Bersihkan jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan posisi saling mengunci. 5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 6) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan mengarah ke ibu jari dan sebaliknya. Setelah selesai melakukan 6 langkah cuci tangan langkah selanjutnya adalah 1) Cuci tangan menggunakan air (Hand Wash) Bilas tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir lalu keringkan dengan hand dryer, tisu, atau handuk bersih dan kering. Setelah itu menutup kran air menggunakan tangan yang dilapisi dengan tisu atau handuk untuk menghindari kontak langsung tangan dengan kran. 2) Cuci tangan cairan berbasis alkohol (Hand Rub) Setelah selesai melakukan 6 langkah cuci tangan tunggu sampai tangan kering (WHO, 2009).

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (2010). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Jakarta: Departemen Kesehatan RI Depkes RI. (2014). Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Merupakan

Unsur

Patient

Safety.

Retrieved

from

http://www.depkes.go.id/article/view/1710/program-pencegahan-danpengendalian-infeksi-nosokomial-merupakan-unsur-patient-safety.html Hakim Nasution, Lukmanul. (2012). Infeksi nosokomial. Salemba Medika: Sumatra Utara

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Jakarta: Kemenkes RI Maryani, Lidya & Muliani, R. (2010). Epidemiologi Kesehatan, Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Umar (2009). Kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi pada anak SDN 34 Pekalongan, Jawa Tengah. Makara Kesehatan, 6(2), pp55-59 WHO.

(2019).

Infection

Disease.

Retrieved

from

https://www.who.int/topics/infectious_diseases/en/ World Health Organization (WHO). (2009). WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. ISBN 978 92 4 159790 6.

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI

OLEH:

Kelompok 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

I Nengah Puniarta Ni Putu Ira Fenarani Ni Luh Putu Nopriani Ni Wayan Anggreni A.A. Putu Nita Widyasrini I Kadek Apti Sukaningrat Putu Tamara Danaswari Salia Harni

1802621011 1802621013 1802621019 1802621027 1802621039 1802621052 1802621056 1802621057

KEPERAWATAN INTENSIF PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019

Related Documents


More Documents from "Dewi Febrianti"