Sap 9 - Rmk.docx

  • Uploaded by: purba
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap 9 - Rmk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,421
  • Pages: 23
RINGKASAN MATERI KULIAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERTEMUAN 9

JURNAL INTERNASIONAL Dividend Policy, Corporate Governance and the Managerial Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis (Jorge Farinha) JURNAL NASIONAL Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Nuryaman)

OLEH: KELOMPOK 2 IDA AYU AGUNG EMAWATI (1781611009 / 09) LUH GDE MERTA WIDYA SANTHI (1781611012 / 11) NI LUH PUTU UTTARI PREMANANDA (1781611013 / 12) ANAK AGUNG TRI MEGAWATI (1781611024 / 22)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Ringkasan Materi Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan dengan materi Dividend Policy, Corporate Governance and the Managerial Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis dan Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba dengan tepat waktu. Kami harapkan ringkasan materi kuliah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan review artikel ini. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak kami harapkan untuk peningkatan kualitas review artikel kami selanjutnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, Oktober 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAGIAN I – RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL Dividend Policy, Corporate Governance and the Managerial Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis A. SUMMARY ...........................................................................................................................1 B. REVIEW MOTIVASI PENELITIAN .................................................................................3 C. REVIEW MASALAH PENELITIAN .................................................................................4 D. REVIEW LANDASAN TEORI ..........................................................................................4 E. REVIEW HIPOTESIS .........................................................................................................4 F. REVIEW KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN .....................................................5 G. DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................6 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba A. SUMMARY ...........................................................................................................................7 B. REVIEW MOTIVASI PENELITIAN ...............................................................................11 C. REVIEW MASALAH PENELITIAN ...............................................................................11 D. REVIEW LANDASAN TEORI ........................................................................................12 E. REVIEW HIPOTESIS .......................................................................................................12 F. REVIEW KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN ...................................................12 G. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................14 BAGIAN II – PENGEMBANGAN PROPOSAL A. JUDUL ...............................................................................................................................15 B. ALASAN DAN MOTIVASI RISET .................................................................................15 C. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................16 D. SKEMA PENELITIAN .....................................................................................................16 E. HIPOTESIS........................................................................................................................16 F. DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL ...............................................................17 G. POPULASI DAN SAMPEL ..............................................................................................19 H. ALAT ANALISIS ..............................................................................................................19 I. PEMETAAN JURNAL / ARTIKEL TERKAIT ...............................................................20 iii

BAGIAN I – RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL Dividend Policy, Corporate Governance and the Managerial Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis (Jorge Farinha) A. SUMMARY Latar Belakang Penelitian Artikel ini memberikan analisis empiris dari teori agensi penjelasan untuk distribusi cross- sectional dari pembayaran dividen di Inggris (UK). Perspektif ini menegaskan bahwa pembayaran tunai kepada para pemegang saham dapat membantu mengurangi masalah agency baik dengan meningkatkan frekuensi peningkatan modal eksternal dan terkait monitoring oleh para bankir investasi dan investor (Easterbrook, 1984), atau dengan menghilangkan arus kas free (Jensen, 1986). Penelitian ini menggunakan Agency Theory pada pandangan kebijakan dividen dan the manajerial entrenchment hypothesis. Tujuan penelitian ini adalah memberikan suatu analisis empiris mengenai penjelasan teori keagenan untuk distribusi cross-sectional dari pembayaran dividen di Inggris. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini penelitian Easterbrook (1984) yang menyatakan bahwa dividen memegang dan memainkan peranan penting dalam mengendalikan masalah modal keagenan dengan memfasilitasi pengawasan pasar modal primer terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Alasannya bahwa pembayaran dividen yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan akan dapat menjual saham biasa dalam pasar modal primer sehingga mendorong investigasi terhadap manajemen oleh bank investasi, dan penyedia modal. Selanjutnya penelitian oleh Jensen (1986) melihat pembayaran dividen yang berkelanjutan membantu untuk mengurangi kas yang mungkin dihamburkan dalam proyek yang tidak bernilai tambah, dan mengurangi kemungkinan manajer melakukan investasi yang berlebihan. Dalam model Rozeff (1982), suatu kebijakan dividen yang optimal merupakan outcome dari trade-off antara biaya keagenan ekuitas dan biaya transaksi. Konsisten dengan model trade-off tersebut, Rozeff melaporkan bukti mengenai hubungan yang kuat antara pembayaran dividen dan sekumpulan variabel yang memproksikan biaya keagenan dan transaksi dalam sampel yang besar terdiri dari 1000 perusahaan A.S. untuk periode 1974-1980.

