Sap 4 Present.docx

  • Uploaded by: ignadananjaya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap 4 Present.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,146
  • Pages: 25
Kelas A2 │Kamis, 21 Maret 2019 BISNIS INTERNASIONAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Oleh KELOMPOK 5

ARISKA GAYATRI DARMA PUTRI

1707531113

DEWA AYU MIRAH SATYA DEWI

1707531124

NI WAYAN GITA

1707531148

I GUSTI NGURAH AGUNG DANANJAYA

1707531150

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks perekonomian suatu Negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pengangguran, inflansi atau kenaikan harga barangbarang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks suatu Negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafika ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan. Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktivitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-keduanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan. Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahanmodal antar Negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari.Sejalan dengan teori yang dikemukakan Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyaed, 2004). Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu Negara, akan memunculkan kemungkinan

untuk

memproduksi

barang

tersebut

di

Negara

importer.

Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di Negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di Negara importer.Jika biaya produksi di Negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di Negara

1

importer, maka investor akan memindahkan lokasi produkisnya di Negara importer (Appleyard, 2004).

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan teori Perdagangan Internasional? 2. Apa manfaat Perdagangan Internasional? 3. Bagaimana faktor pendorong Perdangan Internasional? 4. Apa yang dimaksud dengan Merkantilisme, Teori Keunggulan Absolut, Komparatif, Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin, Siklus Hidup Produk ?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui teori Perdagangan Internasional? 2. Untuk mengetahui manfaat Perdagangan Internasional? 3. Untuk mengetahui pendorong Perdangan Internasional? 4. Untuk mengetahui Merkantilisme, Teori Keunggulan Absolut, Komparatif, Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin, Siklus Hidup Produk

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Perdagangan Internasional A. Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan

internasional

pun turut

mendorong

Industrialisasi, kemajuan

transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. B. Manfaat perdagangan internasional Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut : 1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

3

3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. 4) Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. C. Faktor pendorong Perdagangan Internasional Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut : 1. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara 2. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi 3. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut 4. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi 5. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain 6. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri 7. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 8. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang 2.2 Merkantilisme Merkantilisme,

filosofi

ekonomi

yang

dipopulerkan

oleh

Smith,

berkembang di Eropa antara abad ke-16 dan 18. Merupakan sebuah peraturan politik dan ekonomi yang kompleks, merkantilisme secara sederhana telah ditafsirkan

4

sebagai akumulasi pandangan logam mulia sebagai kegiatan penting untuk kesejahteraan suatu Negara. Logam ini, dalam pandangan merkantilisme, adalah satu-satunya sumber kekayaan. Oleh karena inggris tidak memiliki tambang, para merkantilis melihat perdagangan internasional sebagai sebuah cara untuk memasok emas dan perak. Pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi yang yang mempromosikan ekspor dan menahan impor sehingga mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dibayar dalam bentuk emas dan perak. Pembatasan impor seperti bea impor mengurangi impor sementara pemerintah memberi subsidi kepada para eksportir untuk meningkatkan ekspor. Tindakan itu menciptakan surplus perdagangan yang selanjutnya melindungi pekerjaan di Negara merkantilis. Tentu saja, hasil lain dari merkantilisme adalah turunan manfaat bagi kelompok ekonomi tertentu, seperti pedagang, pengrajin, dan pengangkut domestic, meskipun menambah biaya untuk kelompok lain seperti konsumen dan industrialis baru. Walaupun era merkantilisme nerakhir pada akhir tahun 1700-an, perbedaan pendapat mengenai hal tersebut tetap hidup. Banyak orang masih berpendapat bahwa ekspor adalah “baik” bagi penduduk Negara karena menciptakan pekerjaan, sementara impor “buruk” karena menyerahkan pekerjaan dari penduduk negara ke negara lain. Pandangan ini pada dasaranya melihat perdagangan sebagai zero-sum, yakni salah satu pihak harus kuat kalah agar yang lain menang.Sama halnya dengan hal tersebut, neraca perdagangan yang “menguntungkan” masih dicirikan ketika sebuah Negara lebih banyak mengekspor barang dan jasa daripada melakukan kegiatan impoe.Dalam akuntansi neraca pembayaran, ekspor yang membawa dolar ke sebuah Negara disebut positif, tetapi impor yang membuat dolar keluar diberi lae negative. Di Amerika Serikat dan Eropa, banyak manajer yakin bahwa jepang, karena proteksionismenya, tetap menjadi “benteng merkantilisme” saat ini yang menaikkan hambatan untuk barang-barang impor sementara memberi eksportir jepang keuntungan tidak adil. Para manajer Amerika khawatir bahwa hambatan Jepang terhadap impor mereka adalah hasil dari kelicikan Jepang, kebiasaan tradisional dengan swasembada, dan mental “kita melawan mereka”. Seorang sekretaris perdagangan Amerika Serikat suatu saat berkata “Mereka mengatakan pada kami, mereka harus menjaga pasar mereka karena kultur mereka, mereka belum bergabung

