TUGAS KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA LINGKUNGAN “SAMPAH” DOSEN PEMBIMBING : IBU DARJATI, S.KM, M.Pd
OLEH
SITI MUHAIMIN NIM. P 40501613451041 RPL
PROGRAM RPL D3 KESLING POLTEKES KEMENKES SURABAYA 2017 - 2018
TUGAS KEGIATAN PRAKTIKUM “SAMPAH” I. PENDAHULUAN Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, mahasiswa, disebut “Populasi finit”. Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi oleh waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (menurut arti kata sampel berarti contoh)
Pengambilan sampel dilakukan dalam rangka 1. Penghematan biaya, tenaga, dan waktu lebih mudah 2. Memberi informasi yang lebih banyak dan mendalam 3. Lebih cepat dan lebih mudah 4. Dapat ditangani lebih teliti
II DASAR TEORI Sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Menurut bentuknya sampah dibagi sebagai : 1. Sampah Padat Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dansampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastic,metal, gelas dan lain-lain 2. Sampah Cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembalidan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Berdasarakan sifatnya sampah dibagi menjadi : 1. Sampah organik : dapat diurai (degradable), yaitu sampah yang mudah membusukseperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapatdiolah menjadi kompos dan briket arang. 2. Sampah an-organik : tidak terurai (undegradable), yaitu sampah yang tidak mudahmembusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botoldan gelas minuman, aleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampahkomersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.
III. METODE PENGUKURAN Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu : 1. Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah tangga dannon- rumah tangga) yang ditentukan secara random-proporsional di sumber selama 8hari berturut-turut (SNI 19-3964-1995 dan SNI M 36-1991-03). 2. Load-count analysis Mengukur jumlah (berat dan atau volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yangmengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampahper-ekivalensi penduduk. 3. Wight-volume analysis Bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yangmasuk ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke waktu. Jumlah sampah-sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang dilayani,
dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per-ekivalensi penduduk. 4. Matrial balance analysis Merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system, dan aliaran bahan yang menjadi sampah dari sebuah system yang ditentukan batas-batasnya (system boundary).
Metode pengambilan & pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah diIndonesia berdasarkan SNI M 36 -1991-03 (21)
Bila jumlah penduduk ≤ 106 jiwa P = Cd.√Ps
Bila jumlah penduduk > 106 jiwa P = Cd.Cj. .√Ps Cj = € penduduk/106
Keterangan: Ps = Jumlah penduduk bila ≤ 106 jiwa Cd= Koifisien Cd = 1 bila kepadatan penduduk normal Cd < 1 bila="" jarang="" kepadatan="" p="" penduduk=""> Cd > 1 bila kepadatan penduduk padat
Metoda Pengambilan dan Pengukuran Sampel Timbulan dan Komposisi Sampah berdasarkan SNI 19 – 3964 - 1994 a. Maksud Metode
Pengambilan
sampahPerkotaan
dan
Pengukuran
ini dimaksudkan
Contoh
sebagai
Timbulan
pegangan
Dan
Komposisi
bagi penyelengaraan
pembangunandalam melakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisisampah untuk suatu kota. b. Tujuan Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan besaran timbulan sampah yangdigunakan dalam perencanaan dan pengelolaan sampah.
c. Ruang Lingkup Metode
ini
berisi
pengertian,
persyaratan,
ketentuan,
cara
pelaksanaan
pengambilandan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah untuk suatu kota.
d. Pengertian Yang dimaksud dengan contoh timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya dandiukur komposisinya. Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan,kertas-katon,kayu,kain-tekstil,karet-kulit,plastik,logam
besi-non
besi,
kacadan lain-lain ( misalnya tanah, pasir, batu, keramik). e. Persyaratan-persyaratan Persyaratan
pengambilan
dan
pengukuran
contoh
timbulan
dan
komposisi
sampahmeliputi: 1) Peratuaran-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku didaerah; 2) Lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu kota; 3) Alat pengambil dan pengukur contoh. yaitu: - Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak terbuat darilogam) - Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
IV. ALAT Pemeriksaan Kadar Air, Kadar Volatil dan Kadar Abu Alat yang digunakan: 1. Neraca Analitik 2. Oven 3. Furnace 4. Desikator 5. Cawan Krus 6. Lumpang dan Alu 7. Penjepit (Tang Krus)
V. CARA KERJA 1. Pengukuran berat jenis sampah Pengukuran
berat
jenis
sampah
bertujuan
untuk
menetahui
volume
dari
sampah,sehingga lebih mudah dalam perencanaan penampungan atau alat angkut sampah. Perhitungan dengan menggunakan rumus : Berat sampah (ton) Berat jenis sampah = ----------------------Volume sampah (m3) 2. Pengukuran kadar air sampah Prinsip kerja Sampah dikeringkan agar semua air yang terkandung didalamnya hilang. Alat dan Bahan:
sampel sampah dari penetapan sebelumnya.
