Sanitasi Lingkungan-1.docx

  • Uploaded by: Sitty Hartina Pulu Raga
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sanitasi Lingkungan-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,605
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki masalah terkait dengan sanitasi yang masih berkembang hingga saat ini. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kebersihan lingkungan sekitar, kesehatan rakyat, dan mudahnya rakyat dapat terjangkit oleh suatu penyakit. Bahaya buangan bahan berbahaya dan sebagainya mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Seiring dengan berkembangnya era modern saat ini, banyak mal-mal di Indonesia. Namun sangat disayangkan, dari mall-mall tersebut, tidak disadari bahwa sangat mengganggu lingkungan sekitar seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makassar Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang, dengan adanya limbah-limbah dari sisa hasil-hasil produksi mall di sekitarnya, seperti halnya: pembuangan limbah yang langsung dialirkan menuju kanal di daerah tersebut. Limbah yang dimaksud berupa air bekas cucian, tinja manusia, dan hasil-hasil produksi akibat aktivitas yang terjadi di mall. Cara pencegahan bagi masalah ini dapat berupa solusi teknis, teknologi sederhana, atau dengan melakukan praktek kebersihan pribadi lainnya. Selain pembuangan limbah dari mall, di daerah tersebut juga masih memiliki masalahmasalah terkait sanitasi, seperti: air bersih, sampah, jamban, dan pengelolaan air limbah. 1

Sebenarnya semua masalah-masalah tersebut muncul dikarenakan minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembudayaan hidup bersih dan sehat. Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.

I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengatasi masalah air bersih di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 2. Bagaimana cara mengatasi masalah pembuangan tinja di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 3. Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 4. Bagaimana cara mengatasi masalah pembuangan air limbah di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya?

I.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara mengatasi masalah air bersih di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 2. Mengetahui cara mengatasi masalah pembuangan tinja di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 3. Mengetahui cara mengatasi masalah sampah di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 4. Mengetahui cara mengatasi masalah pembuangan air limbah di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang dan bagaimana solusinya? 2

I.4 Manfaat atau Kegunaan Manfaat atau kegunaan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Kondisi lingkungan sekitar menjadi bersih. 2. Kesehatan masyarakat dapat terjaga. 3. Masyarakat tidak mudah terjangkit oleh penyakit.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sanitasi Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat sampah) dan pembuangan air limbah (SPAL), kebisingan, dan pencemaran udara (asap rokok). II.1.1. Penyediaan Air Bersih Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lainlain. Penyakit- penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana (Chandra, 2007). Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005). a. Syarat Kuantitas Syarat kuantitas adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter (Slamet, 2002). 4

b. Syarat Kualitas Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2002).

II.1.1.1. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut (Slamet, 2002). Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu (Chandra, 2007) : 1. Waterborne mechanism Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomielitis. 2. Waterwashed mechanism Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu : a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak. b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trachoma. c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis. 3. Water-based mechanism Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agent penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis. 5

4. Water –related insect vector mechanism Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever.

II.1.1.2. Sumber Air Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2007). 1.

Air Angkasa (Hujan) Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau

pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia. 2.

Air Permukaan Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,

telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. 3.

Air Tanah Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih murni dibandingkan air permukaan.

6

II.1.2. Pembuangan Tinja (Jamban) Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan (tractus digestifus). Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Soeparman dan Suparmin, 2002). Ditinjau dari sudut kesehatan, kotoran manusia merupakan masalah yang sangat penting, karena jika pembuangannya tidak baik maka dapat mencemarilingkungan dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan manusia. Penyebaran penyakit yang bersumber pada kotoran manusia (faeces) dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

II.1.2.1. Pengertian Jamban Jamban

adalah

suatu

bangunan

yang

digunakan

untuk

membuang

dan

mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Depkes RI, 1995). Penyediaan

sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup

penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Suatu jamban tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : (Depkes RI, 1995) 1. Tidak mencemari sumber air minum (untuk ini dibuat lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air). 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. 3. Air seni, air pembersih dan penggelontoran tidak mencemari tanah disekitarnya. 7

4. Mudah dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama. 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang. 6. Luas ruangan cukup. 7. Ventilasi cukup baik. 8. Tersedia air dan alat pembersih. 9. Cukup penerangan.