5

dengan dunia,” komentar dari orang Jepang seakan mengonfirmasi apa yang dikatakan orang Amerika. “public tidak mendukung untuk pasar yang sempurna.” Kata manajer pasar Jepang. “kami ingin melestarikan substansi kultur kami. Jika kami berpindah ke pasar bebas, kami mungkin akan kehilangan kebaikan Jepang dan prosesnya.” 2.3 Teori Keunggulan Absolut Adam Smith membuktikan merkantilisme dengan mengklaim bahwa kekuatan pasar-bukan control pemerintah-seharusnya menenukan arah, volume, dan komposisi perdagangan internasional. Dia membantah bahwa di bawah perdagangan bebas dan tidak di atur, setiap Negara seharusnya mengkhususkan produksi barang dan memproduksi dengan lebih efisien (yang akan mendatangkan keunggulan absolut, baik secara alami maupun yang diperoleh melalui usaha). Beberapa dari barang ini telah diekspor untuk membayar impor barang yang dapat diproduksi dengan lebih efisien di tempat lain. Smith menunjukan dengan contohnya bahwa keunggulan absolut akan membuat kedua Negara mendapatkan keuntungan dari perdagangan. Keunggulan Absolut : Teori yang menyatakan bahwa Negara memiliki keunggulan absolut ketika dapat memproduksi lebih banyak barang atau jasa untuk jumlah input yang sama yang dapat dilakukan Negara lain atau ketika Negara tersebut dapat memproduksi barang atau jasa dengan menggunakan lebih sedikit input dari pada yang bisa dilakukan Negara lain. 2.4 Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo (1817) mendemostrasikan walaupun sebuah Negara memegang keunggulan absolut di atas Negara lainnya dalam produks masingmasing dari dua produk berbeda, perdagangan internasional akan dapat menciptakan keuntungan untuk setiap Negara ( dengan demikian mewakili positife-sum-game, yakni ketika kedua Negara “menang” dalam keterlibatan perdagangan). Satu-satunya batasan dalam menciptakan keuntungan perdagangan adalah bahwa Negara yang kurang efisien tidak dapat memiliki hal kurang efisien yang sama dalam produksi kedua barang.

6

Menggambarkan kombinasi yang mungkin dari barang-barang untuk konsumsi. Sebelum perdagangan, Cina mungkin memproduksi dan mengonsumsi 5 ton kedelai dan 5 gulung kain (poin A), sementara Amerika Serikat memproduksi dan mengonsumsi 4 ton kedelai dan 2 gulung kain (poin A). Bila setiap Negara yang berspesialisasi dalam produksi barang memiliki keunggulan komparatif dan memperdagangkan kelebihan produksinya dengan yang lain, kedua Negara dapat mengonsumsi di poin B. daerah yang diarsir di bawah setiap kurva mengindikasikan keuntungan dari perdagangan. Konsep sederhana keunggulan komparatif ini berfungsi sebagai dasar untuk perdagangan internasional, meskipun ketika satu Negara memiliki keunggulan diatas yang lain dalam produksi setiap barang yang diperdagangkan. Perhatikan bahwa contoh kami menyebutkan unit input. Ini adalah versi yang lebih modern dari contoh Ricardo dan Smith. Yang hanya menggunakan input tenaga kerja. Mereka melakukannnya karena pada masa itu hanya tenaga kerja yang dianggap penting dalam menghitung biaya produksi. Juga karena tidak ada pertimbangan yang diberikan pada kemungkinan produksi barang yang sama dengan kombinasi dari banyak faktor, dan tidak ada keterangan yang diberikan mengapa biaya produksi berbeda. Hal itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 1933, Bertil Ohlin seorang ekonom berkebangsaan Swedia mengkaji penelitian oleh professor ekonominya yang juga berkebangsaan Swedia pada tahun 1919 yakni Eli Heckscher, yang mengembangkan teori faktor dukungan. Keunggulan Komparatif : Teori yang menyatakan bahwa Negara memiliki kerugian absolut dalam memproduksi dua barang dengan respek terhadap Negara lain yang memiliki keunggulan komparatif atau relative dalam produksi barang yang kerugina absolutnya berkurang. 2.5 Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin Teori faktor dukungan Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa perbedaan internasional dan interregional dalam biaya produksi terjadi karena perbedaan pasokan dari factor produksi. Barang-barang yang membutuhkan sejumlah besar factor kekayaan Negara yang berlimpah sehingga murah akan memiliki biaya produksi yang lebih rendah, yang memungkinkan barang-barang tersebut dijual dengan lebih murah dipasar internasional. Misalnya, india yang relative di anugerahi

7

sumber daya manusia (tenaga kerja) jika dibandingkan dengan jerman, harus berkonsentrasi dalam memproduksi barang-barang dengan tenaga kerja yang intensif, jerman denan modal yang relatife besar dari pada tenaga kerja, seharusnya mengkhususkan produk dengan modal intensif. Seberapa pentingkah teori ini untuk menjelaskan pola perdagangan di masa sekarang? Secara umum, pola perdagangan berhubungan cukup baik dengan teori Heckscher-Ohlin. Negara – negara yang secara relatife memilki sejumlah lahan relatif besar (seperti Australia) memang mengekspor produk dengan lahan yang intensif (seperti biji-bijian dan ternak), sementara Negara-negara dengan populasi yang besar (seperi Indonesia dan Bangladesh) mengekspor barang-barang dengan tenagan kerja yang intensif. Meskipun demikian ada pengecualian yang disebabkan oleh sebagian dari asumsi Ohlin.Salah satu asumsi tersebut adalah bahwa harga dari banyak factor hanya tergantung pada factor dukungan.Misalnya, upah minimum dan keuntungan yang disahkan dapat memaksa biaya tenaga kerja meningkat ke titik yang lebih besar dari nilai produk yang dihasilkan para tenaga kerja.Kredit pajak investasi

dapat

menurunkan

biaya

modal

di

bawah

biaya

pasar,

dan

sebagainya.Sebagai hasilnya, factor harga tidak sepenuhnya mencerminkan factor pasokan. Ohlin juga berasumsi bahwa teknologi yang diberikan tersedia secara universal tetapi tidaklah seperti itu.Selalu ada keterlambatan antar pengenalan metode produksi baru dan aplikasinya di seluruh dunia.Sebagai hasilnya, teknologi superior sering memungkinkan sebuah Negara untuk memproduksi barang-barang dengan biaya yang lebih rendah dari negara yang didukung dengan faktor yang diperlukan.Sebuah asumsi yang terkait erat adalah bahwa produk yang diberikan adalah tenaga kerja atau modal intensif. Paradox Leontief, sebuah kajian yang dibuat pada tahun 1953 oleh seorang ekonom Wassily Leontief membantah kegunaan dari teori Heckscher-Ohlin sebagai orang yang memprediksi arah perdagangan. Kajian ini kemudian dikenal sebagai paradoks Leontief, yang menemukan bahwa Amerika Serikat, salah satu Negara dengan modal yang paling intensif di dunia, telah mengekspor produk dengan tenaga kerja yang intensif secara relatif dalam pertukaran untuk impor produk dengan modal yang intensif secara relatif. Para ekonom telah berspekulasi bahwa hal ini