1

Teori Pendukung a. Kepemilikan manajerial Ketika kepemilikan manajerial rendah dan pemegang saham tersebar untuk mengambil tindakan yang mencegah perilaku maksimisasi yang tidak bernilai tambah, insiders mungkin menyebarkan aset perusahaan untuk memperoleh manfaat personal (Jensen dan Meckling, 1976). b. Kebijakan deviden Suatu kebijakan dividen yang optimal merupakan outcome dari trade-off antara biaya keagenan ekuitas dan biaya transaksi (Rozeff, 1982). Dividen memegang dan memainkan peranan penting dalam mengendalikan masalah modal keagenan dengan memfasilitasi pengawasan pasar modal primer terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan (Easterbrook, 1984). Pembayaran dividen yang berkelanjutan membantu untuk mengurangi kas yang mungkin dihamburkan dalam proyek yang tidak bernilai tambah, dan mengurangi kemungkinan manajer melakukan investasi yang berlebihan (Jensen 1986). c. Hipotesis managerial entrenchment Morck et al (1988) serta McConnel dan Servaes (1990) menemukan hubungan bentuk U yang terbalik antara insider ownership dan kinerja perusahaan ketika managerial entrenchment melebihi a critical level of ownership.

Skema Riset dan Teknik Analisis Kajian Teoritis:

Kajian Empiris:

1. Agency theory view of dividend policyt 2. The managerial entrenchment hypothesis

1. 2. 3. 4.

Easterbrook (1984), Baghat (1986), Smith (1986), Hansen dan Torregrosa (1992), dan Jain dan Kini (1999), 5. Fluck (1998) dan Mayers (2000), 6. Jensen (1986), 7. Rozeff (1982), 8. Crutchley dan Hansen (1989), 9. Jensen dan Meckling (1976), 10. Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen (1983), 11.Stulz (1988), 12.Weston (1979), 13.Morck et al. (1988) dan McConnel dan Servaes (1990), d 14. Schooley dan Barney (1994).

Rumusan Masalah

Hipotesis

Uji Statistik

Hasil Kesimpulan dan Saran

2

Teknik Analisis Analisis statistik deskriptif dan analisis OLS.

Hasil Uji Hipotesis 1. H1 dapat diterima, menunjukkan bahwa terdapat hubungan bentuk U antara pembayaran dividen dan insider ownership, setelah tingkat kritis kepemilikan oleh manajer, perusahaan merasa perlu untuk mengkompensasi potensi managerial entrenchment dengan peningkatan pembayaran dividen kepada pemegang saham. 2. H2 dapat diterima, menunjukkan bahwa hubungan bentuk U antara pembayaran dividen dan insider ownership dapat dijelaskan dengan hipotesis entrenchment yang diestimasi menunjukkan bahwa hubungan u-shaped masih muncul. 3. H3 ditotak menunjukkan bahwa kepatuhan penuh terhadap the Cadbury (1992) Code of Best Practice memiliki pengaruh positif pada pembayaran dividen.

Simpulan Penelitian Setelah critical entrenchent level pada insider ownership diestimasikan sekitar 30%, koefisien pada insider ownership berubah dari negatif ke positif. Liquidity explanation ditolak mengingat bahwa hubungan yang sama juga diamati ketika insiders memegang nonbeneficial ownership dalam keadaan beneficial ownership itu saja yang berada di bawah critical turning point. Tidak terdapat hubungan positif yang diamati antara dividend payout dan nilai pasar beneficial ownership insider. Konsisten dengan adanya hubungan antara corporate governance dan kebijakan dividen, kesesuaian pada Cadbury (1992) Code of Best Practice yang diamati memiliki dampak statistik dan ekonomis yang signifikan pada dividend payout. Sesuai dengan perspektif agen, telah didapatkan bukti yang kuat diproduksi bahwa shareholder dispersion memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil utama yang disajikan dalam penelitian ini membenarkan penjelasan agen untuk kebijakan dividen cross sectional.

B. REVIEW MOTIVASI PENELITIAN Penelitian ini menganalisis penjelasan keagenan mengenai variasi cross-sectional kebijakan dividen perusahaan di Inggris dengan melihat hipotesis managerial entrenchment yang diperoleh dari literatur keagenan. Hipotesis entrenchment menarik untuk diteliti karena konsekuensinya terhadap kebijakan dividen berbeda dari teori-teori lainnya mengenai perilaku dividen. Prediksi dalam hipotesis entrenchment adalah bahwa di bawah suatu 3

entrenchment level, hubungan antara insider ownership dan kebijakan dividen adalah negatif, tetapi setelah critical entrenchment level maka hubungan antara insider ownership dan kebijakan dividen adalah positif.

C. REVIEW MASALAH PENELITIAN Masalah dalam penelitian adalah Apakah terdapat hubungan bentuk U antara pembayaran dividen dan insider ownership pada perusahaan di Inggris sesuai dengan prediksi hipotesis managerial entrenchment?

