RMK SAP 5 Akuntansi Keperilakuan ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN
Oleh:
1.
Ida Bagus Sugita Adi
NIM. 1607532102 / 31
2.
I Kadek Yogi Anggara
NIM. 1607532105 / 33
3.
Ni Putu Lia Sumertiasih
NIM. 1607532108 / 34
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018/2019
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan erat untuk membuat suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada proses penyusunan anggaran. Adanya anggaran mengakibatkan manusia membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Beberapa fungsi anggaran antara lain: Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Anggaran
merupakan
cetak
biru
perusahaan
untuk
bertindak,
yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. Anggaran
bertindak
sebagai
suatu
alat
komunikasi
internal
yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan. Anggaran
berfungsi
sebagai
alat
pengendalian
yang
memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
A. Aspek Keperilakuan pada Proses Penyusunan Anggaran Seperti yang telah dikemukakan, terdapat tiga tahap utama proses penyusunan anggaran: (1) penetapan tujuan, (2) implementasi, dan (3) pengendalian dan evaluasi kinerja. Penetapan tujuan. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen. Implementasi. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap implementasi adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi komunikasi, kerja sama dan koordinasi. Pengendalian dan evaluasi kinerja. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap pengendalian dan evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan manajemen dalam evalusai kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi. Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkahlangkah tertentu yang harus diambil: 1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya. 2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan. 3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak. 4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.
B. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran Seperti telah dikemukakan bahwa penyusunan anggaran sangat terkait dengan unsur manusia. Selam proses penyusunannyapun tidak dapat terlepas dari berbagai konsekuensi disfungsional, seperti: rasa tidak percaya, resitensi, konflik internal, dan efek samping lain yang tidak diinginkan (Arfan dan Muhammad, 2005: 163-167).
Rasa tidak percaya. Anggaran memang ditetapkan pada awal suatu periode. Pada pelaksanaannya, anggaran bisa saja berubah sepanjang dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi anggaran tetap merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, rasa permusuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun. Resistensi. Meskipun pada awalnya anggaran telah disepakati bersama dan digunakan secara luas, namun sangat mungkin ditolak oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain: (i) Anggaran membawa perubahan, dengan demikian mengancam status quo. (ii) Proses anggaran membutuhkan perhatian lebih dan menyita banyak waktu, dan (iii) Kebanyakan manajer dan penyelian tidak paham mengenai seluk beluk penyusunan anggaran. Konflik internal. Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan anggaran. Efek samping lain yang tidak diinginkan. Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping lainnya yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah muncul kelompok-kelompok informal kecil yang bertujuan menggagalkan pencapaian sasaran-sasaran anggaran. Kelompok-kelompok informal ini pada awalnya dibentuk untuk memerangi konflik internal dan tekanan yang muncul akibat adanya anggaran. Hal ini tentu saja berlawanan dengan tujuan organisasi. Sebagai akibatnya, aktivitas mereka justru berlawanan dengan tujuan semula yaitu mengurangi konflik internal tersebut. Penting bagi manajer untuk membuat pertimbangan-pertimbangan cermat yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek samping yang diharapkan. Agar anggaran dapat berjalan sebagaimana semestinya, karyawan harus mengetahui manfaat anggaran sebagai alat positif untuk melancarkan kegiatan organisasi. Lebih baik memandang anggaran sebagai suatu alat untuk memotivasi karyawan untuk menerima anggaran sebagai alat untuk membangun keselarasan tujuan individu dan organisasi, serta sebagai standar kinerja yang memberikan keuntungan bagi seluruh anggota organisasi.
REFERENSI
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. RA. Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 1. Yogyakarta: BP STIE YKPN. Dhanialfitra.
2009.
Aspek
Keperilakuan
Pada
Perencanaan
Laba
dan Penganggaran. https://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/22/aspekkeperilakuan-pada-perencanaan-laba-dan-penganggaran/. (Diakses pada 2 Oktober 2018). Mohay World. 2014. Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Perencanaan Laba dan Penganggaran.
http://mohayworld.blogspot.com/2014/11/aspek-
keperilakuan-pada-akuntansi.html. (Diakses pada 2 Oktober 2018).