8

terjadi karena Amerika Serikat mengekspor produk dengan teknologi yang intensif yang diproduksi oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi yang membutuhkan investasi modal besar untuk dididik dan dilatih. Pada saat yang sama, Amerika Serikat mengimpor barang yang dibuat dengan teknologi matang yang memerlukan proses produksi massal dengan modal yang intensif yang dioperasikan oleh tenaga kerja yang tidak telatih. Penelitian oleh ekonom Harvard, Sachs dan Shatz telah benar menunjukkan bahwa Amerika Serikat menaikkan ekspor dari barang-barang dengan keterampilan yang intensif ke Negara-negara berkembang sementara mengurangi produksi dari barang-barang yang dikerjakan oleh tenaga kerja yang tidak terlatih. Penjelasan lainnya untuk paradoks yang jelas ini dalam pola perdagangan adalah banyaknya produk yang mungkin diproduksi baik dengan proses modal ataupun tenaga kerja yang intensif, seperti yang kita perhatikan di paragraf sebelumnya. Struktur internasional pada hambatan perdagangan juga secara terpisah menjelaskan hasil Leontief. Sebuah masukan penting dari Leontief adalah mengenali potensi perbedaan dalam bervariasinya tenaga kerja (misalnya, beberapa tenaga kerja terampil, sementara lebih banyak tenaga kerja yang tidak terampil, dan potensi dari produktifitas dari kedua kelompok akan sangat berbeda), sama halnya perbedaannya dalam sumberdaya alam dan modal, dan faktor-faktor ini dapat membantu untuk menjelaskan tingkat dan arah perdagangan. Perbedaan rasa, Heckscher-Ohlin juga mengabaikan biaya transportasi, tetapi ada barang-barang yang biaya angkutnya tinggi yakni biaya untuk sampai ke tujuan (harga jual ekspor ditambah biaya transportasi) yang lebih besar dari biaya untuk produk yang dibuat secara lokal. Pada kasus ini, akan ada perdagangan kecil. Mengapa tidak mengatakan bahwa tidak akan ada perdagangan? Hal ini karena konstruksi sisi permintaan yang selalu sulit untuk ditangani dalam teori ekonomi dan yang selama ini kita abaikan – perbedaan rasa.Manajer, bagaimanapun juga, tidak dapat mengabaikan perbedaan ini, yang memungkinkan perdagangan mengalir ke arah yang sangat berbeda dengan yang diperkirakan oleh teori keunggulan komparatif – dari Negara dengan harga yang tinggi ke harga yang lebih rendah.Prancis menjual anggur, kosmetik, pakaian, dan bahkan air minum ke Amerika Serikat, yang semuanya diproduksi di Amerika juga, dan umumnya telah terjual dengan harga yang lebih murah.Jerman dan Italia mengirim Porsches dan

9

Maseratis ke Amerika, walaupun Amerika Serikat adalah salah satu dari produsen dari mobil terbesar di dunia.Orang-orang Amerika membeli barang-barang ini tidak hanya berdasarkan harga – variabel independen yang tersirat dalam teori perdagangan telah kita pelajari – tetapi juga karena preferensi rasa. Perbedaan kultur, iklim, tingkat pendapatan, dan struktur populasi dapat membuat perbedaan dalam hal preferensi yang tentu saja memengaruhi pola perdagangan. 2.6 Bagaimana Uang Dapat Mengubah Arah Perdagangan Seandainya biaya total dari tanah, tenaga kerja, dan modal untuk memproduksi hasil harian dari kedelai atau kain dalam contoh keunggulan absolut adalah $10.000 di Amerika Serikat dan 80.000 yuan di Cina, biaya per unit sebagai berikut. Harga per unit Komoditas

Amerika Serikat

Cina

Kedelai (ton)

$10.000/3= $3.33/ton

80.000

yuan/1=

80.000

yuan/4=

20.000

yuan/ton Kain (gulung)

$10.000/2= $5.000/gulung

80.000

yuan/gulung Untuk menentukan apakah lebih menguntungkan, membeli secara lokal atau mengimpor, para pedagang harus mengetahui harga dalam mata unag mereka sendiri.Untuk mengubah mata uang dari mata uang asing ke mata uang domestik, mereka menggunakan nilai kurs. Nilai kurs adalah harga satu mata uang yang dinyatakan dalam bentuk mata uang lainnya.Jika nilai yang berlaku adalah $1=8 yuan, maka 1 yuan pasti seharga 0,125 dolar*.Menggunakan nilai kurs $1= 8 yuan, harga di contoh sebelumnya bagi pedagang Amerika Serikat sebagai berikut.\ Harga per unit Komoditas

Amerika Serikat

Cina

Kedelai (ton)

$3.33

80.000 yuan

Kain (gulung)

$5.000

20.000 yuan

10

Produsen kedelai Amerika bisa mendapatkan $6.667 lebih per ton dengan mengekspor kedelai ke Cina daripada yang bisa mereka dapatkan dengan menjual secara lokal,

**

tetapi apakah pembuat kain Cina bisa mendapatkan keuntungan

dengan mengekspor ke Amerika Serikat?Untuk mengetahuinya, mereka harus mengubah harga Amerika ke yuan Cina. Harga per unit Komoditas

Amerika Serikat

Cina

Kedelai (ton)

26.664 yuan

80.000 yuan

Kain (gulung)