D. REVIEW LANDASAN TEORI a. Teori Agensi (Grand Theory) Teori agensi yakni teori mengenai hubungan antara pemberi tugas, yang disebut prinsipal, dan penerima tugas, yang disebut agen, dimana konflik kepentingan dan asimetri informasi menyebabkan timbulnya masalah-masalah keagenan, yang terdiri atas moral hazard dan adverse selection. Studi lainnya yang dilakukan oleh Fluck (1998) dan Myers (2000) jtuga menunjukkan model dividend behavior berdasarkan teori agensi dimana manajer membayarkan dividen dengan tujuan untuk menghindari tindakan pendisiplinan oleh pemegang saham. b. Managerial Entrenchment Hypothesis Berdasarkan Jensen dan Meckling (1976), ketika para manajer memegang sedikit ekuitas dan pemegang saham terlalu tersebar untuk mengambil tindakan-tidakan yang tidak memaksimalkan nilai, mungkin insider menggunakan aset perusahaan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi. Seiring dengan peningkatan insider ownership, biaya agensi dapat dikurangi karena manajer menanggung bagian yang lebih besar dari biayabiaya. Stulz (1988) menyajikan sebuah model dimana rasa kepemilikan yang tinggi oleh para manajer secara efektif dapat mencegah kemungkinan pengambilalihan.

E. REVIEW HIPOTESIS Telah terdapat konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian ini. Hipotesis yang diajukan telah sesuai dengan masalah penelitian, dan data yang dikumpulkan telah dianalisis dengan baik menggunakan analisis regresi berganda sehingga mampu memberikan bukti untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.

4

F. REVIEW KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN Rantai Kausal dan Validitas Logika Penelitian ini memiliki rantai kausal dan validitas logika yang baik karena telah memaparkan landasan teori yang menjelaskan hubungan antara insider ownership dan pembayaran dividen yaitu hipotesis managerial entrenchment yang dibangun dari teori keagenan. Pengendalian Variabel Extraneous Variabel ekstraneous dalam penelitian ini dikendalikan dengan menggunakan variabel kontrol dan mengikutsertakan variabel tersebut dalam persamaan regresi serta menguji pengaruh dari variabel kontrol yaitu pertumbuhan masa lalu, pertumbuhan masa depan, hutang, varians total return saham, kas, dispersi pemegang saham, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, irrecoverable advance corporate taxation, ukuran perusahaan, jumlah analis, ROA, interaksi ROA dengan dummy laba negatif, dan dummy industri. Validitas Internal Validitas internal menjelaskan sejauh mana perubahan diamati dalam suatu penelitian benarbenar hanya terjadi karena perlakuan yang diberikan dan bukan pengaruh faktor lain (variabel luar). Dalam penelitian ini nilai adjusted R-squares adalah sekitar 33% pada tahun 1991 dan 44% pada tahun 1996. Hal ini berarti masih ada variabel lain di luar variabel yang diuji yang memiliki pengaruh pada dividend payout sehingga validitas internal dalam penelitian ini tergolong rendah. Validitas Eksternal Validitas eksternal dari hasil riset merupakan kemampuan data untuk digeneralisasi terhadap orang-orang, tempat, dan waktu (generalizability). Peneliti menggunakan beberapa kriteria untuk memilih perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, diperoleh jumlah akhir dari perusahaan sampel adalah 693 pada tahun 1991 dan 609 pada tahun 1996. Hal ini mungkin tidak mewakili semua perusahaan dan dapat mengurangi generalisasi hasil penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa validitas ekternal penelitian ini tergolong rendah. Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari Global Vantage, Datastream, dan dari laporan tahunan perusahaan, menggunakan data untuk dua lima periode tahun (1987-1991 dan 19921996) dan sampel cukup besar (lebih dari 600 perusahaan) di Inggris. Statistik pasar diperoleh dari LBS Risk Measurement Service. Data mengenai kepemilikan perusahaan didapat dari laporan tahunan perusahaan. Data mengenai dewan direksi didapat dari

5

Datastream dan laporan perusahaan. Informasi mengenai analis yang mengikuti perkembangan perusahaan tertentu didapat dari I/B/E/S database. Uji Statistik Penelitian ini menggunakan alat uji statistik deskriptif dan model regresi ordinary least square (OLS) yang telah sesuai dengan hipotesis penelitian, yakni hipotesis kausalitas (pengaruh) Konsistensi antara Masalah Penelitian, Hipotesis dan Analisis Data Terdapat konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian ini. Hipotesis yang diajukan telah sesuai dengan masalah penelitian, dan data yang dikumpulkan telah dianalisis dengan baik menggunakan analisis regresi berganda sehingga mampu memberikan bukti yang mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Konsistensi Hasil Pengujian dan Kesimpulan Terdapat konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian ini. Hipotesis yang diajukan telah sesuai dengan masalah penelitian, dan data yang dikumpulkan telah dianalisis dengan baik menggunakan analisis regresi berganda sehingga mampu memberikan bukti untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Implikasi Kebijakan Kebijakan pembagian dividen merupakan salah satu sinyal yang mengungkapkan kinerja perusahaan. Sinyal tersebut akan menjadi salah satu dasar informasi bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk keputusan investasi.

