S2-2017-351798-introduction

  • Uploaded by: Naufal Sati
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View S2-2017-351798-introduction as PDF for free.

More details

  • Words: 1,356
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Cekungan Kutai terletak di propinsi Kalimantan Timur. Cekungan Kutai adalah cekungan Tersier penghasil minyak dan gas terbesar kedua di Indonesia setelah Cekungan Sumatra Tengah, yaitu dengan cadangan terbukti lebih dari 11 BBOE (billion barrel oil equivalent) (Pertamina BPPKA, 1997). Cekungan Kutai terdiri dari Sub Cekungan Kutai Bagian Atas dan Sub Cekungan Kutai Bagian Bawah (Gambar 1.1). Daerah penelitian adalah Lapangan NAM yang merupakan lapangan onshore yang terletak 350 km arah Timur Laut Kota Samarinda dan termasuk ke dalam Sub Cekungan Kutai Bagian Atas. Analisa potensi batuan induk sedimen Eosen pada Cekungan Kutai Bagian Atas merupakan sesuatu hal yang menarik karena belum adanya lapangan minyak dan gas yang telah berproduksi di cekungan tersebut walaupun sudah banyak sumur – sumur eksplorasi yang terbukti ada kandungan hidrokarbon. Hal ini berbeda dengan Cekungan Kutai Bagian Bawah yang sudah banyak lapangan – lapangan minyak dan gas yang sudah berproduksi (Gambar 1.1). Selain itu, belum terlalu banyak publikasi-publikasi ilmiah yang membahas mengenai potensi batuan induk di sub cekungan tersebut. Berdasarkan pada penelitian terdahulu oleh Guritno dan Chambers (2000) batuan induk Cekungan Kutai Bagian Atas berasal dari sedimen Eosen Tengah Akhir. Batuan induk sedimen Eosen ditunjukkan dengan nilai Total Organic Carbon (TOC) antara 0,50-8,76% berdasarkan analisis conto batuan permukaan dengan litologi batuseprih karbonatan dan rata-rata 75% di batubara. Selain itu telah mengalami kematangan yang ditunjukkan dengan nilai Vitrinite Reflectivity (Ro) antara 0,63-0,83%. Bachtiar dkk (2013) berdasarkan beberapa conto batuan permukaan yang berumur Eosen Akhir memaparkan bahwa nilai TOC dari conto batubara yaitu berkisar 45.,65-78,47%, dari conto batulempung karbonan dengan nilai TOC 12,62%, dan conto batulempung menyerpih berkisar 0,44-1,64%. Selain itu didapatkan nilai Ro berkisar antara 0,54% dan 0,47%.

1

: Lokasi Penelitian

Gambar 1.1 Lapangan minyak dan gas yang telah berproduksi di Cekungan Kutai, Barito, dan Tarakan (Satyana, 1999).

2

Penelitian yang dilakukan pada Lapangan NAM yang terletak di bagian Utara Cekungan Kutai Bagian Atas ini bertujuan untuk menjawab apakah potensi batuan induk sedimen Eosen tersebut juga terjadi di daerah penelitian. Terkait dengan tujuan tersebut, maka penelitian ini akan membahas lebih mendalam mengenai potensi, kualitas, kematangan batuan induk, basin modeling (pemodelan cekungan) serta distribusi batuan induk sedimen Eosen di bagian utara Cekungan Kutai Bagian Atas khususnya di daerah penelitian yang belum pernah dilakukan melalui penelitian-penelitian sebelumnya.

I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik dan kualitas pada batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM? 2. Apakah batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM sudah matang? 3. Bagaimana gambaran sejarah pemendaman (burial), sejarah termal dan kapan kamatangan terjadi pada batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM? 4. Bagaimana distribusi kematangan batuan induk (kitchen map) sedimen Eosen dan mingrasinya di Lapangan NAM?

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menginterpretasi karakteristik, potensi dan kualitas batuan induk sedimen Eosen, dan hubungannya dengan tingkat kematangan hidrokarbon serta geohistori burial. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan karakteristik, potensi dan kualitas pada batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM. 2. Mengetahui kematangan pada batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM. 3. Mendapatkan sejarah pemendaman (geohistori burial) dan waktu kamatangan batuan induk (geohistori termal) sedimen Eosen di Lapangan NAM.

3

4. Mendapatkan distribusi kematangan dan migrasi dari batuan induk sedimen Eosen di Lapangan NAM.

1.4 Lokasi Penelitian Lokasi daerah penelitian terletak di Lapangan NAM dengan target formasi batuan yang berumur Eosen. Objek penelitian secara administratif berada di Kabupaten Kutai Timur dan Berau, Provinsi Kalimantan Timur, meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kelay, Kombeng, dan Bungalon. Lapangan NAM berada di bagian Timur Laut Cekungan Kutai Bagian Atas, yang berjarak sekitar 200 kilometer arah Selatan dari Kota Berau dan 150 kilometer arah Barat Laut dari Kota Bontang. Lapangan NAM saat ini dikelola oleh KKKS PT. Kalimantan Kutai energi.

Gambar 1.2 Peta lokasi Lapangan NAM, Kalimantan Timur. Poligon warna merah menunjukkan daerah penelitian, (sumber peta dari Google Earth).

4

I.5 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data terproses berupa data seismik 2D, data sumur yang meliputi data las, data geokimia, data biostratigrafi, laporanlaporan internal dan referensi data yang bersumber dari beberapa karya ilmiah yang pernah dipublikasikan sebelumnya. 2. Metode yang digunakan adalah interpretasi atau analisis kembali dari data – data terproses tersebut diatas.