40.000 yuan

20.000 yuan

Ini nyata bahwa pembuat kain Cina akan mengekspor kain ke Amerika Serikat karena mereka dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi, yakni 40.000 yuan per gulung. Meskipun demikian, pembuat kain Amerika memerlukan beberapa argumen penjualan untuk menjual di Amerika Serikat jika mereka mau mengatasi perbedaan harga $2.500.Ricardo tidak mempertimbangkan kemungkinan ini; pada masanya, produk dianggap homogen dan karenanya dijual hanya dengan harga dasar. *jika $1= 8 yuan, untuk menemukan nilai 1 yuan dalam dolar, bagi kedua sisi persamaan dengan 8. Maka 1 yuan= 1/8= $0,125. **misalnya, untuk menghitung data ini, anda harus mengalikan harga Amerika $3,333 per ton kedelai kali 8 yuan per dolar, menghasilkan harga 26,664 yuan per ton. Pengaruh nilai kurs : Kedelai ke Cina dan kain ke Amerika akan menjadi arah perdagangan selama nilai kurs tetap sekitar $1= 8 yuan. tetapi jika dolar menguat $1= 24 yuan, kedelai Amerika akan seharga dengan kedelai Cina, dan impor akan terhenti. Di sisi lain, jika dolar melemah $1= 4 yuan, maka 1 gulung kain Cina akan seharga $5.000 bagi penjual Amerika dan mereka akan memiliki sedikit alasan untuk mengimpor. Pada 26 Juli 2005, dolar Amerika serikat diperdagangkan pada kurs 1,207 terhadap euro. Menjelang 26 Mei 2008, nilai dolar menurun sampai lebih dari 30 persen, mencapai kisaran 1,577 per euro. Perusahaan-perusahaan eropa telah ditekan untuk menurunkan harga euro dari ekspor mereka ke Amerika serikat untuk

11

memelihara pangsa pasar mereka. Contoh berikut mendemostrasikan dampak apresiasi euro pada harga euro dari impor Amerika ke Eropa. Boeing menginginkan $100 juta untuk satu dari pesawat jet 787 Dreamlinernya. Pada juli 2005 , nilai kurs $1,207= €1, perusahaan akan dibebani €82,85 juta untuk pesawat tersebut. Untuk mendapatkan $100 juta untuk pesawat di bulan Mei 2008 dengan nilai kurs $1,577= €1, boeing hanya akan dihargai €63,41 juta, atau berkurang €19,44 juta. Perubahan ini akan meningkatkan daya saing Boeing melawan pesaing berbasis Eropa seperti Airbus ketika mencoba untuk menjual pesawat terbang ke perusahaan penerbangan di Eropa dengan harga-sensitif. Cara lain suatu Negara dapat berusaha untuk mendapatkan kembali daya saing dalam pasar dunia melalui devaluasi mata uang (menurunkan harga dari suatu nata uang terhadaomata uang lainnya). Perhatikan bahwa di banyak kasus, tetapi dengan tanpa arti, tindakan ini dapat membiarkan harga-harga domestik sebagian besar tidak berubah. Untuk memerangi inflasi yang semakin meluas, pemerintah Argentina memutuskan untuk menentukan nilai tukar tetap dari 1 peso ke 1 dolar Amerika serikat. Walau pun tarif dolar berhasil dalam menstabilkan keuangan Negara, hal ini juga membuat argentina menjadi Negara yang paling mahal di dunia untuk melakukan bisnis. Banyak juga yang menyalahkan tarif untuk resesi yang telah berlanjut sejak tahun 1998 dan menyebabkan tingginya pengangguran. Walaupun rata-rata upah adalah $600 per bulan, banyak harga yang sama dengan yang ada di eropa. Keresahan ini yang menyebabkan kerusuhan luas, dan presiden Argentina akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Pada Januari 2002. Tiga hari setelah pengambilan kantor, pemerintah sementara Argentina meninggalkan dasawarsa lama kebijakan nilai tukar tetap. Segera setelah itu, peso mengalami devaluasi dramatis dan tiba-tiba menurun dari $1 menjadi hanya 27 sen dalam 5 bulan.Impor menjadi mahal dan ekspor menjadi menarik. Dalam lima tahun devaluasi, ekspor telah tumbuh dari 2 menjadi 7 persen dari output nasional. Meningkatnya investasi domestik dan produksi menggantikan impor. Pengangguran hilang setelahnya, menjadi 13 persen.Bruto produk domestik meningkat 38% dalam tiga tahun. 2.7 Beberapa Penjelasan Mengenai Arah Perdagangan A. Teori Permintaan Tumpang Tindih Lender

12

Ekonom Swedia lainnya, Stefan Linder, mengenai bahwa teori HeckscherOhlin yang berorientasi penawaran, berdasar pada faktor dukungan yang sudah cukup menjelaskan perdagangan internasional untuk produk utama. Namun, dia yakin ada penjelasan lain yang diperlukan untuk perdagangan dalam manufaktur barang. Dalam bentuk paling murni, teori Hecksher-Ohlin mengharapkan Negaranegara maju agar lebih banyak berdagangan dengan Negara-negara berkembang yang memiliki faktor dukungan berbeda, daripada dengan Negara maju lainnya yang memiliki faktor dukungan sama. Sebaliknya, teori permintaan tumpang tindih lender menyatakan bahwa cita rasa konsumen lebih berpengaruh kuat terhadap tingkat pendapatan, dan oleh karena itu tingkat pendapatan Negara perkapita menentukan jenis barang-barang untuk memenuhi permintaan ini, jenis produk manfaktur yang mencerminkan tingkat pendapatan Negara per kapita. Barangbarang yang diproduksi untuk konsumsi domestic nantinya akan diekspor karena persamaan pendapatan dan permintaan dinegara-negara lain. Dengan demikian, Teori Linder menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dalam barang-barang manufaktur akan lebih besar antara Negaranegara dengan tingkat pendapatan perkapita yang sama daripada anatara Negaranegara dengan tingkat pendapatan yang berbeda. Situasi inilah yang sangat diamati pada bab 2 selama ulasan data perdagangan. Walaupun dua Negara maju mungkin memiliki faktor dukungan yang sama – dibawah teori Heckscher-Ohlin yang menghasilkan perdagangan terbatas di antara mereka – negara-negara ini tetap dapat memiliki volume besar perdagangan satu sama lainnya. Barang-barang yang akan diperdagangkan mungkin adalah barang yang terdapat pada permintaan tumpang tindih (konsumen di kedua Negara meminta barang yang sama) misalnya, jika sebuah perusahaan di Amerika seperti Apple menciptakan ponsel canggih dengan fitur-fitur yang maju lainnya, seperti Jepang dan Negara-negara Eropa Barat, walaupun Negara-negara tersebut memiliki produsen ponsel mereka sendiri. Perhatikan bahwa model Linder berbeda dari model keuntungan komparatif yang dalam hal ini tidak menentukan ke arah mana barang-barang yang ditentukan akan pergi. Kenyataannya, Linder menentukan bahwa sebuah barang mungkin akan pergi ke arah-arah yang lain. Tentu saja, anda mengenali perdagangan intrsindustri ini terjadi karena perbedaan produk; misalnya, Motorola mengekspor ponselnya ke