II.1.3. Pengelolaan Sampah Menurut Mubarak (2009), sampah diartikan sebagai benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, serta tidak terjadi dengan sendirinya. Beberapa faktor yang memengaruhi sampah adalah jumlah penduduk, sistem pengumpulan/ pembuangan sampah, pengambilan bahan-bahan yang ada padasampah, faktor geografis, waktu, sosial, ekonomi, budaya, musim, kebiasaan masyarakat, kemajuan teknologi serta jenis sampah (Mubarak, 2009). Sedangkan jenis sampah, dikenal beberapa cara pembagian, ada yang membaginya atas dasar zat pembentuk (Chandra, 2007), yaitu : a. Sampah organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur dan buah. b. Sampah anorganik, misalnya logam, pecah belah, abu, dan lain-lain. Adapun yang membaginya atas dasar sifat, yaitu : a. Sampah yang mudah busuk b. Sampah yang tidak mudah busuk c. Sampah yang mudah terbakar d. Sampah yang tidak mudah terbakar

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia. 8

Mengingat efek dari sampah terhadap kesehatan maka pengelolaan sampah harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Tersedianya tempat sampah yang dilengkapi tutup (sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan). 2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah. 3. Tempat sampah tahan karat dan bagian dalam rata. 4. Tempat sampah mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. 5. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkat oleh satu orang. 6. Tempat sampah dikosongkan setiap 1x24 jam atau 2/3 bagian telah terisi penuh. 7. Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan. 8. Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah. 9. Memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. 10. Tersedianya

tempat

pembuangan

sampah

sementara

yang

mudah

dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak di lokasi yang terjangkau kendaraan pengangkut sampah dan harus dikosongkan sekurangkurangnya 3x24 jam.

II.1.4. Pengelolaan Air Limbah Menurut Ehless dan Steel yang dikutip oleh Chandra (2007), air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain : a. Air Buangan Rumah Tangga ( domestic waste water) 9

Air buangan dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian, dapur dan kamar mandi dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik. b. Air Buangan Kotapraja (minicipal waste water) Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, selokan, tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya. c. Air Buangan Industri (industrial waste water) Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat yang terkandung didalamnya, misalnya logam berat, zat pelarut, amoniak dan lain-lain. Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan. 3. Tidak menimbulkan pencemaran air untuk perikanan, air sungai atau tempat-tempat rekreasi serta untuk keperluan sehari-hari. 4. Tidak dihinggapi oleh lalat, serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor. 5. Tidak terbuka dan harus tertutup jika tidak diolah dan tidak dapat dicapai oleh anak-anak. 6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari yang dimulai dari pengamatan (observasi) pada tanggal 30 Nopember 2015, hingga pada akhir kegiatan penelitian berupa wawancara langsung masyarakat sekitar dilanjutkan dengan penulisan karya ilmiah pada tanggal 2 Desember 2015. III.2 Metode dan Rancangan Penelitian III.2.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang terkait sanitasi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Fokus penelitian dikonsentrasikan pada faktor-faktor yang memengaruhi masalah yang ada, dan juga apa yang dipengaruhinya. III.2.2 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, metode ini dianggap relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk memeroleh pemahaman yang sebenarnya mengenai masalah-masalah yang terkait sanitasi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan menggunakan metode ini juga dapat diungkap secara komprehensif faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi masalah yang ada, dan juga apa yang dipengaruhinya, sehingga peneliti berkeyakinan bahwa metode penelitian kualitatif dianggap relevan. Hal tersebut sesuai dengan yang diuangkapkan Bogdan dan Taylor (1992), yang berpendapat: “Penggunaan pendekatan kualitatif dimaksudkan

sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriftif, tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi

11

tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang komprehensif dan holistik”.(Bogdan dan Taylor,1992:3) Dengan digunakannya pendekatan kualitatif, maka dapat dilakukan proses penelitian yang mengungkap masalah penelitian dengan menyesuaikan pada keadaan atau kondisi real serta mengungkap fakta menurut keadaan atau situasi social yang sedang berlangsung, dalam hal ini kondisi yang nyata mengenai apa sajakah masalahmasalah yang terkait sanitasi yang terjadi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sehingga seluruh aktifitas yang terjadi dapat diamati dan dijelaskan. Pendekatan kualitatif juga dapat mengungangkap secara komprehensif faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi masalah yang ada, dan juga apa yang dipengaruhinya. Sehingga tujuan pemilihan pendekatan kualitatif ini adalah untuk memahami masalah-masalah yang ada dan mengungkap faktor yang mempengaruhi dan yang dipengruhi menurut persepsi masyarakat yang ada di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang kemudian dibangun dalam kerangka berpikir. III.2.3 Sumber Data Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian yang lebih menekankan pada aspek materi. Muhajir (2002:44) menjelaskan bahwa data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk angka. Data dalam bentuk kata verbal sering muncul dalam kata yang berbeda dengan maksud sama atau sebaliknya. Dapat juga muncul dalam kalimat panjang lebar, singkat dan banyak lagi ragamnya. Data verbal yang beragam tersebut perlu diolah agar menjadi ringkas dan sistematis. Data dalam penilitian ini bersumber dari pihak-pihak yang merasakan langsung masalah-masalah yang terkait sanitasi yang ada di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam hal ini peneliti menggunakan data primer sebagai sumber datanya. Data Primer adalah data yang diambil dari sumber pertama di lapangan yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap informan yang ditemui dilapangan. 12

Dalam hal ini, berupa data dan hasil informasi hasil wawancara dengan masyarakat yang merasakan masalah-masalah yang terkait sanitasi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh dari observasi langsung ke lokasi penelitian yaitu Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan seperti proses observasi keadaan lingkungan sekitar dan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar, khususnya yang tinggal menetap di daerah tersebut. Data primer diperoleh dari informan melalui penelitian yang diharapkan informan tersebut dapat memberikan data dan informasi yang jelas dan akurat tentang masalah-masalah yang ada di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

III.2.4 Penentuan Informan Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi informan adalah mereka yang ditentukan sesuai dengan kepemilikan informasi yang kredibel tentang masalah-masalah yang terkait sanitasi di daerah tersebut. III.3 Instrumen Penelitian Dalam penelitian masalah sanitasi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam pengumpulan data, melakukan analisis, menafsirkan data. Peneliti mewawancarai informan dan mencatat berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah sanitasi yang terjadi di daerah penelitian. III.4 Pengumpulan Data dan Analisis Data III.4.1 Teknik Pengumpulan Data A. Observasi Observasi adalah kegiatan mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap suatu objek (Nazir,1989:212). Dalam penelitian ini penulis 13

menggunakan observasi langsung terhadap fenomena yang terjadi di lapangan dalam hal ini masalah-masalah yang terkait sanitasi di Jl. Miraseruni Kec. Panakukang Kel. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Observasi juga dimaksudkan untuk lebih mengetahui kondisi di lapangan secara mendalam mengenai masalah terkait sanitasi yang dilakukan secara langsung dan nyata. Dalam hal ini pengamatan dilakukan terhadap berbagai pihak yang merasakan dampak dari masalah terkait sanitasi, serta pengamatan lain yang berhubungan dengan penelitian keadaan lingkungan sekitar. B. Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara yang dilakukan secara mendalam, dimana wawancara mendalam merupakan tanya jawab mengenai masalah sanitasi antara peniliti dengan informan yang dilakukan secara terbuka. Untuk itu pedoman wawancara yang bersifat terbuka sebagai instrumen penelitian sanitasi digunakan untuk memberikan kebebasan bagi informan untuk menyampaikan pendapatnya tentang masalahmasalah yang terkait sanitasi. III.4.2 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah proses menyusun data, yaitu mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola atau kategori agar dapat ditafsirkan, yang dilakukan melalui 3 macam kegiatan yang saling berhubungan dan berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, yaitu: 1. Reduksi Data, mengumpulkan informasi yang didapat dan menyederhanakan informasi tersebut, memilih hal-hal pokok dan memfokuskannya pada hal-hal penting, mencari tema atau pola dari laporan atau data yang didapat di lapangan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, disamping mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan 2. Display Data atau Penyajian Data, menyajikan berbagai informasi dari data yang telah dianalisis sehingga memberikan gambaran keseluruhan atau bagianbagian tertentu dari penelitian yang dilakukan. 14