G. DAFTAR PUSTAKA Farinha, Jorge. 2002. Dividend Policy, Corporate Governance and the Managerial Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis.

6

JURNAL NASIONAL Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Nuryaman) A. SUMMARY Latar Belakang Penelitian Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidak selarasan kepentingan antar pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori keagenan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer (Dallas, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Dalam hal ini mekanisme corporategovernance adalah komposisi dewan komisaris dan kualitas audit dengan proksi spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini menggunakan penelitian sebelumnya seperti U-Thai (2005) melakukan studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor. Proteksi investor menggunakan tiga skor indikator yaitu: perlindungan terhadap pemegang saham minoritas; law enforcement; dan seberapa penting pasar modal. Berdasarkan hasil penelitian ini, Indonesia berada pada kelompok negara dengan rata-rata manajemen laba tinggi, dan tingkat proteksi investor di Indonesia dinilai relatif rendah. Benish (2001) menyatakan bahwa manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidak selarasan kepentingan antar pemilik dan manajemen. Dallas (2004) menyatakan bahwa Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer.

Teori Pendukung a. Konsentrasi Kepemilikan Musnadi (2006), kepemilikan terkonsentrasi terbesar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini bermakna bahwa kepemilikan saham terkonsentrasi dapat berperan sebagai mekanisme corporate governance dalam

7

mengurangi persoalan keagenan, sebab konsentrasi kepemilikan dapat menjadikan pemegang saham pada posisi yang kuat untuk dapat mengendalikan manajemen secara efektif, sehingga mendorong manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Demsetz dan Villalonga (2001) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan di Amerika Serikat dan Inggris tidak menemukan hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. b. Ukuran Perusahaan Penelitian Marachi (2001) di Amerika Serikat dengan menggunakan data sampel perusahaan industri tahun 1996 menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Veronica dan Siddharta (2005) meneliti di BEJ (BEI) pada periode pengamatan 1995-1996 dan 1999-2002, menemukan ukuran perusahaan berhubungan negatif signifikan dengan manajemen laba. c. Komposisi Dewan Komisaris Fan dan Claessens (2002) mengemukakan terdapat beberapa mekanisme corporate governance

untuk

perusahaan

dengan

kepemilikan

saham

terkonsentrasi:

(1)

Menghadirkan outside directors dalam komposisi board of directors; dan (2) Audit oleh Auditor eksternal. Kao dan Chen (2004) melakukan penelitian di Taiwan. Mereka mengemukakan bahwa outside directors lebih independen terhadap manajemen dibandingkan dengan inside directors, sehingga lebih efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap manajemen. Hasil penelitiannya menunjukkan semakin besar proporsi outside directors semakin berkurang earnings management. Hasil penelitian Chen dkk (2005) di China, menunjukkan bahwa proporsi outside directors, frekuensi pertemuan anggota dewan dalam setahun, lamanya top of director menduduki potsisi tersebut, berpengaruh terhadap kecurangan dalam laporan keuangan. Sarkar dkk (2006) melakukan penelitian di India, hasil temuannya menunjukkan bahwa keberadaan board of director independence dapat membatasi earnings management, jika Board of director tersebut memiliki kompetensi dan tidak sibuk. d. Kualitas Audit Penelitian Carcello dkk (2004) pada periode 1990 sampai dengan 2001 di Amerika Serikat, hasilnya menunjukkan

terdapat hubungan negatif yang signifikan antar

spesialisasi industri KAP dengan kecurangan pada pelaporan keuangan, dan hubungan negatif tersebut lebih lemah untuk ukuran perusahaan yang semakin besar. Veronica dan Siddharta (2005) pada periode pengamatan 1995-1996, dan 1999-2002, menyimpulkan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba. 8

Skema Riset dan Teknik Analisis Kajian Teoritis :

Kajian Empiris:

1. Teori Agensi 2. Konsentrasi Kepemilikan 3. Ukuran Perusahaan 4. Mekanisme Corporate Governance 5. Manajemen Laba

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Rumusan Masalah

Hipotesis

Uji Statistik

Hasil Kesimpulan dan Saran

Babic (2001) Beneish (2001) Demsetz dan Villalonga (2001) Chen (2001) Morck dan Shivdasani (1988) Musnadi (2006) Marachi (2001) Veronica dan Siddharta (2005) Halim dkk (2005) Kao dan Chen (2004) Chen dkk (2005a) Sarkar dkk (2006) Budiwitjaksono (2005) Zou dan Elder (2001) Carcello dkk (2004) Ardiati (2003)

Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Namun, sebelum dilakukan analisis regresi linear, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

Hasil Uji Hipotesis H1 : Konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Koefisien regresi variabel konsentrasi kepemilikan adalah -0,002 dengan tingkat signifikansi 0,051. Koefisien tersebut bertanda negatif menunjukan arah hubungan negatif, sesuai dengan teori yang

dihipotesiskan. Hipotesis pertama menyatakan, konsentrasi

kepemilikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba diterima pada tingkat signifikansi 0,051. Hasil penelitian ini bermakna bahwa konsentrasi kepemilikan saham dapat menjadi mekanisme corporate governance dalam rangka pengendalian terhadap tindakan manjemen laba di perusahaan. Kehadiran pemegang saham pengendali atau mayoritas dapat membatasi perilaku opotunis manajemen, manajemen laba. H2: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Koefisien regresi

ukuran perusahaan sebesar -0,074 dengan tingkat signifikansi

0,037. Ukuran perusahaan berpengaruh kuat terhadap manajemen laba pada tingkat signifikansi 0,05. Koefisien bertanda negatif menunjukan semakin besar ukuran perusahaan, maka manajemen laba semakin menurun. Dengan demikian hipotesis kedua yang

9

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba

diterima. H3: Komposisi anggota Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Koefisien regresi komposisi dewan komisaris sebesar 0,001

dengan tingkat

signifikansi 0,695. Koefisien bertanda positif, menunjukkan variabel komposisi dewan komisaris mempunyai hubungan positif dengan manajemen laba. Jika memperhatikan tingkat signifikansi berarti komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ditolak pada tingkat signifikansi 0,1. Terdapat beberapa alasan mengapa komposisi dewan komisaris tidak memberikan pengaruh terhadap manajemen laba diantaranya: a. Bukti empirik menunjukkan rata-rata komposisi dewan komisaris saat ini relatif rendah yaitu 35,88%, sehingga secara kolektif komisaris independen tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan dewan komisaris b. Banyak perusahaan menempatkan komisaris independen yang tidak memiliki kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan. Berdasarkan

data 46 perusahaan yang

melaporkan status latar belakang pendidikan dan pengalaman komisaris independen, diketahui terdapat 20 perusahaan atau 43,4 % (periksa Tabel 6) tidak memiliki komisaris independen yang kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan. H4 : Spesialisasi industri KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Koefisien regresi spesialisasi industri KAP sebesar -0.028 dengan tingkat signifikansi 0,572. Koefisien bertandan minus, menunjukkan bahwa spesialisasi industri KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sesuai dengan teori. Jika memperhatikan tingkat signifikansinya berarti spesialisasi industri KAP berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan spesialisasi industri KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ditolak pada tingkat signifikansi 0,1. Hal ini membuktikan bahwa kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri KAP tidak dapat membatasi besaran manajemen laba, ini menggambarkan bahwa audit oleh KAP besar atau KAP yang memiliki pangsa pasar yang besar tidak menjadikan jaminan memberikan kualitas audit lebih tinggi, sehingga tidak dapat menurunkan besaran manajemen laba secara signifikan.

10

Simpulan Penelitian 1. Konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme corporate governance bagi perusahaan, sehingga mampu membatasi manajemen laba di perusahaan. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya lebih kecil. 3. Komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan oleh : (a) masih rendahnya komposisi dewan komisaris, dan (b) masih banyak emiten menempatkan komisaris independen yang tidak memiliki kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan. Manajemen laba perusahaan yang menempatkan komisaris independen yang kompeten pada bidang akuntansi dan atau keuangan lebih kecil dibandingkan dengan manajemen laba perusahaan yang

menempatkan komisaris

independen yang tidak memiliki kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan. 4. Kualitas audit dengan proksi spesialisasi Industri Kantor Akuntan Publik berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Ini menunjukkan bahwa audit oleh KAP besar yaitu KAP yang memiliki pangsa pasar besar, ternyata tidak menjadikan jaminan memberikan audit yang kualitasnya lebih tinggi.

B. REVIEW MOTIVASI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Penelitian ini mencoba untuk menggunakan proksi yang berbeda dibandingkan penelitian sebelumnya untuk mengukur kualitas audit dengan menggunakan spesialisasi industri KAP, dan menekankan pada konsentrasi kepemilikan oleh individu sebagai mekanisme corporate governance untuk mengendalikan manajemen laba perusahaan.

C. REVIEW MASALAH PENELITIAN 1) Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap manajemen laba? 2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba? 3) Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba? 4) Apakah spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap manajemen laba?