13

Swedia dan Jepang dan Sony-Ericson mengekspor ponselnya ke Amerika serikat, karena para konsumen di kedua Negara mengetahui perbedaan dalam merek. B. Siklus Hidup Produk Internasional Hipotesis dari siklus hidup produk internasional dirumuskan oleh Raymond Vernon pada tahun 1960-an. Konsep ini memperhatikan peran inovasi dalam pola perdagangan, melihat sebuah barang sebagai suatu siklus hidup penuh dari tingkat internasionalisasi sampai standardisasi. Tingkat inovasi awal dari siklus meminjam teori linder dalam hal motivasi dan respon pengusaha untuk melihat kesempatan pasar. Siklus hidup produk Internasional (International Product Life Cycle – IPLC) : 1. Ekspor Amerika Serikat. Oleh karena AS memiliki populasi serbesar konsumen dengan pendapatan tinggi dari berbagai Negara di dunia, persaingan untuk pelanggan tetap merea sangat kuat. Para produsen dipaksa untuk senantiasa mencari cara terbaik memuaskan kebutuhan konsumen mereka. Untuk menyediakan produk-produk baru, perusahaan membiayai penelitian dan mengembangkan labotarium yang harus terus-menerus menghubungi pemasok material yang mereka butuhkan untuk pengembangan produk. Merupaka sebuah fakta bahwa para pemasok mereka dinegara ini juga memfasilitasi hubungan yang ada. Dengan mendekati pasar, manajemen dapat bereaksi dengan cepat menanggapi feedback konsumen dan lebih mudah menyediakan layanan perbaikan lokal.Semua faktor ini menjadikan Amerika Serikat sebagai pelopor pengenalan produk baru. Untuk beberapa saat, perusahaan-perusahaan Amerika akan menajdi satu-satunya produsen dari produk tersebut. Setelah mempelajari produk, konsumen luar negeri alan membelinya dari perusahaan Amerika. Pasar ekspor kemudiakan akan berkembang dengan baik. 2. Produksi asing dimulai. Konsumen luar negeri, khususnya di Negara-negara maju memiliki kebutuhan yang sama dan kemampuan untuk membeli produk. Volume ekspor meningkat dan mungkin menjadi cukup besar untuk menyokong produk local. Khususnya di pasar yang lebih besar. Teknologi untuk memproduksi barang telah menjadi cukup stabil, dan jika inovatornya adalah perusahaan multinasional, ia akan sering mengirimi cabangnya informasi produk baru dengan perincian lengkap bagaimana memproduksi nya.

14

Bagi manajer asing yang tidak memiliki afiliasi, setelah mempelajari produk, ia akan mendapatkan izin dari perusahaan yang melakukan inovasi untuk menghasilkan produk (atau selain itu mereka mungkin berinisiatif berusaha untuk mengimitasi atau menciptakan teknologi disekitar perusahaan yang melakukan inovasi agar dapat menangkap kesempatan pasar). Produksi asing akan dimulai yang akan menyediakan keuntungan dari berkurangnya biaya untuk transportasi dan komunikasi lokal. Perusahaan Amerika masih akan tetap mengekspor ke pasar-pasar yang tidak melakukan tindakan produksi, tetapi pertumbuhan ekspornya akan berkurang karena izin dan investasi asing langsung mengganti ekspor sebagai sumber penawaran ke berbagai pasar internasional. 3. Persaingan asing di pasar ekspor. Oleh karena manufaktur asing baru memperoleh pengalaman dalam pemasaran dan produksi, biayanya akan jatuh. Kejenuhan pasar local mereka akan menyebabkan mereka mencari pembeli dimana saja. Mereka bahkan mungkin akan menjual dengan harga yang lebih murah dari produsen Amerika jika mereka menikmati keuntungan seperti biaya buruh dan bahan mentah yang lebih rendah. Pada tahap ini, perusahaanperusahaan asing berkompetisi dalam pasar ekspor, dan sebagai hasilnya, penjualan ekspor amerika akan terus menurun. Sampai tahap ini, inovasi perusahaan amerika mungkin telah mengembangkan versi terbaru dari produk dan mulai membuat skala kembali dari produksi asli untuk mulai memusatkan perhatian hanya pada inovasi terbaru. 4. Persaingan impor di Ameriak Serikat. Jika penjualan domestic dan ekspor memungkinkan produsen asing mencapai skala ekonomi yang dinikmati perusahaan Amerika, mereka mungkin mencapai titik ketika mereka dapat bersaing dalam kualitas dan harga yang lebih murah dari perusahaan Amerika di pasar Amerika. Dari titik ini pasar AS akan dilayani secara eksklusif dengan impor.Televisi, sepatu, dan keping semikonduktor DRAM (dynamic random access memory) adalah contoh-contoh dari produk-produk seperti itu. Hal ini menyediakan tekanan yang meningkat dalam perusahaan yang mencoba untuk mencapai inovasi dan perbaikan produk, yang mungkin sejalan unutk memulai IPLC baru.