I.6 Peneliti Terdahulu dan Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Guritno dan Chambers (2000) di Cekungan Kutai Bagian Atas potensi batuan induk berasal dari batuan sedimen Eosen Tengah yang berasosiasi dengan batulempung, batuseprih karbonatan dan batubara Formasi Beriun. Formasi Beriun dengan ketebalan sekitar 750 m, terendapkan pada lingkungan darat hingga deltaik dengan karakter batuan induk untuk batubara kaya akan material organik/ potensi yang bagus, yang ditunjukkan dengan nilai Total Organic Carbon (TOC) 0,50 – 8,76% pada batulempung karbonan dan rata – rata 75% pada batubara, Hydrogen Index (HI) 100 – 470 mg/g, sedangkan untuk batuserpih karbonatan dengan HI 100-300 mg/g, serta kematangan batuan induk Formasi Beriun ditunjukkan dengan nilai Ro antara 0,60% - 0,93%. Distribusi sebaran batuan induk membentuk pola Barat - Timur dengan nilai Ro 0,5 – 1,2% (zona minyak) berada di hampir sepanjang tinggian. Sedangkan di bagian dalaman dengan Ro > 1,2% (zona gas). Berdasarkan analisa sejarah pemendaman didapatkan bahwa generasi hidrokarbon terjadi sekitar 24 – 10 mya. Migrasi primer hidrokarbon yang berasal dari batuan sedimen Eosen Tengah – Akhir terjadi secara lateral dan vertikal relatif ke arah Barat dan Timur. Data yang digunakan adalah data sumur tahun 1997-1998, data seismik 2D dan conto minyak. Metode yang digunakan adalah analisis laboratorium geokimia dan pemetaan bawah permukaan. Bachtiar dkk (2013) menyatakan bahwa batuan induk di Cekungan Kutai Bagian Atas berasal dari batuan induk yang terendapkan pada umur Eosen Awal.

5

Batuan induk Eosen merupakan batuserpih dan batubara yang diendapkan pada lingkungan deltatik. TOC berkisar antara 45.65% - 78.47% dari conto batubara, dari conto batulempung karbonan dengan nilai TOC 12.62%, dan conto batulempung menyerpih berkisar 0.44% - 1.64%. Kematangan batuan induk dibagi menjadi dua yaitu kurang matang dengan Tmax 429 – 433ºC dan nilai Ro antara 0,47% - 0,54%, sedangkan batuan induk yang matang memiliki Tmax 439 – 445ºC dengan nilai Ro antara 0,63% - 0,83%. Potential Yield (PY) mengindikasikan potensi batuan induk yang sangat baik yaitu dari conto batuserpih karbonatan bernilai 19.80 mg/g dan berkisar 69,56 – 107,49 mg/g dari conto batubara. Untuk nilai HI didapatkan nilai berkisar 208 – 221 mg/g. Potensi batuan induk berasal dari fasies batubara brackish yang berumur Eosen Awal. Sebagian besar conto fasies tersebut didominasi oleh maseral vitrinit, yang terbentuk atas fragmen tumbuhan serat dan kayu. Hasil analisis jenis kerogen dari material organik dan kematangan termal menunjukkan tipe campuran antara tipe II dan III. Data yang digunakan adalah data sumur tahun 1997-1998, data seismik 2D, conto batuan dari singkapan, rembesan minyak dan conto gas. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi permukaan, pemboran dangkal, analisis laboratorium geokimia dan pemetaan bawah permukaan. Berdasarkan pada data dan hasil studi terdahulu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran potensi dan kualitas batuan induk sedimen Eosen di daerah penelitian dan hubungannya dengan tingkat kematangan hidrokarbon. Adapun kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan peneliti – peneliti terdahulu yaitu; 1. Data yang digunakan adalah data seismik tahun 2008 sedangkan peneliti – peneliti terdahulu menggunakan data seismik dibawah tahun 1996. 2. Sumur – sumur eksplorasi tahun 2011 (lebih baru dari data yang digunakan peneliti-peneliti

terdahulu),

dimana

terdapat

analisis

geokimia

dan

biostratigrafi sehingga diharapkan dapat diperoleh informasi yang lebih akurat terkait potensi dan kualitas batuan induk sedimen Eosen Cekungan Kutai Bagian Atas, khususnya di Lapangan NAM dibandingkan dengan peneliti – peneliti terdahulu.

6

Penelitian ini juga untuk mendapatkan informasi geohistori burial dan termal untuk mendapatkan kapan terjadinya kematangan hidrokarbon serta untuk mendapatkan distribusi sebaran peta potensi batuan induk sedimen Eosen di daerah penelitian yang belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu.

I.7 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk lebih memahami kondisi geologi dan sistem geologi perminyakannya di Lapangan NAM, terutama menyangkut potensi, kualitas batuan induk dan kematangannya serta geohistori burial dan termal serta diperolehnya sebaran kitchen sedimen Eosen di Lapangan NAM pada khususnya dan di Cekungan Kutai Bagian Atas pada umumnya. Juga sebagai masukan kepada semua pemangku kepentingan khususnya PT. Kalimantan Kutai Energi dalam melakukan eksplorasi lebih lanjut di area penelitian maupun area sekitarnya.

7

More Documents from "Naufal Sati"

Bab Ii
October 2019 28
340221_340126_bab 4
October 2019 13
13. 308131062. Bab V
October 2019 21
S2-2017-351798-introduction
October 2019 15
Bab V - Fahriza.docx
December 2019 48