11

D. REVIEW LANDASAN TEORI a. Teori Agensi Menurut teori keagenan, untuk mengatasi masalah keagenan (adanya ketidak selarasan kepentingan antar pemilik dan manajemen) yakni dengan tata kelola perusahaan yang baik. b. Mekanisme Corporate Governance Corporate Governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor untuk mengendalikan tindakan manajemen (Dallas, 2014) c. Manajemen Laba Manajemen laba timbul karena masalah keagenan, yakni adanya ketidak selarasan kepentingan antar pemilik dan manajemen (Beneish, 2011).

E. REVIEW HIPOTESIS Terdapat konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis dan analisis data. Hipotesis yang dirumuskan sesuai dengan masalah penelitian. Analisis data dilakukan dengan baik dan mampu menyajikan hasil yang menjawab hipotesis yang dirumuskan

F. REVIEW KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN Rantai Kausal dan Validitas Logika Penelitian ini menunjukkan rantai kausalitas dan validitas logika yang baik karena telah menjelaskan hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian, dilandasi teori-teori yang mendukung dan penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji. Pengendalian Variabel Extraneous Pengendalian variabel extraneous dalam penelitian ini adalah melalui teknik sampling yang digunakan, yaitu purposive sampling, dengan kriteria (1) Emiten (perusahaan publik sektor manufaktur) mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2005; (2) Emiten mempunyai nilai ekuitas positif untuk 2005; (3) Tersedia Laporan keuangan tahunan emiten 2005 di BEJ; dan (4) Terdapat minimal 30 perusahaan dalam setiap kelompok industri manufaktur. Validitas Internal Penelitian ini memiliki validitas internal yang cukup baik karena terdapat konsistensi antara masalah penelitian dan hipotesis yang diuji, selain itu hasil tes empiris mendukung hipotesis. sehingga hasil penelitian dapat menjawab masalah penelitian yang diungkapkan peneliti. 12

Selain itu, pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dimana perlu kriteri-kriteria khusus agar data yang diambil adalah valid, sehingga mampu menunjang validitas internal penelitian. Validitas Eksternal Validitas eksternal dari penelitian ini cukup baik karena pengambilan datanya telah melalui purposive sampling dimana data diambil setelah melalui kriteria-kriteria yang diajukan. Hanya saja penelitian ini kurang dapat digeneralisasikan karena penelitian ini meneliti tentang perusahaan yang telah go public yang terdapat di Bursa Efek Jakarta, sehingga kemungkinan tidak dapat dipergunakan pada perusahaan yang berskala kecil. Pengumpulan dan Analisis Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal di BEI berupa laporan keuangan dan laporan tahunan tahun 2005 perusahaan industri sektor manufaktur yang tersedia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik sektor manufaktur yang aktif selama tahun 2005, yaitu sebanyak 137 perusahaan (www.bapepam.go.id). Sampel ditentukan melaui teknik purposive sampling. Dari populasi tersebut sampel ditentukan yang memenuhi empat kriteria sebagai berikut: (1) Emiten mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2005; (2) Emiten mempunyai nilai ekuitas positif untuk 2005; (3) Tersedia Laporan keuangan tahunan emiten 2005 di BEJ; dan (4) Terdapat minimal 30 perusahaan dalam setiap kelompok industri manufaktur. Uji Statistik Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Konsistensi Antara Masalah Penelitian, Hipotesis Dan Analisis Data Masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data dalam penelitian ini telah menunjukkan kekonsistenan. Hipotesis yang diajukan telah sesuai dengan masalah penelitian, dan data yang dikumpulkan telah dianalisis menggunakan regresi linier berganda hal tersebut telah sesuai karena penelitian ingin menguji hubungan antara dua atau lebih variabel sehingga mampu memberikan bukti untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Konsistensi Hasil Pengujian Dan Kesimpulan Terdapat konsistensi antara hasil pengujian dan simpulan dalam penelitian ini. Hasil pengujian telah dibahas secara mendetail pada bagian hasil penelitian, dan dinyatakan kembali secara ringkas pada bagian kesimpulan.

13

Implikasi Kebijakan Penelitian ini memberikan bukti empiris pengembangan model corporate governance dan sebagai literatur tambahan mengenai manajemen laba. Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, adapun saran yang dapat diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Konsentrasi kepemilikan saham oleh pemegang saham mayoritas dapat dijadikan mekanisme corporate governance terhadap praktik manajemen laba. 2. Untuk mendukung efektivitas peran Dewan Komisaris, diperlukan Dewan Komisaris yang memiliki karakteristik independen, dan kompeten dalam bidang akuntansi dan atau keuangan. 3. Kepada para akuntan praktisi atau KAP disarankan untuk dapat meningkatkan kompetensi, melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan terhadap auditor atau memberikan tambahan pengalaman di lapangan, termasuk diantaranya peningkatan kompetensi dan pemahaman atas PSAK.

G. DAFTAR PUSTAKA Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. SNA XI Pontianak.

14

BAGIAN 2 – PENGEMBANGAN PROPOSAL

A. JUDUL Judul pengembangan proposal adalah Good Corporate Governance Memoderasi Pengaruh Dividend Policy pada Earnings Management.

