Sahabat Rumah Cahaya.. Untuk memulai usaha bengkel las, seperti kita telah ketahui bersama, bahwa tidaklah selalu harus terkait dengan dunia konstruksi atau perlogaman (metalurgi) yang besar, karena kebutuhan masyarakat sekitar kita akan jasa pengelasan pun tidak sedikit. Umpamanya saja, dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, maka bisa dipastikan kebutuhan mereka akan tempat tinggal atau rumah pun terus meningkat.
Setelah memiliki rumah, mereka para pemilik biasanya memerlukan aksesori untuk keamanan serta kenyamanan rumahnya. Barang-barang seperti pagar, teralis, kanopi, tangga, dan pintu garasi, merupakan barang yang umumnya mereka butuhkan. Dan tentunya bukan hanya itu, setelah sekian lama mereka pun biasanya perlu merenovasi barang-barang tadi, maupun menggantinya dengan modelmodel yang baru. Nah.. bukannya yang mengerjakan barang-barang tersebut adalah para tukang atau pengusaha las?
Juga, seandainya di sekitar kita orang-orang yang ingin mendirikan tiang besi/baja untuk papan reklame di depan rumah, toko, maupun bangunan lain yang dimilikinya, atau para pemilik kendaraan bermotor yang ingin menyambung, menambal atau memperbaiki kenalpot, step, atau bagian lain dari kendaraannya yang rusak, dsb. Kira-kira akan kemanakah mereka larinya? … Sudah bisa dipastikan pula sebagian besar dari mereka akan mendatangi bengkel las.
Oleh karena itu, memulai bisnis las bukan sekedar memulai sebuah bisnis yang layak, namun juga merupakan suatu bisnis atau usaha yang menguntungkan. Jika Anda memutuskan untuk mengambil usaha ini, mungkin Anda akan terkejut, karena betapa banyak orang yang benar-benar membutuhkan jasa profesional Anda. Bagaimana Caranya Untuk Memulai Usaha Las?
Siapapun dapat memulai usaha bengkel las, yaitu bagi siapa saja yang mengetahui bagaimana menggunakan peralatan atau mesin las. Atau bagi sahabat yang sama sekali tidak bisa menggunakan peralatannya sekalipun, untuk memulai usaha las bukanlah perkara yang sulit, sepanjang Anda bisa mengajak kerjasama dengan seseorang yang mempunyai keahlian di bidang ini, dimana ia haruslah seorang yang jujur dan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugas pekerjaannya.
Untuk mulai membuka usaha las, tidak langsung perlu modal banyak. Cukup miliki terlebih dulu beberapa peralatan utamanya, seperti mesin las listrik portabel yang kecil, gergaji besi, mesin gerinda, mesin bor tangan, serta peralatan keamanan seperti kaca las. Dan Anda pun sudah bisa membuka bisnis
las listrik, disamping tentunya memiliki tempat kerja yang cukup memadai, serta daya listrik yang cukup. Kedepannya setelah usaha bengkel las Anda mengalami kemajuan, maka perlengkapan yang lain seperti peralatan las karbit atau asetilin, trafo las listrik yang lebih besar, catok/ragum, mobil bak pengangkut, dsb. bisa secara bertahap Anda beli, sehingga pelayanan yang bisa Anda tawarkan kepada konsumen juga bisa lebih beragam.
Setelah bengkel mulai dibuka, pemasaran tentunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kemajuan usaha. Maka mulailah bikin dan pasang papan reklame bisnis Anda di pinggir jalan di depan atau berdekatan dengan bengkel las Anda. Tugaskan seorang tenaga marketing untuk mempromosikan binis Anda ke wilayah-wilayah sekitar. Tidak harus Anda upah atau kasih gaji dulu, tapi cukup dijanjikan presentasi keuntungan bilamana ia bisa membawa seorang konsumen ke bengkel las Anda. Atau bila Anda belum begitu banyak menerima pekerjaan, Anda pun bisa merangkap sebagai seorang pemasar buat usaha Anda sendiri.
Ingatlah juga, bahwa meskipun sekilas dalam pekerjaan las hanya terlihat percikan api dan kepulan asap, namun ia berkaitan dengan nilai estetika atau keindahan. Maka teruslah berinovasi, supaya modelmodel yang ditawarkan tidak ketinggalan zaman, lebih artistik dan lebih menarik minat calon konsumen. Perhatikan motif, ukiran, serta profil dari model yang ditawarkan, jika yang ditawarkan adalah untuk produk-produk seperti pagar, tralis, canopy, tangga, dan sebagainya.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan
Karena rumah orang tua saya dulu berada di pinggir jalan yang cukup strategis, dengan halaman dan garasi kosong yang cukup luas, maka ada seorang teman STM yang telah berpengalaman dalam bidang las mengajak untuk bekerjasama. Ia sudah memiliki peralatan yang hampir lengkap, sehingga saya pun cukup menambah sedikit perlengkapan saja, dan juga menambah daya listrik yang lebih besar. Namun kerjasama kami tidak berlangsung lama, karena ternyata teman saya tersebut bukanlah orang yang jujur.