timbangan
cawan petri
oven 1050 C
penjepit
Cara kerja:
ambil sampel sampah dari penetapan awal. .
sampel tersebit dibagi menjadi empat bagian, dari seperempat bagian dibagi menjadi empat bagian lagi diaduk rata, dibagi empat bagian lagi dan seterusnya sampai beratnya kira-kira mencapai 100 gram. timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam oven selama 2 jam) catat hasilnya. Masukkan sampel sampah tersebut dalam cawan petri, lalu timbang catat hasilnya ( misal : a gram)
masukkan cawan petri bersama sampah dalam oven, selama 24 jam.
setelah itu keluarkan dan biarkan dingin,masukkan dalam desikator, kemudian timbang catat hasilnya ( misal: b gram). Perhitungan dengan menggunakan rumus : berat cawan isi (a) – berat cawan isi (b) % kadar air = -----------------------------------------x 100 % berat cawan ini (a) – berat cawan kosong % Kadar Kering = 100 % - % kadar air.
3. Pengukuran kadar volatil Senyawa volatil adalah senyawa-senyawa kimia organik yang mempunyai molekul yangkecil dan dapat terdistilasi dengan mudah dalam tekanan atmosfer. Cara kerja : Haluskan sampah hingga diperoleh berat 4 gram dari hasil pengukuran kadar air sampah.
Sampel yang sudah halus ini kemudian dimasukkan dalam oven.
Kadar volatil sampah dapat ditentukan sebagai berikut:
(berat sampel kering - berat sampah setelah pemanasan) Kadar Volatil = -------------------------------------------------------- x 100%. (beratsampel kering) x 100%. Perhitungan dengan menggunakan rumus: % Kadar abu = 100 % - % kadar volatil
4. Pengukuran kadar abu Pemeriksaan Kadar Abu Sampah: Sampel sampah kering hasil penetapan volatil digerus sampai halus Timbang sampel kering dan halus ± 4 gram dalam cawan krus, catat Masukkan cawan krus dalam furnace 900ºC selama 1 jam. Lebihkan ¼ jam untuk pencapaian temperatur 900ºC. Matikan furnace, biarkan dingin, masukkan ke dalam desikator. Lalu timbang, lakukan sebanyak tiga kali penimbangan. Perhitungan dengan menggunakan rumus: % Kadar abu = 100 % - % kadar volatil
VI. HASIL PRAKTIKUM No. 1.
Moisture Contet Test
Volatil
Kadar Abu
(%)
(%)
(%)
44,25
86,31
25,74
Kode Sampel LB 021
Keterangan : Kadar air sampah 44,25 % Kadar volatil 86,31 %
Kadar abu 25,74 %
VII. KESIMPULAN 1. Kadar air sampah Kelembaban limbah padat kota umumnya berkisar antara 15 – 40 persen. Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran 44,25 %, kelambaban masih diatas kelembaban limbah padat kota pada umumnya. 2. Kadar volatil Kadar volatil sampah menunjukkan jumlah zat organik dalam sampah yang menguap melalui pemanasan dengan temperatur tinggi. Kadar volatil merupakan parameter kimiawi sampah. Berbeda dengan komposisi dankadar air sampah yang merupakan parameter fisis sampah. Data mengenai kadar volatilampah sangat penting dalam manajemen persampahan. Terutama pada prosespengolahannya. Akumulasi senyawa volatil dapat menurunkan PH sampai melebihi kapasitasbuffer pada pengolahan anaerobik, sehingga dapat mengganggu proses pengolahan sampah.Sedangkan jumlah abu dan residu penting untuk diketahui dalam penentuan desainincinerator agar dapat memberikan kapasitas penampungan sampah yang sesuai.