15

Para penulis yang membahas konsep IPLC telah mengklaim bahwa siklus ini mungkin akan berulang seperti pada negara-negara kurang maju (Less Developed Countries-LDC) dengan biaya tenaga kerja yang masih rendah untuk memperoleh teknologi dan dengan demikian memperoleh keunggulan biaya di atas negara-negara yang lebih maju. Walaupun penelitian kecil telah dikerjakan untuk konsep IPLC, pengamatan Bank Dunia kelihatannya memberikan alasan yang masuk akal untuk perubaha lokasi produk ini, sebagaimana yang disarankan kutipan berikut. Dengan negara-negara yang maju dalam skala keunggulan komparatif, ekspor mereka dapat menambah ekspor negara-negaa yang lulus ke level yang lebih tinggi.... Sebuah kasus yang menjadi perhatian adalah Jepang, yang keunggulan komparatifnya telah berpindah ke ekspor modal intensif tinggi. Pada gilirannya, negara-negara berkembang dengan dukungan modal sumber daya manusia yang relatif tinggi... dapat mengambil posisi Jepang dalam kegiatan ekspor produk dengan modal sumber daya manusia yang relatif intensif, dan negara-negara dengan dukungan modal fisik yang relatif tinggi, seperti Brasil dan Meksiko, dapat mengambil posisi Jepang dalam mengekspor produk modal fisik secara relatif. Akhirnya, negara-negara di tingkat pengembangan yang lebih rendah dapat menggantikan negara-negarra tingkat menengah dalam kegiatan ekspor komoditas dengan tenaga kerja tidak terampil yang intensif. Baru-baru ini, perhatian diberikan pada munculnya perusahaan-perusahaan yang disebut “dilahirkan secara global”, yakni perusahaan-perusahaan yang menjadi internasional dalam kegiatan operasional mereka sejak awal pendiriannya. Walaupun beberapa telah menentang bahwa perusahaan ini tidak mungkin menginternasionalkan kegiatan operasional dan produk mereka dengan cara lama IPLC, mereka sering meningkatkan komitmen unutk pasarpasar internasional dengan melakukan upaya secara berangsur-angsur yang mungkin konsisten terhadap konsep IPLC. C. Siklus Hidup Teknologi Sangatlah berguna membedakan anatar produk baru dan teknologi baru yang digunakan dalam mengahasilkan sebuah produk (seperti pemilihan proses yang

16

meningkat hasilnya dalam pembuatan besi atau alat pengecat robotic dalam manufaktur mobil). Sementara konsep IPLC yang baru dibahas hanya fokus ada hasil akhir barang untuk konsumsi. Kelihatannya ada fenomena hubungan dekat berkaitan dengan teknologi produksi, yang mungkin disebut siklus hidup teknologi internasional. Teknik dan alat produksi kelihatannya memiliki siklus dari perkembangan awal dan dan digunakan di negarnegara industry maju untuk akhirnya diadopsi di Negara-negara berkembang.Siklus ini penting karena teknik dan alat produksi dapat menjadi ekspor penting dari Negara-negara industri. Konsep siklus hidup teknologi berasal dari kecenderungan negara-negara industri untuk mendapatkan pendapatan tinggi dan upah tinggi.Terdapat insentif untuk berinvestasi di teknologi pengurangan tenaga kerja baru untuk mengurangi biaya yang berhubungan dengan tingginya upah tenaga kerja.Oleh karena itu, negara-negara industri cenderung menjadi inovator dalam mengembangkan teknologi produksi yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja.Meningkatkan produktivitas

cenderung

untuk

memproduksi

kenaikan

upah

selanjutnya,

berkontribusi untuk meneruskan usaha guna mengembangkan teknologi baru. Hasil dari pengembangan ini bisa jadi siklus teknologi yang menyerupai IPLC. Tahap awal melibatkna pengembangan teknologi baru ( seperti, sebuah mesin unutk mengelas panel secara otomatis dalam pembuatan mobil) di negar-negara industri. Teknologi ini digunakan di negara-negara inovatif dan selanjutnya diekspor ke negara-negara berkembang dengan upah tenaga kerja tinggi lainnya.Teknologi ini tidak bisa cepat diekspor ke negara-negara berkembang, karena adanya tenaga kerja dengan upah rendah yang melimpah di banyak Negara yang membuat penggunaan teknologi baru membuat modal menjadi terlalu besar. D. Skala Ekonomi dan Kurva Pengalaman Skala ekonomi dan kurva pengalaman mempengaruhi perdagangan internasional mempengaruhi perdagngan internasional karena mereka dapat mengizinkan industry-industri sebuah Negara untuk menjadi produsen berbiaya rendah tanpa meminta Negara tersebut memiliki sumber daya yang melimpah dari factor produksi tertentu. Selanjutnya, seperti kasus dalam keunggulan komparataif, negara yang berspesialisasi dalam menghasilkan sedikit produk dan melakukan proses perdagangan dengan Negara lainnya untuk memasok sisa dari kebutuhan

17

mereka. Perdagngan internasional dipromosikan karena perusahan-perusahan suatu Negara mungkin tidak dapat mencapai secara penuh skala ekonomi potensial hanya melalui

pasar

domestil,

bahan

untuk

Negara

besar

AS.

Contohnya

termasuksemikonduktor, komputer dan pesawat komersial.Konsumen Amerika mendapat manfaat dari kualitas yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah untuk produk-produk ini karena perusahaan-perusahaan seperti Intel, Hewlwtt-Packard, dan Boeing dapat menyebar biaya tetap yang sangat tinggi diatas penjualan dalam pasar luar negeri juga pasar dalam negeri. E. Persaingan Tidak Sempurna Dengan menggabungkan konsep skala ekonomi dengan adanya produkproduk yang dibedakan, Paul Krugman mengembangkan sebuah model yang akan membantu menjelaskan tingkatan perdagangan antar Negara yang diamati intraindustri