Meskipun kerjasama usaha saya dalam bidang las tidak berlangsung lama, namun setelah berinteraksi dengan beberapa pengusaha las, maka ada beberapa hal yang saya ketahui dan saya kira harus menjadi perhatian, diantaranya adalah:
* Ada beberapa pengusaha las yang menawarkan bahan kepada calon konsumen, setelah disepakati, ia mencampur bahan yang dikerjakan. Misalnya: bahan yang disepakati adalah baja dengan ketebalan sekian milimeter, tapi sewaktu pengerjaan (mungkin untuk mengambil untung lebih), maka bahan dicampur dengan ketebalan yang lebih tipis. Atau yang ditawarkan adalah bahan yang baru semua, namun saat pengerjaan dicampur dengan bahan-bahan bekas. * Jika pemasaran diserahkan kepada orang lain, terkadang setelah si pemasar mendapatkan calon konsumen, maka pesanan atau order dari calon konsumen bukan diberikan kepada majikannya, namun diserahkan kepada pengusaha las yang lain untuk mendapatkan persentase komisi yang lebih banyak. * Kebiasaan/tradisi jual-beli yang salah dan tidak halal menurut agama. Seperti menjual barang las dengan sebutan permeter lari. Jadi jika tinggi pagar 1,5 meter, maka bukan dihitung harga 1,5 meter, tapi dihitung harga untuk 2 meter. * Pencurian daya listrik ke saluran listrik PLN, dan beberapa hal lainnya yang bertentangan dengan kode etik profesi atau kode etik jual-beli.
Cukup kiranya artikel Memulai Usaha Bengkel Las ini saya suguhkan ke hadapan Anda sahabat Rumah Cahaya. Semoga bisa berguna bagi Anda semua
Teori Pengelasan Logam January 14, 2013 oleh Cepi Nugraha · 3 Komentar Kategori: Jurnal Teknik Mesin 1 inShare Teori Pengelasan Logam & Pengertian Pengelasan
Pengelasan Logam
Landasan teori pengelasan atau Teori dasar pengelasan ini saya kutip dari tugas akhir berjudul Pengaruh Heat Input Pengelasan SMAW pada Baja Karbon Rendah Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro. Tugas akhir tersebut saya susun pada saat akan menyelesaikan kuliah di jurusan Teknik Mesin yang diajukan guna melengkapi kurikulum dalam mencapai gelar sarjana strata satu. Berikut kutipannya yang telah saya ubah sebagian kecil redaksinya tanpa mengurangi maksud dan tujuannya utamanya..
Pengertian Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pengelasan merupakan pelaksanaan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi. Dari perkembangannya yang pesat, telah banyak teknologi baru yang ditemukan, sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak dapat dilas dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
Klasifikasi Cara-cara Pengelasan
Hingga saat ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, hal ini disebabkan karena belum adanya kesepakatan dalam hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasian tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan cara kerja, dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lain, sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik, dan seterusnya. Bila diadakan klasifikasi yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut di atas akan terbaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Namun diantara kedua klasifikasi tersebut di atas, sepertinya klasifikasi berdasarkan cara kerja lebih banyak digunakan, sehingga pengklasifikasian berdasarkan cara kerja inilah yang akan diterangkan di halaman ini. Klasifikasi Pengelasan Logam Berdasarkan Cara Kerja
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama, yakni pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan hingga mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar. Diantaranya adalah las busur, yang juga terbagi menjadi las busur elektroda terumpan, seperti las busur gas (las MIG, las busur CO2), las busur gas dan fluks (las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks), las busur fluks (las elektroda terbungkus, las busur dengan lektroda berisi fluks, las busur rendam), dan las busur elektroda tak terumpan, seperti las TIG atau las wolfram gas. Contoh pengelasan cair lainnya adalah las gas, las listrik terak, las listrik gas, las termit, las sinar elektron, dan las busur plasma.
2. Pengelasan tekan
Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. Diantaranya adalah las resistansi listrik (las titik, las tumpang, las busur tekan, dan las tumpul tekan), las tekan gas, las tempa, las gesek, las ledakan, las induksi, serta las ultrasonik.
3. Pematrian
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah, sehingga dalam hal ini logam induk tidak turut mencair. Diantaranya seperti pembrasingan dan penyolderan
Penjelasan yang lebih rinci lagi mengenai teori pengelasan logam ini mudah-mudahan bisa Anda dapatkan di artikel-artikel Rumah Cahaya selanjutnya dalam waktu dan kesempatan yang lain, atau juga bisa Anda dapatkan di blog-blog lain dengan materi pembahasan yang serupa. Semoga bermanfaat..