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, merupakan kegiatan analisis data yang dimaksudkan untuk mencari makna dan membuat kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan hipotesis kerja. Pada mulanya kesimpulan tersebut tentunya masih sangat tentatif, kabur dan diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data dan melalui verifikasi yang terus dilakukan selama penelitian berlangsung maka kesimpulan tersebut menjadi lebih mendalam dan akurat.(Creswell,1994) Dalam rangka melakukan verifikasi data, peneliti melaksanakan triangulasi data (teknik pengujian keabsahan data yang dilakukan dengan memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti pada pihak-pihak lainnya yang dipercaya) untuk mendapatkan data yang valid dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat di lapangan. Informasi perlu dicek kebenarannya agar hasil penelitian dapat dipercaya dengan memeroleh informasi dari berbagai pihak. Dengan demikian maka apabila terdapat perbedaan keterangan diantara informan yang memberikan informasi mengenai masalah sanitasi yang ada, maka penulis akan kembali menanyakan perbedaan keterangan tersebut kepada informan lainnya yang dianggap relevan, guna memperoleh suatu kebenaran data.

15

BAB IV PEMBAHASAN Permasalahan sanitasi di Jl. Miraseruni kel. Pandang kec. Panakukkang, kota Makassar, Sulawesi Selatan sangat kompleks, dimana masalah sanitasi tersebut mencakup penyediaan air bersih, pembuangan tinja (jamban), pengolahan sampah, dan pengolahan air limbah. Permasalahan dari sanitasi ini harus depecahkan atau dikurangi jumlahnya untuk meningkatkan ksehatan masyarakat yang bertempat di lokasi tersebut. IV.1 Penyediaan Air Bersih Kondisi air bersih di Jl. Miraseruni kel. Pandang kec. Panakukkang, kota Makassar, Sangat kurang karena hanya menggunakan satu sumber yaitu Sumur yang ada di sekitar pumukiman tersebut. Dimana sumur yang ada di sana hanya ada satu dan digunakan oleh semua warga untuk mencuci, mandi dan kebutuhan domestik lainnya . Keadaan air sumur tersebut lumayan jernih tetapi terasa Asin, dan juga ada kalanya air dalam sumur tersebut berkurang/habis jadi warga disana harus menunggu lagi jika ingin menggunakan air sumur tersebut. Air minum yang digunakan bersumber dari masjid yang ada disekitar, sebelum diminum air tersebut dimasak terlebih dahulu. Solusinya, Pembuatan penampun air hujan Sistem ini dapat dibuat untuk menampungair hujan, mengolahnya menjadi air bersih untuk mencuci dan mandi dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau untuk memenuhi kebutuhan komersial. Cara penampungannya yaitu dengan menaruh sebuah bak di depan rumah dimana airnya mengalir dari atap melalui saluran pipa kemudian masuk kedalam bak tersebut. Manfaat dari penampungan air hjan yaitu: 1. Meghemat penggunaan air tanah 2. Mempertahankan mua air tanah. 3. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah Air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. 16

IV.2 Pembuangan Tinja (Jamban) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat pembuangan tinja (jamban) di Jl. Miraseruni belum dapat dikategorikan layak dan sehat jika ditinjau dari standar baku mutu lingkungan . Hal ini dikarenakan sebagian besar rumah warga belum mempunyai jamban masing-masing . Selain itu aliran pembuangan tinja dibuang langsung ke kanal sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan serta penyakit . Adapun solusi yang kami tawarkan: 

Pembuatan saptictank

Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.

Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah : 1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m. 2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur. 3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih. 4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam. 5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun. 6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa air keluar. 7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian. 17

Kondisi jambang yang ada di kampung sangat buruk, dilihat dari kondisi fisik kampung tersebut yang tidak layak untuk dihuni. Sisa pembuangan dari kamar mandi wargas sekitar langsung dibuang ke kanal dekat rumah IV.3 Pengelolaan Sampah Keadaan sampah di Jl. Miraseruni kel. Pandang kec. Panakukkang, kota Makassar, sangat buruk dikarenakan sampah yang dibiarkan menumpuk tanpa diolah. Di kelurahan pandang warga membuang sampah disatu tempat kemudian dibakar. Tempat pembuangan sampah bersumber dari warga dan Mall yang ada di dekat pemukiman tersebut, disisilain warga mendapat keuntungan dari pembuangan sampah yang bersasal dari Mall seperti sampah plastic, dus, gabus, dll. Kemudian sampah tersebut dikumpulkan dan disatukan kemudian dijual. Sampah yang sudah tidak bisa di daur ulang atau diolah akan dibakar. Solusi yang kami ambil dari permasalah sampah ini antara lain: Menurut Notoatmodjo (2007) cara-cara pengelolaan sampah antara lain : a. Pengumpulan dan pengangkutan sampah Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masingmasing tempat pengumpulan sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir sampah (TPA). b. Pemusnahan dan pengolahan sampah Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain : 1. Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran (incinerator).