B. ALASAN DAN MOTIVASI RISET Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kelonggaran manajemen untuk memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam mencatat dan mengungkapkan informasi keuangan yang dimilikinya (Rahmawati, 2013). Asimetri informasi antara pihak prinsipal dan agen akibat pemisahan kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan serta kebiasaan para investor ataupun calon investor yang lebih banyak fokus pada informasi laba sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi semakin mendukung manajamen untuk memanfaatkan kelonggaran SAK tersebut dengan melakukan moral hazard dalam memaksimalkan kepentingannya sendiri dan mengesampingkan kepentingan pihak prinsipal. Salah satu bentuk moral hazard adalah manajemen laba (Astika,2010). Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan atas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sehingga menyesatkan pemegang saham (Healy dan Wahlen, 1999: 368). Hal ini berarti bahwa manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, dan dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Realisasi besarnya kebijakan dividen di Indonesia ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan bukan merupakan keputusan manajemen. Namun manajemen bisa mengestimasi besarnya dividen yang akan dikeluarkan melalui prospektus perusahaan. Prospektus perusahaan menjelaskan besarnya kebijakan dividen yang direncanakan oleh perusahaan dalam bentuk jumlah persentase dividen tunai dikaitkan dengan jumlah laba bersih. Teori Keagenan memberikan pandangan bahwa masalah manajemen laba dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui Good Corporate Governance (Herawaty, 2008). Good Corporate Governance yang selanjutnya disingkat menjadi GCG diduga mampu

15

memoderasi pengaruh kebijakan dividen pada manajemen laba. Semakin tinggi Dividen Payout Ratio maka manajemen akan berusaha melakukan manajemen laba dalam bentuk income decreasing (Putri, 2012). Hal ini menunjukkan perlu adanya suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan baik kepentingan manajemen maupun pemegang saham (Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Mekanisme monitoring yang dimaksud adalah dengan menerapkan GCG. Kasus manajemen laba sudah banyak terjadi di Indonesia diantaranya kasus PT Indofarma tahun 2001, Kasus Bank Lippo tahun 2002. Indofarma melakukan overstated atas nilai persedian barang dalam proses tahun 2001. Akibatnya Harga Pokok Penjualan mengalami understated dan laba bersih mengalami overstated dengan nilai yang sama. Kasus Bank Lippo yaitu perusahaan menerbitkan tiga versi laporan keuangan sekaligus antara lain untuk manajemen, media massa dan untuk Bursa Efek Jakarta. Selain di Indonesia, kasus manajemen laba juga terjadi di luar negeri seperti kasus Worldcom dan yang terkini adalah kasus skandal akuntansi pada perusahaan Thosiba di Jepang tahun 2015.

C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan alasan dan motivasi riset, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap manajemen laba? 2. Apakah GCG memperlemah pengaruh kebijakan dividen pada manajemen laba?

D. SKEMA PENELITIAN Good Corporate Governance (GCG) (X2)

Dividend Policy (X1)

Earnings Management (Y)

E. HIPOTESIS H1:

Kebijakan dividen berpengaruh pada manajemen laba dalam bentuk income

decreasing Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan menginginkan pengembalian dalam bentuk dividen dan atau capital gain (Halviani dan Sisdyani, 2014). Manajemen kurang menyukai pembagian dividen yang disebabkan oleh semakin kecil dana 16

yang ada dalam pengendaliannya (Widanaputra, 2010) dan pada beberapa perusahaan pembayaran dividen dianggap memberatkan perusahaan karena harus selalu menyediakan kas untuk membayar dividen kepada para investor (Halviani dan Sisdyani, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen sebagai sumber konflik antara manajemen dan pemegang saham. Konflik tersebut dapat mempengaruhi/memotivasi manajemen melakukan tindakan manajemen laba. Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap manajemen laba sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. peneliti tersebut yakni Savov (2006) dan Achmad (2007) yang menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap terjadinya manajemen laba dalam bentuk income decreasing. H2: GCG memperlemah pengaruh kebijakan dividen pada manajemen laba Kebijakan dividen di Indonesia ditentukan oleh RUPS dan bukan ditentukan oleh manajemen sehingga manajemen mempunyai insentif

melakukan rekayasa untuk

memperkecil laba yang dilaporkan. Terjadinya manajemen laba akibat kebijakan dividen juga yang ditunjukkan oleh penelitian Mahdi dan Sasan (2012). Oleh karena itu berdasarkan teori keagenan bahwa untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham dibutuhkan suatu sistem monitoring/pengawasan yang mampu meminimalisir tindakan oportunistik manajemen tersebut.

