Safety Jalan Tambang.pdf

  • Uploaded by: David Halomoan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Safety Jalan Tambang.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 861
  • Pages: 8
Aspek Keselamatan Jalan Angkut

Aspek-aspek teknis yang telah diuraikan sebelumnya, disamping diarahkan untuk meraih umur Iayanan jalan sesuai yang direncanakan, juga harus memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengemudi. Beberapa aspek keselamatan sepanjang jalan angkut yang akan diuraikan meliputi (1) jarak pandang yang aman, (2) rambu-rambu pada jalan angkut, (3) lampu penerangan, dan (4) jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan.

Tujuan khusus pembelajaran : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat: ƒ mengetahui kondisi-kondisi tidak aman pada jalan angkut tambang ƒ menghilangkan kondisi tidak aman pada jalan angkut tambang ƒ menempatkan tanda-tanda lalu lintas dan lampu penerangan pada jalan tambang ƒ menempatkan jalur pengelak

1. Jarak pandang yang aman Jarak pandang yang aman (safe sight distance) diperlukan oleh pengemudi (operator) untuk melihat ke depan secara bebas pada suatu tikungan. Jika pengemudi melihat suatu penghalang yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan antisipasi untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Jarak pandang minimum sama dengan sama dengan jarak berhenti. Jarak pandang terdiri dari (1) Jarak Pandang Henti (Jh) dan (2) Jarak Pandang Mendahului (Jd).

1.1 Kurva horizontal Kurva vertikal dapat dikonversikan sebagai kurva horizontal, dimana dua buah truk yang akan bertabrakan berada dalam satu kurva dan dilihat dari atas.

27

Gambar 1 Kurva Horizontal Jalan Tambang

Jarak kurva horizontal yang terlalu kecil menyebabkan benda di depan akan terhalang oleh lereng (gambar1), untuk mengatasinya, pada kondisi ini memungkinkan harus ada pemotongan lereng, sehingga jarak pandang dapat diperpanjang.

1.2.1 Kurva vertikal Jarak pandang haruslah lebih besar dari jarak pengereman. Sering kali jarak pandang ini dibatasi oleh kelengkungan jalan secara vertikal atau kelengkungan jalan secara horizontal. Kelengkungan vertikal akan mempengaruhi jarak pandang terhadap bahaya di depan kendaraan secara vertikal (lihat gambar 2) Untuk mengatasi masalah ini maka kelengkungan harus diperbesar sehingga bahaya di depan dapat terlihat sebelum dilakukan pengereman.

28

Gambar 2 Jarak ‘ Vertikal Curve’

1.3 Kecepatan Aman Batas kecepatan aman suatu kendaran tambang sangat ditentukan oleh : ƒ

Kondisi kendaraan

ƒ

Kemampuan kendaraan tersebut untuk dikendalikan,

ƒ

Kondisi jalan,

ƒ

Geometri jalan,

ƒ

Jarak pandang

2. Rambu-rambu pada jalan Untuk

lebih

menjamin

menjamin

keamanan

sehubungan

dengan

di-

operasikannya suatu jalan angkut, maka perlu kiranya dipasang rambu-rambu sepanjang jalan angkut tersebut terutama pada tempat-tempat yang berbahaya. Rambu-rambu dipasang untuk keselamatan: ƒ

Pengemudi dan kendaraan itu sendiri;

ƒ

Binatang yang ada di sekitarjalan angkut;

ƒ

Masyarakat setempat yang biasa menggunakan jalan tambang;

ƒ

Kendaraan lain yang mungkin lewat pada jalan tersebut;

ƒ

Tanda adanya perempatan, pertigaan, persilangan dengan jalan umum, misalnya rel keret api, dsb.

29

3. Lampu penerangan jalan Lampu penerangan perlu dipasang apabila jalan angkut akan digunakan pada malam hari. Pemasangan bisa dilakukan berdasarkan jarak maupun tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut dipasang antara lain pada: ƒ

Tikungan (belokan),

ƒ

Perempatan atau pertigaan jalan,

ƒ

Jembatan,

ƒ

Tanjakan maupun turunan yang cukup tajam.

4. Jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin tenjadi karena kendaraan slip, rem blong atau sebab lain, maka pada jalur angkut perlu dibuat jalur pengelak (runaway precaution). Ditinjau dan daerah datar sepanjang jalur memanjang yang tersedia, terdapat dua cara membuat jalur pengelak. Untuk daerah yang sempit, misalnya jalan dibuat antara tebing dan jurang, maka dibuat lajur khusus untuk mengelakkan kendaraan seperti terlihat pada Gambar 3. Sedangkan Gambar 4 adalah bentuk jalur pengelak untuk daerah yang luas.

Gambar 3 Jalur pengelak untuk daerah yang sempit

30

Gambar 4 Jalur pengelak daerah yang luas

5. Rangkuman ™

Beberapa aspek keselamatan sepanjang jalan angkut yaitu : jarak pandang yang aman, rambu-rambu pada jalan angkut, lampu penerangan dan jalur pengelak untuk menghindari kecelakan

™

Jarak pandang mengemudi harus lebih panjang dari jarak berhenti alat berat

™

Perlunya penempatan rambu-rambu lalu lintas jalan pada kondisi-kondisi tidak aman (misalnya: tanda jalan menaik)

™

Perlunya pemasangan rambu-rambu adanya pekerjaan penunjang (misalnya: pemasangan gorong-gorong, perbaikan jembatan, perawatan jalan)

™

Perlunya pemasangan penerangan jalan pada tikungan, perempatan, jembatan, tanjakan maupun turunan yang cukup tajam.

™

Perlunya dibuat jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan

31

6. Lembar Kerja 4

1. Untuk menghindari kecelakaan pada jalan angkut maka : a. Kondisi tidak aman harus dihindarkan b. Kecepatan alat angkut dikurangi c. Produksi alat angkut dikurangi

2. Mana yang benar : a. Jarak pandang operator harus sama dengan jarak berhenti alat b. Jarak pandang operator harus lebih kecil dari jarak berhenti alat c. Jarak pandang operator harus lebih besar dari jarak berhenti alat

3. Rambu lalu lintas jalan angkut ditempatkan pada daerah : a. Mudah dilihat dan jelas b. Dekat dengan lokasi tambang c. Pada jalan angkut, mudah dilihat dan jelas

4. Batas kecepatan aman tergantung : a. Kondisi kendaran, kemampuan kendaraan tersebut untuk dikendalikan, kondisi jalan, geometri jalan, jarak pandang b. Operator/pengemudi c. Kondisi jalan

5. Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena rem blong maka : a. Dibuat dua jalur jalan pararel b. Dibuat jalur pengelak dengan arah menaik c. Dibuat rambu-rambu lalu lintas

32

Kunci Jawaban

1.

a

2.

b

3.

c

4.

a

5.

b

33

DAFTAR PUSTAKA

1. AASHTO, 1990, “A Policy on Geometric Design of Highways and Streets” 2. Direktorat Jenderal Bina Marga, Bina Perencanaan, 1990, “Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota” 3. Institute of Transportation Engineers, 1992, “Traffic Engineering Handbook”, 4th Ed. Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jerseys 4. Road Construction Authority Australia, 1983,” Road Design Manual”

34

Related Documents

Jalan
November 2019 50
Safety
November 2019 82
Safety
December 2019 58
Safety
November 2019 53

More Documents from "oladokunsulaiman"