(dalam-industri). Krugman beralasan bahwa produksi

barang

dikonsentrasikan secara geografis dan disebabkan oleh skala ekonomi.Dia juga beralasan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan keterbatasan sumber daya dan persaingan tidak sempurna menyebabkan perusahan-perusahan yang ada di Negara-negara tersebut secara identik membuat bermacam produk yang unik untuk menghindari persaingan langsung. Adanya perbedaan produk ini – penciptaan ciriciri yang terpisah untuk produk, melalui perbedaan yang aktual (penataan) atau yang dirasakan (gambar) biasanya didukung dengan iklan dalam rangka mendorong loyalitas merek – adalah elemen penting dalam model Krugman. Karena produk dibedakan, setiap perusahan mungkin bertindak seperti pemegang monopoli yang respek terhadap produk unik yang dimiliki, dan lebih banyak perusahan akan menghadirkan lebih banyak keberagaman barang dipasar. Oleh karena perusahanperusahan dari Negara yang berbeda masing-masing memproduksi beragam produk yang unik, tetapi konsumen di setiap Negara membeli beberapa dari setiap produk (seperti yang diprediksikan oleh Linder), kita dapat melihat perdagangan intraindustri antarnegara yang sama atau bahkan identik. Keberadaan perdagangan internasional dapat menciptakan pasar lebih besar yang mengizinkan pemanfaatan skala ekonomi internal (spesifik perusahaan) oleh perusahaan-perusahaan yang berdagang. Dukungan empiris untuk model Krugman telah ditunjukkan banyak penelitian, termasuk seperti industri-industri mobil, kimia khusus, anggur, dan

18

model ini membantu menjelaskan tingginya proporsi (kira-kira seperempat) dari industri perdagangan di seluruh perdagangan internasional. F. Teori Penggerak Pertama (First-Mover Theory) Seperti yang disarankan pada bagian sebelumnya, ada beberapa Negara yang secara khusus berspesialisasi ketika terjadi peningkatan tingkat pengembalian pada skala dan pengalaman.Namun, pola perdagangan barang yang diamati tergantung pada skala ekonomi yang mungkin ditentukan oleh faktor-faktor historis, seperti Negara mana yang memasuki industri untuk pertama kali. Beberapa teoretikus manajemen menyanggah bahwa perusahan-perusahan yang memasuki industri pertama kali (penggerak pertama) akan dapat memperoleh pangsa pasar yang besar, mengizinkan mereka untuk memperoleh keuntungan seperti penurunan biaya dan peningkatan keahlian teknis awal. Hal ini dapat mematahkan semangat pendatang asing yang mungkin harus masuk dengan biaya tinggi, setidaknya pada awalnya.Salah satu penelitian di berbagai industri menunjukkan bahwa penggerak pertama memegang 30 persen pangsa pasar dibandingkan 13 persen untuk pendatang selanjutnya. Data lainnya menemukan bahwa 70 persen pemimpin dipasar saat ini adalah penggerak pertama. Akan tetapi, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mungkin terdapat banyak kekurangan dari penelitian sebelumnya, seperti yang didasarkan pada survei dari perusahaan-perusahaan yang bertahan dan tidak termasuk sejumlah besar para perintis jalan sesungguhnya.Misalnya, perusahaan Amerika, Amplex, yang pertama kali membuat VCR, tetapi karena memiliki harga sangat tinggi ($50.000), produk itu hanya terjual sedikit.Sony dan Matsushita melihatnya sebagai pasar potensial dan bekerja untuk membuat VCR yang bisa mereka jual dengan harga $500.Mereka mencapai tujuan itu dan menguasai pasar. Penelitian selanjutnya telah menujukkan bahwa, di banyak kasus, keberhasilan didapat oleh para pengikut yang cepat atau bahkan ke “penggerak terakhir”, perusahaan-perusahaan yang sering memasuki pasar beberapa tahun setelah “penggerak pertama”. Walaupun bukti sehubungan dengan apakah penggerak pertama mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan tetap tidak meyakinkan atau bertentangan, telah menjadi teori bahwa faktor mendasar yang memengaruhi keberhasilan penggerak pertama mungkin adalah kompetensi yang diwujudkan dalam Negara atau lokasi munculnya inovator.

19

G. Keunggulan Kompetitif Nasional dari Kelompok Regional. Daya saing nasional melibatkan kemampuan sebuah Negara untuk merancang, memproduksi , mendistribusikan, atau memberikan pelayanan produk dalam konteks perdagangan internasional seraya mendapatkan kenaikan tingkat pengembalian pada sumber dayanya. Kemampuan Negara untuk meraih keberhasilan internasional secara terus-menerus dalam industri tertentu mungkin dijelaskan oleh variabel-variabel lain dari faktor-faktor produksi yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif dan tori Heckscher-Ohlin. Misalnya, karya yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang di masa yang akan dating (seminal) Alfred Marshall dalam teori ekonomi membantu menjelaskan mengapa di banyak industri, perusahaan-perusahaan cenderung berkelompok bersama-sama berdasarkan geografis. Dia menyarankan bahwa kelompok geografis berperan bersama karena tiga alasan: (1) keunggulan yang dihubungkan dengan sumber tenaga kerja yang umum, sehingga pengangkatan pegawai yang dibutuhkan bisa dipenuhi dengan cepat, bahkan dengan fluktuasi permintaan yang tak terduga; (2) keuntungan dari perkembangan pemasok lokal yang dikhususkan, terutama pada kegiatan operasional dan keterampilan yang dapat dikoordinasikan dengan kebutuhan para pembeli; dan (3) manfaat yang dihasilkan dalam wilayah geografis dari pembagian informasi teknologi dan peningkatan kesesuaian terkait tingkatan inovatif. Michael Porter, seorang professor ekonomi di Harvard, menjabarkan karya dari Marshall. Diamond Model dari keunggulan nasionalnya mengklaim bahwa empat variabel akan berdampak pada kemampuan perusahaan lokal di sebuah Negara untuk memanfaatkan sumber daya Negara guna memperoleh keunggulan kompetitif. 1. Kondisi Permintaan: sifat dasar, lebih dari hanya sekedar ukuran permintaan domestik. Jika konsumen dari sebuah perusahaan tersebut berpengalaman dan memiliki banyak permintaan, ia akan berjuang untuk menghasilkan produk inovatif dan berkualitas tinggi. Dalam melakukannya, ia akan mendapatkan keunggulan kompetitif secara global atas perusahaan-perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang kurang memiliki tekanan domestik. Ini mungkin telah menjadi kasus di masa lalu, ketika perusahaan internasional mengenalkan produk-produk baru mereka di pasar dalam negeri terlebih