Sistem monitoring yang sudah diatur secara formal

berdasarkan peraturan Bank Indonesia adalah GCG. GCG mencakup beberapa aspek seperti kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit independen. Kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba yang artinya semakin tinggi . Kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit independen maka tindakan manajemen laba semakin menurun begitu pula sebaliknya (Sumanto, 2014 serta Nasution dan Setiawan, 2007). Berdasarkan pemaparan diatas maka diduga bahwa GCG yang didasari oleh teori keagenan dan mencakup kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit independen akan memperlemah pengaruh kebijakan dividen pada manajemen laba.

F. DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen Kebijakan dividen diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR). Martono dan Harjito (2010: 4) menjelaskan bahwa Dividen Payout Ratio adalah rasio persentase laba

17

perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaannya berupa dividen kas. Dividen Payout Ratio diukur dengan formulasi berikut: DPR 

𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑥 100%

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Manajemen laba Manajemen laba diproksikan dengan menggunakan Discretionary accruals (DA) dan dihitung dengan menggunakan Model Jones yang dimodifikasi (Modified Jones Model) (Dechow et al, 1995). Adapun metode perhitungannya adalah sebagai beirkut:  Menghitung Total Akrual TAit = NIit – CFOit  Nilai Total Akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut: TAit/ Ait-1 = 1 (1/Ait-1) + 2 (REVit/ Ait-1) + 3 (PPEit/Ait-1) +  c)  Menghitung nilai Non Discretionery Accrual (NDA) NDA dihitung dengan menggunakan koefisien regresi diatas dan dihitung dengan rumus: NDAit = 1 (1/Ait-1) + 2 (REVit-RECit)/( Ait-1) + 3 (PPEit/Ait-1) +  d)  Menghitung Discretionary Accruals (DA) Nilai Discretionary Accruals (DA) sebagai proksi manajemen laba dapat diestimasi dengan menyisihkan total akrual dengan non discresionery accruals dengan menggunakan persamaan berikut: (Dechow et al, 1995). Adapun metode perhitungannya adalah sebagai beirkut: DAit = (TAit / Ait-1) – NDAit Keterangan: DAit TAit NIit CFOit NDAit Ait-1 RECit REVit PPEit  

= Discretionery Accruals perusahaan I pada periode ke t = Akrual total perusahaan i pada periode t = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t = Kas dari operasi perusahaan i pada tahun t = Non Disretionary accruals perusahaan i pada tahun t = Aset Total perusahaan i pada periode t-1 = Piutang bersih perusahaan i pada periode t dikurangi piutang bersih pada periode t- 1 = Pendapatan perusahaan i pada periode t dikurangi pendapatan pada periode t- 1 = Aset Tetap berwujud kotor pada perusahaan i pada periode t = Eror term perusahaan i pada tahun t = Koefisien regresi

3. Variabel Moderasi dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance (GCG). Variabel GCG dalam penelitian ini meliputi:

18

 Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional =

jumlah saham yang dimiliki institusional 𝑥 100% jumlah keseluruhan saham yang beredar

 Komisaris Independen Komiaris Independen =

jumlah komisaris independen 𝑥 100% jumlah seluruh komosaris

 Komite Audit Independen Komite Audit Independen =

julah komite audit independen 𝑥 100% jumlah seluruh komite audit

G. POPULASI DAN SAMPEL Jenis data penelitian yaitu data kuantitatif, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data penelitian diperoleh melalui publikasi laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria pemilihan sampel penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan Perbankan yang membagikan dividen pada periode pengamatan 20132017 dan memiliki data yang digunakan untuk perhitungan variabel-variabel yang ditentukan dalam penelitian. 2. Laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan telah diaudit oleh auditor independen.

H. ALAT ANALISIS Teknik analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis (MRA) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Moderated Regression Analysis (MRA) bertujuan untuk mengetahui peran suatu variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah

19

hubungan antara suatu variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Berikut adalah model regresi penelitian. Y = 0 + 1X1 + 1X2 + 3X1X2 + e Keterangan: Y = Manajemen laba 0 = Konstanta (1,2) = Koefisien regresi 3 = Koefisien interaksi X1 = Kebijakan dividen X2 = Good corporate governance X1X2 = Interaksi antara kebijakan dividen dengan good corporate governance e = Standarerror I. PEMETAAN JURNAL / ARTIKEL TERKAIT Pemetaan jurnal/ artikel terkait terlampir.

20

Related Documents

Sap 2005 9-82
April 2020 7
Sim - Sap 9.docx
October 2019 23
Sap 9 Mjkop
October 2019 20
Sap 9 Menstra.docx
June 2020 7
Sap 9.docx
December 2019 31
Sap 9 Fix.docx
October 2019 15

More Documents from "Ni Putu Gita Darmayanti"

Sap 9 - Rmk.docx
October 2019 45
Pajak Sap 5.docx
December 2019 38
Pajak Sap 4.docx
December 2019 56