18

Cara kerja mesin incinerator: 1) Sampah kering maupun basah dimasukkan kedalam ruang bakar melalui pintu masauk. 2) Pintu masuk ditutup dan smpah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara 600oC-1200oC. 3) Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar seteah melewati celah dan menghasilkan asap putih. 4) Sebelum keluar dari cerobong sap putih ini disprai dengar air bersih. 5) Pembuangan sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak iar kotor. 6) Asap putih yang disprai akan keluar melalui cerobong.

19

2. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk.

c. Bank Sampah Pengolahan sampah pemukiman yang menerapkan sistem penyetoran sejummlah sampah ke badan yang dibentuk dan disepakati bersama masyarakat setempat (bank sampah) untuk menampung sampah yang memiliki nilai ekonomi ditabung sampai pada jumlah dan waktu tertentu ditukar sejumlah uang. Hal ini merupakan salah satu cara megubah perilaku masyarakat (social behavior) agar tidak membuang sampah ke sungai dan selokan. Tujuan dari bank sampah ini yaitu memberi peluang masyarakat yaitu peluang ekonomi, karena kegiatan bank sampah dapat memberikan output nyata bagi masyarakat. Dalam kesempatan kerja, peghasilan tambahan bagi pegawai bank sampah dan masyarakat penabung sampah dan yang paling terpenting lingkungn terjaga dengan baik terbebas dari sampah, penyakit malaria, sumber penyakit lainnya dan terbebas dari banjir atau genangan serta tekanan volume sampah terhadap TPA semakain berkurang sehingga umur TPA bias lebih panjang.

IV.3 Pengelolaan Air Limbah Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan , warga di Jl. Miraseruni belum dapat mengolah/menangani air limbah dengan baik dan benar . Air limbah yang dihasilkan langsung di alirkan ke kanal tanpa adanya pengolahan atau penyaringan terlebih dahulu . Hal ini tentu saja akan berdampak pada lingkungan yang berupa terkontaminasinya air kanal tersebut serta akan menimbulkan bau tidak sedap . Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut : 1. Pengeceran (dilution) Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus

20

dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir. 2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds) Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. 3. Irigasi (irrigation) Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanamtanaman.

21

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan 1. Cara mengatasi masalah sumber air salah satunya yaitu pembuatan penampung air hujan . Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan (PAH). 2. Cara-cara mengatasi masalah sampah yang terjadi ialah pengumpulan dan pengangkutan sampah, pemusnahan dan pengelolahan sampah, dan bank sampah. 3. Cara mengatasi masalah pembuangan tinja yaitu dengan pembuatan septictank. Septictank sendiri sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. 4. Cara-cara untuk mengatasi masalah pembuangan air limbah yaitu pengeceran, kolam oksidasi, irigasi, dan pembuatan IPAL. V.2 Saran Setelah membaca Karya Tulis ini pembaca dapat mengetahui cara-cara yang benar dalam merawat lingkungan sekitarnya dan tahu akibat yang dapat terjadi dari perilaku yang ia lakukan terhadap lingkungan.

22

Related Documents

Sanitasi
June 2020 26
Sanitasi
May 2020 24
Sanitasi Buyuana.docx
June 2020 22
Klinik Sanitasi
August 2019 45
Sanitasi Makanan.pptx
May 2020 24
Sanitasi Lingkungan-1.docx
October 2019 25

More Documents from "Sitty Hartina Pulu Raga"

Manajemen Bencana Tina.doc
October 2019 23
Sanitasi Lingkungan-1.docx
October 2019 25
1.docx
October 2019 11
Apakah Sholat Berjama.docx
October 2019 12
Makalah_limphoma[1][1].docx
November 2019 12