20

dahulu (sebuah kondisi dari teori siklus produk internasional), tetapi selama banyak perusahaan memperkenalkan produknya secara global, variabel ini akan kehilangan kepentingannya. 2. Faktor kondisi: tingkat dan komposisi dari faktor produksi. Porter membedakan antara faktor dasar (teori Heckscher-Ohlin) dan faktor lanjutan (infrastruktur suatu Negara, seperti telekomunikasi dan sistem transportasi, atau lembaga riset universitas).Dia juga membedakan antara faktor yang diciptakan (seperti dari investasi yang dibuat oleh perorangan, perusahaan, atau pemerintah) dan faktor yang diturunkan (seperti sumber daya alam dan lokasi).Kurangnya

dukungan

alam

telah

menyebabkan

negra-negara

berinvestasi di pembentukan faktor lanjutan, seperti pendidikan tenaga kerja, pelabuhan bebas, dan sistem komunikasi lanjutan, untuk memungkinkan industri-industri mereka menjadi kompetitif secara global.Negara-negara di Karibia telah memperbarui sistem komunikasi mereka untuk menarik perbankan dan perusahaan pelayanan lainnya yang memiliki sedikit kebebasan pada faktor dasar produksi. 3. Industri-industri pendukung dan terkait: pemasok dan jasa pendukung industri: pemasok dan jasa pendukung industri. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan-perusahaan di industri dengan pemasoknya, para pemasok dengan pemasoknya, dan yang lainnya, telah cenderung membentuk kelompok di lokasi yang ditentukan dan sering tanpa alasan aawal yang jelas. Akan tetapi, industri-industri pendukung dan terkait berfungsi sebagai pondasi penting untuk

kesuksesan

kompetitif

oleh

penyediaan

jaringan

pemasok,

subkontraktor, dan infrasturktur komersial. Misalnya, San Francisco Bay Area memiliki rangkaian industri-industri pendukung dan terkait untuk industri computer personal. Hal ini termasuk penelitian, rancangan, produksi, atau memberikan pelayanan kegiatan operasional seperti para pemasok sebagai perancang semikonduktor, kapitalis usaha yang memahami secara teknologi, dan pengacara hak kekayaan intelektual, juga terkait dengan industri-industri seperti peralatan ilmiah, elektronik (seperti MP3 player, personal digital assistant – PDA), alat telekomunikasi, pengembang perangkat lunak, dan cakupan luas perusahaan-perusahaan terkait internet.

21

4. Strategi perusahaan, struktur, dan persaingan: luasnya persaingan domestik, adanya hambatan-hambatan untuk masuk, serta gaya dan organisasi manajemen perusahaan. Porter menegaskan bahwa perusahaan akan menjadi sasaran persaingan yang berat di pasar domestik yang terus berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi, yang membuat mereka lebih kompetitif secara internasional. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan di industriindustri oligopolistik telah mengawasi dengan hati-hati setiap pergerakan pesaing dan bahkan telah memasuki pasar asing karena para pesaing mereka telah pergi ke sana. Misalnya, produsen otomotif Jepang, seperti Toyota, Honda, Nissan dan Mitsubishi telah bersaing dengan penuh semangat satu sama lain selama beberapa dasawarsa di pasar domestik mereka. Mereka terusmenerus menekan satu sama lain untuk meningkatkan kualitas dan performa produk mereka karena tidak ingin beresiko kehilangan pangsa pasar. Persaingan hebat ini telah memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengembangkan lapabilitas pemimpin dunia dalam desain dan manufaktur mobil. Segera setelah dari salah satu perusahaan ini mengadu nasib keluar menuju pasar internasional, seperti Amerika Serikat, Eropa atau Asia Tenggara untuk menjual atau mendirikan pabrik mobil, para pesaingnya cenderung mendekat di belakang untuk menghindari penurunan dalam persaingan internasional relatif.Selanjutnya untuk keempat variabel ini, Porter mengklaim bahwa persaingan akan dipengaruhi pemerintah dan kesempatan. Misalnya, persaingan mungkin dipengaruhi kebijakan pemerintah, seperti insentif, subsidi, perlindungan sementara dari pesaing asing, perkembangan infrastruktur, atau melalui berbagai macam peristiwa, seperti terobosan penelitian lokasi, dan waktu atau keberuntungan.

22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Perdagangan Internasional terjadi terutama karena perbedaan harga yang relatif di antara negara-negara. Perbedaan ini timbul akibat perbedaan biaya produksi yang merupakan hasil dari Perbedaan dukungan alam faktor produksi, Perbedaan tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang digunakan, Perbedaan dalam efisiensi dengan intensitas faktor yang di manfaatkan, Kurs valuta asing, meskipun demikian, perbedaan cita rasa dan variabel permintaan dapat mengubah arah perdagangan yang diprediksi oleh teori. Teori perdagangan internasional menujukkan bahwa Negara-negara akan mencapai tingkatan keberlangsungan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak memiliki keunggulan komparatif. Umumnya, hambatan perdagangan menghentikan arus bebas barang-barang akan membahayakan kesejahteraan sebuah Negara.

23

DAFTAR PUSTAKA

J.John Wild, Kenneth Wild, Pearson. 2012.

International Business, The

Challenges of Globalization, Sixth Edition. Donald A. Ball, Jeanne M. Mcnet, 2014. Bisnis Internasional, International Bussines.Salemba Empat, Jakarta http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional (Diakses pada tanggal 21 Maret 2019)

24

Related Documents

Sap 4
November 2019 27
Sap 4 Teori Ak.docx
November 2019 28
Pajak Sap 4.docx
December 2019 56
Ppt Sap 4.pptx
April 2020 19
276804_metod Sap 4.docx
December 2019 17
Sap 4 Fix.docx
October 2019 42

More Documents from "aida"

Akmen Sap 3.docx
April 2020 15
Sap 4 Present.docx
November 2019 12
Sap 3.docx
November 2019 13